(0275) 2974 127
Storytelling merupakan salah satu keterampilan yang sangat dibutuhkan di berbagai sektor. Keterampilan ini bahkan bisa dianggap krusial dalam bidang penjualan atau pemasaran. Dulu, storytelling dikenal sebagai aktivitas di mana seseorang menceritakan kisah di depan audiens.
Beberapa orang hanya mengandalkan kata-kata, ada yang menambah ekspresi wajah, dan bahkan ada yang menggunakan gambar agar audiens lebih tertarik mendengarkan kisah tersebut. Saat ini, storytelling tidak dipandang hanya sebagai aktivitas semata, melainkan sebagai keterampilan yang perlu dimiliki, terutama dalam lingkungan kerja.
Individu yang mahir dalam storytelling akan lebih mudah dalam menyampaikan informasi kepada klien, konsumen, atau bahkan rekan kerja. Oleh karena itu, dalam artikel ini, kami akan mengajak Anda untuk mengeksplorasi dunia storytelling dalam konteks bisnis, termasuk fungsinya dan teknik-tekniknya. Bagi Anda yang berkiprah di dunia pemasaran, khususnya, luangkan waktu untuk membaca artikel ini hingga tuntas, ya!
Di bidang pemasaran, Storytelling adalah metode yang diterapkan untuk menyampaikan pesan kepada pelanggan melalui narasi, sehingga pelanggan merasa terlibat dalam perjalanan cerita tersebut. Storytelling berbeda dengan iklan yang cenderung bersifat penjualan langsung. Storytelling justru mampu menarik minat pelanggan terhadap kisahnya. Ada ikatan emosional yang terjalin dan membuat pelanggan lebih mudah mengingat merek Anda.
Fungsi storytelling untuk bisnis memang sangat penting karena dapat membangun hubungan yang lebih kuat antara perusahaan, produk, dan pelanggan. Berikut penjelasan lengkapnya:
Storytelling membantu bisnis membentuk citra yang unik. Dengan menceritakan kisah tentang asal-usul, perjuangan, atau nilai-nilai perusahaan, pelanggan bisa lebih memahami karakter dan tujuan merek tersebut.
Contoh: Kisah perjuangan pendiri brand lokal yang ingin mengangkat produk Indonesia bisa membuat pelanggan merasa bangga dan lebih loyal.
Cerita membuat pelanggan merasa terhubung secara emosional. Ketika pelanggan memahami nilai di balik produk, mereka tidak hanya membeli barang, tetapi juga makna di dalamnya.
Contoh: Brand kosmetik yang bercerita tentang pemberdayaan perempuan akan lebih mudah mendapat simpati dan dukungan.
Cerita yang autentik menumbuhkan rasa percaya. Konsumen lebih cenderung memilih brand yang transparan dan memiliki perjalanan nyata dibandingkan yang hanya fokus pada promosi.
Storytelling menjadikan konten pemasaran lebih menarik dan tidak terasa seperti iklan. Cerita dapat digunakan dalam kampanye media sosial, video promosi, hingga presentasi penjualan.
Di tengah banyaknya merek serupa, storytelling bisa menjadi pembeda. Cerita yang unik membuat bisnis mudah diingat dan memiliki nilai tambah dibanding pesaing.
Produk yang dibalut dengan cerita menarik akan terasa lebih bernilai. Konsumen cenderung lebih tertarik membeli produk yang punya kisah di baliknya daripada produk yang tampil “biasa saja.”
Storytelling juga efektif secara internal. Dengan menceritakan visi, misi, dan pencapaian perusahaan, karyawan bisa lebih termotivasi dan merasa bagian dari perjalanan bisnis.
Berikut adalah sejumlah contoh iklan yang menggunakan teknik storytelling dari beberapa merek yang cukup populer dan sudah dikenal oleh banyak orang:
Tokopedia menggunakan konsep storytelling yang menampilkan perjuangan para pelaku UMKM yang bangkit lewat platform mereka.
Pesan utamanya: Setiap pelaku usaha bisa sukses dengan semangat dan dukungan teknologi.
Mengapa efektif: Ceritanya mengandung emosi, perjuangan, dan harapan—membuat penonton merasa bangga dengan brand lokal.
Iklan legendaris yang menampilkan keberagaman budaya Indonesia dengan satu kesamaan: semua suka Indomie.
