(0275) 2974 127
Design Sprint adalah proses menciptakan produk dengan cepat dalam waktu lima hari. Menggunakan design sprint, dapat membuat rencana pembuatan produk sebagai berikut :
Dalam lima hari tersebut belum membuat sebuah produk akhir siap jual. Namun, masih sebatas produk awal yang siap dikembangkan.
Tujuan menggunakan Design Sprint adalah produk bisa dibuat lebih cepat dan sesuai dengan kebutuhan pelanggan. Jadi memulai dengan ide dan memvalidasi ide tersebut dengan melakukan uji coba awal. Lalu, mengembangkannya berdasar reaksi pasar atas produk tersebut.
Design Sprint memang cukup efektif untuk menciptakan produk unggulan secara hemat dan efisien. Tidak heran, teknik ini banyak digunakan perusahaan di dunia seperti Airbnb, Lego, McKinsey hingga Universitas Stanford.
Umumnya, saat Design Sprint membutuhkan tim dengan peran berbeda sesuai dengan skala bisnis yang dijalankan, yaitu :
Lalu, kapan design sprint perlu untuk digunakan? Pertanyaan seperti itu juga sangat sering ditanyakan oleh banyak orang. Sebenarnya, sebuah perusahaan maupun orang yang sedang menjalani proses mendesain, tentu ini dapat digunakan setiap saat.
Proses tersebut yaitu ketika di awal menjalankan proyek bisnis, metode tersebut dapat diterapkan agar bisa menentukan sesuatu yang akan ditawarkan melalui produk. Selain itu, ketika perusahaan atau mengalami hambatan bisnis serta ketika tim kerja memerlukan suntikan ketika sedang memproses sesuatu agar bisa selesai sesuai waktu yang ditargetkan. Berikut alurnya :
Ada beberapa metode yang harus dilakukan sebelum menerapkan design sprint. Metode tersebut yaitu :
Metode pertama ini bertujuan untuk memahami kebutuhan pengguna, tujuan bisnis yang ingin dicapai, kapasitas teknologi, serta mendapatkan target masalah yang sangat berpengaruh kepada sebuah produk dan yang mungkin dapat diselesaikan dalam satu sprint ke depan. Metode ini juga untuk memahami strategi dan fokus utama dalam pengembangan produk.
Metode 360 Lightning Talk
Metode ini berlangsung selama 60 menit. Setiap peserta diharuskan menjelaskan dan menceritakan apa yang mereka ketahui tentang produk yang akan dibuat. Hal ini bisa mengenai visi proyek, pandangan pengguna, audit kompetitor dan teknologi yang digunakan.
Hal ini dilakukan bergantian. Peserta lain yang mendengarkan sambil mencatat ide yang didapat dari penjelasan dari tiap stakeholder di sticky notes, kemudian post di dinding atau kertas samsons.
Di metode kedua dipacu untuk mengeluarkan sebanyak mungkin ide dari segala permasalahan yang ditemukan dengan metode How Might We (HMW). Pada Design Sprint tempo hari membandingkan desain mobile yang ada dalam ruang masalah yang berbeda untuk menemukan solusi serta ide. Melakukannya dengan metode Crazy Eight (8 ide dalam 8 menit).
Metode ini mengenai bagaimana bisa menggali ide sebanyak mungkin solusi dari suatu masalah atau tantangan.
Lewat metode ini, peserta dipacu untuk bekerja secara individual dan menghasilkan 8 ide yang berbeda. Setiap orang hanya membutuhkan satu kertas A4 dan satu spidol hitam. Jangan gunakan pulpen karena nanti secara tidak sadar akan mensketsa terlalu detail dan waktu 8 menit akan terbuang percuma. Tujuan Crazy Eight adalah mencari ide sebanyak-banyaknya. Kemudian, letakkan sketsa di dinding.
Di metode ketiga ini, tiap peserta menjelaskan hasil dari ide yang dituangkan dalam Crazy Eight. Setiap orang diberikan waktu 2 menit untuk menjelaskan sketsa mereka. Lalu, dilakukan pemungutan suara ide besar yang dipandu oleh Sprint Master.
