(0275) 2974 127
Ruby on Rails adalah sebuah web framework yang ditulis menggunakan bahasa pemrograman Ruby. Rails sendiri merupakan framework open source yang dirilis dengan lisensi MIT.
Ruby on Rails pertama kali dikembangkan oleh David Heinemeier Hansson, seorang programmer asal Denmark pada Agustus 2004. Hingga kini, Rails berkembang pesat dengan versi terbaru, 7.0.1, dirilis 6 Januari 2022 lalu.
Ruby on Rails adalah framework full stack. Artinya, ia bisa digunakan sebagai framework back end untuk mengelola database dan file di server. Namun, bisa juga digunakan sebagai framework front end untuk me-render HTML dan mengupdate halaman secara live.
Sebenarnya, alasan Rails tergolong framework full stack karena ia memiliki arsitektur MVC (Model View Controller). Nah, Model dan Controller bertugas mengatur aktivitas back end, sementara View berguna mengelola tampilan front end.
Arsitektur MVC membuat Ruby on Rails sangat fleksibel untuk membangun berbagai jenis aplikasi web. Mulai dari Progressive Web App (PWA), Single Page App (SPA), Rich Internet App (RIA), bahkan Web Service dan API.
Jadi tidak heran, jika Ruby on Rails banyak digunakan oleh perusahaan kelas dunia. Beberapa di antaranya ialah Github, Shopify, Dribble, Hulu, Airbnb, Twitch, dan Soundcloud.
Setelah mengetahui apa itu Ruby on Rails, berikutnya mari belajar perbedaan Ruby dan Ruby on Rails. Pada dasarnya, Ruby ialah bahasa pemrograman sedangkan Ruby on Rails adalah framework.
Namun, terdapat perbedaan Ruby dan Ruby on Rails lain yang tidak kalah pentingnya, yaitu :
Seperti yang sedikit dijelaskan, Ruby adalah bahasa pemrograman murni. Artinya, ia bisa digunakan baik secara mandiri (native) maupun dikombinasikan dengan framework lain, seperti Rails.
Sebagai bahasa pemrograman, Ruby mempunyai syntax, struktur data dan aturan-aturan khas. Hal tersebut membuat Ruby bisa diterjemahkan menjadi bahasa yang dimengerti, baik oleh manusia ataupun komputer.
Sebaliknya, Ruby on Rails adalah framework untuk bahasa Ruby. Artinya, ia tidak bisa berjalan di atas bahasa pemrograman lain, seperti Python atau PHP. Rails juga mengikuti semua aturan yang ditetapkan Ruby.
Perbedaan karakteristik inilah yang justru berpengaruh besar ke tujuan dikembangkannya Ruby on Rails. Yaitu, untuk meningkatkan kemampuan Ruby itu sendiri.
Dengan begitu, Ruby on Rails dapat melakukan hal-hal yang tidak dapat dilakukan Ruby secara native. Misalnya memproses rendering di server, serta mendukung berbagai library dan bahasa lain.
Diibaratkan, Ruby ialah sepetak lahan kosong dengan luas area dan karakteristik tanah tersendiri. Sedangkan, Ruby on Rails adalah apartemen lengkap dengan perabotan, di mana penghuninya tinggal menata sesuai keinginan.
Meski bisa digunakan untuk banyak hal, Ruby paling cocok dipakai membangun aplikasi desktop. Sebab, ia menerapkan rendering script di klien, atau yang sering disebut client side rendering.
Artinya, pengguna harus mengunduh semua data, fungsi, hingga layout tampilan sebelum bisa menggunakannya dengan lancar. Hal ini tentu saja sesuai dengan karakteristik aplikasi desktop pada umumnya.
Namun, client side rendering tidak efektif diterapkan di aplikasi berbasis web. Sebab, pengguna harus menunggu lama sampai semua fungsi dan tampilan web muncul di browser.
Sebaliknya, Ruby on Rails bisa menjadi pilihan ketika membangun aplikasi berbasis web. Sebab, ia punya mekanisme server side rendering, di mana setiap script di render pada server sebelum dikirimkan ke client.
Artinya, segala sesuatunya telah disiapkan di server. Dengan begitu, pengguna dapat menikmati tampilan serta mengakses semua fungsi web secara instan tanpa perlu menunggu lama.
