HOTLINE

(0275) 2974 127

CHAT WA 24/7
0859-60000-390 (Sales)
0852-8969-9009 (Support)
Blog

Cara Meningkatkan Performa WordPress dengan Google Pagespeed Insights

Google PageSpeed Insights (PSI) merupakan salah satu tools gratis yang di sediakan oleh Google. Tujuan utamanya untuk menampilkan kinerja halaman website ketika diakses menggunakan perangkat selular dan desktop. Selain itu juga memberikan saran tentang bagaimana performa halaman website tersebut bisa ditingkatkan. Untuk menggunakannya, selain dengan mengunjungi website PageSpeed Google.

Seberapa Pentingkah Speed (Kecepatan) Website?

Optimasi Page Speed website sangat penting untuk website karena Optimasi Page Speed dapat menentukan performa yang otomatis sangat berpengaruh pada jumlah pengunjung dan pendapatan yang akan didapatkan. Beberapa fakta mengenai korelasi atau keterkaitan antara kecepatan website dan para pengguna (users) internet. Selain konten dan desain yang berkualitas, kecepatan dapat membuat users bertahan lama di sebuah website. Semakin cepat kecepatan semakin baik users merespons website Anda.

Untuk yang memiliki bisnis online, maka kecepatan website sangat berpengaruh pada tingkat konversi, jadi atau tidaknya pengunjung dalam membeli sebuah produk. Semakin cepat kecepatan website, maka tingkat konversinya akan semakin tinggi. Kecepatan website yang rendah maka akan meningkatkan resiko kehilangan minat pengunjung yang tadinya ingin membeli sebuah produk.

Kecepatan website memang bukan satu-satunya faktor yang mempengaruhi performa website. Selain itu, kecepatan juga bukan satu-satunya faktor yang mempengaruhi search engine ranking. Meski demikian, kecepatan website bisa dikatakan sangat mempengaruhi minat, ekspetasi, dan kesan dari pengunjung.

Waktu yang di butuhkan PageSpeed yang harus dicapai 3 detik adalah waktu yang diharapkan oleh rata-rata users untuk mengakses sebuah website. Jika lebih dari 5 detik bisa disebut dengan waktu yang tidak ideal. Skor di atas 80 (Grade B) menunjukkan bahwa performa website baik. Banyak orang menganggap bahwa skor di atas 95 merupakan skor yang sempurna. Namun, mendapatkan skor di atas 95 merupakan hal yang sangat sulit. Skor 90 (Grade A) saja sudah cukup.

Cara Gunakan Google PageSpeed Insight

Berikut adalah penjelasan mengenai cara menggunakan Google PageSpeed Insight langkah demi langkah :

1. Buka Website PageSpeed pada Browser

2. Ketik Alamat Website

3. Dapatkan Analisis

Google akan menilai kecepatan loading website dengan menggunakan skala persen. Nilai 0 sampai 49 persen menunjukkan kecepatan website lambat. Nilai 50 sampai 89 persen menunjukkan kecepatan website sudah mencapai rata-rata. Terakhir, nilai 90 sampai 100 persen menandakan kecepatan website cepat.

4. Cara Membaca Analisis PageSpeed Google

Selain analisis kecepatan website secara umum, PageSpeed Google juga menjabarkan analisisnya menjadi enam bagian. Enam analisis tersebut adalah Field Data, Origin Summary, Lab Data, Opportunities, Diagnostics, dan Passed Audits. Berikut adalah penjelasannya :

1. Field Data (Data Kolom) dan Origin Summary

Field Data dan Origin Summary adalah nilai kecepatan berdasarkan First Contentful Paint dan First Input Delay.

