HOTLINE

(0275) 2974 127

CHAT WA 24/7
0859-60000-390 (Sales)
0852-8969-9009 (Support)
Blog

Kupas Tuntas Mengenai Wireframe & Perbedaan Dengan Mockup Serta Prototipe

Wireframe merupakan elemen yang sangat krusial dalam proses desain situs web. Seperti yang kita pahami, desain yang kurang memadai sering kali membuat pengunjung merasa kebingungan saat menjelajahi sebuah situs atau aplikasi. Sebanyak 42% orang yang disurvei mengungkapkan bahwa mereka akan meninggalkan situs dengan performa yang buruk. Kenapa hal ini terjadi?

Bayangkan jika pengguna ingin menemukan informasi yang penting namun harus menghadapi tata letak serta sistem navigasi yang rumit.  Untuk mendapatkan bantuan, mereka justru bisa tersesat atau berputar-putar tanpa tujuan hingga akhirnya memilih untuk pergi ke situs lain.

UXPin juga menunjukkan bahwa navigasi yang buruk dapat menyebabkan rasa frustrasi, kebingungan, dan tingkat pengunjung yang tinggi yang keluar dari situs. Dengan adanya wireframe, para desainer bisa dengan mudah mendeteksi dan mengatasi isu-isu tersebut lebih awal. Jadi, seberapa penting wireframe dan bagaimana cara pembuatannya? Mari kita eksplor lebih jauh dalam artikel ini!

Mengulas Wireframe

Wireframe adalah struktur fundamental dalam proses desain UI/UX yang dirancang untuk merepresentasikan pengembangan suatu produk. Konsep ini mirip dengan arsitek yang memulai proyeknya dengan sketsa detail. Dengan kata lain, wireframe adalah langkah pertama yang diambil sebelum melanjutkan ke tahap pengembangan.

Untuk membuat wireframe, seorang UI Designer atau UX Designer biasanya memanfaatkan perangkat lunak khusus seperti Figma, Adobe Illustrator, Zeppelin, atau alat sejenis lainnya. Alat-alat ini digunakan untuk membentuk desain sederhana yang terdiri dari kombinasi antara kotak dan garis yang membentuk tata letak serta elemen-elemen dari website atau aplikasi.

Apakah wireframe hanya dapat dibuat dengan perangkat lunak tertentu? Sebenarnya, wireframe adalah representasi kasar dari produk tanpa adanya warna (hitam putih), logo, atau gambar. Oleh karena itu, selain menggunakan perangkat lunak khusus, wireframe juga sering kali digambar tangan di atas kertas kosong.

Pentingnya Wireframe untuk Diciptakan

Secara umum, wireframe berfungsi sebagai alat bantu bagi desainer dalam menciptakan dan mengembangkan produk. Selain itu, ada beberapa alasan lain yang menjadikan pembuatan wireframe krusial sebelum produk diluncurkan, antara lain:

  • Visualisasi konsep awal

Wireframe memberikan gambaran jelas mengenai struktur dan tata letak produk di tahap awal. Hal ini membantu developer dan desainer untuk mengorganisir elemen-elemen seperti judul, posisi konten, navigasi, dan lainnya. Selain itu, wireframe memungkinkan tim untuk lebih baik memahami alur serta interaksi antar halaman.

  • Mampu mengidentifikasi masalah sejak awal

Dengan menerapkan wireframe, tim dapat mengenali kekurangan dan potensi masalah lebih awal. Hal ini mencakup isu desain seperti penataan yang kurang tepat, navigasi yang rumit, hingga fungsionalitas halaman yang mungkin tidak terlihat. Dengan panduan visual yang jelas, masalah-masalah tersebut dapat diidentifikasi sejak dini, memungkinkan perbaikan dilakukan dengan cepat dan efektif.

  • Mampu mengefisienkan proses kerja

Ketika masalah dapat dikenali sejak awal, maka perubahan bisa dilakukan dengan lebih cepat tanpa terjebak pada detail yang kurang relevan di tahap ini. Ini berpotensi menghemat waktu dan sumber daya yang diperlukan, menjadikan proses kerja semakin efisien.

