(0275) 2974 127
Sama seperti kendaraan bermotor, website adalah hal yang juga butuh diservis secara rutin. Servis rutin website ini disebut sebagai audit website. Dengan audit website bisa tahu semua masalah yang diderita website dan memperbaikinya. Hasilnya, performa website bisa lebih maksimal dan pengunjung betah nongkrong di sana.
Jika masih asing dengan istilah “website audit”, berarti sudah datang ke tempat yang tepat. Panduan ini memang kami buat khusus untuk pemula yang belum pernah melakukan website audit sama sekali.
Seperti namanya, audit website adalah memeriksa dan memperbaiki berbagai aspek website secara menyeluruh. Terutama dari sisi teknis, user experience, serta SEO. Mulai dari hal simple seperti broken link atau gambar yang tak muncul. Hingga meningkatkan kecepatan website dan menambal celah keamanannya. Mirip seperti servis kendaraan, bukan?
Dengan melakukan audit bisa mengoptimalkan website sehingga mencapai potensi terbaiknya. Efeknya akan selangkah lebih dekat dengan tujuan utama saat membuat website tersebut.
Ingin berada di posisi #1 di Google? Bisa! Sebab, audit website juga memastikan bahwa praktik SEO berjalan dengan baik. Atau ingin profit toko online meningkat berkali-kali lipat? Bisa juga! Website audit memungkinkan untuk mengevaluasi masalah di balik penjualan yang loyo. Intinya, website audit merupakan solusi dari dari berbagai masalah terkait website.
Setelah membaca pengertian di atas, kedengarannya website audit cukup ribet untuk dilakukan. Namun, faktanya tidak seperti itu.
Berikut kami berikan 10 langkah anti ribet untuk melakukan website audit :
Jatuh cinta pada pandangan pertama itu juga berlaku bagi website. Namun, tak ada pengunjung yang akan jatuh cinta dengan website yang memiliki desain selayaknya tahun 90-an.
Maka dari itu, pastikan website memiliki tampilan yang modern dan tidak ketinggalan zaman.
Desain website itu tidak terbatas pada “membuat website sedap dipandang,” saja. Ada beberapa aspek audit website lain yang harus diperhatikan, yaitu :
Pop-up memang tidak selalu buruk. Namun, bukankah menyebalkan kalau saat pengunjung mengklik website di hasil pencarian dan langsung disambut oleh deretan pop-up? Apalagi jika pop-up tersebut mempunyai tombol penutup “X” yang ukuranya sangat kecil. Rasanya ingin nonjok monitor saja.
Selain memperburuk user experience, pop-up dan iklan yang mengganggu ini juga mempengaruhi dua hal: conversion rate dan SEO. Kenapa demikian?
Conversion rate menurun karena pengunjung tak bisa membeli apapun kalau mereka muak dan meninggalkan website. Sementara di sisi SEO, pengunjung yang langsung pergi akan meningkatkan bounce rate. Sehingga bisa berefek negatif pada ranking SEO di Google.
Maka dari itu, cobalah akses website melalui incognito. Jika muncul banyak pop-ups dan iklan, langsung dihapus saja. Sisakan pop-ups yang memang benar-benar penting dan berhubungan dengan tujuan.
Jangan sampai saat pengunjung sudah berada di website, mereka tidak bisa membaca teks atau artikel yang ditulis. Entah karena tulisannya yang terlalu kecil, pemilihan font yang tidak pas, atau teks yang terlalu padat sehingga bikin ilfeel duluan. Jika sudah begitu, bisa dipastikan mereka akan langsung mengklik tombol “x” dan enggan kembali ke website lagi.
Oleh karena itu, pastikan: ukuran teks tak terlalu kecil, gunakan kombinasikan font yang sempurna dan tulislah teks dalam paragraf pendek untuk memperbanyak white space.
Call-to-Action adalah instruksi pada website yang mengarahkan pengunjung untuk melakukan sesuatu. Contohnya, “Beli Sekarang Juga!” atau “Klik untuk Subscribe!” Dua contoh tersebut sangat jelas maksudnya, kan?
Sedangkan, CTA yang membingungkan adalah yang arahannya tidak jelas dan maksudnya ambigu. Misalnya, “klik di sini untuk melanjutkan.” Melanjutkan kemana? Apa yang akan pengunjung dapatkan saat mengkliknya?
Efeknya, pengunjung akan ragu dan berakhir tidak mengklik CTA tersebut. Hal ini tentu saja bisa menurunkan conversion rate dan berdampak buruk pada pemasukkan. CTA adalah salah satu komponen penting bagi website.
Coba bayangkan saat berada di daerah baru tanpa bantuan Google Maps atau petunjuk jalan. Tak ada orang yang bisa ditanyai arah pula. Apa yang terjadi? Pasti akan tersesat, kan? Hal yang sama juga bisa terjadi pada website.
Tanpa navigasi, pengunjung website akan kesulitan mencari apa yang diinginkan. Sehingga mereka akan tersesat dan memutuskan pergi dari website. Maka dari itu, penting bagi website untuk memiliki navigasi yang jelas dan mudah dipahami.
