(0275) 2974 127
Social commerce adalah kegiatan menjual produk di media sosial. Mulai dari menemukan produk, riset produk dan proses pembayaran berlangsung di platform media sosial.
Sederhananya adalah ketika scroll timeline Instagram dan melihat piyama dengan motif lucu, bisa langsung klik Shop Now kemudian menyelesaikan semua proses pembelian di Instagram tanpa harus keluar aplikasi atau website.
Setelah selesai membeli bisa terus scroll atau mengupload foto di Instagram.
Ketika sebuah perusahaan memberi seseorang sesuatu secara gratis, orang tersebut akan merasa perlu membalas budi, baik dengan membeli lagi atau memberikan rekomendasi yang baik untuk perusahaan tersebut.
Ketika orang menemukan individu atau kelompok yang memiliki nilai, kesukaan, kepercayaan, dll yang sama, mereka menemukan komunitas. Orang lebih berkomitmen pada komunitas yang mereka rasa diterima di dalamnya. Ketika komitmen ini terjadi, mereka cenderung mengikuti tren yang sama sebagai kelompok dan ketika salah satu anggota memperkenalkan ide atau produk baru, hal itu lebih mudah diterima berdasarkan kepercayaan sebelumnya yang telah ditetapkan. Manfaat bagi perusahaan untuk mengembangkan kemitraan dengan situs media sosial untuk melibatkan komunitas sosial dengan produk.
Untuk menerima umpan balik positif, perusahaan harus bersedia menerima umpan balik sosial dan menunjukkan bukti bahwa orang lain membeli, dan menyukai, hal yang sama dengan yang disukai. Hal ini dapat dilihat di banyak perusahaan online seperti eBay dan Amazon yang mengizinkan umpan balik publik terhadap produk dan ketika pembelian dilakukan, mereka segera membuat daftar yang menunjukkan pembelian yang telah dilakukan orang lain terkait dengan pembelian terakhir. Ini bermanfaat untuk mendorong rekomendasi dan umpan balik terbuka. Ini menciptakan kepercayaan bagi penjual. 55% pembeli beralih ke media sosial ketika mereka mencari informasi.
Banyak orang membutuhkan bukti bahwa suatu produk berkualitas baik. Bukti ini didasarkan pada rekomendasi orang lain yang telah membeli produk yang sama. Jika ada banyak review dari pengguna tentang suatu produk, maka konsumen akan lebih mau mempercayai keputusannya sendiri untuk membeli barang tersebut.
Orang percaya berdasarkan rekomendasi orang lain. Jika ada banyak “like” dari produk tertentu, maka konsumen akan merasa lebih percaya diri dan dibenarkan dalam melakukan pembelian ini.
Sebagai bagian dari penawaran dan permintaan, nilai yang lebih besar diberikan ke produk yang dianggap memiliki permintaan tinggi atau dianggap kekurangan. Oleh karena itu seseorang yakin bahwa membeli sesuatu yang unik, istimewa, atau tidak mudah diperoleh, mereka akan memiliki lebih banyak keinginan untuk melakukan pembelian. Jika ada kepercayaan dari penjual, mereka ingin segera membeli barang tersebut. Hal ini dapat dilihat dalam kasus Zara dan Apple Inc. yang menciptakan permintaan atas produk mereka dengan meyakinkan publik bahwa ada kemungkinan ketinggalan untuk dapat membelinya.
Ketika berbelanja di e-commerce biasanya akan membuka website atau aplikasi sampai semua proses pembelian selesai.
Jika social commerce, berbelanja produk di aplikasi media sosial tanpa harus membuka aplikasi e-commerce untuk menyelesaikan pembelian.
Berbeda juga dengan social selling, kalau social selling itu menggunakan media sosial untuk menemukan akses kontak calon pelanggan, menjalin hubungan dan memelihara prospek penjualan dari para calon pelanggan.
Berikut ini beberapa alasan harus menggunakan social commerce yang harus diketahui, yaitu :
Menurut Hootsuite, social commerce dapat membuat pengalaman berbelanja jauh lebih interaktif daripada saat berbelanja di e-commerce biasanya. Pengalaman belanja akan lebih menyenangkan karena memilih barang lebih mudah hanya perlu scroll media sosial seperti biasanya.
