(0275) 2974 127
Dalam content marketing, tentunya dibutuh strategi dalam membuat konten yang tepat dan bisa mencapai tujuan marketing. Apalagi saat ini media sosial merupakan salah satu channel marketing yang sangat menjanjikan. Menentukan content pillar adalah salah satu hal yang bisa dilakukan untuk menunjang kegiatan content marketing.
Potensi media sosial dapat terlihat dari penggunanya yang terus naik dari tahun ke tahun. Hal ini tentunya bermanfaat bagi pelaku bisnis yang ingin melakukan kegiatan pemasaran di media sosial. Selain efektif dan lebih murah dibandingkan saluran-saluran promosi konvensional, media sosial juga mudah diakses dan memiliki jangkauan lebih luas.
Karena itulah, saat ini berbagai bisnis mulai memanfaatkannya. Mulai dari perusahaan besar hingga bisnis rumahan, semuanya bisa memanfaatkan media sosial untuk melakukan aktivitas marketing. Namun, berpromosi di media sosial tentunya tidak lengkap tanpa konten yang sesuai dengan brand.
Content pillar mungkin istilah yang sering didengar jika mendalami bidang digital marketing. Namun, apa sebenarnya arti dari istilah tersebut? Content pillar merupakan topik-topik dasar yang merepresentasikan brand kepada audiens. Nantinya, topik-topik ini akan digunakan sebagai basis dari konten-konten yang diproduksi.
Content pillar haruslah sesuai dengan nilai-nilai dan karakteristik brand tersebut. Sehingga, nantinya konten-konten yang dipublikasikan bisa konsisten dan sesuai dengan target audiens dari brand tersebut.
Tidak hanya untuk merepresentasikan brand dengan baik, tapi content pillar punya banyak kegunaan lainnya. Salah satu yang paling terasa adalah memudahkan tim konten untuk mencari ide-ide konten, karena mereka hanya perlu riset topik yang sesuai dan mencocokkan tren yang ada dengan content pillar tersebut.
Setelah mengetahui pengertian content pillar tentunya harus memahami apa saja manfaat membuat content pillar dalam kegiatan marketing. Berikut adalah beberapa alasan harus membuat content pillar, yaitu :
Setiap konten pasti memiliki target audiens masing-masing. Karena itulah membuat konten yang relevan dengan mereka sangat penting. Dengan adanya content pillar jadi mampu menyesuaikan konten tersebut dengan kebutuhan audiens.
Misalnya, bisnis adalah lembaga kursus untuk berbagai skill digital. Maka content pillar yang bisa digunakan adalah konten-konten edukasi, karena hal ini sesuai dengan kebutuhan target audiens. Dengan membuat content pillar bisa mendapatkan topik yang luas dan relevan, serta mewakili bisnis.
Content pillar membuat dapat mempersiapkan topik-topik dasar untuk kemudian diolah jadi banyak konten yang relevan dengan topik tersebut. Hal ini memudahkan dalam produksi, karena hanya perlu memecah topik yang ditentukan dalam content pillar sebelumnya.
Content pillar edukasi misalnya, dapat dibuat hinga 50 konten untuk media sosial maupun website. Sangat banyak, bukan? Konten yang banyak ini akan dapat memenuhi ketersediaan konten selama beberapa waktu.
Sehingga bisa terus update dengan konsisten. Seperti yang diketahui, update yang konsisten sangat penting agar akun atau website terlihat selalu aktif bagi pengunjung.
Dengan adanya content pillar tidak perlu melakukan riset yang terlalu meluas untuk memproduksi konten-konten yang ada di media sosial maupun website. Hanya perlu mencari ide berdasarkan topik dasar yang telah ditentukan sejak awal saja.
Misalnya, pilar konten yang dibuat berfokus pada konten-konten hiburan. Maka yang perlu dilakukan adalah meriset tren seperti apa yang sedang terjadi di media sosial dan mengikutinya, dengan membuat konten-konten menghibur.
Riset yang biasanya memakan waktu kini bisa dilakukan dengan lebih cepat. Kinerja tim konten pun lebih efisien sehingga waktu tersebut dapat dialokasikan untuk membuat konten-konten dengan kualitas yang lebih baik.
Berikut adalah beberapa langkah untuk membuat content pillar yang berkualitas :
Tahap pertama dalam pembuatan content pillar adalah menentukan topik sesuai dengan tujuan. Meskipun begitu, topik yang terlalu luas tidak dianjurkan. Contohnya, sales adalah topik yang cukup luas dan mempunyai banyak informasi. Bisa mengerucutkan topik sales menjadi lebih spesifik, seperti inbound atau outbound sales.
