HOTLINE

(0275) 2974 127

CHAT WA 24/7
0859-60000-390 (Sales)
0852-8969-9009 (Support)
Blog

Downtime: Penyebab Dan Tips Untuk Mencegahnya

Downtime merupakan momen ketika situs web atau server tidak dapat diakses atau tidak berfungsi sama sekali. Pengaruh utama dari situasi sangat signifikan, terutama bagi perusahaan yang sangat bergantung pada kehadiran didunia maya.

Saat situs mengalami downtime, berbagai masalah serius bisa muncul. Hilangnya akses ini dapat berakibat pada kerugian finansial serta dampak negatif terhadap reputasi. Dalam artikel ini, Anda akan mempelajari lebih lanjut mengenai apa itu downtime, simak sampai selesai ya!

Definisi Downtime

Downtime diartikan sebagai situasi dimana layanan suatu situs atau server berhenti berfungsi atau tidak dapat diakses seperti seharusnya. Konsekuensinya bisa sangat mengganggu kelancaran bisnis, terutama yang sangat bergantung pada operasi online.

Ketika situs mengalami masalah, pengunjung tidak bisa mendapatkan layanan atau informasi yang mereka butuhkan disaat yang penting. Hal ini secara langsung berpengaruh pada pendapatan dan tingkat kepercayaan pelanggan. Pengguna mungkin lebih memilih beralih ke kompetitor yang menjanjikan stabilitas lebih baik. Terkait hal ini, downtime dapat dibagi menjadi dua kategori besar yaitu terencana dan tidak terencana.

Downtime terencana adalah waktu pemeliharaan yang sudah dijadwalkan sebelumnya untuk pembaruan dan perbaikan sistem. Sedangkan downtime tidak terencana muncul secara tiba-tiba akibat kegagalan sistem atau peristiwa yang tidak terduga lainnya. Baik yang terencana maupun tidak, downtime tetap membawa membawa kerugian dan memberikan efek negatif pada situs. Berikut efek negatifnya:

  • Penurunan trafik yang berujung pada menurunnya pendapatan.
  • Kerugian reputasi yang memengaruhi pandangan pengguna terhadap layanan Anda.
  • Kehilangan data atau gangguan dalam transaksi yang terjadi akibat adanya masalah.
  • Penurunan peringkat SEO karena waktu akses yang tidak konsisten.

Ciri-Ciri Downtime

Berikut ini adalah beberapa ciri umum saat sebuah situs web mengalami downtime:

  • Situs web atau aplikasi sama sekali tidak dapat diakses.
  • Halaman menunjukan pesan http error seperti “503 Service Unavailable.”
  • Pengunjung mengalami waktu loading yang sangat lambat.
  • Perangkat monitoring menampilkan status website sebagai “offline.”
  • Terjadi penurunan drastis pada trafik website dalam periode singkat.

Jika website Anda menghadapi situasi serupa seperti yang disebutkan diatas, segera identifikasi penyebabnya dan pelajari tips untuk menghindarinya yang juga akan dibahas dalam artikel ini.

Penyebab Downtime

Berikut adalah beberapa kemungkinan faktor yang dapat memicu terjadinya downtime pada sebuah situs web, antara lain:

  • Human error

Kesalahan yang dilakukan oleh individu sering menjadi penyebab utama terjadinya downtime yang cukup signifikan. Misalnya, konfigurasi yang salah pada server atau sistem dapat mengakibatkan gangguan fungsi. Tindakan administratif seperti penghapusan informasi penting atau penempatan file di lokasi yang tidak tepat juga memiliki potensi untuk menyebabkan downtime.

  • Masalah pada server atau hosting

Gangguan pada server atau layanan hosting melibatkan beberapa elemen seperti kelebihan beban sistem, di mana server tidak mampu mengelola volume lalu lintas yang tinggi. Di samping itu, perbaikan atau pemeliharaan perangkat keras yang tidak terjadwal seringkali dapat menyebabkan situs menjadi tidak stabil dan sulit diakses.

  • Kesalahan kode atau bug

Kode perangkat lunak yang tidak teruji secara menyeluruh dapat mengandung kesalahan atau bug yang tidak terduga. Pembaharuan software yang tidak sesuai atau penerapan fitur baru tanpa pengujian yang cukup dapat menyebabkan aplikasi berhenti berfungsi dengan baik.

  • Serangan siber

Serangan cyber menjadi ancaman serius bagi ketersediaan situs web. Serangan DDoS (Distributed Denial of Service) membuat server kewalahan akibat lonjakan permintaan yang tinggi. Selain itu, malware dapat menginfeksi serta merusak sistem, sementara tindakan peretasan dapat mengubah atau merusak data yang penting.

  • Kegagalan SSL

Sertifikat SSL yang tidak valid dapat menghalangi akses pengguna menuju situs. Kegagalan ini bisa terjadi ketika sertifikat sudah kadaluarsa atau tidak diperbarui dalam waktu yang tepat. Hal ini menyebabkan situs ditandai oleh browser sebagai tidak aman, sehingga membatasi akses para pengguna.

  • Masalah penyedia CDN

Kendala yang terjadi pada penyedia CDN (Content Delivery Network) seperti kerusakan server CDN dapat berdampak pada pengiriman konten situs. Masalah ini dapat membuat situs sulit diakses dari berbagai lokasi karena konten tidak dapat dimuat sesuai dengan yang diharapkan.