Proses pembayaran pun langsung di satu aplikasi, jadi lebih mudah dan tidak ribet.
Memudahkan brand untuk mendapatkan feedback dari pelanggan. Katalog produk bisa secara langsung diberikan feedback oleh pelanggan sehingga penjual bisa tahu apakah produknya memang menarik atau tidak.
Selain itu, media sosial juga memudahkan penjual dalam berinteraksi dengan pelanggan baik itu lewat komentar atau direct messages.
Social commerce bisa disebut juga sebagai mall modern yang disukai oleh anak muda khususnya Gen Z. Pembelian di media sosial yang sangat mudah dan praktis membuat anak muda lebih tertarik belanja di sana daripada langsung pergi ke mall.
Ketika calon pelanggan harus keluar dari aplikasi media sosial dan masuk ke website untuk memasukkan produk ke keranjang pembelian, mereka akan kehilangan momen dan perhatian tentang brand atau produk.
Melihat produk dan bisa langsung membeli dengan sekali klik adalah cara singkat yang mungkin disukai calon pelanggan ketika berbelanja tanpa harus meninggalkan postingan.
Banyak calon pelanggan yang mencari tahu terlebih dahulu produk yang akan mereka beli di media sosial seperti Instagram dan Facebook. Ini bisa menjadi kesempatan untuk menjual apa yang mereka cari di media sosial tanpa harus membuka banyak halaman website.
Berjualan di media sosial merupakan peluang yang bagus karena bisa mengetahui demografis calon pelanggan. Produk yang ditawarkan bisa langsung di iklankan ke audiens tertentu yang menyukai suatu produk, cara ini tidak bisa dilakukan oleh e-commerce dan marketing tradisional.
Berikut merupakan platform media sosial terbaik yang digunakan untuk social commerce, yaitu :
Facebook shops dapat diakses dari Facebook Page, profile Instagram atau pun Instagram Shopping ads. Facebook shops dapat di kustomisasi seperti font dan warna yang sesuai dengan branding serta katalog produk yang bisa di import dari website.
Calon pelanggan dapat melakukan pembayaran di aplikasi atau chat messenger, atau arahkan ke website.
Untuk membuat Instagram shops diperlukan membuat akun Instagram bisnis terlebih dahulu dan menghubungkan ke Facebook Page. Instagram shops hanya bisa menjual produk, bukan jasa atau servis. Setiap produk di postingan feeds akun bisnis memiliki halaman detail yang menampilkan harga dan deskripsi produk. Instagram shops memiliki fitur tags produk di story atau feeds.
Pinterest memberikan fitur Product Pins untuk setiap akun bisnis dan ditampilkan di Pinterest Shop brand. Calon pelanggan tidak bisa membeli di aplikasi, ketika klik pot tanaman, mereka akan diarahkan ke e-commerce untuk melakukan transaksi pembelian.
Sejak Juli 2020, Snapchat meluncurkan fitur Brand Profiles yang memungkinkan calon pelanggan bisa mengeksplor dan membeli produk langsung dari aplikasi. Seperti pada profile Kylie Cosmetics, dengan fitur Swipe up to Shop memudahkan calon pelanggan membeli produk mereka di aplikasi.
3 Skill Business Intelligence Yang Harus di Ketahui Menjadi seorang Business Intelligence tidak semudah yang…
Cara Menggunakan Google Webmaster Tools Google menyediakan alat untuk mempermudah pengindeksan situs web Anda yang…
Fungsi dan Pengertian RAM Pada Web Hosting Banyaknya pengusaha dan masyarakat yang beralih ke platform…
Perbedaan Website Statis dan Website Dinamis Untuk memahami website statis dan website dinamis ini tidak…
Seiring berkembangnya teknologi digital dan tumbuhnya e-commerce di Indonesia, banyak bermunculan aplikasi-aplikasi baru. Platform e-commerce…
Pahami Cara Membuat Website E-commerce Pada artikel ini Anda akan mendapatkan penjelasan tentang apa itu…