HOTLINE

(0275) 2974 127

CHAT WA 24/7
0859-60000-390 (Sales)
0852-8969-9009 (Support)
Blog

Kamu Perlu Tahu! Begini Pengertian Bug beserta Penyebab dan Cara Mengatasinya

Apa itu bug? Ada dua kemungkinan jawaban untuk pertanyaan ini. Jika kamu bertanya kepada orang awam, mereka mungkin akan menjawab bahwa bug adalah serangga. Namun, jika kamu menanyakan pertanyaan ini kepada programmer, jawabannya pasti bukan lagi serangga.

Bug adalah kegagalan atau cacat yang menyebabkan error pada suatu program perangkat lunak sehingga program tersebut tidak berjalan dengan baik. Pada dasarnya setiap perangkat lunak yang pernah kamu temui, bahkan yang saat ini kamu gunakan, pasti punya risiko error. Sehingga sebagai seorang programmer, mereka bertanggung jawab untuk memperbaiki “bug” secepat, seefektif, dan seefisien mungkin.

Namun, masih ada pertanyaan yang paling sering ditanyakan oleh banyak orang terutama programmer pemula dan software tester. Jadi, apa itu bug? Mengapa perangkat lunak pasti memilikinya? Dan bagaimana cara menghilangkannya? Kamu beruntung karena artikel ini akan menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut dengan mudah dan lengkap. Yuk, simak penjelasannya sampai akhir ya!

Apa Itu Bug?

Singkatnya, bug pada suatu program komputer merupakan cacat atau kesalahan dalam pengoperasian suatu sistem perangkat lunak. Adanya bug dapat menyebabkan program mengeluarkan output yang salah, tidak sesuai, atau tidak diinginkan pengguna.

Contoh sederhananya pada kalkulator. Jika kamu menjumlahkan angka 1 dan 2 pasti hasilnya 3, kan? Nah, jika kalkulator memiliki bug maka akan mengeluarkan hasil penjumlahan yang salah, misalnya menjadi 4.

Peran Bug dalam Perangkat Lunak dan Sistem Komputer

Pada dasarnya bug merupakan permasalahan yang perlu diperbaiki pada suatu perangkat lunak dan sistem komputer. Oleh karena itu, bug memegang peranan yang sangat penting bagi kelangsungan perangkat lunak dan sistem komputer.

Tanpa bug, perangkat lunak dan sistem komputer tidak akan bertahan lama. Bug menunjukkan adanya masalah pada perangkat lunak atau sistem. Bug berfungsi sebagai indikasi kesalahan atau ketidaksesuaian dalam kode, konfigurasi, atau proses.

Dengan adanya bug, developer dan programmer harus menemukan dan memperbaikinya. Dengan begitu, hal ini akan meningkatkan kualitas perangkat lunak dan keandalan sistem. Sebab bug tidak hanya dapat menyebabkan kerusakan, tetapi juga menimbulkan kerentanan keamanan.

Mendeteksi dan mengatasi bug yang berpotensi merusak ini merupakan langkah penting dalam menjaga keamanan sistem. Meskipun bug sering kali dipandang sebagai masalah, namun peranannya dalam perangkat lunak dan sistem komputer sangatlah penting. Adanya bug merupakan pemicu alami untuk perbaikan, mendorong pemahaman yang lebih dalam dan pengembangan yang lebih baik.

Penyebab Adanya Bug pada  Perangkat Lunak

Pada dasarnya, setiap aplikasi perangkat lunak telah melewati beberapa siklus pengujian sebelum dirilis ke pengguna akhir. Tim penguji menguji aplikasi terhadap serangkaian kasus uji yang dibuat berdasarkan persyaratan yang dibuat sebelumnya.

Saat penguji menemukan hasil yang tidak diharapkan saat menjalankan kasus uji, mereka akan menandainya sebagai bug dan melaporkannya ke programmer untuk diperbaiki. Lalu yang menjadi pertanyaannya adalah “apa yang menyebabkan error pada program komputer?” Mau tau jawabannya? Yuk, langsung saja, simak pembahasannya berikut ini!

1. Kesalahan Programmer

Ini maksudnya adalah kesalahan program yang secara tidak sengaja dibuat oleh programmer sendiri saat coding aplikasi. Adanya bug dapat disebabkan oleh kesalahan logis, kesalahan sintaksis, kesalahan semantik, dan kurangnya unit testing dan debugging.

