(0275) 2974 127
Wireframe merupakan konsep yang sangat penting dalam desain website. Seperti yang kita ketahui bersama, desain yang buruk seringkali membuat pengguna kebingungan saat menjelajahi suatu website atau aplikasi. Hingga 42% responden mengatakan mereka akan meninggalkan website yang tidak berfungsi dengan baik.
Bayangkan ketika pengguna ingin mencari informasi penting, namun dihadapkan pada tata letak yang panjang dan navigasi yang berantakan. Alih-alih dibantu, mereka malah tersesat, berputar tanpa tujuan, dan berakhir di situs lain. UXPin juga mengatakan bahwa navigasi yang buruk dapat menyebabkan frustrasi dan kebingungan, yang menyebabkan bounce rate yang tinggi.
Wireframe memungkinkan desainer mengidentifikasi dan memperbaiki masalah tersebut sejak dini. Jadi, apakah wireframe itu penting dan bagaimana cara membuatnya? Yuk simak lebih lanjut di artikel ini!
Wireframe merupakan kerangka dasar untuk alur kerja desain UI/UX yang dibuat untuk mewakili pengembangan produk. Konsep ini mirip dengan seorang arsitek yang memulai sebuah proyek dengan gambar blueprint. Artinya wireframing adalah langkah pertama sebelum tahap pengembangan dimulai.
Untuk membuat wireframe, seorang desainer UI atau UX biasanya menggunakan software khusus seperti Figma, Adobe Illustrator, Zeppelin, atau alat serupa lainnya. Alat-alat ini membuat desain sederhana berupa kombinasi kotak dan garis yang membentuk tata letak dan elemen website atau aplikasi Anda.
Pada dasarnya wireframe adalah gambar kasar suatu produk tanpa warna (hitam putih), logo, atau gambar. Maka dari itu, selain menggunakan perangkat lunak khusus, wireframe sering kali digambar dengan tangan di atas kertas biasa.
Wireframe biasanya digunakan oleh desainer untuk memfasilitasi desain dan pengembangan produk. Selain itu, wireframe memiliki fungsi lain yang penting dibuat sebelum produk diluncurkan :
Wireframe menyajikan visualisasi konsep awal struktur dan layout produk. Hal ini tentu memudahkan developer dan desainer dalam mengatur komponen seperti heading, posisi konteng, navigasi, dan lain-lain. Di sisi lain, wareframe juga bisa memudahkan tim dalam memahami secara baik tentang alur dan interaksi antar halaman.
Jika menggunakan wireframe, tim bisa mengidentifikasi kekurangan dan masalah potensial sejak awal. Hal tersebut mencakup masalah desain seperti tata letak, navigasi yang rumit, sampai fungsi halaman yang kemungkinan tidak terlihat. Melalui panduan visual yang jelas, masalah tersebut bisa diidentifikasi sejak awal sehingga perbaikan dapat dilakukan secara tepat dan cepat.
Saat masalah dapat diidentifikasi sejak dini, maka keputusan pengubah dapat diambil lebih cepat tanpa harus terjebak dalam detail yang tidak penting pada tahap awal. Hal ini tentu dapat menghemat waktu dan sumber daya, sehingga proses kerja bisa lebih efisien.
Apakah anda pernah membayangkan jika suatu saat terjadi masalah pada elemen tertentu dan baru teridentifikasi setelah membuat mockup atau prototipe. Hal tersebut tentu akan merepotkan karena tim harus melakukan pemeriksaan elemen yang terhubung dengan lainnya.
Di sebuah proses perancangan dan pengembangan, pembagian tugas merupakan tantangan tersendiri karena melibatkan banyak aspek di dalamnya. Keberadaan wireframe membuat semua anggota tim, termasuk desainer dan pemangku kepentingan lainnya bisa melilhat struktur produk dengan jelas, sehingga dapat memahami tugas masing-masing dengan lebih baik.
Berdasarkan Figma, desain UX (User Experience) bisa saja tidak memiliki batasan, berdasarkan tingkatannya wire frame dikategorikan menjadi 3 tipe berbeda, yaitu low-fidelity, mid-fidelity, dan high-fidelity.
Tipe wireframe paling sederhana adalah low-fidelity, yaitu berupa gambar dasar yang berfokus pada layout, navigasi dan struktur informasi. Tipe ini memperlihatkan bagaimana antarmuka yang terlihat oleh pengguna tanpa detail mendalam seperti kisi, skala, ataupu kabel pixel.
Tidak hanya menggunakan aplikasi atau software, wireframe juga bisa dibuat hanya dengan sketsa gambar tangan. Jadi, wireframe sangat ramah untuk pemula.
Mid-fidelity adalah tipe wireframe yang mempunyai layout dan detail lengkap. Desainer biasanya menambahkan catatan untuk menjelaskan elemen, fungsi, hingga interaksi halaman. Hal ini memberi kesempatan tim untuk menetapkan kerangka desain akhir sebelum menambahkan komponen desain visual.
High-fidelity adalah tipe wireframe yang memiliki detail paling lengkap, dan justru terlihat seperti mockup awal produk. Hal ini karena high-fidelity telah menggunakan desain visual yang interaktif. Di sisi lain, pada tingkat ini desainer bisa menambahkan elemen merek seperti font, logo dan warna untuk menambah kesan produk akhir.
Wireframe, mockup, dan prototype merupakan 3 tahapan yang berbeda dalam proses desain dan pengembangan antarmuka pengguna. Berikut ini perbedaannya:
Jadi, kapan penggunaan wireframe yang tepat? Nah berikut ini penjabarannya:
Sekarang Anda pasti sudah paham apa itu wireframe. Pada dasarnya wireframe adalah kerangka desain dasar yang dibuat sebelum meluncurkan sebuah website atau aplikasi. Membuat wireframe penting karena memberikan visualisasi awal yang membantu tim memahami struktur dasar dan meningkatkan efisiensi kolaborasi dalam desain produk.
Demikianlah informasi mengenai wireframe yang dapat kami berikan kepada anda. Apakah Anda siap membuat website wireframe sendiri?
UX design merupakan singkatan dari User Experience design atau desain pengalaman pengguna. Istilah ini sering…
A/B testing adalah prosedur pengujian yang membandingkan dua halaman situs web atau lebih secara bersamaan…
Menemukan topik blog yang menarik dan terkini mungkin tidak mudah, terutama bagi pemula yang belum…
Cara Memonetisasi Blog – Menulis blog pribadi bukan lagi sekedar hobi, kegiatan ini menawarkan peluang…
Membuat blog adalah salah satu cara terbaik untuk berbagi cerita dan kisah Anda sambil terhubung…
Pada artikel ini, kami merekomendasikan beberapa contoh desain web terbaik untuk menginspirasi Anda. Dari contoh…