(0275) 2974 127
Headless WordPress adalah sistem yang bisa membantu para desainer dan web developer menangani website secara lebih efisien.
Di artikel ini akan menjelaskan semua hal tentang Headless WordPress. Nantinya, setelah memahami konsep CMS khusus back-end ini bisa menentukan apakah perlu menggunakan sistem ini atau tidak.
Panduan ini akan menjelaskan pengertian Headless WordPress dan cara membuat WordPress sebagai Headless CMS.
Sebagian besar CMS umumnya memiliki area front-end dan back-end. Pada website WordPress, back-end biasanya terdiri dari panel admin dan tool pengelolaan konten seperti ini :
Sementara itu, front-end adalah tampilan yang dilihat pengunjung ketika membuka website. Biasanya, konten ini dirender oleh tema WordPress yang saat ini digunakan, seperti ini :
Ketika menggunakan Headless WordPress, artinya meniadakan bagian head (front-end) dari body (back-end). Fungsi headless WordPress adalah agar bisa menggunakan dashboard WP seperti biasa tanpa harus menangani bagian front-end.
Pada sistem Headless, CMS WordPress akan menyediakan konten sebagai data menggunakan REST (representational state transfer) API (application programming interface). Bisa mengakses informasi ini dengan mengirimkan permintaan jaringan ke endpoint REST API bawaan WordPress. Nantinya bebas menyajikan semua konten ini dalam tampilan front-end custom.
Bahkan bisa menggunakan data WordPress dalam konteks khusus, termasuk aplikasi seluler dan aplikasi satu halaman (Single Page Applications/API). Di bagian selanjutnya akan menjelaskan fungsi Headless WordPress.
Dengan menggunakan konten yang sama di berbagai platform saat ini sudah menjadi hal yang umum. Misalnya, raksasa eCommerce Amazon menjalankan toko online dan aplikasi seluler khusus secara bersamaan, dan pada akhirnya kedua channel ini menampilkan konten yang sama :
Dengan sistem Headless bisa menggunakan data yang sama persis di beberapa platform. Langkah ini akan membantu untuk mempertahankan online presence di beberapa channel.
Headless WordPress juga bertindak sebagai repositori pusat, yang bisa memastikan konsistensi di semua platform. Selain itu, dengan sistem ini berarti hanya perlu mengedit konten sekali saja, lalu perubahan tersebut akan diteruskan ke saluran yang lain.
Karena konten Headless dikirimkan melalui API, bebas menggunakan tool front-end favorit. Dengan memilih tool yang biasanya digunakan bisa menghemat waktu karena tidak perlu mendesain dan mengembangkan halaman.
Kemudian, seiring dengan berkembangnya proyek, ada beberapa tool baru atau teknologi alternatif yang mungkin diperlukan. Satu hal yang keren di sini adalah bisa mengubah beberapa bagian stack Headless atau beralih ke framework alternatif tanpa memengaruhi CMS. Selain itu bisa selalu menyesuaikan proyek untuk memenuhi kebutuhan yang terus berkembang.
Fleksibilitas ini tidak terbatas pada back-end saja. Dengan meniadakan area front-end WordPress, berarti juga tidak perlu bergantung pada tema dan plugin.
WordPress mungkin memiliki ekosistem software pihak ketiga yang sangat luas, tapi tema dan plugin yang tersedia masih dibatasi oleh konvensi front-end platform ini. Dengan meniadakan batasan ini bisa mengatur tampilan konten dan fungsionalitas website secara lebih leluasa.
Memang bukan hal yang mudah untuk membangun front-end sendiri. Tapi tenang, ada tool yang bisa membantu melakukannya tanpa harus melalui proses yang rumit.
Berikut ini merupakan dua cara membuat Headless WordPress dengan mudah.
Membangun front-end untuk CMS WordPress bisa memakan waktu yang tidak sebentar dan cukup rumit. Oleh karena itu, banyak developer akhirnya memilih untuk menggunakan framework.
Bisa membuat front end WordPress kustom menggunakan library React Javascript. Resource populer ini menyediakan semua yang dibutuhkan untuk mengakses data yang disimpan di CMS melalui WordPress REST API :
Framework React juga bisa menyempurnakan proyek Headless dengan meniadakan perlunya melakukan proses render ulang. Artinya, kode dasar proyek hanya akan dimuat sekali.
Apabila status komponen berubah, framework React hanya akan merender ulang konten yang terpengaruh. Kemudahan ini pun menjadi keunggulan sendiri bagi framework berbasis React dan membuatnya cukup populer di kalangan developer yang berencana membangun SPA.
Meski awalnya diluncurkan untuk dengan Facebook, ternyata banyak nama besar yang sudah menggunakan teknologi populer ini, termasuk Airbnb, Dropbox, Netflix, dan Reddit.
Dengan dukungan dari begitu banyak perusahaan multinasional, tidak mengherankan kalau React memiliki dukungan online yang luas, termasuk dokumentasi resmi dan tutorial berguna :
Jika kebetulan mengalami masalah, akan cukup mudah untuk menemukan jawaban dan solusi yang relevan. Tentu saja ini sangat membantu bagi siapa saja yang ingin mempelajari React untuk pertama kalinya, atau baru mengenal framework secara umum.
