(0275) 2974 127
Sebagian orang mungkin pernah beberapa kali mendengar tentang istilah valuasi, khususnya pada valuasi perusahaan startup. Tapi sebenarnya, valuasi ini bisa digunakan pada perusahaan apapun, tidak terbatas pada perusahaan startup. Pada dasarnya, valuasi adalah suatu upaya penilaian perusahaan penyedia barang dan jasa dengan mengukur seluruh komponen yang saling berkaitan.
Valuasi adalah perhitungan nilai sebuah perusahaan dengan melihat kualitas manajemen, struktur permodalan, jumlah aset, dan proyeksi pendapatan. Valuasi itu penting bagi semua perusahaan, baik besar maupun kecil, terutama yang masih membutuhkan pendanaan untuk berkembang.
Sebagai contoh, ketika sebuah perusahaan startup dihadapkan pada proses akuisisi, perusahaan tersebut jadi tahu berapa kisaran harga yang ditawarkan kepada calon pembelinya, berdasarkan valuasi yang dimiliki.
Contoh lainnya adalah ketika performa perusahaan menurun. pemilik jadi tahu kapan waktu yang tepat untuk menjual perusahaan dengan harga yang ideal, sebelum kondisi semakin buruk dan nilainya jatuh.
Valuasi perusahaan bisa naik-turun sesuai faktor-faktor yang mempengaruhi nilai tersebut.
Setidaknya ada enam faktor yang mempengaruhi valuasi, yaitu :
Faktor yang mempengaruhi nilai perusahaan tentu saja stabilitas bisnisnya. Hal itu ditunjukkan dengan pendapatan yang terus meningkat atau cenderung konsisten. Jadi, makin baik kondisi bisnis, makin tinggi juga valuasinya.
Bayangkan sebuah perusahaan yang setiap tahun penjualan produknya selalu naik-turun tidak menentu. Alasannya, kestabilan bisnis merupakan salah satu faktor dari valuasi.
Bahkan, bisnis yang stabil bukan hanya diukur dari penjualan, tapi juga pertambahan pengguna, hingga profit yang didapatkan setiap tahunnya.
Pendanaan juga bisa mempengaruhi valuasi. Kalau bisa memanfaatkan pendanaan untuk meningkatkan profit, nilai jual bisnis bisa bertambah. Salah satu startup yang berhasil melakukan hal tersebut adalah Exploding Kittens. Bisnis ini bermula dari proyek permainan kartu yang menggunakan platform crowdfunding Kickstarter untuk mencari investor.
Awalnya, pencipta Exploding Kittens menargetkan $10.000 agar bisa memproduksi 500 kotak kartu. Namun, tanpa disangka, mereka mendapatkan $1,3 juta dalam sehari saja. Dana yang didapatkan Exploding Kittens dari Kickstarter tidak berhenti di situ saja. Dalam satu bulan, jumlahnya meningkat hingga $8,8 juta.
Berkat itu, Exploding Kittens berhasil menjual 2,5 juta kotak kartu dalam tahun pertama. Karena satu kotak dihargai $20, pendapatan bisnis permainan kartu ini mencapai $50 juta.
Faktor ketiga yang mempengaruhi nilai jual startup adalah model bisnis. Sebab, model bisnis yang tidak sesuai dengan kebutuhan konsumen akan gagal menghasilkan pendapatan. Pada akhirnya, bisa mempengaruhi valuasi bisnis tersebut.
Banyak hal yang bisa menyebabkan model bisnis tidak berhasil, bisa karena persaingan pasar atau perkembangan teknologi. Tidak heran, beberapa startup merubah model bisnis mereka agar bisa sesuai kebutuhan pasar
Hal tersebut dilakukan oleh Netflix. Awalnya bisnis Netflix adalah layanan pinjam DVD secara online. Melihat kompetitor di jenis bisnis sama mulai bermunculan dan adanya teknologi baru dalam konsumsi video, Netflix mengubah model bisnisnya menjadi layanan streaming on-demand.
Keputusan itulah yang membuat Netflix berada di posisi teratas platform streaming film hingga saat ini dengan valuasi lebih dari $200 miliar. Bayangkan jika Netflix masih menggunakan model bisnis yang lama, valuasi mereka mungkin tidak setinggi saat ini.
Kualitas sumber daya manusia sebuah startup juga bisa mempengaruhi nilainya. Jika SDM berkualitas, performa perusahaan bisa meningkat dan memiliki prospek yang baik. Dengan demikian, valuasi startup juga meningkat.
Aset yang dimiliki sebuah perusahaan sangat mempengaruhi valuasi mereka. Sebagai contoh, aset tetap seperti peralatan, kendaraan, dan bangunan. Makin banyak aset yang dimiliki perusahaan, makin tinggi juga valuasinya.
Aset termasuk faktor yang digunakan untuk metode valuasi absolut, di mana nilai jual perusahaan ditentukan oleh hal-hal yang ada di dalam perusahaan sendiri.
Nilai jual perusahaan juga bisa dipengaruhi oleh persaingan industri. Apabila startup lebih menjanjikan daripada kompetitor di niche bisnis yang sama, valuasinya akan meningkat.
Berbeda dengan harga aset, persaingan industri merupakan salah satu faktor dalam valuasi relatif. Artinya, nilai sebuah perusahaan dinilai dari perbandingan kondisi bisnis lain dalam sebuah industri yang ukurannya kurang lebih sama.
