HOTLINE

(0275) 2974 127

CHAT WA 24/7
0859-60000-390 (Sales)
0852-8969-9009 (Support)
Blog

Belajar Laravel Untuk Pemula (Instalasi Manual)

Mencari Laravel tutorial lengkap yang mudah dipahami? Selamat, Anda berada di tempat yang tepat! Di sini, kami akan memberikan tutorial Laravel pemula yang pastinya tidak membuat Anda semakin pusing.

Di  websitenya, Laravel dengan jelas, Laravel menyatakan diri sebagai “The PHP Framework for Web Artisans.” Artinya, Laravel dirancang untuk seniman website.

Karena itu, Laravel cocok bagi Anda yang ingin mengembangkan aplikasi dengan cara elegan. Hingga saat ini, Laravel telah membangun lebih dari 1 juta website. Bahkan, perusahaan komedi terkenal sekelas 9GAG pun juga menggunakan framework ini.

Kalau Anda meneruskan membaca sampai sini, itu artinya Anda semakin yakin untuk belajar Laravel.

Apa Itu Laravel?

Laravel adalah framework atau platform yang berfungsi untuk mengembangkan aplikasi web dengan bahasa pemrograman PHP.

Aplikasi web sendiri merupakan aplikasi yang dapat diakses melalui web browser saat tersambung dengan internet. Sehingga, pengguna tidak harus menginstall aplikasinya pada ponsel. Contohnya seperti yang dimiliki Bibit ini.

Jika Anda bertanya asal usul kelahiran nama Laravel kepada penciptanya, mungkin Anda akan merasa gemas. Taylor Otwell memilih nama itu karena memiliki bunyi yang mirip dengan Cair Paravel, istana dalam novel Narnia.

Yap, sesuai imajinasi Anda, istana lekat dengan penampilan yang megah dan kehidupan mewah. Dengan menjadi raja atau ratu, kebutuhan Anda dapat terpenuhi dengan mudah.

Nah, Laravel pun juga demikian. Framework ini  mampu menjadi istana coding yang developer butuhkan. Di sini tersedia berbagai jenis PHP Library dan fitur yang sangat kaya.

Dengan begitu, Laravel akan memudahkan Anda dalam mengembangkan web. Anda juga bisa membuat aplikasi web dengan cepat.

Perbedaan Laravel vs CodeIgniter

Saat membicarakan framework PHP, tentunya Laravel bukanlah satu-satunya pilihan. Bahkan, di dunia ini tercatat ada lebih dari 40 framework PHP, lho.

Nah di antara puluhan opsi tersebut, pasti ada framework PHP terbaik. Dan jika membicarakan popularitasnya, tentu Laravel vs CodeIgniter masuk dalam daftar juara. Lalu, manakah framework PHP yang lebih baik?

Laravel cocok jika Anda ingin membangun aplikasi web yang canggih dengan fitur modern. Sedangkan CodeIgniter lebih cocok untuk membuat aplikasi web sederhana yang menghadirkan fitur lengkap.

Jadi, jika Anda ingin membuat aplikasi web yang elegan dan kompleks, sebaiknya belajar Laravel. Namun jika aplikasi web Anda cukup sederhana, CodeIgniter bisa menjadi solusi.

Persiapan Laravel Tutorial

Untuk memudahkan belajar Laravel tutorial, ada beberapa hal yang perlu Anda persiapkan. Apa sajakah itu? Berikut jawabannya.

Apa yang Perlu Anda Pahami Sebelum Belajar Laravel?

Anda tidak bisa membuat mie instan tanpa mengetahui cara merebus air. Demikian juga dengan Laravel. Ada beberapa basic knowledge yang perlu Anda ketahui untuk bisa menggunakan framework ini.

  • Penggunaan HTML / CSS

Yang pertama, HTML dan CSS. HTML dan CSS merupakan dasar untuk membuat tampilan dan struktur alias front-end website. Dengan kata lain, HTML dan CSS membentuk kulit dan tulang website. Sedangkan untuk membangun otak alias logikanya, Anda bisa menggunakan PHP.

  • Dasar penggunaan PHP

Untuk belajar Laravel secara mendalam, pemahaman akan PHP sangat penting. Sebab, ini bahasa pemrograman yang Laravel gunakan.

PHP adalah bahasa pemrograman dengan sistem server-side. Jadi, tugas PHP yaitu membangun back-end alias pemrograman pada sisi server. Biasanya, PHP disisipkan ke dalam dokumen HTML dan dipadukan dengan bahasa pemrograman lain seperti CSS.