Untuk melakukan audit website ini, coba pergi ke homepage dan lihat menu navigasinya. Lalu jawab beberapa pertanyaan ini :
Jika ada salah satu jawaban “tidak,” berarti saatnya untuk merombak menu navigasi.
Hampir 52% netizen menggunakan perangkat mobile untuk mengakses internet. Jika website tidak ramah terhadap perangkat mobile, bisa kehilangan hingga separuh trafik potensial.
Bisa mengecek apakah website sudah mobile friendly dengan tools Mobile-Friendly Test dari Google. Tinggal masukkan saja alamat website dan tunggu beberapa detik.
Jika mendapatkan hasil seperti gambar di atas, berarti website sudah mobile friendly. Selamat! tidak perlu melakukan website audit lebih lanjut.
Robots.txt adalah file yang berfungsi untuk memberitahu Google mengenai halaman mana yang perlu dan tidak perlu diindeks. Sedangkan, sitemap XML adalah file yang berisi daftar halaman website sehingga Google bisa lebih mudah memahami strukturnya.
Bisa dikatakan, robots.txt dan sitemap adalah dua file yang wajib ada di setiap website. Kedua file tersebut bisa mempercepat website masuk ke index Google. Sehingga website bisa muncul di hasil pencarian saat pengguna mencarinya.
“S” dalam HTTPS adalah singkatan dari secure yang berarti aman. HTTPS meng-enkripsi pertukaran data antara website dengan pengunjung menggunakan teknologi bernama SSL.
Hasilnya, oknum yang nakal tidak akan bisa ikut campur dalam proses transfer data. Dengan kata lain, HTTPS mencegah hacker mencuri data atau menyuntikkan virus berbahaya di data.
Website yang sudah menggunakan HTTPS URL-nya akan menjadi https:// alih-alih hanya http:// biasa. Selain itu, akan muncul ikon gembok di samping kolom URL browser seperti ini :
Jika website belum menggunakan HTTPS, berarti wajib menginstall SSL terlebih dahulu. SSL adalah metode keamanan maksimal mengharuskan untuk mengeluarkan sedikit uang.
Tempo hari, Google mengungkapkan fakta mengejutkan: 53% pengunjung akan meninggalkan website yang tidak kunjung terbuka dalam tiga detik. Artinya, website harus ngebut bak Valentino Rossi agar separuh pengunjung tidak pergi.
Bisa mengecek kecepatan website dengan tools dari Google bernama PageSpeed Insights. Jika website mendapatkan nilai di bawah 90, berarti harus segera mengoptimasi kecepatannya.
Setiap konten yang ada di website haruslah berkualitas dan membantu pengunjung. Entah itu artikel di blog atau halaman “Tentang Kami” sekalipun.
Maka dari itu, saat melakukan audit website pastikan konten :
Di sana kami membahas dengan lengkap cara menulis artikel yang tidak hanya berkualitas, tapi juga SEO friendly. Sehingga konten buatan juga bisa berada di posisi puncak Google.
Seperti namanya, broken link adalah link rusak di website yang tidak bisa diakses. Sementara error 404 adalah HTTP status code yang menunjukkan kalau halaman yang diminta pengunjung itu tidak ada di server.
Entah karena sudah dihapus atau karena pemilik website typo saat memasukkan link. Bisa dikatakan, broken link dan halaman 404 adalah mimpi buruk bagi sebuah website.
Keberadaan mereka menurunkan reputasi website dan membuat rangking di Google turun. Bahkan, 88% pengunjung tidak akan kembali ke website tersebut ketika mendapati error 404. Untungnya, walaupun terdengar seperti masalah besar, broken link dan error 404 ini bisa diperbaiki dengan mudah.
Meta title adalah judul halaman yang muncul di hasil pencarian Google. Sementara meta description adalah rangkuman singkat konten di hasil pencarian yang posisinya tepat di bawah meta title. Setiap halaman website harus memiliki meta title dan meta description yang baik dan benar.
Ada beberapa alasannya :
Jika selama ini belum pernah mengutak-atik meta title atau meta description, tidak perlu khawatir.
Memang tidak semua halaman di website harus dioptimasi SEO-nya. Misalnya, halaman “Tentang Kami” atau “Hubungi Kami.” Namun, beberapa halaman lain wajib hukumnya untuk dioptimasi sehingga harus menggunakan keyword yang tepat.
“Bagaimana keyword yang tepat itu?” Pertanyaan bagus! Sayangnya, kami tidak bisa menjawabnya di sini karena penjelasannya cukup panjang.
Perbedaan Windows dan Linux di Cloud VPS Salah satu kebingungan umum yang muncul setelah membeli…
Forum telah menjadi bagian penting dari “peradaban” dunia maya. Anda dapat berargumen bahwa forum adalah…
Beberapa Web Proxy Gratis yang Wajib Dicoba Saat ini siapapun bisa mengakses internet dari mana…
3 Skill Business Intelligence Yang Harus di Ketahui Menjadi seorang Business Intelligence tidak semudah yang…
Cara Menggunakan Google Webmaster Tools Google menyediakan alat untuk mempermudah pengindeksan situs web Anda yang…
Fungsi dan Pengertian RAM Pada Web Hosting Banyaknya pengusaha dan masyarakat yang beralih ke platform…