(0275) 2974 127
Jika Anda ingin meningkatkan penjualan, pasti ingin mendapat untung bukan? Itu sudah jelas! Oleh karena itu, untuk mendapatkan keuntungan tersebut, Anda perlu menghitung harga jual yang sesuai dengan produk Anda. Perlu Anda ketahui juga bahwa harga jual dihitung berbeda untuk penjualan offline dan online.
Jika Anda menjalankan bisnis online, tahukah Anda cara menentukan harga jual? Artikel yang cocok telah ditemukan. Pada pembahasan kali ini Hosteko akan menjelaskan rumus perhitungan harga jual secara lengkap dengan menentukan harga jual. Mari kita bahas bersama!
Harga jual adalah harga akhir yang harus dibayar pembeli sebagai imbalan atas produk, jasa, atau jasa yang diberikan. Ada banyak faktor yang mempengaruhi harga jual suatu produk. Hal ini juga bervariasi berdasarkan lokasi, permintaan produk, dan situasi.
Nah, selain untung, harga jualnya jelas mempengaruhi posisi pasarnya kan? Oleh karena itu, hal ini harus dipertimbangkan dengan matang. Nah sebelum kita membahas bagaimana cara menggunakan rumus harga jual untuk menentukan harga jual, kita perlu memahami terlebih dahulu apa saja yang termasuk dalam harga jual.
Setidaknya ada tiga faktor penting dalam menentukan harga jual yakni biaya tetap, biaya variabel, dan margin keuntungan. Mari kita saling mengenal terlebih dahulu!
Apakah anda sudah terbayang dari namanya? Ya, biaya tetap adalah biaya yang selalu terjadi dan mempunyai nilai tetap, seperti pajak dan sewa bangunan. Sebagai pemilik bisnis, Anda harus bersaing untuk menghadirkan lebih banyak produk ke pasar untuk menutupi biaya tetap tersebut.
Biaya tetap ini biasanya sangat tinggi sehingga pengusaha harus mampu mengalokasikan dana untuk menutup biaya tersebut. Misalnya, jika Anda ingin mendapat keuntungan 50% pada setiap produk, Anda harus menyisihkan sekitar 15-20% untuk biaya tetap.
Berbeda dengan biaya tetap, biaya variabel merupakan jenis biaya yang berubah-ubah tergantung pada jumlah produksi. Oleh karena itu, semakin tinggi volume produksi maka semakin tinggi pula biaya variabel yang dikeluarkan. Biaya variabel ini merupakan biaya referensi untuk modal.
Misalnya, jika Anda menjual produk dari produsen, artinya Anda perlu menghitung biaya transportasi, pembelian produk, dll. Sebaliknya jika Anda membuatnya sendiri maka perhitungannya akan lebih rumit sebagai berikut:
Misalnya, Anda adalah pemilik bisnis cookies. Mari kita hitung biaya variabel yang dikeluarkan untuk membuat 10 cookies.
Dari gambaran tersebut akan dihasilkan biaya variabel sebesar Rp 50.500. Ini hanyalah ilustrasi, mohon jangan dijadikan skala.
Margin profit adalah pendapatan dari penjualan suatu produk setelah dikurangi seluruh biaya operasional. Margin keuntungan juga merupakan cara efektif untuk menentukan apakah suatu perusahaan menguntungkan. Sekarang setelah Anda mengetahui cara menghitung biaya variabel, Anda dapat menambahkan penghitungan margin keuntungan ke rumus harga jual ini.
Harga jual = biaya variabel : (1 – desimal profit yang kamu inginkan)
Misalnya, jika Anda ingin menjual kue dan mendapat keuntungan 40%, Anda perlu menentukan harga jualnya, bukan? Harga jual dihitung di sini.
Harga jual = 50.500 : (1-0.4)
= 50.500 : 0.6
= 85.000
Maka dari itu untuk menjual 12 cookies seharusnya harga jual sebesar Rp 85.000 dan jika dijual per buah nya berarti kamu harus menjual seharga Rp 7.000 an.
Ini hanyalah rumus harga jual yang mendasar, untuk lebih lengkapnya simak penjelasan setelah ini ya!
Jika Anda sudah memahami teori pricing, Anda mungkin mengetahui beberapa rumus harga jual yang bisa Anda coba. Untuk itu Hosteko telah menyusun metode penentuan harga jual harian. Ini berarti Anda dapat mengalahkan pesaing Anda dan memperoleh keuntungan lebih tinggi dengan harga yang Anda inginkan. Apa saja itu? Simak ulasannya ya.
Margin pricing adalah suatu metode penentuan harga jual untuk mengetahui berapa persentase keuntungan yang akan diperoleh. Nah dari sini Anda juga bisa melihat apakah keuntungan Anda terlalu tinggi dan membandingkannya dengan kompetitor. Dengan menggunakan cara ini, Anda sudah mengetahui harga jualnya. Oleh karena itu, rumus menghitung harga jual adalah:
Margin = (Harga Jual – Harga Modal) : Harga Jual
Contoh penerapan rumus harga jual adalah jika modal yang ditempatkan Rp 5.000, namun ingin menjual harga per 1 buah cookies seharga Rp 8.000.
Margin = (Rp 8.000 – Rp 6.000) : Rp 8.000
= Rp 2.000 : Rp 8.000
= 0.25 atau 25%
Artinya, Anda mendapat untung 25%. Namun hal ini masih dianggap wajar karena biasanya ada batasan maksimal 50%.
