HOTLINE

(0275) 2974 127

CHAT WA 24/7
0859-60000-390 (Sales)
0852-8969-9009 (Support)
Blog

NFT : Pengertian, Cara Kerja dan Contoh Penerapannya

Sejatinya, non-fungible token atau NFT, adalah jenis aset digital yang sedang membludak popularitasnya. Dari karya seni visual hingga makanan dan tweet yang tak umum, objek satu ini digadang-gadang sedang menyebabkan efek fenomena tulip mania di kalangan para investor muda.

Bahkan, menurut laman Coindesk, hasil pendapatan yang diraih untuk NFT sendiri sejak November 2017 sudah mencapai angka 174 juta dolar AS.

Apa Itu NFT?

Melansir laman Forbes, NFT adalah sebuah aset digital yang mewakili objek dunia nyata seperti lukisan, seni musik, item dalam game, hingga video pendek. Mereka dibeli dan dijual secara online, sering kali dibayar dengan cryptocurrency, dan umumnya dikodekan menggunakan software dasar yang serupa dengan aset crypto lainnya.

Meskipun sudah ada sejak tahun 2014, NFT kini semakin terkenal karena mereka dianggap sebagai metode yang praktis untuk membeli dan menjual karya seni digital. NFT juga umumnya dinilai sebagai salah satu dari proses transaksi yang sangat terbatas dan memiliki kode pengenal yang unik.

Fakta tersebut sangat bertolak belakang dengan kebanyakan kreasi digital, yang pasokannya hampir selalu tidak terbatas. Meskipun demikian, siapa pun bisa melihat secara keseluruhan karya digital yang sedang dijual.

Lalu, mengapa orang-orang sangat menginginkan non fungible token? Ini terjadi karena NFT memungkinkan pembeli untuk memiliki item aslinya. Tidak hanya itu, NFT juga berisi otentikasi bawaan, yang berfungsi sebagai bukti kepemilikan.

Cara Kerja NFT

Sejatinya, NFT adalah bagian dari blockchain maka dari itu, pembeli NFT nantinya bisa memverifikasi bahwa ia merupakan pemilik tunggal dari aset yang ia beli.

Setelah dibayarkan, tidak ada yang dapat membatalkan hak kepemilikan atas NFT yang dipegang oleh pembeli. NFT juga merupakan aset digital yang tidak dapat direproduksi secara berulang. NFT yang dimiliki pembeli sifatnya  unik dan bisa dibuktikan melalui bukti pembelian dalam blockchain dengan mata uang kripto.

Contohnya, sebuah tweet dari CEO Twitter, Jack Dorsey, dilelang sebagai NFT dan laku dengan harga sebesar 2,9 juta dolar AS.

Nah, siapa pun memang bisa screen shoot dan memiliki cuitan tersebut. Namun, hanya Jack Dorsey dan pembeli NFT yang dapat menjualnya.

Lalu, agar bisa diperjualbelikan, NFT harus melalui sproses minting NFT.

Apa itu proses minting NFT? Ia merupakan proses pengubahan file digital menjadi koleksi kripto atau aset dalam blockchain, seperti diungkapkan oleh Ethereum.

Proses tersebut memerlukan marketplace sebagai pihak ketiga atau agen minting, seperti OpenSea, MakersPlace, Mintable, atau Theta Drop.

Contoh Penerapan NFT

Seperti yang sudah dipaparkan, NFT adalah aset digital berbasis blockchain yang dapat mewakili objek tertentu, seperti lukisan dan properti lainnya. Mereka dianggap sebagai salah satu metode terbaik untuk membeli dan menjual aset digital. Sebab, NFT menyediakan sertifikasi kepemilikan yang hanya bisa diakses pembeli dan penjual.

Berdasarkan hal tersebut, NFT sudah diterapkan dalam banyak industri, mulai dari sektor bisnis hingga kesenian.

Berikut ini merupakan beberapa contoh penerapannya :

1. NFT dalam sektor kesenian

Seperti yang sudah banyak diketahui, NFT adalah salah satu teknologi mutakhir yang kini sedang booming di dunia kesenian.

Hal ini berlaku karena arakteristik dan keunikannya telah mengevaluasi kembali sektor seni digital. NFT sendiri menawarkan keamanan untuk karya yang akan dipublikasikan secara online.

Bagi yang belum tahu, konten yang disebar luaskan secara online biasanya dapat diklaim dengan mudah dan bisa menimbulkan kerugian bagi pembuatnya.

Teknologi blockchain dalam NFT memberikan jaminan bagi seniman atas kepemilikan karyanya. Ia menjadi cara bagi seniman digital yang selama ini berkutat dengan bahaya plagiarisme dan pencurian kreatif.

