HOTLINE

(0275) 2974 127

CHAT WA 24/7
0859-60000-390 (Sales)
0852-8969-9009 (Support)
Tips

Cara Membuat Portofolio Website

1. Membeli Nama Domain

Sebelum membuat website portfolio adalah melakukan riset dan mendaftarkan nama domain. Proses ini tidak rumit, karena biasanya seorang profesional akan menggunakan domain dengan nama pribadi, bidang karier, atau brand yang sudah dikenal.

Sebagai contoh, jika seorang penulis, maka bisa menggunakan nama domain dengan kata writer didalamnya. Selain menambah elegan, cara ini juga menjadi trik agar nama domain lebih branded serta lebih banyak pilihan ekstensinya.

Berikut merupakan beberapa tips cara memilih nama domain yang bisa dijadikan sebagai rujukan, yaitu :

  • Membuat pilihan sebagai alternatif nama domain.
  • Gunakan situs Domain Name Generator.
  • Pilih domain dengan ekstensi populer (.com, .id, .net, .co, dll).
  • Hindari penggunaan tanda strip (-).

2. Memilih Layanan Web Hosting

Ada beragam layanan web hosting yang bisa digunakan untuk membuat website portofolio yang menarik. Mulai dari paket shared hosting, unlimited hosting, WordPress Hosting, hingga Dedicated Server.

Jika baru membangun website portofolio, maka pilihan paket Shared Hosting biasanya sudah cukup untuk mengakomodir kebutuhan. Biaya sewa shared hosting juga relatif murah karena dalam satu server dipakai secara kolektif atau bersama-sama.

3. Install Platform Website

Jenis platform yang sering digunakan untuk membuat website portofolio adalah WordPress. CMS (Content Management System) yang satu ini bisa dibilang sudah cukup mumpuni untuk mengakomodir berbagai fitur website, mulai dari fitur chat, halaman testimonial, slider untuk contoh project, hingga kustomisasi halaman kontak.

Sebagaimana yang diketahui, website portofolio pada umumnya tidak memerlukan terlalu banyak fitur canggih. Jadi bisa membuatnya dengan lebih fleksibel dan cepat menggunakan CMS WordPress, Joomla, atau yang lainnya.\

4. Mengatur Plugin

Plugin adalah add on yang bisa membantu menambah fitur-fitur website, tidak terkecuali situs portfolio online. Berikut ini merupakan beberapa contoh plugin populer yang biasa digunakan untuk mendukung website portofolio, yaitu :

  • Elementor

Berfungsi untuk membuat layout desain agar lebih cantik dan menarik. Dengan menggunakan Elementor tidak perlu melakukan coding secara manual, karena setiap perubahan bisa dilakukan secara langsung melalui skema drag and drop.

  • Contact form7

Plugin ini memberikan kemudahan bagi pengunjung untuk mengirimkan pesan atau saran. Selain itu, Contact Form 7 juga dibekali ekstensi add-on lain seperti kolom subscribe newsletter email, form download dan lain sebagainya.

  • Yoast SEO

Yoast SEO begitu populer dikalangan blogger maupun web developer karena mampu meningkatkan visibilitas konten di mata Google. Secara umum, plugin ini akan memberikan saran agar halaman lebih SEO Friendly sehingga mampu menempati posisi optimal di mesin pencari.

  • WP Rocket

WP Rocket adalah plugin optimasi untuk meningkatkan kecepatan loading website. Ada banyak fitur dan fungsi yang bisa didapatkan dari WP Rocket, mulai dari fungsi caching, lazy load, CDN, sampai image optimasi.

  • Jetpack

Jetpack adalah plugin garapan WordPress yang wajib di install. Dalam website portofolio, Jetpack bisa dijadikan sebagai tools alternatif untuk melihat statistik dan mengatur auto post konten ke sosial media.

  • Akismet

Plugin Akismet dibutuhkan untuk meminimalisir spam komentar yang masuk kedalam website. Bisa mengatur setiap komentar agar masuk ke folder pending atau menambahkan captcha agar tidak ada komentar bot.

  • Smush

Karena biasanya website portofolio menggunakan banyak gambar dan foto, maka agar loading website tidak lemot bisa mengatur urutan loading dari plugin ini. Smush akan memberikan saran file mana saja yang perlu dioptimasi agar ukurannya lebih ideal, jadi kenyamanan akses pengguna akan semakin maksimal.

  • Slider Revolution

Sesuai namanya, plugin ini berfungsi untuk membuat slider banner berukuran hero di layout mana pun sesuai yang diinginkan.