Bayangkan jika ada isu pada suatu elemen yang baru saja terdeteksi setelah pembuatan mockup atau prototipe. Tentu saja itu sangat merepotkan karena tim harus meneliti elemen terkait lainnya. Apa itu mockup dan prototype? Apa perbedaan di antara ketiganya? Perbedaan tersebut akan kita bahas di bagian lain artikel ini. Tetap simak sampai selesai, ya!

  • Kolaborasi tim yang lebih baik

Saat merancang dan mengembangkan, pembagian tugas menjadi tantangan tersendiri karena melibatkan banyak aspek. Dengan adanya wireframe, seluruh anggota tim, mulai dari pengembang hingga desainer, serta pemangku kepentingan lainnya, dapat melihat struktur produk dengan jelas dan memahami tanggung jawab masing-masing dengan lebih baik.

Tipe-Tipe Wireframe dan Contohnya

Figma menjelaskan bahwa desain User Experience (UX) tidak memiliki batasan yang ketat, tetapi wireframe umumnya diklasifikasikan menjadi tiga jenis berbeda berdasarkan tingkatannya, yaitu low-fidelity, mid-fidelity, dan high-fidelity.

  • Low-fidelity wireframe

Wireframe low-fidelity adalah tipe yang paling basic, yang menyajikan gambaran umum yang berfokus pada susunan, navigasi, dan struktur informasi. Jenis ini menampilkan bagaimana antarmuka akan tampak bagi pengguna tanpa rincian mendalam seperti ukuran, grid, atau pixel.

Berikut adalah contoh wireframe dengan level low-fidelity. Selain menggunakan program atau perangkat lunak, wireframe juga bisa dibuat hanya dengan sketsa manual. Oleh karena itu, jenis wireframe ini sangat mungkin dikerjakan oleh pemula.

  • Mid-fidelity wireframe

Wireframe mid-fidelity adalah tipe yang menawarkan layout dan detail yang lebih komprehensif. Pada kategori ini, desainer sering kali menyertakan catatan untuk mendeskripsikan elemen, fungsi, dan interaksi pada halaman. Hal ini memungkinkan tim untuk menetapkan kerangka akhir desain sebelum memasukkan elemen visual. Berikut adalah contoh wireframe dengan level mid-fidelity.

  • High-fidelity wireframe

Wireframe high-fidelity adalah jenis yang paling komprehensif, bahkan hampir menyerupai mockup dari produk yang diusulkan. Ini karena high-fidelity sudah menggunakan desain visual yang interaktif. Selain itu, pada tahap ini para desainer dapat menambahkan elemen branding seperti logo, tipe huruf, dan warna untuk menciptakan nuansa dari produk akhir. Berikut adalah contoh wireframe dengan level high-fidelity.

Cara Membuat Website Wireframe

Proses pembuatan wireframe untuk sebuah situs web melibatkan sejumlah langkah kunci, dimulai dari penentuan tujuan hingga pemilihan alat dan perangkat lunak yang diperlukan. Berikut adalah panduan tentang cara menyusun wireframe untuk situs web:

  • Tentukan tujuan utama

Dalam proses pembuatan wireframe, langkah pertama yang perlu diambil adalah menetapkan tujuan yang ingin dicapai oleh situs web, apakah itu untuk penjualan, memberikan informasi, atau meningkatkan pengalaman pengguna. Dari perspektif pengguna, penting untuk mengidentifikasi siapa audiens yang menjadi sasaran, serta preferensi dan harapan mereka. Dengan persiapan yang matang, pembuatan wireframe akan berjalan lebih efektif dan efisien.

