HOTLINE

(0275) 2974 127

CHAT WA 24/7
0859-60000-390 (Sales)
0852-8969-9009 (Support)
Blog

Harddisk : Pengertian, Jenis dan Fungsinya

Pengertian Harddisk

Hard Disk Drive yang sering juga disebut dengan hard drive, hardisk dan HDD ini adalah perangkat penyimpanan data non-volatile. Penyimpanan non-volatile berarti perangkat penyimpanan akan tetap mempertahankan data yang tersimpan meskipun perangkat utama dimatikan.

Umumnya, hardisk dipasang secara internal di sebuah perangkat komputer. Komponen ini terpasang langsung ke pengontrol disk motherboard komputer. Komponen hardisk ini berisi dari beberapa disk (piringan). Nantinya, data akan disimpan ke disk menggunakan magnetic head yang bergerak cepat saat piringan berputar.

Perangkat penyimpanan seperti hardisk memang diperlukan untuk menginstall sistem operasi, menjalankan program dan aplikasi, dan, untuk menyimpan dokumen.

Tanpa perangkat non-volatile seperti HDD yang dapat menyimpan data setelah dimatikan, pengguna komputer tidak akan bisa menyimpan apapun di dalam komputer. Inilah sebabnya mengapa setiap komputer membutuhkan setidaknya satu perangkat penyimpanan untuk menyimpan data secara permanen.

Pada tahun 1953 para insinyur di IBM yang ingin menemukan cara untuk menyediakan akses acak ke data berkapasitas tinggi dengan biaya rendah. Saat itu hard disk ditemukan pertama kali dijual untuk publik pada tahun 1956, HDD berukuran sebesar lemari es.

Hard disk tersebut juga hanya bisa menyimpan 3,75 MB data. Untungnya, hard disk ini terus berkembang bersamaan dengan perkembangan teknologi. Pada pertengahan 1980-an, faktor bentuk 3,5 inci dan 2,5 inci diperkenalkan dan menjadi standar penggunaan di komputer sampai sekarang.

Cara Kerja Harddisk

Di dalam Harddisk terdapat sebuah komponen yang bernama Platter dan memiliki material magnetik yang dibagi menjadi jutaan area. Dalam area Platter itu terdapat gaya magnet yang sangat berguna untuk menyatukan nilai-nilai yang akan membentuk sebuah informasi.

Dengan menyimpan data dalam bentuk gaya magnet membuat data tersebut tetap aman meski perangkat komputer telah dimatikan. Ketika proses data menyimpan dilakukan oleh Harddisk, maka data tersebut tidak langsung dibaca oleh Platter.

Pada data tersebut, Pletter akan mengelola dan menyusunnya secara rapi menyerupai pola. Bit data akan disusun kosentris dan akan membentuk melingkar yang kemudian bentuk ini disebut dengan Track.

Pada setiap Track dibagi lagi menjadi area yang sangat kecil dan hal ini yang disebut Sector. Pada bagian Sector terdapat sebuah sistem yang menyimpan denah tentang informasi seluruhnya. Denah ini juga bermanfaat untuk mengetahui Sector mana yang telah digunakan dan yang belum digunakan.

Dalam sistem operasi Windows, ini disebut dengan FAT. Ketika Harddisk akan menyimpan data baru dikomputer, maka Platter akan mencari Sector yang belum digunakan.

Lalu yang terakhir, Read Write Head akan membaca dan menulis data untuk menemukan lokasi yang masih kosong dan menyimpan data ke lokasi tersebut. Ketika ingin membaca sebuah informasi dari sebuah data, maka proses yang dilakukan adalah dengan cara yang terbalik.

Dimana Sector yang dicari adalah Sector yang didalamnya terdapat informasi sebuah data yang diinginkan pengguna.

Fungsi Harddisk

Pada dasarnya, hardisk adalah perangkat penyimpanan sekunder yang dirancang untuk menyimpan data secara permanen. Perangkat penyimpanan sekunder ini mencakup kapasitas penyimpanan yang lebih besar dibandingkan dengan perangkat utama. Hardisk bisa menyimpan bermacam jenis data. Mulai dari sistem operasi, perangkat lunak, dan file komputer lainnya.

Beberapa fungsi hardisk lainnya adalah :

1. Menyimpan Data Software

Fungsi hardisk lain yang hampir sama dengan fungsi utamanya adalah untuk menyimpan data perangkat lunak pihak ketiga di komputer.

Penyimpanan data dari perangkat lunak ini dilakukan agar software tersebut dapat dibuka dan dijalankan pada perangkat komputer.

2. Backup Data

Selain untuk menyimpan data, beberapa orang memanfaatkan hardisk untuk sarana backup website dan file komputer mereka. Berkat kapasitas penyimpanan hardisk yang besar, tempat penyimpanan secondary ini memang cocok untuk dijadikan backup.

Umumnya saat perangkat komputer rusak, file yang ada dalam tempat penyimpanan kedua ini akan tetap aman dan bisa diakses. Kabar baiknya, hardisk juga menyediakan jenis external yang portabel. Jadi bisa menyimpan data pada perangkat berbeda.

Jenis Harddisk

Berikut ini adalah berbagai jenis hard drive yang tersedia saat ini dengan teknologi interface dan kapasitas penyimpanan yang berbeda.

1. SATA

SATA (Serial Advanced Technology Attachment) adalah interface serial yang digunakan untuk menghubungkan hard disk. Berkat harganya yang sangat murah, SATA sering digunakan pada perangkat PC dan juga server.