2. Kompleksitas Perangkat Lunak

Kompleksitas aplikasi perangkat lunak saat ini dapat menjadi rintangan bagi programmer yang tidak memiliki pengalaman dalam pengembangan perangkat lunak modern. Antarmuka Windows, client-server, aplikasi terdistribusi, komunikasi data, dan database relasional yang sangat besar semuanya berkontribusi pada peningkatan eksponensial dalam kompleksitas perangkat lunak atau sistem.

3. Keterbatasan Waktu Pengujian

Kurangnya pengujian karena terbatasnya waktu pengembangan produk atau kurangnya penguji yang dapat diandalkan untuk menguji aplikasi secara menyeluruh dapat menjadi masalah berikutnya yang menghalangi pendeteksian bug dalam bentuk masalah dan cacat.

4. Miskomunikasi Antar Pihak Berwenang

Perubahan yang sering terjadi dalam persyaratan pengembangan program menyebabkan miskomunikasi di antara klien, business analysts, programmer, dan penguji

5. Mengubah Persyaratan

Seperti disebutkan pada poin 4 di atas, pelanggan yang merupakan pemangku kepentingan mungkin belum memahami dampak perubahan rencana pengembangan produk. Misalnya, mendesain ulang dan menjadwalkan ulang jobdesk programmer sehingga program yang sudah selesai mungkin harus dibuat ulang atau bahkan dimusnahkan.

Dalam hal ini, developer dan programmer harus memahami risiko yang diakibatkannya, dan ahli QA & testing harus merencanakan strategi pengujian komprehensif yang berkelanjutan untuk mencegah program menjadi tidak terkendali..

6. Dokumentasi Pengembangan yang Buruk

Kondisinya akan lebih buruk ketika seorang programmer baru yang mengerjakan kode program. Sebab mereka mungkin akan bingung dengan kompleksitas program dan kode yang tidak terdokumentasi dengan baik. Sehingga, sulit untuk memelihara dan memodifikasi kode program yang ditulis atau didokumentasikan dengan buruk.

Bug yang Bersifat Unik

Jika diperhatikan, sebenarnya ada beberapa bug yang mempunyai sifat unik. Sifat unik disini berarti bahwa jarang terjadi atau disebut juga dengan “bug aneh” atau “anomali”.

Uniknya, bug ini bisa terjadi karena berbagai alasan. Nah, berikut ini adalah beberapa faktor yang dapat menyebabkan bug unik:

  • Memiliki kondisi khusus. Misalnya, saat pengguna melakukan serangkaian tindakan yang sangat spesifik atau dalam situasi yang jarang terjadi.
  • Terdapat interaksi kompleks antar komponen. Secara umum, bug sering terjadi ketika berbagai komponen perangkat lunak saling berinteraksi, baik secara umum maupun kompleks. Interaksi yang kompleks ini dapat menciptakan peluang terjadinya bug unik.
  • Faktor sumber daya perangkat. Dalam beberapa kasus, bug dapat terjadi karena keterbatasan sumber daya, seperti keterbatasan memori perangkat.
  • Terjadi perubahan sistem. Bug unik atau aneh mungkin terjadi setelah melakukan perubahan tak terduga pada sistem atau perangkat keras. Perubahan, seperti pembaruan perangkat lunak, perubahan konfigurasi, atau perubahan respons perangkat (fisik) yang dapat memicu bug yang sebelumnya tidak terlihat.
  • Adanya human error. Kesalahan manusia atau human error pada saat pengembangan atau pengujian perangkat lunak dapat menyebabkan bug. Hal ini mungkin disebabkan oleh kesalahan algoritma, struktur coding yang kurang optimal, atau tindakan manusia yang tidak terduga.
  • Kompleksitas perangkat lunak. Semakin besar dan kompleks perangkat lunak, semakin besar juga peluang untuk menemukan bug. Beberapa kesalahan mungkin tidak muncul selama pengujian, namun hanya ketika perangkat lunak digunakan dalam skenario nyata.