5. Menentukan Desain

Tahap yang satu ini mungkin menjadi langkah paling menyenangkan sekaligus menyebalkan. Saat ini, ada ratusan atau bahkan ribuan template yang bisa digunakan untuk mempercantik tampilan website portofolio.

Terlepas dari itu, untuk menentukan desain yang cocok cobalah memilih berdasarkan trend. Contohnya, di tahun 2020 sedang booming flat desain dengan corak warna pastel. Maka bisa ikut membuat desain website portofolio dengan menerapkan pakem ini.

6. Menambah Konten

Menambahkan konten agar website portofolio berfungsi sebagaimana mestinya. Tidak perlu pusing dalam menentukan konten, karena bisa membuat konten berdasarkan proyek yang pernah dikerjakan.

Selain itu, tambahkan juga konten untuk halaman About Me, Bio, dan juga pengalaman, untuk memudahkan recruiter yang tertarik bekerja sama.

Halaman “About Me”, “About Us” atau “About” adalah bagian yang sangat-sangat penting di website. Di bagian ini bisa menunjukkan kapasitas dan kemampuan di bidang yang di tekuni. Halaman ini akan membantu meyakinkan calon klien untuk memberikan proyeknya.

Bagian ini tentu tidak boleh membuatnya dengan sembarangan. Beberapa tips berikut supaya calon klien semakin terpikat untuk bekerja sama, yaitu :

  • Mulai dengan nama atau merk. Nyatakan dengan jelas siapa Anda. Ingat kata-kata, “tak kenal maka tak sayang” kan? Pastikan cara memperkenalkan diri yang dipakai membuat calon klien semakin tertarik dan “sayang” pada Anda.
  • Jelaskan secara singkat apa yang Anda lakukan. Biasanya beberapa kata saja cukup. Misalkan, “Saya seorang content writer dengan pengalaman lebih dari 7 tahun.” Atau berbagai variasi tergantung apa yang Anda kerjakan.
  • Ceritakan apa kelebihan Anda dari sudut pandang klien. Bisa saja mengaku sebagai pekerja keras, perfeksionis, dan sangat memperhatikan detil. Tapi, bukankah hal semacam itu sangat subjektif? Alih-alih memberikan suatu hal yang sulit dibuktikan, coba tawarkan suatu hal konkret yang dibutuhkan calon klien.
  • Sebutkan beberapa pengalaman kerja atau portofolio yang mengangkat reputasi Anda. Tak semuanya perlu disebutkan. Satu atau dua saja sudah cukup supaya tak terlihat terlalu pamer.
  • Ceritakan mengapa bisa terjun di bidang yang di tekuni. Cerita personal macam ini biasanya menyentuh emosi calon klien dan hasilnya lebih mudah diingat.
  • Gunakan berbagai media. Tidak melulu teks bisa coba menceritakan diri Anda dalam sebuah video atau audio.
  • Jangan lupa tampilkan foto diri Anda sesuai persona yang ingin ditonjolkan. Bisa foto profesional, kreatif, atau kasual.

Tips dalam membuat portfolio

Ada beberapa tips dalam membuat portfolio yang menarik, yaitu :

  • Usahakan untuk mendokumentasikan apa yang pernah buat, agar lebih mudah dalam mensortir apa yang perlu di tampilkan di portfolio.
  • Jangan terlalu fokus terhadap output desain yang dihasilkan, tetapi fokus ke proses bagaimana membuat desain itu sendiri.
  • Jika belum pernah ada kesempatan untuk mengerjakan desain, bisa buat dummy case study untuk dikerjakan sendiri.
  • Originalitas adalah hal yang sangat penting, jangan sampai menampilkan hal yang bukan karya sendiri.
  • Jika di kerjakan dalam tim, jangan lupa sebut orang-orang di dalam tim nya juga ya, dan juga bagaimana cara membagi pekerjaan di dalam tim tersebut.

Pentingnya Membangun Portfolio Online

Berikut beberapa alasan pentingnya membangun portofolio online, yaitu :

1. Dapat Memajang Karya dengan Lebih Profesional

Dengan menggunakan web portofolio bisa memajang karya secara online. Hal ini tentu akan tampak lebih profesional.

Tidak hanya itu, calon rekan bisnis atau atasan akan lebih mantap menjalin kerjasama. Sebab, sudah mengetahui kemampuan dari karya yang di pajang. Tidak perlu lagi menjelaskan panjang lebar keahlian yang dimiliki. Karya akan mampu berbicara dengan sendirinya.