Meskipun bisa memilih untuk langsung menggunakan library React, ada juga beberapa framework berbasis React yang bisa digunakan. Di antaranya adalah project Frontity yang sudah dikonfigurasikan untuk memberikan pengalaman terbaik bagi user WordPress :
Framework populer lainnya yang berbasis React termasuk proyek open source Gatsby.js dan Next.js dari Versel. Dengan begitu banyaknya pilihan bisa menentukan secara lebih spesifik opsi mana yang paling sesuai untuk proyek.
Dengan WordPress, tersedia beberapa plugin yang bisa membantu melakukan hampir semua pekerjaan. Tidak terkecuali dengan Headless WordPress, ada beberapa tool bagus yang bisa dipertimbangkan.
Berikut dua plugin WordPress yang bisa digunakan untuk sistem Headless.
WPGraphQL adalah plugin gratis yang dirancang untuk membantu mengambil data dari Headless WordPress. Plugin ini disertai dengan GraphQL integrated development environment (IDE) yang memungkinkan menjelajahi skema GraphQL proyek serta menguji kueri dan mutasi.
WPGraphQL akan mengubah website WordPress menjadi GraphQL API. Ini berarti bisa berinteraksi dengan plugin ini menggunakan klien mana pun yang mampu membuat permintaan HTTP ke endpoint GraphSQL.
WPGraphQL dirancang untuk digunakan dengan framework seperti Apollo Client, Next.js, dan Gatbsy.js. Apabila menggunakan Gatsby, coba source plugin Gatsby untuk WordPress.
Dengan source plugin ini bisa melakukan proses pembuatan (build) inkremental dengan cepat dan melihat preview konten di CMS. Mungkin perlu menggunakan WPGraphQL jika berencana menggunakan Gatsby.js.
Fitur Utama :
Harga : bisa install plugin WordPress secara gratis.
Sistem dan proses belanja online telah berkembang pesat. Dari yang tadinya hanya dilakukan melalui komputer, kini hampir semua toko online memiliki aplikasi smartphone sendiri. Pada pertengahan 2020, 56% pesanan belanja online di AS dilakukan di smartphone.
Jika memiliki toko online di beberapa platform mungkin perlu menggunakan solusi seperti WooCommerce sebagai bagian dari sistem Headless. WooCommerce tidak dilengkapi dengan dukungan keranjang belanja melalui REST API secara default.
Di sinilah perlu menggunakan Headless WooCommerce dari CoCart. Plugin gratis ini menyediakan API yang memungkinkan mengakses keranjang belanja WooCommerce sebagai bagian dari sistem Headless.
Selain itu, plugin ini mendukung pelanggan yang ingin check out tanpa login (sebagai guest), dan mampu melakukan fungsi autentikasi dasar.
Apabila seorang admin atau manajer toko, gunakan plugin ini untuk melihat shopping cart dalam sesi, termasuk produk yang telah ditambahkan pelanggan ke keranjang belanjanya.
Keunggulan inilah yang membuat merekomendasikan CoCart untuk sistem e-commerce Headless.
Fitur utama :
Harga : Plugin tersedia secara gratis.
Website WordPress headless memiliki banyak sekali manfaat, terutama dalam hal fleksibilitas dan kemudahannya untuk digunakan kembali. Ada beberapa langkah yang bisa diakukan untuk memaksimalkan hasil yang didapat dari sistem Headless.
Biasanya para pemilik website WordPress mengelola search engine optimization (SEO) website mereka menggunakan plugin khusus seperti Yoast SEO. Sayangnya, WordPress headless tidak memberikan kemudahan seperti yang didapatkan dari plugin SEO :
Agar bisa menaikkan ranking konten di Google penting untuk menggunakan skema markup data terstruktur dari Schema.org. Sebab schema markup ini menyediakan struktur yang membantu search engine memahami konten, lalu memberikan peringkat yang sesuai.
Saat digunakan sebagai headless CMS, WordPress hanya membutuhkan stack MySQL dan PHP sederhana sehingga cukup ringan dan performanya cukup baik. Tapi ingat, proses loading konten pasti butuh waktu. Jadi, cobalah untuk mempercepat WordPress menggunakan CDN untuk mengurangi latensi.
Selain itu perlu mengoptimasi gambar, misalnya dengan menggunakan tool kompresi seperti TinyPNG. Dengan memastikan bahwa semua konten dioptimalkan untuk performa terbaik, bisa meningkatkan kecepatan Headless WordPress menjadi lebih baik lagi.
Pengertian Jaringan Komputer dan Topologi Jaringan Artikel ini akan menjelaskan apa itu jaringan komputer dan…
Jika Anda berkecimpung dalam dunia digital marketing, Anda mungkin sudah familiar dengan Google Analytics. Marketer…
Memahami Apa Itu Deface Website Sangat berbahaya jika tidak segera diperbaiki, karena dampak jangka panjang…
Perbedaan Windows dan Linux di Cloud VPS Salah satu kebingungan umum yang muncul setelah membeli…
Forum telah menjadi bagian penting dari “peradaban” dunia maya. Anda dapat berargumen bahwa forum adalah…
Beberapa Web Proxy Gratis yang Wajib Dicoba Saat ini siapapun bisa mengakses internet dari mana…