(0275) 2974 127
Apa yang pertama kali terlintas di benak kamu saat mendengar kata design thinking? Mungkin kamu akan memikirkan sebuah inovasi atau terobosan baru. Sebenarnya tidak salah jika berpikir demikian. Jadi, design thinking adalah penyelesaian masalah dengan fokus pada pengguna.
Namun, pernahkah kamu berpikir bahwa design thinking hanya dapat digunakan untuk desain produk, user experience, desain UI/UX, dan arsitektur? Jika kamu berpikir seperti itu, kamu salah besar. Pasalnya, design thinking dapat digunakan untuk memecahkan berbagai permasalahan. Bahkan siapa pun, mulai dari startup, individu, hingga perusahaan besar, bisa menggunakan cara ini.
Penasaran apa itu design thinking dan manfaatnya? Yuk, langsung saja, simak pembahasannya berikut ini!
Singkatnya, design thinking adalah metode penyelesaian sebuah masalah yang berfokus kepada pengguna dengan cara yang kreatif, inovatif, dan praktis. Misalnya, ketika sebuah tim mengembangkan perangkat lunak, tim tersebut akan mencari dan memahami apa saja kebutuhan dan permasalahan pengguna sehingga tim dapat mengembangkan aplikasi yang merupakan solusi efektif untuk menyelesaikan masalah tersebut.
Metode ini cocok untuk digunakan oleh banyak kalangan, seperti:
Ada banyak manfaat dalam menggunakan design thinking. Salah satunya adalah kamu dapat lebih memahami kebutuhan pengguna sehingga mengurangi risiko kegagalan produk. Selain itu, ada beberapa manfaat lainnya yang perlu kamu ketahui.
Berikut adalah beberapa manfaat design thinking:
Design thinking berfokus pada pengembangan solusi. Berkat design thinking ini, banyak ide inovatif yang dapat dikembangkan dan dihasilkan. Ide tersebut akan terus berkembang dalam pengembangan perusahaan untuk meningkatkan produktivitas karyawan.
Manfaat lain dari design thinking adalah loyalitas karyawan. Jadi, design thinking akan menyediakan teknologi pembelajaran yang relevan dengan kehidupan sehari-hari karyawan. Para karyawan tersebut nantinya akan dilatih sehingga mereka dapat menggunakan design thinking dalam menyelesaikan permasalahan. Dengan adanya pelatihan tersebut maka loyalitas karyawan akan tumbuh dan berkembang.
Manfaat design thinking selanjutnya adalah mengurangi resiko kegagalan produk karena produk yang dikembangkan tersebut telah berdasarkan pada permasalahan yang ada dan telah ditentukan target sasarannya.
Manfaat design thinking yang selanjutnya adalah dapat diterapkan pada segala bidang. Baik perusahaan jasa atau produk, bisnis tetap memerlukan umpan balik yang membangun dari pengguna untuk meningkatkan produk dan layanannya. Faktanya, 71% perusahaan setuju bahwa design thinking dapat meningkatkan efisiensi bisnis. Jadi, manfaat dari design thinking adalah dapat mengurangi beban perusahaan terutama dalam hal pengembangan produk.
Apakah kamu tahu cara menerapkan design thinking pada industri? Jika belum, maka kamu harus membaca bagian ini!
Di bawah ini adalah beberapa contoh bagaimana pemikiran desain dapat diterapkan di berbagai industri.
Pasti kamu tahu Netflix, kan? Salah satu aplikasi penyedia streaming film yang paling banyak digunakan. Design thinking yang diterapkan oleh Netflix ini bertujuan unutk menciptakan layanan yang memenuhi kebutuhan pelanggannya.
Dengan hadirnya Netflix, kamu tidak perlu lagi menyewa DVD untuk menikmati film yang ingin ditonton. Netflix juga menawarkan solusi bagi pelanggan yang menginginkan film yang original, berkualitas tinggi, dan film yang tidak ditayangkan di siaran televisi biasa.
Sistemnya berbasis langganan. Jadi, sebelum menonton film dengan aplikasi ini, kamu perlu berlangganan. Setiap pembaruan fitur yang dilakukan Netflix merupakan contoh design thinking karena perusahaan menanggapi dan mendengarkan kebutuhan penggunanya dan menciptakan solusi efektif melalui proses pemikiran kreatif.
Contoh kedua dari design thinking adalah IBM. IBM adalah salah satu perusahaan multinasional yang berhasil mengimplementasikan produknya. Perusahaan ini menawarkan sejumlah produk open source. Ini adalah solusi bagi pengguna yang membutuhkan produk open source. Dengan cara ini, IBM mampu mencapai $20,6 M.
Olay adalah salah satu brand skincare P&G yang menjadi contoh penerapan design thinking. Olay menjadi pemimpin pasar pada masanya, namun penjualan menurun seiring berjalannya waktu karena ada persepsi bahwa Olay tidak berinovasi dan tidak memenuhi kebutuhan pelanggannya. Oleh karena itu, Olay melakukan beberapa inovasi dan menggunakan design thinking. Dengan menerapkan design thinking tersebut, Olay mampu menciptakan target audiens yang berbeda dan penjualan produk kembali meningkat.
Nah, itulah apa yang dimaksud dengan design thinking. Semoga bermanfaat!
Hallo Sobat Teko! Sebagai anak kids jaman now, sekarang pasti sudah tidak asing lagi dengan…
Halo Sobat Teko! Apakah Anda menggunakan WordPress untuk membuat website Anda? Jika iya, selamat para…
SEO atau Search Engine Optimization, seperti namanya adalah kegiatan mengoptimalkan traffic website. Saat lalu lintas…
Mempelajari cara mendapatkan backlink adalah salah satu taktik SEO tertua dan paling efektif. Ini juga…
Eits tunggu dulu! Bahkan setelah konten guest post Anda dipublikasikan, Anda perlu mengoptimalkannya. Anda pasti…
Marketing Mix 7P merupakan strategi optimalisasi pemasaran yang dapat Anda lakukan loh Sobat Teko. Strategi…