  • Dasar Framework MVC

Laravel menggunakan konsep MVC. MVC atau Model-View-Controller adalah konsep yang memisahkan aplikasi web menjadi tiga bagian :

    • Model merupakan representasi dari database, table, ikon, dan file lainnya. Fungsinya untuk mengelola data, logika, dan pengaturan aplikasi;
    • View, bertugas menyajikan tampilan yang bisa dipahami manusia sesuai perintah controller;
    • Controller, berperan menghubungkan model dengan view. Controller akan menerima input dari view, mengolah komputasi dan data, kemudian memberikan respons untuk ditampilkan oleh view.

Dengan pemisahan antara tampilan (front-end) dengan controller (back-end), Anda akan lebih memahami bagaimana Laravel memproses setiap file dan resource yang digunakan.

Menyiapkan Kebutuhan Server

Sebelum memasang laravel, Anda harus menyiapkan kebutuhan server. Sebab, proses instalasi Laravel akan dilakukan pada web server.

Web server yaitu sistem komputer untuk menyimpan data dan file penunjang website agar dapat ditampilkan pada web browser. Server ini akan Anda gunakan untuk men-deploy atau mengimplementasikan program.

Supaya lancar saat melakukan Laravel tutorial, pastikan server Anda memenuhi persyaratan berikut :

  • Web server
  • PHP >= 7.3
  • Ekstensi PHP
    1. BCMath PHP Extension
    2. Ctype PHP Extension
    3. Fileinfo PHP Extension
    4. JSON PHP Extension
    5. Mbstring PHP Extension
    6. OpenSSL Php Extension
    7. PDO PHP Extension
    8. Tokenizer PHP Extension
    9. XML PHP Extension
  • MySQL (atau sumber database lainnya)
  • Composer
  • IDE seperti VS Code atau Atom (opsional)

Menginstall Composer

Tutorial Laravel pemula berikutnya yaitu menginstall Composer. Laravel menggunakan Composer untuk mengelola libraries yang dipakai Laravel dalam suatu proyek. Karena itu, Composer juga dijuluki sebagai dependency atau library manager untuk PHP.

Dengan composer, pekerjaan Anda akan jauh lebih efisien. Sebab, composer mampu menyederhanakan pekerjaan sehingga Anda tidak perlu memberi perintah berulang kali. Selain itu, pemrograman PHP Anda juga jadi lebih rapi.

Jadi sebelum menginstall Laravel, pastikan Anda sudah menginstal Composer.

Cara Install Laravel

Setelah Composer selesai terinstall, tahap berikutnya yaitu memasang Laravel. Ada berbagai jalan untuk melakukannya. Di antara tiga cara berikut, silahkan pilih cara install Laravel yang paling sesuai dengan kebutuhan Anda.

1. Cara install laravel di windows

Apakah Anda menggunakan Windows sebagai sistem operasi? Jika iya, Anda membutuhkan empat langkah saja untuk menginstal Laravel, yaitu :

  • Masuk Command Prompt.
  • Masuk ke folder XAMPP.
  • Mulai proses instalasi Laravel.
  • Cek instalasi Laravel di web browser.

2. Cara install laravel di ubuntu

Nah jika Anda menggunakan Ubuntu, penjelasan ini akan lebih cocok. Bagaimana ya cara install Laravel di Ubuntu? Mari ikuti langkah-langkah berikut :

  • Update repository pada Ubuntu.
  • Install Apache.
  • Install MySQL.
  • Install PHP.
  • Install Laravel.
  • Konfigurasi Apache.
  • Aktifkan modul Laravel.
  • Restart Apache.
  • Cek Laravel.

Dibandingkan dengan Windows, cara install Laravel di Ubuntu memang lebih panjang. Namun, jangan khawatir. Kami akan terus membantu sehingga Anda gampang mengikutinya.

3. Cara install laravel di cPanel Hosting

Cara install Laravel berikutnya yaitu melalui cPanel Hosting. Setidaknya ada 5 tahap yang perlu dilalui :

  • Login cPanel Hosting.
  • Akses fitur Softaculous Apps Installer.
  • Menjalankan script instalasi Laravel.
  • Pengaturan di Software Setup.
  • Selesai! Laravel berhasil di-install.

Untuk menyelesaikan langkah-langkah di atas, prosesnya hanya dalam hitungan menit saja kok.

Melakukan Konfigurasi

Sekarang, Anda sudah lebih memahami struktur folder dan fitur Laravel. Namun, rasanya masih kurang jika Anda belum melakukan konfigurasi atau pengaturan agar framework lebih siap pakai.

Karena itu, kami akan membahas konfigurasi dasar yang disarankan untuk Anda lakukan.

1. Amankan data menggunakan application key

Konfigurasi pertama yaitu mengamankan data. Jika kunci ini tidak diterapkan, bisa membahayakan aktivitas pengguna dan datanya.

Nah, pengamanan ini dapat dilakukan dengan mengubah application key (kunci aplikasi) ke string acak.

Caranya, Anda bisa mengeksekusi perintah php artisan key:generate.  Akan ada file .env pada direktori root yang berisi string dengan panjang 32 karakter. Jika tidak ada, Anda bisa menyalin file .env.example menjadi file .env.