Kemudian, setiap orang mengambil 3 dot stickers untuk memilih sketsa yang paling berguna. Sementara itu, Penentu (orang yang memiliki hak suara lebih besar dari lainnya), mendapatkan 5 dot stickers. Selain itu, apa yang dipilih oleh Penentu juga akan dibuat prototipenya.
Di metode ini akan fokus membangun sebuah Minimum Viable Product (MVP). MVP adalah produk dengan fitur yang cukup untuk memuaskan pemakai dan bisa ditarik pendapat dari mereka. Membangun MVP ini dengan cara membuat prototipe dari ide-ide besar yang didapat dari pemungutan suara sebelumnya.
Metode terakhir melakukan validasi kepada pengguna, bussines stakeholders, dan technical expert. Metode yang digunakan untuk memvalidasi prototipe adalah Usability Testing.
Usability Testing
Selain prototipe yang telah dibuat, hal lain yang harus disiapkan adalah kesiapan mental untuk mendengar. Perlu menyiapkan pertanyaan untuk Usability Testing.
Selain mampu membantu menciptakan produk dengan cepat, berikut ini adalah lima manfaat Design Sprint, yaitu :
Dengan design Sprint, risiko bisnis bisa dikurangi. Sebab terhindar dari menciptakan produk yang tidak diinginkan pasar. Melalui produk prototipe bisa melakukan uji coba dulu, sebelum membuat produknya dalam jumlah banyak. Jadi, tidak banyak waktu, tenaga dan uang yang terbuang percuma.
Design Sprint memungkinan semua anggota tim memberikan ide. Dengan begitu, inovasi untuk pengembangan produk jadi lebih mudah dan kreativitas tim juga berkembang. Ketika menggunakan Design Sprint tidak perlu khawatir dengan senioritas, hirarki perusahaan, dan semacamnya. Sebab, fokus utamanya adalah membuat produk terbaik yang paling dibutuhkan konsumen.
Tentu sudah menentukan target pasar ketika akan menjual produk. Harus memastikan target pasar yang tepat dengan pengujian. Design Sprint mendorong untuk terus melakukan validasi ide dengan cepat. Jadi bisa tahu produk tersebut memang diinginkan oleh target pasar.
Design Sprint mengharuskan semua anggota tim berpartisipasi dari hari pertama sampai hari kelima. Hal tersebut tentu bisa meningkatkan kerjasama mereka untuk memecahkan masalah bersama.
Design Sprint membantu untuk mendapatkan informasi tentang produk apa yang diinginkan konsumen. Jadi bisa menentukan mana fitur yang harus ditambahkan, diperbaiki, bahkan dihapus. Dengan begitu akan mempunyai rencana jelas tentang apa yang harus dilakukan berikutnya.
Ketika menggunakan metode ini bisa memilih tempat yang dianggap nyaman untuk berdiskusi agar kondusif agar bisa mendapatkan ide yang kreatif serta efektif. Selain itu juga harus mengetahui aturan main dari metode ini antara lain :
Jalannya metode ini dipimpin oleh Sprint Master. Sprint Master harus hadir setiap diskusi berlangsung karena segala keputusan penting ditentukan oleh Sprint Master.
Harus Mempunyai Kemampuan untuk Memimpin Tim Kemampuan tersebut diantaranya problem solver, tanggung jawab, serta mampu mengambil keputusan.
Setidaknya dalam sebuah tim memiliki anggota dengan jumlah 3 orang. Tujuannya, agar dapat saling bertukar gagasan atau ide.
Design website toko online tidak hanya soal estetika, tapi juga UX yang bagus secara keseluruhan.…
Sebelum memulai karir Anda sebagai desainer UX, Anda harus membuat portofolio yang mencakup semua pengalaman…
Keep-Alive memungkinkan browser pengunjung Anda mendownload semua konten (JavaScript, CSS, gambar, video, dll) melalui koneksi…
Job description seorang web developer adalah membuat situs web menggunakan berbagai bahasa pemrograman. Tanggung jawab…
Secara default, WordPress tidak mendukung A/B testing. Tapi jangan khawatir. Di bawah ini, kami telah…
UX design merupakan singkatan dari User Experience design atau desain pengalaman pengguna. Istilah ini sering…