  • Pilih ukuran yang tepat

Wireframe sebaiknya disusun dengan memperhatikan ukuran layar perangkat yang digunakan oleh audiens. Hal ini penting karena tampilan situs web atau aplikasi akan bervariasi tergantung pada resolusi dan perangkat yang digunakan. Contohnya, ketika mengakses situs web melalui laptop dan smartphone, tampilan disetiap perangkat akan tampak berbeda.Menurut Figma, berikut ini adalah ukuran wireframe standar untuk berbagai jenis layar:

    1. Mobile: 1080p x 1920p
    2. 8” Tablet: 800p x 1280p
    3. 10” Tablet: 1200p x 1920p
    4. Desktop: 768p x 1366p
  • Menentukan elemen kunci yang perlu diatur dalam wireframe

Saat merancang wireframe, terdapat sejumlah elemen utama yang harus diperhatikan, di antaranya:

    1. Struktur halaman: Tata letak keseluruhan dan struktur halaman, termasuk bagian atas, bawah, konten, sidebar, serta sistem navigasi.
    2. Elemen navigasi: Sekitar 38% individu mengungkapkan bahwa mereka lebih memperhatikan susunan atau navigasi saat pertama kali mengunjungi situs web. Oleh karena itu, navigasi harus dirancang secara jelas dan mudah dimengerti, termasuk menu, tombol, dan ikon untuk meningkatkan aksesibilitas pengguna.
    3. Konten utama: Pastikan konten inti seperti teks, gambar, dan video tersusun dengan jelas dan mudah dijangkau.
    4. Interaksi pengguna: Tentukan metode interaksi pengguna dengan situs web, seperti penggunaan tombol, CTA, pop-up, formulir, dan fitur interaktif lainnya.
    5. Pemisahan elemen: Pastikan setiap elemen yang berbeda terpisah dengan baik agar audiens dapat memahami struktur halaman dengan lebih gampang. Untuk mewujudkannya, kamu bisa menggunakan garis atau ruang kosong.
    6. Responsif: Pertimbangkan keberlanjutan wireframe di berbagai perangkat sehingga penting untuk mengevaluasi apakah konten atau elemen lainnya akan tampak berbeda di layar dengan ukuran yang berbeda.
    7. Pengukuran dan jarak: Pastikan elemen-elemen penting memiliki ukuran yang cukup besar agar mudah terlihat dan diakses oleh pengguna.
  • Desain sederhana dan konsisten

Selain mengatur dimensi dan elemen utama, wireframe sebaiknya dirancang sesederhana mungkin. Contohnya, penting untuk memilih warna yang tepat karena survei menunjukkan bahwa 39% pengguna situs web lebih memperhatikan warna dibandingkan elemen lain dalam sebuah desain.

Mengenai pilihan warna, menurut informasi dari HubSpot, 26% dari mereka lebih menyukai warna dasar, yaitu warna-warna seperti merah, kuning, dan biru. Selain itu, penting untuk menjaga konsistensi desain agar elemen yang sama tetap terlihat serupa di seluruh wireframe. Desain yang sederhana dan konsisten akan memfasilitasi pemahaman, menghindari kebingungan, serta memberikan pengalaman pengguna yang lebih baik.

  • Pilih tools dan software wireframing

Terdapat berbagai alat dan perangkat lunak yang dapat digunakan untuk menciptakan wireframe, termasuk:

    1. Adobe XD: Alat desain UX/UI yang menyediakan banyak fitur untuk membuat wireframe dengan cepat dan efisien.
    2. Sketch: Perangkat lunak desain vektor yang dilengkapi dengan plugin serta alat bantu untuk pembuatan wireframe.
    3. Balsamiq: Alat yang khusus dirancang untuk membuat wireframe dengan antarmuka yang sederhana dan menyediakan banyak simbol serta template.
    4. Figma: Perangkat desain dan prototipe berbasis cloud yang memungkinkan pembuatan wireframe. Alat ini dapat digunakan bersama secara real-time.
    5. InVision: Perangkat lunak prototyping yang sangat efektif tetapi juga dapat digunakan untuk menciptakan wireframe. InVision dilengkapi dengan fitur-fitur yang memudahkan desain proses.
    6. Axure RP: Alat prototipe interaktif yang menawarkan berbagai fitur untuk mendukung pembuatan wireframe.
    7. MockFlow: Perangkat desain UX/UI yang menawarkan fungsi Wireframing dan Prototyping. MockFlow mampu menciptakan wireframe interaktif dengan cepat dan efisien.