Contoh Bug yang Unik

Berikut ini merupakan contoh bug unik, diantaranya yaitu:

1. The Year 2038 Problem: ketika waktu sistem komputer mencapai batas

The Year 2038 Problem merupakan contoh bug terkait masalah timing komputer. Hal ini sering disebut sebagai “Y2K38 bug”. Kasus ini mirip dengan permasalahan Year 2000 (Y2K) yang terkenal, hanya saja bug ini diperkirakan terjadi pada tahun 2038.

Bug ini terjadi jika sistem komputer menggunakan representasi waktu dalam format yang dikenal sebagai “UNIX time” atau “epoch time”. Dalam format tersebut, waktu dihitung sebagai jumlah detik sejak 1 Januari 1970. Dalam sistem ini, waktu dinyatakan dalam bentuk bilangan bulat yang menghitung detik dari awal tahun 1970. Yang menjadi masalah adalah ada batas atas bilangan bulat yang digunakan untuk merepresentasikan waktu ini.

Perkiraannya seperti berikut, pada tanggal 19 Januari 2038, jumlah detik yang dapat direpresentasikan dalam format ini akan mencapai batas maksimumnya. Sehingga setelah tanggal tersebut, sistem yang menggunakan format ini masuk ke status “overflow” dan kembali ke nilai minimum, yaitu 1 Januari 1970 yang disebut sebagai “Epoch”.

Untuk mengatasi Year 2038 Problem, developer perangkat lunak dan sistem harus beralih ke format representasi waktu yang lebih besar atau menggunakan teknik lain untuk mengatasi keterbatasan ini. Misalnya, mencegahnya dengan menggunakan tipe data yang lebih besar untuk merepresentasikan waktu (seperti 64-bit daripada 32-bit) atau dengan menggunakan solusi, seperti Unix Time 64-bit.

2. Bug Heartbleed: kelemahan pada protokol OpenSSL

Heartbleed adalah contoh bug yang sangat signifikan dan berdampak besar pada protokol OpenSSL. OpenSSL adalah library perangkat lunak open-source yang digunakan oleh banyak aplikasi web dan layanan internet untuk mengamankan koneksi dan mengenkripsi data.

Bug Heartbleed adalah kerentanan keamanan yang muncul pada tahun 2014 dan memengaruhi banyak server web di seluruh dunia. Kerentanan ini sangat serius karena memungkinkan pihak yang tidak berwenang mencuri data sensitif, termasuk kunci enkripsi, nama pengguna, kata sandi, dan informasi pribadi lainnya, dari server yang terpengaruh.

Penyebabnya adalah adanya kerentanan pada implementasi protokol Transport Layer Security (TLS) / Secure Sockets Layer (SSL) yang digunakan dalam OpenSSL. Bug ini memungkinkan orang yang tidak berwenang membaca data di memori server yang tidak boleh diakses.

Kerentanan Heartbleed memungkinkan peretas mengirim permintaan khusus ke server yang terpengaruh sehingga server tersebut akan mengizinkan peretas untuk membaca isi memori server yang berisikan data sensitif.

Setelah bug Heartbleed ditemukan, pengembang OpenSSL segera merilis pembaruan perangkat lunak yang memperbaiki kerentanan tersebut. Administrator sistem juga dianjurkan untuk memperbarui perangkat lunak OpenSSL di server mereka dan mengganti kunci enkripsi apa pun yang mungkin telah disusupi.

3. Bug Therac-25: kecelakaan fatal akibat kesalahan perangkat lunak medis

Bug Therac-25 adalah contoh terkenal tentang bagaimana bug perangkat lunak dapat berdampak serius pada perangkat medis. Therac-25 adalah sistem perangkat medis radioterapi yang digunakan untuk mengobati pasien kanker pada tahun 1980an.

Bug dalam perangkat lunaknya telah menyebabkan serangkaian kecelakaan radioterapi yang sangat serius yang mengakibatkan cedera dan kematian pasien. Serangkaian kecelakaan Therac-25 menyebabkan investigasi intensif dan perbaikan signifikan dalam perangkat lunak dan prosedur penggunaan perangkat medis.

Investigasi tersebut mengungkapkan bahwa bug perangkat lunak yang ditemukan termasuk konsekuensi berbahaya dari urutan perintah yang salah. Kasus Therac-25 memberikan pelajaran penting tentang keamanan perangkat medis dan perlunya pengujian ekstensif serta peringatan yang jelas untuk perangkat medis yang mengontrol dosis radioterapi.