Sistem smart contract yang ada dalam teknologi NFT juga memungkinkan seniman untuk melihat dan mencatat persentase royalti setiap kali karyanya berpindah tangan.

2. NFT dalam sektor bisnis

Sektor berikutnya yang sedang menerapkan NFT secara saksama adalah industri bisnis. Di dalamnya, NFT sering digunakan sebagai penghubung antara aset fisik, seperti bukti kepemilikan tanah atau properti lainnya.

Akta kepemilikan fisik yang dapat disimpan dianggap lebih aman dalam blockchain dengan proses verifikasi yang singkat.

Pembeli juga tidak perlu khawatir akan bahaya sertifikat berharga hilang atau dicuri orang lain. Pasalnya, data kepemilikan mereka sudah tercatat di dalam blockchain.

3. NFT dalam sektor hiburan

Contoh penerapan terakhir dari NFT adalah dalam sektor hiburan, seperti gim, olahraga, dan barang-barang koleksi. NFT kini membuka pasar untuk barang-barang koleksi yang dinilai memiliki potensi besar.

Beberapa barang koleksi yang paling populer adalah cuplikan-cuplikan pertandingan dari NBA Top Shot, kucing virtual dari CryptoKitties, dan avatar-avatar unik dari CryptoPunks.

Ketiga collectible items tersebut mempunyai nilai yang diprediksi bisa mencapai angka jutaan dolar.

Pasar gaming yang berbasis NFT dan blockchain juga menjadi salah satu sektor paling menjanjikan dalam dunia kripto. Gim NFT yang sangat terkenal adalah CryptoKitties dan Axie Infinity.

Cryptokitties mengharuskan untuk mengumpulkan, memelihara, dan membiakkan kucing digital yang unik.

Di sisi lain, dalam Axie Infinity, pemain harus mengumpulkan hewan peliharaan digital berbasis NFT yang disebut Axies dengan tujuan melawan pemain lain.

Kebanyakan gim NFT menggunakan skema pay-to-earn, di mana pemain bisa mendapatkan token dengan memainkan gim tersebut secara aktif.

Alasan Membeli NFT di Tahun 2022

Berikut ini adalah beberapa alasan mengapa bisa membeli NFT di tahun 2022 :

1. Unik dan tidak memiliki nilai tukar

Mengutip Kompas, salah satu hal yang membuat investasi NFT menarik merupakan sifatnya yang tidak memiliki nilai tukar.

Nilai aset NFT yang dibeli seharga Rp1 miliar tidak bisa ditukar dengan uang senilai 69.400 dolar AS atau koin sebanyak 36,38 Ethereum. Dengan kata lain, NFT adalah aset digital yang bisa dimiliki secara eksklusif oleh pembelinya dengan nilai yang bervariasi.

2. Sedang naik daun

Menjual aset NFT melalui pelelangan adalah strategi yang jitu untuk cuan di era modern ini. Sebab, kembali lagi ke penjelasan Glints sebelumnya, aset digital satu ini sedang naik daun di pasar.

Sebagai contoh, seniman yang dikenal dengan nama “Beeple” berhasil menjual kolase karyanya di pelelangan seharga Rp82,9 miliar.

5/5 - (2 votes)
Risa Y

Recent Posts

Kenali Strategi Bisnis B2B, B2C, Dan C2C Dari Pengertian Serta Perbedaan

Dalam dunia bisnis pasti sering mendengar istilah B2B, B2C, dan C2C. Namun tahukah Anda kalau…

12 hours ago

Mengenal Manfaat GPN Dari Filosofi Logonya!

Apakah Anda menggunakan kartu ATM atau kartu debit? Suka bertransaksi secara cashless? Sepertinya Anda perlu…

3 days ago

Ingin Membuat Website E-Commerce Yang Menarik? Perhatikan Tips Ini

Design website toko online tidak hanya soal estetika, tapi juga UX yang bagus secara keseluruhan.…

3 days ago

Apa Saja Jenis Proyek yang Bisa Dikerjakan UX Designer? Yuk Simak Di Sini

Sebelum memulai karir Anda sebagai desainer UX, Anda harus membuat portofolio yang mencakup semua pengalaman…

5 days ago

Aktifkan Keep-Alive Untuk Meningkatkan Performa Website Anda

Keep-Alive memungkinkan browser pengunjung Anda mendownload semua konten (JavaScript, CSS, gambar, video, dll) melalui koneksi…

6 days ago

Baca Ini Untuk Pelajari Apa Saja Job Description Web Developer

Job description seorang web developer adalah membuat situs web menggunakan berbagai bahasa pemrograman. Tanggung jawab…

7 days ago