Selain itu, mempertimbangkan audiens juga sangatlah penting dalam efektivitas konten kemudian. Penikmat konten adalah audiens, jika audiens tidak merasakan relevansi di dalam topik maka engagement mungkin akan kurang dari ekspektasi.
Oleh sebab itu perlu meriset kebutuhan audiens terlebih dahulu supaya audiens mengapresiasi konten yang relevan dengan mereka.
Pemilihan kata kunci adalah tahap kedua yang perlu dilakukan. Keywords mampu menunjukkan kepopuleran suatu topik dan memberitahu apa yang sering dicari di mesin pencarian. Bisa menggunakan peluang ini untuk menentukan dan menganalisa kebutuhan dari audiens dalam bisnis.
Keyword yang tepat akan menopang dalam kesuksesan strategi content pillar di dalam rencana. Bisa meriset kata kunci mana yang tepat untuk topik ataupun sub-topik.
Sebagai tip bisa mencampur kata kunci dengan long-tail keywords dan juga frasa yang relevan untuk membantu memaksimalkan traffik organik.
Tahap ketiga adalah menentukan sub-topik dengan riset keyword yang telah dilakukan. Sub-topik membantu dalam pencapaian tujuan secara garis besar dan meneruskan kesuksesan dalam membantu pengunjung mendapatkan jawaban yang mereka cari.
Bisa mengumpulkan sub-topik yang sering dicari dan menentukan yang mana saja yang akan membantu dalam pencapaian tujuan. Contohnya bisa mengambil sub-topik spesifik tentang seo jika ingin menawarkan jasa penulisan artikel seo.
Tahapan keempat adalah memulai penulisan draft. Dapat menganalisa sumber dan kata kunci yang telah diriset untuk mengembangkan dan membuat ulang konten sesuai dengan tujuan.
Selain itu juga bisa menambahkan internal link pada setiap sub-topik untuk membantu pengunjung website dalam menemukan apa yang mereka cari. Selain itu, membuat internal link dapat menaikkan ranking website di mesin pencarian.
Dengan banyaknya manfaat yang didapatkan dengan membuat content pillar, apakah tertarik untuk mulai menerapkannya dam kegiatan content marketing? Namun, bagi pemula mungkin akan bingung apa saja yang kira-kira bisa dijadikan pilar konten untuk mewakili brand. Berikut contoh-contoh yang bisa digunakan :
Content Pillar ini dapat dikembangkan menjadi konten-konten berisi informasi bermanfaat yang relevan dengan brand. Contoh educative content adalah tips and trick, tutorial, infografis, dan fakta-fakta menarik seputar industri yang digeluti. Pilar konten yang satu ini sangat digemari oleh pengguna internet dan selalu banyak dicari dari waktu ke waktu.
Content pillar yang satu ini dapat dikembangkan berisi konten-konten yang membuat audiens tersentuh dan merasa semakin dekat dengan brand. Untuk membuat konten-konten emosional harus membuat brand terkesan personal dan lebih ‘manusia’. Contoh konten yang bisa dikembangkan adalah konten games, dan konten-konten yang sifatnya bercerita atau storytelling.
Agile Content adalah pilar yang sifatnya mengikuti tren dan isu yang sedang ramai dibicarakan orang-orang. Karena itu, sebagai seorang content creator harus melek tren agar bisa menghasilkan konten yang baik untuk pilar ini. Contoh Agile Content misalnya saat menggunakan TikTok sebagai platform marketing bisa menggunakan sound yang sedang tren atau melakukan challenge yang sedang ramai.
Functional Content adalah konten-konten yang bersifat hard-selling. Dalam membuat konten ini secara langsung membahas produk yang dijual. Untuk membuat konten jenis ini harus memiliki product knowledge yang baik.
A/B testing adalah prosedur pengujian yang membandingkan dua halaman situs web atau lebih secara bersamaan…
Menemukan topik blog yang menarik dan terkini mungkin tidak mudah, terutama bagi pemula yang belum…
Cara Memonetisasi Blog – Menulis blog pribadi bukan lagi sekedar hobi, kegiatan ini menawarkan peluang…
Membuat blog adalah salah satu cara terbaik untuk berbagi cerita dan kisah Anda sambil terhubung…
Pada artikel ini, kami merekomendasikan beberapa contoh desain web terbaik untuk menginspirasi Anda. Dari contoh…
LMS adalah singkatan dari Learning Management System dan merupakan suatu bentuk aplikasi perangkat lunak yang…