(0275) 2974 127
Prototype atau prototipe adalah sebuah metode dalam pengembangan produk dengan cara membuat rancangan, sampel, atau model dengan tujuan pengujian konsep atau proses kerja dari produk. Prototype sendiri bukanlah produk final yang nantinya akan diedarkan. Prototype dibuat untuk kebutuhan awal development software dan untuk mengetahui apakah fitur dan fungsi dalam program berjalan sesuai dengan kebutuhan yang telah direncanakan. Sehingga pengembang produk dapat mengetahui kekurangan dan kesalahan lebih awal sebelum mengimplementasikan fitur lain ke dalam produk dan merilis produk.
Gambaran sketsa diatas kertas merupakan bentuk prototype yang paling umum dan sederhana. Tapi ternyata jenis pengembangan prototype bisa terbagi menjadi dua cara, yakni :
Contoh sederhana adalah prototipe yang dirancang diatas kertas. Ini adalah jenis prototype yang sangat umum dan paling dasar karena cara ini dianggap lebih cepat dan murah, digunakan sekali pakai, mudah untuk membuat perubahan dan menguji iterasi baru. Selain itu, jenis ini juga memungkinkan tampilan keseluruhan produk secara cepat. Siapa pun dapat memproduksinya; mendorong pemikiran desain karena prototipe terlihat belum selesai.
Hanya saja ada kekurangannya, prototype jenis ini kurang nyata sehingga pengguna mungkin kesulitan memberikan umpan balik. Sulit juga untuk menerapkan hasil dari versi awal yang kasar yang dikarenakan mungkin terlalu mendasar untuk mencerminkan pengalaman pengguna produk jadi; dapat menyederhanakan masalah yang kompleks. Kurangnya interaktivitas membuat pengguna kehilangan kendali langsung tentang ide dari produk keseluruhan sehingga pengguna harus membayangkan bagaimana mereka akan menggunakan produk tersebut hanya dalam pikiran mereka saja.
Jenis kedua ini lebih dekat dengan prototipe dalam bentuk atau format digital yang dibuat pada perangkat lunak desain khusus. Kelebihan high-fidelity adalah kemampuannya untuk melibatkan semua pemangku kepentingan demi memiliki visi yang diwujudkan di tangan mereka dan dapat menilai seberapa cocok visi tersebut dengan kebutuhan pengguna dan memecahkan masalah mereka.
Pengujian akan menghasilkan hasil yang lebih akurat dan lebih dapat diterapkan sehingga bisa dikatakan kalau ini adalah versi yang paling dekat dengan produk akhir memungkinkan memprediksi bagaimana pengguna akan menggunakannya di pasar.
Meski begitu, jenis ini akan memerlukan waktu lebih lama dan dana lebih mahal untuk membuatnya. Target pengguna juga cenderung akan mengomentari detail yang dangkal daripada konten produk keseluruhannya.
Tujuan utama dari prototype adalah mengembangkan model atau rancangan produk menjadi produk final yang dapat memenuhi permintaan pengguna. Dalam proses pengembangan produk, pengguna dapat ikut andil dalam proses pengembangan produk dengan cara mengevaluasi dan memberikan umpan balik. Umpan balik yang diberikan dapat digunakan sebagai acuan dalam pengembangan produk. Selain itu, penggunaan prototipe dapat memunculkan ide-ide baru yang bisa dikembangkan menjadi sebuah fitur untuk melengkapi produk.
Ada banyak manfaat dan keuntungan yang bisa didapatkan saat menggunakan sistem prototyping ini. Berikut adalah manfaatnya :
Dengan adanya prototype, klien atau konsumen akan lebih mudah memahami proses pengembangan produk atau mendapat gambaran bagaimana produk akan dibuat. Meski secara umum prototype belum dapat digunakan untuk menilai produk dari segi fungsionalitas dan tujuannya, namun prototype setidaknya dapat mewakili produk secara fisik. Hal ini yang lantas dapat memungkinkan klien untuk memberi masukan.