  1. First Contentful Paint (FCP) adalah waktu di mana gambar atau teks pertama muncul.Untuk memberikan pengalaman pengguna yang baik, LCP akan muncul dalam 2,5 detik ketika halaman pertama mulai memuat.
  2. First Input Delay (FID) adalah jarak waktu antara interaksi pertama pengunjung (klik tautan/link) dan respon pertama browser menanggapi interaksi tersebut. Untuk memberikan pengalaman pengguna yang baik, halaman harus memiliki FID kurang dari 100 milidetik .
  3. Cumulative Layout Shift (CLS) adalah metrik yang penting dan berpusat pada pengguna untuk mengukur stabilitas visual karena ini membantu mengukur seberapa sering pengguna mengalami perubahan tata letak yang tidak terduga.  Untuk memberikan pengalaman pengguna yang baik, halaman harus mempertahankan CLS kurang dari 0,1.

Jika website termasuk kategori cepat jika kedua nilai FCP dan FID sama-sama tinggi. Jika salah satu, FCP atau FID, mendapatkan nilai rendah, website termasuk kategori lambat.

2. Lab Data (Data Lab)

  1. First Contentful Paint adalah waktu di mana gambar atau teks pertama muncul.
  2. Indeks Kecepatan menunjukkan seberapa cepat isi halaman terlihat jelas. Semakin rendah nilainya semakin bagus.
  3. Largest Contentful Paint adalah menandai waktu saat teks atau gambar terbesar di paint.
  4. Waktu untuk Interaktif adalah lamanya waktu yang diperlukan halaman untuk menjadi interaktif sepenuhnya.
  5. Total Waktu Pemblokiran adalah jumlah semua jangka waktu antara FCP dan Waktu untuk Interaktif, ketika durasi tugas melebihi 50 md. Total waktu pemblokiran dinyatakan dalam milidetik.
  6. Pergeseran Tata Letak Kumulatif (CLS) mengukur gerakan elemen yang terlihat dalam area pandang.

3. Opportunities (Peluang)

Opportunities (peluang) menunjukkan langkah optimasi yang bisa kamu lakukan untuk meningkatkan kecepatan website.

4. Diagnostics (Diagnostik)

Diagnostics (diagnostik) berisi detail kinerja website yang belum disebutkan di analisis-analisis sebelumnya.

5. Passed Audits (Lulus Audit)

Passed Audits (lulus audit) berisi laporan langkah-langkah optimasi apa saja yang sudah berhasil dilakukan.

4 Tips Dapatkan Skor Tinggi di Google PageSpeed Insight

Google PageSpeed Insight akan menilai performa website dengan skala 0 sampai 100. Untuk mendapatkan skor 90 sampai 100 di Google PageSpeed Insight menjadi tujuan semua pemilik website. Maka pemilik website perlu menyelesaikan masalah-masalah dari hasil diagnosis Google PageSpeed Insight.

Setiap website tentu menghasilkan diagnosis yang berbeda-beda karena konten, tema, dan konfigurasi yang diaplikasikan pun berbeda. Namun, ada beberapa permasalahan yang paling sering ditemui setelah melakukan pengecekan di Google PageSpeed Insight. Dari ukuran gambar terlalu besar, tidak mengaktifkan caching, sampai performa website versi mobile yang tidak optimal.

Di bawah ini cara mengatasi empat permasalah paling umum untuk mendapatkan skor tinggi Google PageSpeed Insight:

1. Optimasi Gambar

Menambahkan gambar ke konten website/blog adalah langkah bagus agar pengunjung tidak bosan dengan teks dan membantu pengunjung untuk memahami konten tersebut.

Walaupun gambar menjadi penyebab lambatnya website. Gambar yang berukuran terlalu besar akan menurunkan kecepatan website secara drastis. Oleh karena itu, perlu melakukan compressing pada gambar yang akan diunggah di website.

Untuk mengecilkan ukuran gambar tanpa merusak kualitas gambar bisa melakukan compressing sebelum mengunggahnya di WordPress menggunakan layanan image compressing seperti TinyPNG, ILoveIMG, Trimage, Kraken, dan OptiPNG. 

Selain itu, bisa melakukan proses compressing di WordPress dengan menggunakan plugin. WordPress menyediakan berbagai plugin yang akan membantu menyelesaikan masalah optimasi gambar. Beberapa plugin yang bisa digunakan adalah Imagify Image Optimizer, ShortPixel Image Optimizer, WP Smush, dan Optimus Image.