Markup pricing menentukan rumus perhitungan harga jual dengan menggunakan margin keuntungan yang diinginkan. Ya, ketika menggunakan markup pricing, Anda sudah mengetahui berapa persentase keuntungan yang ingin Anda peroleh. Oleh karena itu, cara menentukan harga jual ini banyak digunakan oleh para pemilik usaha seperti produsen, dropshipper, bahkan reseller. Rumus harga jual ini sangat sederhana, yakni:
Harga jual = Modal + (Modal x Persentase Margin)
Contoh penerapannya adalah sebagai berikut, jika anda mempunyai modal Rp 60.000 untuk membuat cookies, rumus keuntungannya adalah 40% dan harga jualnya adalah
Harga jual = Rp 60.000 + (Rp 60.000 x 40%)
= Rp 60.000 + Rp 24.000
= Rp 84.000
Jadi untuk mendapatkan untung sebesar 40% Anda perlu menjual satu bungkus berisi 12 buah cookies seharga Rp 84.000.
Cara menentukan harga jual Keystone Pricing mirip dengan penetapan harga markup, namun margin tambahannya adalah 100%. Sederhananya, ini adalah cara menetapkan harga jual dua kali lipat modal. Ternyata cara ini sudah ada sejak lama. Tahukah kamu sejak kapan? Jawabannya adalah belum ada mesin penghitung seperti kalkulator atau komputer.
Wah, sudah cukup lama juga ya! Cara ini digunakan untuk menjual produk yang bukan merupakan barang konsumsi namun mempunyai umur yang sedang tren seperti banyak produk yang dijual di department store, seperti sepatu, tas, dan sandal. Alasan harga dipatok begitu tinggi karena digunakan untuk menutupi biaya variabel dan biaya operasional.
Manufactured Retail Price , atau disingkat MSRP, adalah metode penentuan harga eceran dengan berfokus pada harga yang disarankan produsen. Tujuannya untuk menghindari persaingan harga yang berlebihan, tetap menjual dengan harga yang sesuai, dan menstabilkan harga pasar.
Oleh karena itu, para reseller atau tangan kedua tidak mematok harga jauh dari harga produsen agar pembeli dapat membeli dengan harga terjangkau. Tunggu, untuk siapa MSRP ini? Cara penentuan harga jual ini biasanya digunakan oleh retailer yang memproduksi barang dalam jumlah besar seperti skincare, makeup, kendaraan bermotor, dan lain sebagainya.
Value based pricing (VBP) adalah suatu metode penentuan harga jual berdasarkan nilai yang diterima konsumen. Artinya, konsumen menerima produk yang sesuai dengan harganya. Strategi ini biasanya digunakan oleh pemilik bisnis yang memiliki produk berkualitas tinggi, menjual produk edisi terbatas, dan banyak diminati.
Untuk menentukan harga yang akan dipatok, Anda harus melakukan riset pasar terlebih dahulu. Jangan langsung mematok harga tinggi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menunjukkan seberapa besar permintaan yang ada dan seberapa besar pelanggan bersedia membayar untuk produk tersebut. Contoh penentuan harga jual ini biasanya digunakan pada jam tangan pintar edisi terbatas atau sepatu yang sudah tidak diproduksi lagi.
Apa itu bundling? Anda mungkin lebih familiar dengan istilah grosir dan paket. Oleh karena itu, strategi bundling ini biasa digunakan. Misalnya Anda menjual cookies seharga Rp 7.000 per buah, buatlah paket bundel seharga Rp 13.000 untuk mendapatkan 2 kue.
Ini disebut bundling atau paket. Meski keuntungan Anda tidak lebih tinggi dari biasanya, Anda bisa mencoba strategi ini untuk meningkatkan volume penjualan Anda. Namun strategi ini dinilai sangat efektif, terutama jika memadukan produk terlaris dengan produk yang permintaannya rendah. Ini mencegah barang menumpuk.
Setelah Anda memahami berbagai cara menentukan harga jual, termasuk rumus harga jual, Anda dapat mencoba hal berikut, contohnya margin pricing, markup pricing, keystone pricing, MSRP, VBP, dan bundling.
Harus diingat bahwa rumus harga jual ini sangat penting untuk mengukur keuntungan dan membandingkan dengan kompetitor. Memutuskan metode mana yang akan digunakan memerlukan eksperimen dan perhitungan yang cermat, bukan sekadar menetapkan harga. Jika Anda menjalankan bisnis offline, cobalah pemasaran online karena dapat menghemat uang karena tidak perlu membayar hal-hal seperti sewa apartemen. Kami berharap yang terbaik untukmu. Selamat mencoba semoga berjaya!
UX design merupakan singkatan dari User Experience design atau desain pengalaman pengguna. Istilah ini sering…
A/B testing adalah prosedur pengujian yang membandingkan dua halaman situs web atau lebih secara bersamaan…
Menemukan topik blog yang menarik dan terkini mungkin tidak mudah, terutama bagi pemula yang belum…
Cara Memonetisasi Blog – Menulis blog pribadi bukan lagi sekedar hobi, kegiatan ini menawarkan peluang…
Membuat blog adalah salah satu cara terbaik untuk berbagi cerita dan kisah Anda sambil terhubung…
Pada artikel ini, kami merekomendasikan beberapa contoh desain web terbaik untuk menginspirasi Anda. Dari contoh…