Selain alat dan perangkat lunak yang disebutkan di atas, terdapat pula template wireframe di internet yang bisa diunduh dan disesuaikan dengan kebutuhan proyek. Anda bisa menjelajahi dan mencoba perangkat ini untuk menemukan mana yang paling sesuai untuk Anda.

Perbedaan Antara Wireframe, Mockup, dan Prototipe

Wireframe, mockup, dan prototipe merupakan tiga fase yang berbeda dalam pengembangan dan desain antarmuka pengguna. Berikut adalah perbedaannya:

1. Wireframe:

  • Sebuah representasi visual yang sederhana dari desain (umumnya 2D dan menggunakan skema warna hitam putih)
  • Untuk menunjukkan lokasi elemen seperti tombol, teks, dan gambar yang akan ditempatkan.
  • Tidak memiliki fungsi.
  • Dapat dibuat dengan cepat dan gampang.

2. Mockup:

  • Sebuah representasi lebih lanjut daripada wireframe dengan tambahan elemen visual (seperti warna, tipe huruf, dan grafis).
  • Untuk memberikan pandangan visual yang lebih jelas tentang bagaimana produk akan tampak dan berfungsi nantinya.
  • Belum memiliki fungsi.
  • Meskipun mudah dibuat, memerlukan waktu lebih.

3. Prototype:

  • Merupakan tahap akhir dalam proses desain yang sudah siap untuk diuji (dilengkapi dengan tombol atau navigasi yang dapat diklik).
  • Untuk mensimulasikan produk nyata agar pengguna bisa melihat dan merasakan antarmuka tersebut sebelum diluncurkan secara resmi.
  • Sudah memiliki fungsi.
  • Memerlukan keterampilan dan waktu yang lebih banyak.

Lalu, kapan waktu yang tepat untuk memakai wireframe? Wireframe sebaiknya dipakai ketika:

  • Ketika ingin menyampaikan ide dasar kepada klien.
  • Saat pengembang atau desainer ingin membuat sketsa awal dari tampilan UI (User Interface) website atau aplikasi.
  • Ketika sedang menjelaskan struktur umum dan tata letak dari elemen-elemen yang akan dibuat dalam waktu singkat.
  • Saat ide produk belum sepenuhnya berkembang, masih berada dalam tahap percobaan, atau dalam proses perbaikan awal sehingga masalah terkait desain dan fungsionalitas dapat dikenali lebih awal.
  • Ketika memiliki gagasan desain produk tetapi tidak memiliki kemampuan untuk menggunakan perangkat lunak wireframe.
5/5 - (1 vote)
Fitri Ana

Recent Posts

Mengulas Link Building Mulai Dari Pengertian, Jenis, dan Cara Membangunnya

Link Building adalah taktik yang esensial dalam optimisasi mesin pencari. Dengan mendapatkan tautan berkualitas dari…

23 minutes ago

Wajib Dicoba! Daftar Platform Penjualan Marketplace Global Terbaik

Semakin banyak penjual daring yang memilih untuk menawarkan produk mereka di marketplace besar, baik yang…

24 hours ago

Sejarah Multi Level Marketing (MLM)

Dalam era yang semakin canggih ini, suatu usaha atau perusahaan pasti akan terus maju dan…

1 day ago

Cara Mengetahui Siapa yang Mengunjungi Profil Anda di Instagram & Fitur-Fiturnya

Instagram saat ini merupakan salah satu platform sosial media yang paling populer dan disukai oleh…

1 day ago

Rekomendasi Aplikasi Pembayaran untuk UKM GRATIS!

Aplikasi pembayaran telah menjadi sangat penting bagi perusahaan dan pelanggan. Memang, sebagai pengusaha, Anda mungkin…

2 days ago

Mengulas Tentang Business Process Management (BPM) [LENGKAP]

Semua perusahaan dan usaha tentu memiliki serta melibatkan prosedur dalam aktivitas sehari-harinya. Prosedur-prosedur ini bisa…

2 days ago