(0275) 2974 127
Lean Startup adalah sebuah proses berfikir perusahaan rintisan yang berfokus pada percepatan penciptaan prototype supaya bisa segera diaplikasikan untuk uji coba pada user untuk mendapatkan feedback langsung.
Feedback inilah yang nantinya diberikan oleh user untuk mengubah setiap aspek yang masih kurang dari prototipe tersebut. Sehingga percepatan pembuatan produk bisa dikebut dengan sangat cepat dan siap untuk disebar luaskan.
Metode ini dicetuskan oleh Eric Ries untuk skala bisnis baru, Eric Ries yang lulus dari Yale University penulis buku “The Lean Startup” buku ini laris di pasaran Amerika, bahkan menjadi best seller, serta jadi panduan bagi orang yang hendak membangun start up.
Buku “The Lean Startup” dipublikasikan pada September 2011. Sejak itu banyak sekali perusahaan yang terbantu karena mempraktikkan isi dari buku ini.
FYI, “The Lean Startup” saat ini telah diajarkan di lebih dari 25 universitas di Dunia. Tidak hanya itu saja, isi dari buku ini sekarang sudah diajarkan melalui kursus online di Udacity.com.
Namun masalahnya, saat ini banyak orang berpikir jika kata “Lean” akan menghabiskan banyak uang. Namun hal ini merupakan pemikiran yang kurang tepat. Dalam case ini setiap feedback pelanggan dipakai untuk menjadikan produk lebih baik dan lebih mutakhir.
metodologi “The Lean Startup” ini adalah proses yang dibuat dengan cepat untuk membangun prototype agar dapat menguji pemikiran user atau pelanggan dengan hasil yang nyata.
Berikut ini merupakan karakteristik dari learn startup, yaitu :
Dengan metodologi ini akan sangat menguntungkan bisnis dan startup tanpa harus membuang sumberdaya tenaga, materi dan waktu. Berikut ini prinsip dasar lean start up, yaitu :
Bagi orang yang ingin membuat start up maka harus open mind atau belajar tentang metode yang lebih fleksibel yang diajarkan dalam buku lean start up.
Jika ingin tetap exsis dalam dunia wirausaha maka perlu mengamati perkembangan pasar saat ini dan mengembangkan metode startup, sehingga usaha yang dibangun bisa flexibel dan bertahan puluhan tahun.
Startup merupakan sebuah bisnis dan corporation, tidak hanya sekedar menjual produk. Meskipun awalnya startup membuat sebuah produk, akan tetapi startup berbeda dengan sebuah produk. Jadi untuk membuat startup itu sendiri perlu membutuhkan ilmu manajemen, manajemen tentang pemasaran, produksi, keuangan dll.
Tujuan utama dari Startup adalah menghasilkan uang, dengan cara melayani customer menjual produk ke customer ataupun saling bekerjasama dengan custom. Lean Startup mengajarkan untuk membangun sebuah bisnis yang bisa bertahan lama dan menghasilkan profit.
Proses ini bisa dijelaskan dan dipelajari secara keilmuan, dengan melakukan eksperimen trial dan error untuk diukur setiap elemennya. Setiap prosesnya harus berdasarkan visi dan misi perusahaan.
Untuk mendapatkan hasil dan profit untuk perusahaan, disini perlu fokus pada hal-hal berikut :
Jadi intinya, Hasil didapatkan melalui sebuah proses panjang dan terukur, tidak hanya melihat hasil akhir angka pada pembukuan perlu melihat progress yang dilalui dan kendala setiap proses.
Inti dari startup adalah bagaimana caranya mengubah ide menjadi sebuah produk akhir, melalui proses pengukuran bagaimana feedback atau tanggapan customer dan selanjutnya belajar cara pindah haluan jika produk tidak bisa diterima customer, atau melanjutkan prototipe sampai akhir jika produk sudah bisa diterima dengan baik oleh customer.
Jika dijelaskan dengan bahasa awam, Lean startup bisa berarti :
Jika perusahaan rintisan mempunyai kondisi yang tidak menentu tentang pasar tentang produk atau solusi yang mereka tawarkan, untuk itu dibuatlah prototipe dari produk atau layanan dan langsung disebar kepada customer yang bertujuan untuk mempelajari feedback dari customer untuk pengembangan produk nantinya.
Setiap perusahaan membutuhkan divisi baru yang mempelajari ketidakpastian berkenaan penerimaan market terhadap produk yang akan dibuat. Devisi baru ini membuat culture teamwork yang belum terbangun untuk membuat arah dalam pengembangan produk, pendanaan dan relasi.