Pesan utamanya: Indomie menyatukan berbagai latar belakang masyarakat Indonesia.
Mengapa ikonik: Mengangkat nilai nasionalisme dan kebersamaan melalui cerita keseharian.
Coca-Cola mengganti logo mereka dengan nama-nama orang di botol minuman, menciptakan hubungan personal dengan konsumen.
Pesan utamanya: Coca-Cola bukan sekadar minuman, tetapi simbol kebersamaan dan berbagi.
Mengapa populer: Cerita sederhana, personal, dan membuat orang merasa “terlibat” langsung dengan merek.
Berikut adalah teknik storytelling yang tepat untuk bisnis, agar pesan yang disampaikan tidak hanya menarik tapi juga mampu membangun koneksi kuat dengan pelanggan:
Setiap cerita bisnis yang kuat dimulai dari alasan mengapa bisnis itu ada.
Tujuannya: Menunjukkan visi, nilai, dan misi perusahaan yang bisa menginspirasi audiens.
Contoh: “Kami memulai bisnis ini karena ingin membantu petani lokal agar hasil panennya lebih dihargai.”
Sebelum membuat cerita, pahami siapa target audiens bisnis kamu — apa yang mereka butuhkan, rasakan, dan percayai.
Tujuannya: Cerita bisa lebih relevan dan mudah diterima.
Contoh: Cerita yang cocok untuk anak muda tentu berbeda gaya dan bahasanya dengan untuk kalangan profesional.
Struktur klasik storytelling tetap efektif dalam bisnis:
Awal: Masalah atau tantangan yang dihadapi.
Tengah: Proses menemukan solusi.
Akhir: Hasil atau dampak positif setelah solusi diterapkan.
Contoh: “Dulu pelanggan kesulitan mendapatkan produk lokal, kini mereka bisa memesannya dengan mudah lewat aplikasi kami.”
Cerita yang menyentuh emosi akan lebih mudah diingat. Gunakan kisah nyata pelanggan, perjuangan pendiri, atau manfaat nyata produk. Tujuannya: Membangun hubungan emosional dan kepercayaan dengan audiens.
Ceritakan perjalanan seseorang (bisa pendiri, pelanggan, atau tim). Karakter membuat cerita lebih hidup dan mudah dihubungkan dengan audiens. Contoh: “Rina, ibu rumah tangga yang kini punya penghasilan sendiri berkat berjualan lewat platform kami.”
Jangan berlebihan atau dibuat-buat. Cerita yang jujur dan tulus akan terasa lebih meyakinkan. Tujuannya: Membangun kredibilitas brand dan kepercayaan pelanggan.
Storytelling tidak hanya lewat tulisan — bisa juga lewat video, gambar, atau media sosial. Tujuannya: Meningkatkan daya tarik dan menjangkau lebih banyak orang dengan cara yang lebih interaktif.
Setiap cerita bisnis harus memiliki tujuan akhir yang jelas, seperti mengajak orang membeli produk, mendaftar, atau mendukung gerakan. Contoh: “Gabung bersama ribuan pengusaha lokal yang sukses lewat platform kami hari ini!”
Dalam dunia bisnis modern, storytelling menjadi kunci untuk membedakan merek di tengah persaingan yang ketat. Cerita yang autentik dan emosional dapat menciptakan kedekatan dengan pelanggan serta memperkuat identitas brand. Karena itu, perusahaan yang mampu membangun narasi kuat bukan hanya menjual produk, tetapi juga menghadirkan pengalaman dan nilai yang melekat di hati konsumen.
Berbagai metode dapat diterapkan untuk memastikan bisnis tetap berjalan dan berkembang, baik dengan meniru model…
Kami akan mengajak Anda untuk mengenal lebih dalam mengenai dua jenis format gambar yang bisa…
Podcast kini menjadi salah satu media populer untuk berbagi cerita, opini, hingga edukasi. Namun agar…
Aplikasi penjelajah web berfungsi untuk mempermudah pencarian informasi, serta membuka situs di dunia maya. Kini…
WhatsApp adalah aplikasi pesan instan yang sangat populer di seluruh dunia. Meskipun tampilannya sederhana, banyak…
Struktur organisasi suatu perusahaan merupakan elemen krusial yang perlu dipahami saat mendirikan sebuah usaha atau…