HOTLINE

(0275) 2974 127

CHAT WA 24/7
0859-60000-390 (Sales)
0852-8969-9009 (Support)
Blog

Pengertian, Contoh, dan Fungsi FQDN

FQDN adalah singkatan dari fully-qualified domain name, yaitu nama domain lengkap yang terdiri dari hostname dan nama domain. Pada dasarnya, FQDN sama dengan domain, yang bisa ditetapkan ke alamat IP tertentu dan berfungsi untuk menentukan lokasi tepat komputer atau host pada Domain Name System (DNS).

Fully qualified domain name atau FQDN adalah bagian dari Uniform Resource Locator (URL). Seperti namanya, ini adalah nama lengkap entitas dalam framework internet, termasuk host dan komputer.

Umumnya, developer website mengonfigurasi DNS website yang dikelolanya agar mengarahkan pengunjung ke halaman yang sama saat mengetik FQDN maupun PQDN.

Misalnya, kalau mengetik hosteko.com atau www.hosteko.com, halaman yang akan terbuka adalah https://hosteko.com yang merupakan URL beranda kami. PQDN biasanya lebih disukai karena lebih pendek, sehingga bisa membantu pengunjung menemukan website dengan lebih mudah.

Contoh FQDN

Fully qualified domain name, yang juga dikenal sebagai nama domain absolut, menentukan semua tingkat domain yang ditulis dalam format hostname.domain.tld. Misalnya, server email yahoo.com akan menjadi mail.yahoo.com. Contoh lainnya adalah www.wordpress.org dan news.bbc.co.uk.

Mari lihat dan pelajari setiap elemen pada hierarki FQDN :

  • Hostname. Ini adalah label yang ditetapkan ke layanan server yang tersedia pada jaringan. Server DNS menggunakan hostname untuk membuat alamat IP yang mudah diingat. Contoh hostname adalah “www” di www.hosteko.com dan “en” di en.wikipedia.org.
  • Subdomain. Bagian ini terletak di sisi kiri domain tingkat kedua (second-level) dan terkadang menunjukkan bagian dari domain yang lebih besar. Misalnya, support.hosteko.com adalah bagian dari hosteko.com, dan kata “support” adalah subdomainnya. Tapi ingat, tidak semua domain memiliki elemen ini.
  • Nama domain. Terdiri dari domain tingkat kedua dan tingkat atas/top-level domain (TLD). Misalnya, di hosteko.com, “hosteko” adalah domain tingkat kedua, dan “.com” adalah TLD.

Panjang maksimum hostname dan fully qualified domain name adalah 63 byte per label dan 255 byte per FQDN.

Penting! FQDN memerlukan tanda titik di ujung sisi kanan untuk menunjukkan akhir nama, misalnya www.hosteko.com. Tapi, web browser saat ini sudah otomatis menganggap ada tanda titik tersebut untuk memastikan domain yang diakses merupakan FQDN.

Kapan Harus Menggunakan FQDN?

FQDN biasanya digunakan dalam berbagai interaksi di internet karena lebih mudah diingat daripada alamat IP. Di bawah ini adalah beberapa skenario kapan FQDN harus digunakan :

  • Mendapatkan sertifikat SSL

Secure sockets layer atau SSL adalah sistem keamanan yang melindungi koneksi antara web server dan browser. Sertifikat SSL harus diterbitkan untuk FQDN, jadi mungkin tidak bisa menggunakan layanan SSL dengan benar tanpa sertifikat tersebut.

  • Menghubungkan ke host jarak jauh (remote)

Bisa membuat host jarak jauh atau virtual machine dengan mengakses FQDN apa pun, yang memungkinkan DNS untuk melihat tabel DNS-nya dan menemukan servernya. Jika hanya menggunakan hostname untuk terhubung ke server, aplikasi mungkin tidak bisa membuat hostname.

  • Mengakses layanan atau protokol domain tertentu

Umumnya, aktivitas yang melibatkan transfer informasi melalui jaringan akan melibatkan DNS, termasuk akses FQDN. Contohnya adalah ketika terhubung ke File Transfer Protocol (FTP) atau server email.

  • Migrasi ke server baru

Jika ingin memigrasikan layanan ke server dengan alamat IP yang berbeda, sebaiknya gunakan FQDN, bukan alamat IP. Penggunaan FQDN memungkinkan mengubah DNS record dan meminimalkan down-time akibat perubahan alamat IP.

Cara Melihat FQDN

Bagi user Windows, ikuti langkah-langkah berikut untuk menemukan FQDN di desktop :

  • Buka Start Menu dan ketikkan “device name“. Klik menu View Your PC Name (Lihat Nama PC).
  • Pilih Advanced system settings, dan akan melihat bagian Full Computer Name. Di bagian inilah bisa melihat FQDN komputer.

Atau, gunakan command sederhana dengan mengklik kanan Start Menu dan memilih Windows Terminal. Kemudian, masukkan command ipconfig /all untuk menampilkan konfigurasi lengkap IP Windows, termasuk hostname, primary DNS suffix, dan connection-specific DNS suffix.

Untuk user macOS, klik ikon System Preferences di Dock atau buka menu Apple di kiri atas, pilih System Preferences, dan pilih Sharing.

Di bagian atas akan melihat FQDN dan akhiran DNS koneksi yang saat ini terhubung di bawah bagian Computer Name.

Sedangkan bagi user Linux bisa menemukan FQDN dengan memasukkan command line hostname –fqdn di Terminal. Untuk membuka Terminal, tekan CTRL + ALT + T atau cari dengan mengklik ikon Dash, ketik “terminal” di kolom pencarian, lalu pilih aplikasi Terminal.

5/5 - (2 votes)
Risa Y

Recent Posts

Pengertian, Jenis-jenis, Manfaat, Dampak dari Jaringan Komputer dan Topologi Jaringan

Pengertian Jaringan Komputer dan Topologi Jaringan Artikel ini akan menjelaskan apa itu jaringan komputer dan…

1 day ago

Kenali Apa Pentingnya Menggunakan Google Tag Manager

Jika Anda berkecimpung dalam dunia digital marketing, Anda mungkin sudah familiar dengan Google Analytics. Marketer…

2 days ago

Deface Website: Pengertian, Cara Mencegah, dan Tips Memperbaikinya

Memahami Apa Itu Deface Website Sangat berbahaya jika tidak segera diperbaiki, karena dampak jangka panjang…

2 days ago

Perbedaan Antara Windows VS Linux

Perbedaan Windows dan Linux di Cloud VPS Salah satu kebingungan umum yang muncul setelah membeli…

2 days ago

Beberapa CMS Forum Diskusi Online Terbaik Yang Dapat Digunakan

Forum telah menjadi bagian penting dari “peradaban” dunia maya. Anda dapat berargumen bahwa forum adalah…

3 days ago

Rekomendasi Proxy Gratis Serta Kelebihan Dan Kekurangannya

Beberapa Web Proxy Gratis yang Wajib Dicoba Saat ini siapapun bisa mengakses internet dari mana…

3 days ago