Kecepatan interface SATA sampai 600Mb/dtk dengan throughput 6Gb/dtk. HDD dengan SATA cocok untuk :

  • Operasi alur kerja, misalnya, pengkodean video.
  • Penyimpanan data.
  • Sistem cadangan backup.
  • Server file besar tetapi tidak memuat tinggi.

2. SAS

SAS (Serial Attached SCSI) adalah interface serial yang digunakan untuk menghubungkan hard disk drive yang didasarkan pada set perintah SCSI. Interface SAS beroperasi pada kecepatan hingga 1.200Mb/dtk. dengan throughput hingga 12 Gb/dtk. Sayangnya harga SAS lebih mahal daripada SATA.

HDD yang terhubung melalui antarmuka SAS cocok untuk operasi kecepatan tinggi dengan banyak siklus penulisan ulang serta :

  • Sistem manajemen basis data (DMS).
  • Server web yang dimuat tinggi.
  • Sistem terdistribusi.
  • Sistem yang menangani banyak permintaan seperti server terminal, dsb.

3. IDE

IDE atau kepanjangan Integrated Drive Electronics adalah standar interface antara bus data Motherboard dengan sebuah Disk Storage. Harddisk jenis ini mulai dikembangkan oleh perusahaan Western Digital dan diluncurkan pada tahun 1986.

Memiliki 16 bit bus interface dan dibuat berdasarkan IBM PC Industry Standard Architecture atau yang disingkat dengan ISA.

4. SCSI

Jenis yang terakhir adalah SCSI atau Small Computer System Interface merupakan Harddisk yang mempunyai kecepatan berputar mulai dari 10.000 rpm hingga 12.000 rpm. SCSI memiliki penggolongan secara independent sehingga Harddisk ini kompatibel dengan semua tipe hardware.

Memiliki performa yang sangat baik membuat Harddisk ini banyak digunakan oleh user komputer.

Komponen Harddisk

Berikut merupakan beberapa komponen harddisk, yaitu :

1. Spindle

Komponen yang pertama penyusun Harddisk adalah Spindle yang berguna sebagai pusat putaran keping-keping cakram magnetik untuk penyimpanan sebuah data. Menggunakan hiqh quality bearing pada materialnya, hal ini karena Spindle berputar dengan sangat cepat. Kebanyakan Harddisk sekarang telah menggunakan fluid bearing.

Dengan menggunakan fluid bearing, maka transfer data akan semakin cepat.

2. Cakram Magnetik

Cakram Magnetik atau Magnetic Disk merupakan tempat penyimpanan data yang ada pada sebuah Harddisk. Memiliki bentuk flat tipis seperti CD-R dan didalamnya terdapat beberapa Cakram Magnetik. Di dalam harddisk bisa terdapat 600 piringan Cakram Magnetik.

Semakin banyak piringan Cakram Magnetiknya maka akan semakin cepat proses transfer data dalam sebuah harddisk.

3. Read-Write Head

Selanjutnya adalah Read-Write Head yang merupakan pengambilan sebuah data kedalam Cakram Magnetik. Read-Write Head terbuat dari material Colossal Magnetoresistive atau yang disingkat dengan CMR.

Antara Read-Write dan Cakram Magentik telah diberi jarak agar tidak terjadi gesekan yang akan membuat Harddisk lebih tahan lama.

4. Enclosure

Enclosure merupakan lapisan luar dari material pembungkus Harddisk. Enclosure berguna sebagai protect yang melindungi semua bagian dalam Harddisk agar tidak terdapat kotoran yang menempel. Enclosure juga berguna yang menjaga kelembapan suhu agar komponen-komponen didalam Harddisk bisa bertahan lama.

5. Interfacing Module

Komponen yang terakhir adalah rangkaian elektronik yang berguna sebagai pengontrol dalam Harddisk. Tidak hanya sebagai pengontrol, Interfacing juga memproses data dari Head dan mengolah data yang telah siap dibaca untuk proses selanjutnya.

Komponen ini sering digunakan pada Harddisk jenis IDE atau Integrated Drive Electronics dengan koneksi sebanyak 40 pin. Selain menggunakan Harddisk internal juga dapat menyimpan data salinan di dalam Harddisk eksternal.

Hal ini dilakukan sebagai antisipasi setiap data penting yang dimiliki. Pada umumnya, Harddisk internal lebih mudah rusak bila komputer diserang oleh virus berupa malware.

5/5 - (2 votes)
Risa Y

Recent Posts

Ingin Menjadi UX Designer? Coba Pelajari Apa Saja Tugasnya!

UX design merupakan singkatan dari User Experience design atau desain pengalaman pengguna. Istilah ini sering…

2 days ago

Mengenal Pengertian Apa Itu A/B Testing?

A/B testing adalah prosedur pengujian yang membandingkan dua halaman situs web atau lebih secara bersamaan…

3 days ago

Rekomendasi Topik Blog Untuk Pemula Yang Baru Terjun Di Dunia Blogging

Menemukan topik blog yang menarik dan terkini mungkin tidak mudah, terutama bagi pemula yang belum…

4 days ago

Cari Untung Besar Di Internet Dengan Mengikuti Cara Monetisasi Blog Ini

Cara Memonetisasi Blog – Menulis blog pribadi bukan lagi sekedar hobi, kegiatan ini menawarkan peluang…

5 days ago

Tips Dan Trik Keren Untuk Menentukan Topik Blog Menarik Target Audiens

Membuat blog adalah salah satu cara terbaik untuk berbagi cerita dan kisah Anda sambil terhubung…

6 days ago

5+ Contoh Desain Web Terbaik Untuk Sumber Inspirasi

Pada artikel ini, kami merekomendasikan beberapa contoh desain web terbaik untuk menginspirasi Anda. Dari contoh…

7 days ago