Prototype bersifat lebih lanjut daripada sekadar konsep atau teori pengembangan produk. Dengan adanya prototype para pengembang maupun klien dapat melihat visi atau gambaran produk secara lebih jelas dan riil. Tak hanya itu, implementasi konsep menjadi sebuah prototype juga lebih mudah didiskusikan antara klien dan pengembang.
Meski secara langsung pembuatan prototype memungkinkan adanya pembengkakan biaya di awal proses pengembangan, namun jika ditilik secara keseluruhan justru prototype dapat menekan biaya pengembangan. Hal ini disebabkan adanya realisasi konsep yang juga diikuti dengan proses evaluasi dari berbagai percobaan tertentu. Adanya proses evaluasi dari konsep menjadi prototype akan lebih efisien secara waktu dan biaya.
Hampir di tiap pameran produk atau semacamnya, peran prototype menjadi amat penting. Sebabnya, adanya prototype dapat memudahkan pengembang untuk mempresentasikan ide dan konsepnya kepada calon konsumen atau bahkan investor. Hal ini tentu saja akan sulit dipahami jika pengembang hanya merepresentasikan konsep dan teorinya saja tanpa ada prototype fisik pada orang lain.
Manfaat dari prototype yang tak boleh ketinggalan adalah keberadaannya akan memungkinkan pengembang untuk menciptakan produk baru di masa mendatang. Prototype dari masa ini dapat dijadikan acuan dalam analisis baru terhadap kebutuhan pasar atas produk baru di masa mendatang. Setidaknya, prototype yang ada dapat memunculkan ide baru bagi pengembang.
Meski bersifat dasar sebagai contoh pemodelan produk, prototype memiliki keuntungan dan kerugiannya sendiri. Hal ini dipengaruhi beberapa faktor seperti sumber daya manusia, waktu, dan tentu biaya yang digunakan dalam pembuatan prototype. Berikut ini adalah beberapa keuntungan dan kerugian dari pembuatan prototype dalam pengembangan suatu produk.
Berikut ini adalah beberapa keuntungan prototype, yaitu :
Berikut ini adalah beberapa kerugian prototype, yaitu :
Sistem prototype ini memiliki beberapa contoh yang perlu diketahui detailnya. Berikut adalah beberapa contoh prototype :
Yang pertama adalah paper prototype. Sesuai dengan namanya, prototype ini menggunakan kertas sebagai media untuk menyampaikan rancangan produk. Paper prototype ini sangat sederhana, tapi mampu memberikan beberapa opsi terkait kekurangan dari sisi tampilan maupun fungsionalitas produk.
Selanjutnya adalah low-fidelity prototype. Low-fidelity prototype adalah prototype yang biasanya berbentuk sketsa-sketsa dari produk. Biasanya prototype ini menunjukan alur atau flow dalam menggunakan produk tersebut dan juga menampilkan tampilannya.
Kekurangan dari prototype ini adalah tampilannya yang masih berupa sketsa dengan warna dominan abu-abu atau hitam saja.
Contoh terakhir adalah high-fidelity prototype. High-fidelity prototype adalah prototype yang memiliki tampilan yang mendekati produk aslinya. Jadi, pengguna dapat merasakan sensasi menggunakan produk aslinya ketika menggunakan high-fidelity prototype ini.
Prototype jenis ini sering digunakan dalam bidang pengembangan website atau aplikasi, dalam pembuatannya dapat menggunakan beberapa tools yang banyak tersebar di internet. Kekurangan dari prototype ini adalah pembuatan prototype yang cukup memakan waktu.
Menemukan topik blog yang menarik dan terkini mungkin tidak mudah, terutama bagi pemula yang belum…
Cara Memonetisasi Blog – Menulis blog pribadi bukan lagi sekedar hobi, kegiatan ini menawarkan peluang…
Membuat blog adalah salah satu cara terbaik untuk berbagi cerita dan kisah Anda sambil terhubung…
Pada artikel ini, kami merekomendasikan beberapa contoh desain web terbaik untuk menginspirasi Anda. Dari contoh…
LMS adalah singkatan dari Learning Management System dan merupakan suatu bentuk aplikasi perangkat lunak yang…
Situs web yang dirancang dengan baik dapat membantu menarik pengunjung, meningkatkan kredibilitas perusahaan Anda, dan…