Jelas sudah banyak berpengalaman dalam mengembangkan produk, sebab sudah memiliki relasi bisnis yang baik, serta culture teamwork yang lebih establish.
Pada kondisi ketidakpastian itu, kini diukur dan dicari tahu apakah solusi yang di dapat saat ini cukup untuk untuk kebutuhan market atau tidak.
Dalam menjalankan metode “lean startup” perlu melaksanakan tahap-tahap sebagai berikut :
Market Validation merupakan tahapan untuk memastikan jika asumsi masalah yang sedang dipelajari memang benar-benar masalah yang dialami pasar saat ini, dan sudah terjadi pada banyak orang. Tahap ini juga biasa disebut sebagai tahap “Market Development”.
Pada tahap ini ada beberapa kebutuhan yang harus dipenuhi dalam menjalankan metodenya yaitu : Pengumpulan data valid, survey ke pengguna, penggunaan landing page (website) sudah dibutuhkan.
Validasi produk adalah tahapan dimana konsep solusi berupa prototype bisa dipastikan menjawab masalah dari kebutuhan pasar yang paling efektif dan bisa menjawab masalah valid pada tahap pertama. Masalah tadi bisa diselesaikan dengan produk yang masih berupa prototipe.
Tahapan ini juga disebut sebagai tahap “Penciptaan MVP (Minimum Viable Product)”. Pada tahap ini hasil jadi prototype sudah dibutuhkan.
Business Validation berfungsi untuk memastikan proses penyelesaian masalah dengan solusi prototipe ini memiliki nilai untuk bisnis, Proses ini bisa untuk membangun model bisnis yang paling pas untuk mencari masalah dan solusi yang sudah betul pada tahap 1 dan tahap 2.
Pada tahap ini model bisnis yang paling bagus adalah model bisnis yang memiliki kriteria : bertahan lama & berkembang atau terus tumbuh.
Bertahan lama yang berarti Sustainable (selamanya jika mungkin) dan tumbuh secara eksponensial, dimana harapannya pendapatan bisnis juga bertambah secara eksponensial dan pengeluaran bisnis dapat ditekan agar tumbuh secara linier.
Pengimplementasian dari metode “The lean startup” ini bisa memberikan beberapa manfaat kepada startup yang baru saja dibangun, apa saja manfaatnya simak penjelasannya sebagai berikut :
1. Menurunkan resiko kegagalan produk
Sebuah startup baru akan sangat terpukul jika produk gagal dipasarkan atau produk tidak bisa diterima oleh pasar. Oleh sebab itu metode Lean startup ini bisa menurunkan resiko kegagalan produk saat pertama kali launch di market.
Dengan cara menghindari investasi besar pada awal pembuatan produk, padahal belum tentu jika produknya sudah jadi maka produk tersebut bisa diterima oleh market saat ini. Atau malahan produk yang susah susah dibangun tersebut malah tidak laku dipasaran. Untuk itu metode ini sangat penting bagi orang-orang yang baru saja membangun startup.
2. Kecepatan dalam perbandingan pasar
Feedback yang cepat, menghasilkan produk akhir yang cepat, yang berujung pada pembangunan bisnis yang cepat.
(Rapid build –> measure –> learn cicles)
Dari mula-mula prototipe di sebarluaskan ke pasar, menghasilkan feedback yang ter-ukur, sehingga penyempurnaan produk bisa lebih pas dengan kebutuhan pasar, yang berujung pada penerimaan pasar atau penjualan yang banyak.
Dampak dari semua ini adalah bisnis yang berkembang dengan cepat dan pesat (investasi dari investor).
3. Investasi di ilmu, tidak selalu investasi di aset nyata
Banyak bisnis startup yang salah kaprah, dimana mementingkan investasi pada aset nyata seperti barang produksi, karyawan yang banyak namun melupakan investasi ilmu.
Sehingga dalam prosesnya terhambat oleh teknologi yang semakin maju, yang berdampak pada produktivitas.
Apakah Anda menggunakan kartu ATM atau kartu debit? Suka bertransaksi secara cashless? Sepertinya Anda perlu…
Design website toko online tidak hanya soal estetika, tapi juga UX yang bagus secara keseluruhan.…
Sebelum memulai karir Anda sebagai desainer UX, Anda harus membuat portofolio yang mencakup semua pengalaman…
Keep-Alive memungkinkan browser pengunjung Anda mendownload semua konten (JavaScript, CSS, gambar, video, dll) melalui koneksi…
Job description seorang web developer adalah membuat situs web menggunakan berbagai bahasa pemrograman. Tanggung jawab…
Secara default, WordPress tidak mendukung A/B testing. Tapi jangan khawatir. Di bawah ini, kami telah…