2. Dapat Menjangkau Audien Lebih Luas

Sebuah website dapat diakses secara online oleh siapapun, kapanpun. Begitu pun web portofolio. Sebelumnya hanya beberapa orang yang bisa melihatnya dalam versi cetak saat membagikannya. Kini, semua orang bisa melihat versi digital dengan mudah.

Semakin banyak orang bisa mengakses karya, semakin besar kemungkinan untuk bekerja sama dengan rekan kerja dari seluruh dunia.

Jika website telah didukung dengan upaya SEO yang baik. Alasannya, SEO bisa membantu website berada di halaman pertama mesin pencari. Fakta 75% pengguna internet tidak pernah melanjutkan pencarian hingga halaman berikutnya.

3. Dapat Membangun Personal Branding dengan Mudah

Personal branding adalah upaya membangun citra profesional berdasarkan karya yang dimiliki. Tujuannya, mempromosikan diri untuk meraih pencapaian karir yang lebih baik.

Sebuah web portofolio adalah sarana untuk membangun personal branding yang efektif. Setiap perusahaan atau penawaran kerjasama tentu berorientasi hasil. Dengan memajang karya di web portofolio, bukti nyata produktivitas dapat ditunjukkan.

4. Menawarkan Fleksibilitas Tinggi

Memiliki portofolio online memberikan dua jenis fleksibilitas.

  • Kemudahan akses. Membagikan portofolio secara manual kepada calon rekan kerja tentu menguras waktu dan tenaga. Jika harus melakukannya tengah malam karena adanya perbedaan zona waktu.

Portofolio online mampu mengatasi hal tersebut. Melalui website, calon rekan kerja bisa melihat hasil karya dan jika tertarik cukup meninggalkan pesan pada formulir Kontak.

  • Kemudahan update informasi. Jika harus mencetak portofolio berulang kali karena memiliki karya baru. Tentu cukup merepotkan.

Dengan memiliki web portofolio cukup mengunggah karya terbaru dan portofolio akan secara langsung terupdate.

5. Menampilkan Informasi yang Lebih Lengkap

Portfolio online memungkinkan menampilkan informasi lebih lengkap. Sebagai profesional, informasi yang dimaksud adalah karya yang telah dibuat.

Menggunakan sebuah web portofolio, tidak ada batasan dalam memajang karya. Berbeda ketika harus mencetaknya (versi printed).

Namun, bukan berarti bisa memajang semua karya begitu saja. Perlu diingat bahwa tujuan portofolio adalah menampilkan karya terbaik dan sesuai dengan profesi yang ingin ditunjukkan.

Sebagai contoh, jika seorang web designer sekaligus musisi, ada baiknya menempatkan karya dua keahlian pada web portfolio yang berbeda.

6. Membangun Reputasi dan Networking dengan Lebih Mudah

Sebagian besar template web portfolio dibekali dengan social media integration. Tujuannya, memudahkan berbagi informasi dengan orang lain. Semakin sering karya dibagikan berarti kualitasnya semakin baik. Maka, semakin baik pula reputasi.

Portofolio online juga memudahkan membangun networking.

  • Yang pertama, karena kemudahan akses menghubungi melalui form kontak di landing page.
  • Yang kedua, kemudahan komunikasi dengan engagement tinggi di kolom komentar.

Interaksi semacam ini tentu tidak ditawarkan oleh portofolio cetak.

5/5 - (2 votes)
Risa Y

Recent Posts

Baca Ini Untuk Pelajari Apa Saja Job Description Web Developer

Job description seorang web developer adalah membuat situs web menggunakan berbagai bahasa pemrograman. Tanggung jawab…

2 hours ago

Rekomendasi Tools A/B Testing untuk Meningkatkan Conversion Rate

Secara default, WordPress tidak mendukung A/B testing. Tapi jangan khawatir. Di bawah ini, kami telah…

1 day ago

Ingin Menjadi UX Designer? Coba Pelajari Apa Saja Tugasnya!

UX design merupakan singkatan dari User Experience design atau desain pengalaman pengguna. Istilah ini sering…

3 days ago

Mengenal Pengertian Apa Itu A/B Testing?

A/B testing adalah prosedur pengujian yang membandingkan dua halaman situs web atau lebih secara bersamaan…

4 days ago

Rekomendasi Topik Blog Untuk Pemula Yang Baru Terjun Di Dunia Blogging

Menemukan topik blog yang menarik dan terkini mungkin tidak mudah, terutama bagi pemula yang belum…

5 days ago

Cari Untung Besar Di Internet Dengan Mengikuti Cara Monetisasi Blog Ini

Cara Memonetisasi Blog – Menulis blog pribadi bukan lagi sekedar hobi, kegiatan ini menawarkan peluang…

6 days ago