Tak hanya itu, Rails menggunakan arsitektur MVC yang bisa diandalkan membangun berbagai jenis web. Sebab, MVC mampu meringkas baris kode sehingga mempercepat proses pengembangan web.
Ruby tergolong bahasa pemrograman tingkat tinggi. Artinya, ia bisa dengan mudah dimengerti oleh manusia. Hal ini membuat Ruby dapat diandalkan untuk membangun project dengan cepat.
Jika Ruby sudah cukup cepat, maka menggunakan Ruby on Rails semakin mempercepat proses. Sebab, Rails sudah menyiapkan berbagai konfigurasi file secara otomatis.
Artinya hanya perlu fokus menulis kode untuk menghasilkan fungsi-fungsi yang diharapkan. Hasilnya, waktu yang diperlukan untuk membangun aplikasi web jadi lebih singkat.
Ruby memiliki aturan penulisan kode yang simpel menggunakan aturan yang mirip dengan bahasa pemrograman berorientasi obyek lain seperti Python.
Untuk syntaxnya sendiri, Ruby memberlakukan beberapa prinsip. Mulai dari syntax flexibility, overloading, exception handling, built in support, variable scopes, dan masih banyak lagi. Sebagai framework untuk Ruby, Ruby on Rails tentu menerapkan prinsip-prinsip syntax di atas. Tapi juga memberlakukan satu prinsip baru, yaitu DRY (Don’t Repeat Yourself).
Artinya, syntax pada Rails dibuat sesederhana mungkin, sehingga tidak perlu menulis kode yang sama secara berulang-ulang. Hal ini membuat hasil coding jadi lebih rapi.
Meski tergolong bahasa open source, Ruby ternyata tidak begitu fleksibel. Maksudnya tidak bisa menggabungkan syntax Ruby dengan bahasa lain, seperti HTML dan CSS. Ini juga merupakan alasan kenapa Ruby kurang cocok dipakai untuk membangun aplikasi berbasis web. Untungnya, Ruby on Rails berhasil memperbaiki kekurangan Ruby dari segi fleksibilitas.
Dengan Rails bisa dengan mudah menambahkan syntax dari bahasa lain, baik pemrograman ataupun markup. Mulai HTML, CSS, JSON, hingga XML.
Hal ini memudahkan dalam membangun aplikasi web yang sesuai dengan harapan, baik dari tampilan front end maupun fungsi-fungsi di back end.
Secara umum, Rails menawarkan kelebihan berupa kecepatan dan kemudahan dalam mengembangkan aplikasi web. Sebab, ia memiliki beberapa karakteristik dan fitur berikut :
Dengan Ruby on Rails tidak perlu menggunakan dua framework berbeda untuk aktivitas di mengatur back end maupun membuat tampilan front end.
Arsitektur MVC pada Rails memungkinkan hasil coding menjadi lebih rapi. Sebab, setiap fungsi ditulis sesuai wadahnya. Contohnya layout halaman ditempatkan pada View.
Ruby on Rails membawa prinsip Convention over Configuration. Artinya, sebagian besar proses pengembangan Rails tidak memerlukan konfigurasi file, karena sudah disiapkan secara otomatis.
Adanya prinsip Don’t Repeat Yourself pada Ruby on Rails semakin mempercepat pengembangan aplikasi. Sebab, hal tersebut menghindarkan dari boilerplate, atau menulis kode yang sama di berbagai tempat.
Seperti yang sudah dijelaskan bisa menambahkan syntax bahasa lain ke project Ruby on Rails. Hasilnya, aplikasi dapat berjalan tanpa kendala, meski menggunakan beberapa bahasa berbeda.
Cara Memonetisasi Blog – Menulis blog pribadi bukan lagi sekedar hobi, kegiatan ini menawarkan peluang…
Membuat blog adalah salah satu cara terbaik untuk berbagi cerita dan kisah Anda sambil terhubung…
Pada artikel ini, kami merekomendasikan beberapa contoh desain web terbaik untuk menginspirasi Anda. Dari contoh…
LMS adalah singkatan dari Learning Management System dan merupakan suatu bentuk aplikasi perangkat lunak yang…
Situs web yang dirancang dengan baik dapat membantu menarik pengunjung, meningkatkan kredibilitas perusahaan Anda, dan…
Instansi pendidikan termasuk pihak yang paling terkena dampak pandemi virus covid-19 pada tahun 2020 lalu.…