2. Konfigurasi environment

Dari tahap konfigurasi sebelumnya, Anda sudah mendapatkan file .env ataupun file .env.example. Kedua file ini akan berada di bawah folder vendor.

Nah, selain untuk mengamankan data, file .env juga berperan mengatur konfigurasi environment.

Environment perlu diatur karena setiap developer memerlukan konfigurasi yang berbeda sesuai dengan kebutuhan aplikasi. Misalnya seperti penentuan database, email server, dan lain-lain.

Jika berkolaborasi dengan tim, Anda bisa menyertakan file .env.example bersamaan dengan aplikasi. Isinya berupa contoh file konfigurasi yang sudah diisi dengan nilai-nilai tertentu. Dengan begitu, tim akan mengetahui variabel apa saja yang dibutuhkan untuk menjalankan aplikasi.

3. Pengaturan untuk direktori public

Pada kasus tertentu, web server tidak bisa langsung memanggil file index.php yang berada pada folder public Laravel. Jadi Anda perlu mengarahkan web server untuk memanggil dokumen atau web root ke folder public.

Perlu diketahui, jika Anda menjalankan Laravel pada web server lokal, maka Anda perlu mengubah hak akses pada folder storage dan bootstrap/cache menjadi 777 dengan chmod.

$ chmod 777 -R /blog/storage
$ chmod 777 -R /blog/bootstrap/cache

Folder “blog” merupakan folder instalasi Laravel. Jika hak akses ini diatur, Anda bisa mengakses file indeks tanpa perlu menjalankan perintah “php artisan serve”. Akan tetapi, folder harus berada pada folder web server.

4. Pengaturan cache

Supaya aplikasi dapat berjalan dengan cepat, Anda harus mengatur cache pada Laravel dengan menggunakan perintah config:cache pada saat proses produksi.

$ php artisan config:cache

5. Konfigurasi lain

Jika Anda ingin mengatur konfigurasi lain seperti pengaturan timezone & locale pada config/app.php yang bisa Anda sesuaikan dengan kebutuhan aplikasi.

Semua konfigurasi file ada di folder config, jadi Anda bisa membuka folder tersebut untuk mengetahui apa saja konfigurasi yang disediakan.

Mengenal Mode Pemeliharaan pada Laravel 

Pasti, akan datang saatnya Anda melakukan perbaikan pada aplikasi. Tentunya, sangat mengganggu bukan jika selama proses perbaikan Anda terus menerima notifikasi error dari pengunjung?

Nah, untuk mengatasinya, silahkan nyalakan maintenance mode. Dengan maintenance mode, Anda bisa lebih fokus dan nyaman dalam memperbaiki aplikasi. Sebab, tidak ada antrian error yang Anda terima.

Selain itu, Anda juga bisa menampilkan halaman pemeliharaan kepada pengunjung atau mengarahkan mereka ke halaman lainnya.

Untuk mengaktifkan mode pemeliharaan, Anda bisa menggunakan perintah berikut :

$ php artisan down

Maka pada aplikasi akan muncul halaman mode pemeliharaan atau yang dikenal dengan Error 503. Jika sudah selesai, silahkan matikan mode pemeliharaan dengan perintah up.

$ php artisan up

Tampilan fitur mode bisa Anda atur pada folder resources/views/errors.

Jadilah yang pertama untuk memberi nilai
Risa Y

Recent Posts

Cari Untung Besar Di Internet Dengan Mengikuti Cara Monetisasi Blog Ini

Cara Memonetisasi Blog – Menulis blog pribadi bukan lagi sekedar hobi, kegiatan ini menawarkan peluang…

9 hours ago

Tips Dan Trik Keren Untuk Menentukan Topik Blog Menarik Target Audiens

Membuat blog adalah salah satu cara terbaik untuk berbagi cerita dan kisah Anda sambil terhubung…

1 day ago

5+ Contoh Desain Web Terbaik Untuk Sumber Inspirasi

Pada artikel ini, kami merekomendasikan beberapa contoh desain web terbaik untuk menginspirasi Anda. Dari contoh…

2 days ago

Kegiatan Belajar Online Lebih Efektif Dan Fleksibel Dengan Platform Ini

LMS adalah singkatan dari Learning Management System dan merupakan suatu bentuk aplikasi perangkat lunak yang…

4 days ago

Ketahui Tips Dan Trik Ini Agar Desain Web Milikmu Lebih Menarik

Situs web yang dirancang dengan baik dapat membantu menarik pengunjung, meningkatkan kredibilitas perusahaan Anda, dan…

5 days ago

Solusi Untuk Anda Yang Bosan Belajar Online

Instansi pendidikan termasuk pihak yang paling terkena dampak pandemi virus covid-19 pada tahun 2020 lalu.…

6 days ago