2. Gunakan Browser Caching

Cache adalah proses penyimpanan sementara data atau halaman HTML dan gambar sebuah website untuk mengurangi penggunaan bandwidth dan loading server. Secara sederhana, cache adalah teknologi yang membantu menampilkan halaman website lebih cepat.

Ketika pengunjung membuka website untuk pertama kali, sistem browser caching akan menyimpan data-data halaman yang dibuka pengunjung, dari logo, gambar, hingga konten.

Dengan begitu, saat pengunjung membuka website kedua kali dan seterusnya browser pengunjung tidak perlu melakukan request ke server untuk menampilkan data-data yang sama. Sebab browser caching sudah menyimpan data-data tersebut di komputer pengunjung sehingga bisa menampilkan halaman website lebih cepat.

Untuk mengaktifkan browser caching pun cukup mudah melakukannya dengan menggunakan bantuan plugin. Tersedia banyak plugin caching di WordPress.

3. Minify HTML, CSS, dan JavaScript

Bukan hanya gambar yang memerlukan compressing, kode HTML, CSS, dan JavaScript perlu dikompres untuk mengoptimasi kecepatan website melalui proses minify.

Minify adalah proses pengurangan data yang berulang atau tidak penting di HTML, CSS, dan JavaScript tanpa mengurangi kualitas yang ditampilkan di browser. Dengan begitu browser akan lebih cepat membaca data-data di halaman website.

4. Optimasi Website Versi Mobile

Smartphone telah menjadi perangkat utama untuk mengakses internet. Data Statista menunjukkan, pada 2018 perangkat mobile telah mendominasi trafik website sebanyak 52,2% dan diperkirakan akan terus meningkat.

Di Indonesia 94% pengguna internet mengaku menggunakan perangkat mobile untuk mengakses internet. Tentu angka ini bukan angka yang bisa diabaikan begitu saja.

Sebagai pemilik website dituntut untuk menyediakan website yang cepat dan responsif baik di perangkat desktop dan mobile. Membuat website cepat dan responsif di perangkat desktop mungkin adalah hal yang sudah biasa bagi kebanyakan orang.

Berbeda dengan membuat website cepat dan responsif di perangkat mobile. Ketertarikan orang di masalah ini masih cenderung rendah. Bahkan menurut sebuah survei, pada 2017 baru 21% website online sudah teroptimasi untuk perangkat mobile.

Mungkin website Anda adalah salah satu dari 79% website yang masih belum mobile-friendly. Tidak masalah karena tidak ada kata terlambat untuk mengoptimasi website di perangkat mobile.

Cara optimasi website di perangkat mobile pun cukup mudah. Bisa menggunakan plugin mobile WordPress untuk membuat website versi mobile yang cepat dan responsif.

Jadilah yang pertama untuk memberi nilai
Risa Y

Recent Posts

Programmer Bisa Kenali Github Lebih Dalam!

Pengertian Github Github adalah platform pengembangan software online yang digunakan untuk menyimpan, melacak, dan berkolaborasi…

11 hours ago

Kamu Harus Tahu! Begini Cara Cek Pemilik Domain

Tentu saja, jika kamu ingin membuat website, kamu harus mendaftarkan nama domain terlebih dahulu. Namun,…

1 day ago

Penasaran Apa Saja Perangkat pada Komputer? Simak Di Sini ya

Seperti yang Anda ketahui, komputer tidak dapat bekerja tanpa tiga komponen utamanya yaitu hardware, software,…

1 day ago

Kenali Apa itu Pop Up, Fungsi hingga Cara Membuatnya

Kamu mungkin pernah mendengar istilah "Pop Up"  dalam beberapa penjelasan artikel. Lalu, apa si Pop…

3 days ago

Begini Cara Setting SSL di Cloudflare!

Setting SSL Cloudflare – Saat ini, HTTPS adalah salah satu upaya yang dilakukan banyak pemilik…

3 days ago

Apa itu IPv6? Kenali Perbedaannya dengan IPv4

Pernahkah kamu mendengar tentang IPv6? IPv6 adalah versi terbaru dari IP (Protokol Internet) dari yang…

4 days ago