4. Bug Y2K: ancaman bencana Y2K saat pergantian milenium

Bug Y2K (Year 2000 Bug) adalah contoh bug yang sangat terkenal dan berpotensi menghancurkan yang terjadi saat dunia bertransisi dari tahun 1999 ke 2000. Masalah dasar dalam Bug Y2K adalah penggunaan format tanggal yang hanya menyimpan dua digit tahun (misalnya, ’99’ untuk tahun 1999). Sehingga ketika tahun berubah dari “99” menjadi “00”, sistem komputer yang menggunakan format ini dapat menjadi bingung karena tidak jelas apakah “00” mengacu pada tahun 1900 atau 2000.

Bug Y2K disebabkan oleh cara tahun disimpan dalam format dua digit untuk menghemat ruang disk. Dalam contoh ini, ada kemungkinan terjadi kesalahpahaman tentang tahun dimulainya tahun 2000.

Bug Y2K adalah contoh bagus tentang bagaimana bug perangkat lunak yang tampaknya sepele dapat menimbulkan konsekuensi serius dan memerlukan upaya pemecahan dan perbaikan masalah yang signifikan. Hal ini juga menyoroti pentingnya perencanaan dan desain perangkat lunak yang tepat untuk menghindari masalah serupa di masa depan.

5. Bug Ping of Death: serangan melalui pesan ICMP yang mematikan sistem

Bug “Ping of Death” adalah contoh kerentanan dalam implementasi Internet Control Message Protocol (ICMP). Bug ini memungkinkan penyerang mengirim pesan ICMP berukuran sangat besar yang dapat menyebabkan sistem penerima crash atau gagal.

Setelah bug ini teridentifikasi, produsen sistem operasi dan perangkat jaringan merilis pembaruan dan perbaikan keamanan untuk mengatasi kerentanan ini. Untuk menghindari eksploitasi kerentanan ini, pengguna disarankan untuk terus memperbarui perangkat lunaknya.

Cara Menghilangkan Bug

Selain mengetahui apa itu bug, kamu juga perlu mengetahui bahwa bug pada program komputer mempunyai siklus hidup. Pertama, jika penyebab bug sistem diketahui, maka bug tersebut akan berada dalam status “new”. Dan ketika dilaporkan ke programmer, statusnya akan menjadi “assigned”.

Saat programmer sedang berupaya memperbaikinya, statusnya dalam keadaan ‘open’. Setelah masalah teratasi, masalah tersebut akan ditandai sebagai “fixed”. Penguji kemudian mulai menguji aplikasi lagi untuk memeriksa apakah masalahnya telah teratasi. Selama waktu ini, error pada program dalam status “test”.

Jika masalah sudah tidak ada lagi, penguji menandainya sebagai “verified” dan akan berstatus “closed” setelah dikonfirmasi. Jika masalah terus berlanjut, program akan ditempatkan pada status “re-opened”.

Nah, untuk membantu programmer menjalankan semua siklus tersebut dengan mudah dan lancar, di bawah ini ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk menghilangkan bug.

1. Jangan Asal Memperbaiki Error

Jika kamu menemukan potensi error, jangan langsung memperbaikinya. Sebab itu dapat menambahkan dampak buruk dari error pada program. Selain itu, kamu dapat menggunakan cari ini jika mengalami error tertentu yang hanya memengaruhi sebagian kecil fungsi program.

Alur kerja pengembangan program yang sehat harus memprioritaskan bug dibandingkan area pengembangan lainnya setelah kamu memahami apa itu bug. Misalnya upaya pengembangan fitur baru, arsitektur program, atau pekerjaan infrastruktur.