Menghitung valuasi perusahaan itu penting dengan berbagai tujuan sebagai berikut :
Berdasarkan valuasi bisa tahu nilai jual perusahaan. Hal ini diperlukan terutama apabila akan melakukan pengembangan bisnis lewat merger atau akuisisi. Tanpa mengetahui valuasi, perusahaan yang ingin mengakuisisi akan kesulitan menentukan harga penawaran. Di sisi lain juga akan kesulitan mengambil keputusan yang tepat terkait penawaran akuisisi.
Akibatnya, bisa saja perusahaan salah perkiraan seperti yang terjadi pada Yahoo! yang menolak tawaran akuisisi dari Microsoft senilai $44,6 miliar. Alasannya, penawaran yang diberikan dianggap terlalu kecil.
Sembilan tahun kemudian, performa bisnis Yahoo ternyata terus menurun. Pada akhirnya, penyedia layanan email tersebut dijual ke Verizon seharga $4,5 miliar saja.
Valuasi juga digunakan untuk mengevaluasi performa perusahaan. Jika nilainya tinggi, berarti kondisi bisnis baik. Namun, jika nilai perusahaan menurun harus mengevaluasi faktor-faktor yang mempengaruhi dan mencari solusinya. Contohnya, kalau persaingan bisnis bertambah ketat harus mencari strategi baru untuk menghadapinya.
Sebelum menyetujui sebuah pendanaan, investor pasti ingin tahu jumlah saham yang akan dimilikinya di startup. Untuk mengetahuinya, valuasi adalah salah satu faktor yang dibutuhkan. Rumusnya seperti berikut ini :
Jumlah Pendanaan : (Valuasi Anda + Jumlah Pendanaan)
Sebagai contoh, startup memiliki valuasi Rp400 miliar dan meminta pendanaan Rp100 miliar. Dengan rumus tadi, hasilnya seperti berikut ini :
Rp100 miliar : (Rp400 miliar + Rp100 miliar) = ⅕
Jadi, jika investor menyetujui pendanaan tersebut, saham yang mereka miliki adalah ⅕ atau 20 persen dari valuasi setelah pendanaan (Rp500 miliar), yaitu Rp100 miliar.
Persentase itu investor gunakan untuk memperkirakan pertumbuhan sahamnya. Misalkan valuasi meningkat jadi Rp 2 triliun, maka saham investor menjadi Rp250 miliar.
Ada beberapa metode penghitungan nilai jual perusahaan. Berikut ini adalah empat di antaranya :
Jika ingin mengetahui valuasi perusahaan, perbandingan pasar adalah salah satu cara yang bisa digunakan. Metode ini dilakukan dengan membandingkan bisnis dengan kompetitor yang pendapatannya kurang lebih sama.
Katakanlah, startup bergerak di industri fashion di mana kompetitorAnda memiliki valuasi Rp150 juta. Maka, valuasi diperkirakan juga di kisaran Rp150 juta.
Cara ini hanya sekadar estimasi, sebab banyak faktor lain yang mempengaruhi valuasi, contohnya pajak dan hutang.
Nilai aset perusahaan merupakan faktor yang menentukan valuasi. Untuk menghitungnya perlu mengurangi total nilai aset dengan total hutang yang dimiliki. Jadi, jika total aset bisnis Rp 1 miliar dan total hutangnya Rp300 juta, valuasi aset adalah Rp700 juta.
Metode ini bisa mengukur valuasi dengan cepat. Sayangnya, kurang begitu akurat karena tidak memperhitungkan faktor lain, seperti awareness konsumen terhadap bisnis.
Berbeda dengan valuasi aset yang memperhitungkan data yang ada saat ini, discounted cash flow menggunakan perkiraan arus kas di masa depan.
Untuk menggunakan metode ini perlu memperkirakan jumlah pendapatan dan pengeluaran untuk beberapa waktu ke depan. Setelah itu, kurangi jumlah tersebut dengan total pendapatan dan pengeluaran saat ini. Hasilnya adalah net present value yang menunjukkan nilai ekonomi bisnis.
Lebih jelasnya, rumus discounted cash flow seperti di bawah ini :
Perkiraan arus kas – Arus kas saat ini
Discounted cash flow digunakan jika ingin meyakinkan investor. Dengan prediksi arus kas yang terus membaik, potensi perkembangan bisnis juga diperkirakan meningkat.
Untuk menggunakan metode penghitungan ini, kalikan jumlah pendapatan kotor tahun sebelumnya dengan industry multiplier. Jika pendapatan Rp 300 juta dan multiplier-nya 4, artinya valuasi perusahaan Rp 1,2 milyar.
Versi lain dari metode revenue adalah mengalikan pendapatan sebelum bunga dan pajak (EBIT) atau pendapatan sebelum bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi (EBITDA) dengan industry multiplier.
Empat perhitungan di atas akan memudahkan perusahaan untuk mengetahui valuasi yang dimiliki. Terutama bagi startup, valuasi akan membantu untuk menentukan level startup tersebut.
UX design merupakan singkatan dari User Experience design atau desain pengalaman pengguna. Istilah ini sering…
A/B testing adalah prosedur pengujian yang membandingkan dua halaman situs web atau lebih secara bersamaan…
Menemukan topik blog yang menarik dan terkini mungkin tidak mudah, terutama bagi pemula yang belum…
Cara Memonetisasi Blog – Menulis blog pribadi bukan lagi sekedar hobi, kegiatan ini menawarkan peluang…
Membuat blog adalah salah satu cara terbaik untuk berbagi cerita dan kisah Anda sambil terhubung…
Pada artikel ini, kami merekomendasikan beberapa contoh desain web terbaik untuk menginspirasi Anda. Dari contoh…