Cara Menghitung Downtime Rate

Perlu kamu tahu bahwa downtime juga dapat dihitung besarannya, hal ini bermanfaat karena dapat digunakan untuk memonitor kualitas server. Cara menghitung downtime adalah menggunakan rumus berikut.

  • Pertama, apabila kamu ingin mengetahui downtime rate gunakan rumus berikut.

Persentase downtime rate= periode downtime (dalam jam) / total jam setahun x 100%

Contohnya, apabila dalam setahun terakhir kamu mengalami downtime selama 30 jam, maka persentasenya adalah.

Persentase downtime= 30 / 8760 x 100% = 0,34%.

  • Kedua, apabila persentase sudah diketahui tapi kamu ingin mencari periodenya, maka rumusnya.

Periode downtime= persentase downtime / 100% x total jam dalam setahun

Contoh, apabila persentasenya 0,2%, maka periodenya adalah.

Periode downtime= 0,2% / 100% x 8760 = 17,52 jam.

  • Ketiga, apabila yang diketahui adalah uptime-nya lalu bagaimana cara menghitung downtime? Rumusnya adalah mengurangi uptime.

Contohnya, uptime server kamu yaitu 98,95% maka downtime-nya adalah 100% – 99,85% = 0,15%.

Jadi, persentase downtime servernya yaitu 0,15% Sampai sini kamu sudah tahu beberapa rumus untuk menghitung downtime.

Sekarang giliran kamu untuk mencari downtime servermu sendiri.

Tips Untuk Mencegah Downtime

Agar server kamu terhindar dari downtime, ada baiknya untuk menerapkan beberapa saran yang akan dibahas berikut ini.

  • Menggunakan data center terbaik

Salah satu saran untuk menghindari downtime adalah dengan memilih data center yang berkualitas. Saat memilih server, penting untuk mengetahui lokasi data center tersebut. Lokasi yang ideal adalah yang minim risiko bencana seperti banjir atau tanah longsor, aman dari gangguan pasokan listrik, dan terlindungi dari tindakan kriminal. Jika server berada di data center yang terpercaya, kemungkinan besar downtime akan sangat sedikit terjadi.

  • Memilih layanan hosting yang tepat

Setelah memastikan server berlokasi di data center yang terbaik, langkah selanjutnya adalah memilih layanan hosting yang sesuai. Pastikan hosting yang Anda pilih menawarkan keamanan yang baik dan frekuensi downtime yang rendah. Ini sangat krusial bagi pemilik website, karena pemilihan hosting akan berdampak pada lalu lintas situs di masa mendatang.

  • Menerapkan backup sistem yang kuat

Sistem cadangan yang handal dan teratur menjadi kunci agar data dan pengaturan sistem bisa dipulihkan dengan cepat bila mengalami kegagalan. Menggunakan solusi cadangan offsite atau berbasis cloud juga akan meningkatkan perlindungan data dan memastikan bahwa data tetap aman, meskipun terjadi kerusakan pada perangkat keras.

  • Mengoptimalkan pengujian dan pemeliharaan rutin

Melakukan pengujian dan perawatan secara berkala pada server dan aplikasi membantu mengidentifikasi serta menyelesaikan masalah teknis sebelum berkembang menjadi hal yang lebih besar. Ini mencakup pembaruan perangkat keras dan lunak secara teratur, serta pemeriksaan kompatibilitas sistem secara menyeluruh untuk memastikan semuanya berfungsi dengan baik.

Penutup

Downtime merupakan risiko serius bagi website dan bisnis di dunia maya, sering kali disebabkan oleh kesalahan yang dilakukan manusia atau gangguan teknis. Konsekuensi terburuk dari downtime termasuk kerugian finansial, berkurangnya loyalitas pelanggan, dan kerusakan reputasi perusahaan.

Menyadari pentingnya downtime sangat membantu dalam mengembangkan strategi pencegahan yang efektif. Pemahaman tentang hal ini adalah kunci untuk memastikan layanan online tetap stabil dan dapat diandalkan oleh pelanggan.

5/5 - (1 vote)
Fitri Ana

Recent Posts

Kupas Tuntas Mengenai SOC (Security Operation Center) [Lengkap]

Serangan siber terhadap UMKM dan korporasi besar terus meningkat setiap tahun. Berdasarkan statistik dari Kaspersky,…

6 hours ago

Daftar Alamat Google di Setiap Negara

Google adalah mesin pencari terbesar dan paling populer saat ini, yang berhasil mengalahkan para pesaing…

7 hours ago

Apa yang Dimaksud Iptables? Pengertian serta Cara Penggunaannya

Apa yang Dimaksud Iptables? Iptables merupakan sebuah tool atau aplikasi yang fungsinya sebagai firewall dalam…

7 hours ago

Tips Mudah Mengatasi Blue Screen pada Laptop dan Windows 10

Jika Anda menggunakan Operating Systems (OS) Windows, istilah "Blue Screen" mungkin sudah tidak asing lagi. Kerusakan…

8 hours ago

Apa yang Dimaksud Outlook? Pengertian serta Kelebihan dan Kekurangannya

Apa itu Microsoft Outlook? Microsoft Outlook adalah salah satu aplikasi pengelola email yang banyak digunakan…

12 hours ago

Canonical URL: Cara Kerja, Manfaat, dan Cara Membuatnya

Canonical merupakan istilah krusial dalam SEO yang seharusnya dipahami oleh pemilik halaman web. Penerapan URL…

13 hours ago