Berikut adalah beberapa pedoman penting yang harus diikuti ketika memperbaiki error dalam perangkat lunak:

    • Identifikasi Akar Permasalahan. Sebelum mencoba memperbaiki error, penting untuk mengidentifikasi akar masalahnya. Apakah kesalahan ini disebabkan oleh kesalahan pemrograman tertentu, perubahan konfigurasi sistem, atau faktor lainnya. Menyelidiki dan memahami penyebab sebenarnya merupakan langkah awal yang penting.
    • Pahami Resiko dan Konsekuensi. Sebelum melakukan perubahan, pertimbangkan konsekuensi usulan perbaikan. Apakah perbaikan ini memengaruhi fitur lain pada perangkat lunak atau sistem? Apakah ada risiko yang terkait dengan perbaikan ini?
    • Replication Error. Sebelum melakukan perbaikan, cobalah mereplikasi bug tersebut di lingkungan pengujian atau pengembangan yang aman.
    • Jangan Hanya Berasumsi. Jangan berasumsi bahwa kamu tahu apa yang harus dilakukan tanpa melakukan riset dan pengujian yang cukup. Jika asumsinya salah, perbaikan yang salah bisa saja dilakukan dan masalah baru bisa muncul.
    • Pantau Hasil. Setelah memperbaiki error, pantau hasilnya dengan cermat. Pastikan bahwa perbaikan yang kamu lakukan menyelesaikan masalah tanpa menimbulkan bug baru.
    • Mendokumentasi Perubahan. Pastikan untuk mendokumentasikan setiap perubahan yang kamu buat. Ini akan membantu kamu melacak perubahan, memahami pengembang lain, dan memecahkan masalah di masa mendatang.
    • Pengujian Menyeluruh. Jika memungkinkan, uji sistem secara menyeluruh setelah perbaikan. Pastikan bahwa tidak ada perubahan yang tidak diinginkan dalam fungsionalitas lain setelah melalukan perbaikan.
    • Koordinasi Tim. Dalam lingkungan pengembangan yang besar, pastikan untuk berkoordinasi dengan anggota tim lain yang mungkin terkena dampak perbaikan.
    • Rencanakan Plan Lain. Bersiaplah untuk kemungkinan perbaikan tidak berhasil atau timbul masalah baru. Memiliki rencana darurat dan cadangan dapat membantu mengurangi dampak yang merugikan.

2. Gunakan Issue Tracker

Bahwasanya kamu tidak dapat memperbaiki bug yang penyebabnya tidak diketahui. Oleh karena itu, issue tracker adalah bagian penting dari dari toolbox untuk merekam bug dan memperbaikinya sendiri.

Issue tracker dapat digunakan untuk menyimpan daftar bug saat ini, memprioritaskannya, mencatat informasi, dan mengkomunikasikan status kepada staf pendukung, seperti programmer dan pengguna. Kamu dapat menggunakan issue tracker milik GitHub dan GitLab.

3. Mengumpulkan Semua Informasi Error

Kamu dapat menyelesaikan langkah ini dengan membuat laporan tentang bug issue. Laporan bug yang dibuat dengan baik harus memiliki struktur berikut:

    • Langkah-langkah mereproduksi program,
    • Fungsi program yang diharapkan,
    • Fungsi yang sebenarnya terjadi,
    • Konfigurasi sistem yang digunakan untuk membantu menghilangkan error.

Catatan: Langkah-langkah reproduksi harus sedetail dan sespesifik mungkin. Programmer harus menyertakan konteks yang relevan, seperti jenis file dan kondisi lain yang disertakan dalam perangkat lunak pada saat itu.

4. Buatlah Asumsi atau Kemungkinan Jawaban

Saat menemukan bug atau masalah dengan perangkat lunak, penting untuk membuat beberapa asumsi dan kemungkinan jawaban untuk mengidentifikasi dan menyelesaikan masalah tersebut. Namun, asumsi tersebut harus merupakan hipotesis awal dan harus diuji untuk memastikan keakuratannya.

Berikut ini adalah beberapa contoh asumsi atau kemungkinan jawaban jika terjadi bug:

    • Adanya asumsi masalah konektivitas jaringan,
    • Adanya asumsi masalah konflik perangkat lunak (Software Conflict),
    • Adanya asumsi bug di Versi Perangkat Lunak Terbaru
    • Adanya asumsi kebijakan keamanan yang ketat,
    • Adanya asumsi masalah konfigurasi,
    • Adanya asumsi perangkat keras yang bermasalah,
    • Adanya asumsi gangguan dari aplikasi eksternal,
    • Adanya asumsi masalah kapasitas (Resource Limitations).

