Mengenal HTTP Status Codes: Jenis, Penyebab, dan Fungsinya pada Website
Saat mengelola sebuah website, baik sebagai pemilik bisnis, webmaster, ataupun developer, Anda pasti pernah menemukan pesan error seperti 404 Not Found, 500 Internal Server Error, atau 403 Forbidden. Pesan-pesan ini dikenal sebagai HTTP Status Codes.
HTTP Status Codes adalah respons yang diberikan server ketika browser (seperti Chrome, Firefox, atau Safari) meminta suatu halaman. Kode inilah yang menentukan apakah halaman dapat ditampilkan dengan normal, dialihkan, atau justru mengalami error. Memahami kode status HTTP sangat penting untuk:
-
Memperbaiki error pada website
-
Mengoptimalkan SEO dan user experience
-
Mengelola hosting dan server dengan lebih baik
-
Mencegah kehilangan trafik karena halaman rusak
Dalam artikel ini, kita akan membahas HTTP Status Codes yang paling sering muncul pada website, lengkap dengan penjelasan, fungsi, dan contoh kasusnya.
Apa Itu HTTP Status Codes?
HTTP Status Codes adalah kode tiga angka yang dikirim oleh server untuk memberi tahu browser tentang hasil dari permintaan HTTP. Kode ini terbagi menjadi 5 kategori:
- 1xx – Informational
- 2xx – Success
- 3xx – Redirection
- 4xx – Client Errors
- 5xx – Server Errors
Setiap kategori memiliki makna berbeda dan membantu dalam mendiagnosis masalah website.
HTTP Status Codes yang Biasa Muncul Pada Website
Di bawah ini adalah daftar kode-kode yang paling sering ditemui webmaster dan pengguna website.
1. 200 OK (Success)
Kode ini menandakan bahwa halaman berhasil dimuat dengan normal. Ini adalah kode yang paling ideal dan menunjukkan tidak ada masalah pada website.
2. 301 Moved Permanently
Yang berarti halaman sudah dipindahkan secara permanen ke URL lain dan digunakan untuk:
-
redirect SEO
-
memindahkan halaman lama ke yang baru
-
menghindari konten duplikat
3. 302 Found (Temporary Redirect)
Mirip 301, tetapi sifatnya sementara. Cocok untuk promo, pengalihan event sementara, atau maintenance ringan.
4. 304 Not Modified
Browser diberi tahu bahwa halaman belum berubah, sehingga versi cache bisa digunakan. Hasilnya: loading website lebih cepat.
5. 400 Bad Request
Server tidak bisa memproses permintaan karena ada error pada browser atau URL. Penyebab umumnya yaitu:
-
URL salah
-
cookie corrupt
-
format request tidak valid
6. 401 Unauthorized
Halaman membutuhkan login atau autentikasi, tetapi kredensial tidak diberikan atau salah.
7. 403 Forbidden
Akses ditolak meskipun URL valid. Biasanya terjadi pada:
-
file/folder yang tidak diberi izin
-
area admin yang terkunci
-
perubahan permission hosting
8. 404 Not Found
Kode error paling terkenal. Artinya: halaman yang dicari tidak ditemukan. Penyebab:
-
halaman dihapus
-
URL salah ketik
-
permalink bermasalah
Dampaknya besar untuk SEO sehingga wajib diperbaiki.
9. 405 Method Not Allowed
Request memakai method (GET/POST/PUT/DELETE) yang tidak didukung oleh URL tersebut.
10. 408 Request Timeout
Server memutuskan permintaan karena browser terlalu lama merespons.
11. 409 Conflict
Ada konflik pada request—misalnya ketika data yang dikirimkan bertabrakan dengan kondisi server.
12. 429 Too Many Requests
Browser atau bot mengirim terlalu banyak permintaan dalam waktu singkat.
Penyebab:
-
serangan bot
-
rate limit API
-
flood request dari plugin tertentu
13. 500 Internal Server Error
Error pada sisi server. Sangat umum terjadi pada WordPress dan website berbasis CMS.
Penyebab:
-
plugin bermasalah
-
file .htaccess rusak
-
kesalahan script
-
server overload
14. 501 Not Implemented
Server tidak mendukung method yang digunakan.
15. 502 Bad Gateway
Server bertindak sebagai gateway tetapi mendapat respons buruk dari server lain. Umumnya terkait error hosting atau server upstream.
16. 503 Service Unavailable
Server sedang penuh, overload, atau dalam mode maintenance. Sering muncul saat:
-
trafik website membludak
-
server menjalani update
-
layanan sementara ditutup
17. 504 Gateway Timeout
Server tidak merespons tepat waktu. Hubungannya mirip 502, tetapi karena timeout.
18. 505 HTTP Version Not Supported
Server tidak mendukung versi HTTP yang digunakan browser.
Mengapa Penting Memahami HTTP Status Codes?
Memahami kode status HTTP membantu Anda:
- Memperbaiki error lebih cepat
Misalnya mengetahui apakah masalah berasal dari server atau pengguna.
- Meningkatkan SEO
Google tidak menyukai halaman 404 atau redirect berantakan.
- Mengoptimalkan performa website
304 & cache dapat mempercepat loading.
- Mengamankan website
Kode 401 dan 403 membantu mengendalikan akses.
Penutup
HTTP Status Codes adalah bagian penting dari dunia website dan server. Dengan mengetahui arti setiap kode, Anda dapat dengan mudah mendiagnosis error, memperbaiki masalah teknis, meningkatkan SEO, dan menjaga pengalaman pengguna tetap optimal.
Sebagai pemilik website, terutama yang menggunakan WordPress, menekan error seperti 404, 500, atau 503 adalah langkah penting untuk memastikan website berjalan stabil dan profesional. Jika Anda rutin memantau HTTP Status Codes, Anda akan lebih mudah menjaga kualitas dan kesehatan website dalam jangka panjang.