5. Mulai Perbaiki Error

Cara yang baik untuk mempersempit dan memecahkan masalah adalah dengan terlebih dahulu menghilangkan bug yang terlihat jelas sehingga dapat diuji dengan mudah. Namun, langkah pemecahan masalah yang buruk dapat menyebabkan programmer menghabiskan banyak waktu untuk mengambil jalur yang salah. Oleh karena itu, kamu dapat menggunakan beberapa perangkat berikut:

    • Debugger

Debugger adalah tools yang sangat berharga dalam perangkat pengembang yang dapat menghemat banyak waktu bagi pemrogram untuk memperbaiki program. Kebanyakan IDE, seperti Xcode, Visual Studio, dan IntelliJ, memiliki debugger bawaan.

Namun, jika kamu lebih suka menggunakan text editor, kamu dapat menggunakan GDB (GNI Project Debugger). Sedangkan dalam pengembangan web, sebagian besar browser sudah memiliki debugger bawaan.

    • Buatlah Program Cadangan untuk Pengujian

Untuk program yang besar dan kompleks, programmer cenderung memiliki banyak hal yang mempengaruhi status program. Oleh karena itu, pendekatan alternatif untuk debugging adalah dengan membuat program cadangan untuk pengujian kecil yang dapat mereproduksi bug yang terjadi.

Hal ini dapat dilakukan dengan menyalin kode yang relevan dari aplikasi utama ke aplikasi pengujian baru, lalu menyalin potongan kode yang relevan untuk pemeriksaan kesalahan selanjutnya.

6. Periksa Ulang Arsitektur Program

Meninjau kembali arsitektur program adalah langkah yang sangat penting dalam mengatasi masalah bug, terutama bila bug terkait dengan masalah yang lebih dalam pada struktur perangkat lunak.

Berikut panduan langkah demi langkah untuk memeriksa ulang arsitektur program ketika terjadi bug:

    •  Mulailah dengan memahami keseluruhan arsitektur program, muali dari komponen, hubungan antar komponen, aliran data, dan logika inti aplikasi.
    • Identifikasi komponen proses data yang terlibat dalam perbaikan program.
    • Periksa kembali logika atau algoritma. Pastikan sesuai dengan persyaratan dan perbaikan aplikasi.
    • Pastikan arsitektur program memiliki validasi data dan langkah-langkah keamanan yang tepat untuk mencegah potensi masalah.
    • Pastikan bahwa perubahan tersebut tidak menimbulkan dampak lain pada struktur program.
    • Gunakan mode debugging untuk melacak aliran eksekusi program.
    • Jika menemukan masalah atau kesalahan pada arsitektur, pertimbangkan untuk merevisi desain arsitektur program. Kemudian segera perbaiki dan uji kembali.
    • Pastikan untuk mendokumentasikan setiap perubahan arsitektur yang kamu buat. Ini akan membantu pemeliharaan dan pemahaman lebih lanjut tentang aplikasi di masa mendatang.

Nah, itulah yang dimaksud dengan bug. Semoga bermanfaat!

5/5 - (1 vote)
Dwi H

Recent Posts

Mengenal Manfaat GPN Dari Filosofi Logonya!

Apakah Anda menggunakan kartu ATM atau kartu debit? Suka bertransaksi secara cashless? Sepertinya Anda perlu…

8 hours ago

Ingin Membuat Website E-Commerce Yang Menarik? Perhatikan Tips Ini

Design website toko online tidak hanya soal estetika, tapi juga UX yang bagus secara keseluruhan.…

1 day ago

Apa Saja Jenis Proyek yang Bisa Dikerjakan UX Designer? Yuk Simak Di Sini

Sebelum memulai karir Anda sebagai desainer UX, Anda harus membuat portofolio yang mencakup semua pengalaman…

2 days ago

Aktifkan Keep-Alive Untuk Meningkatkan Performa Website Anda

Keep-Alive memungkinkan browser pengunjung Anda mendownload semua konten (JavaScript, CSS, gambar, video, dll) melalui koneksi…

3 days ago

Baca Ini Untuk Pelajari Apa Saja Job Description Web Developer

Job description seorang web developer adalah membuat situs web menggunakan berbagai bahasa pemrograman. Tanggung jawab…

4 days ago

Rekomendasi Tools A/B Testing untuk Meningkatkan Conversion Rate

Secara default, WordPress tidak mendukung A/B testing. Tapi jangan khawatir. Di bawah ini, kami telah…

5 days ago