Agile : Pengertian, Prinsip, Metode dan Kelebihan
Pengertian Agile
Agile Software Development adalah metodologi pengembangan software yang didasarkan pada proses pengerjaan yang dilakukan berulang dimana, aturan dan solusi yang disepakati dilakukan dengan kolaborasi antar tiap tim secara terorganisir dan terstruktur.
Agile development sendiri merupakan model pengembangan perangkat lunak dalam jangka pendek. Kemudian, membutuhkan adaptasi yang cepat dalam mengatasi setiap perubahan. Nilai terpenting dari Agile development ini adalah memungkinkan sebuah tim dalam mengambil keputusan dengan cepat, kualitas dan prediksi yang baik, serta memiliki potensi yang baik dalam menangani setiap perubahan.
Proses pengembangan Agile mengacu pada konsep dari Agile Manifesto. Konsep tersebut dikembangkan oleh 14 tokoh terkenal dalam industri software. Setelah mengenal apa itu Agile, selanjutnya masuk pada pembahasan mengenai tujuan dari Agile development sendiri.
Tujuan Agile Methodology
Secara garis besar, tujuan metode Agile adalah :
- High-value and working App system
Untuk menghasilkan sebuah perangkat lunak dengan nilai jual tinggi serta dapat menekan biaya pembuatan. Dan yang terpenting adalah dapat menghasilkan produk dengan kualitas yang baik.
- Iterative, incremental, evolutionary
Pengembangan software terbuka dengan perubahan di mana tim mampu bekerja dengan singkat dalam menambah fitur sesuai kebutuhan konsumen.
- Cost control & value-driven development
Software dikembangkan dengan sesuai kebutuhan pengguna dengan waktu dan biaya pengembangan yang dikontrol.
- High-quality production
Kualitas software bisa terjaga dengan melakukan tes menyeluruh di setiap iterasinya.
- Flexible & risk management
Proses pengembangan software disiapkan untuk menghadapi perubahan berbekal kemampuan adaptasi yang baik. Jadi, dapat meminimalisir kegagalan.
- Collaboration
Kolaborasi tim lebih maksimal karena rutin bertemu untuk membahas perkembangan project.
- Self-organizing, self-managing teams
Tim bisa mengatur dirinya sendiri dengan support dari pimpinan sehingga tercipta tim yang solid.
Metode Agile
Sebagai sebuah framework, Agile development menggunakan delapan metode yang berbeda, yaitu :
1. Scrum Methodology
Scrum adalah metode agile yang berfokus pada pengembangan software kompleks. Pengerjaan software pada Scrum dibagi menjadi beberapa proses kecil yang disebut dengan sprints. Dalam satu sprint, biasanya akan fokus menyelesaikan satu fitur tertentu. Misalnya sedang mengembangkan aplikasi dompet digital dan berfokus menambahkan fitur isi saldo.
Agar Scrum berjalan dengan lancar, setiap anggota tim harus diberikan peran, yaitu :
- Product Owner
Bertugas memaksimalkan nilai bisnis dari software yang dikembangkan. Selain itu memastikan bahwa list fitur produk telah disusun dengan baik.
- Scrum Master
Bertugas memfasilitasi dan memastikan bahwa tim sudah paham dengan proses Scrum. Selain itu akan berkoordinasi dengan Product Owner agar bisa memaksimalkan hasil produk dan ROI (Return of Investment).
- Development Team
Sekumpulan orang yang memiliki skill tertentu untuk menjalankan project. Misalnya, programmer, designer, writer, dll.
2. Scaled Agile Framework (SAFe)
Scaled Agile Framework (SAFe) ditujukan bagi perusahaan besar atau enterprise yang ingin menerapkan metode Agile. Perusahaan besar cenderung kaku dengan struktur divisi/tim yang banyak. Tidak jarang, pengambilan keputusan terkait project bisa memakan waktu lama karena perlu koordinasi antar divisi.
SAFe adalah solusi dari masalah tersebut. Dengan SAFe, kerjasama antar divisi saat menjalankan project akan lebih efektif dan fleksibel. Sebagai contoh, LEGO menerapkan SAFe pada 20 tim produknya. Salah satu caranya adalah dengan mengadakan meeting antar tim setiap delapan minggu sekali.
Pada meeting tersebut, mereka saling menunjukkan hasil, menjelaskan rencana, mengukur risiko, dll. Artinya, semua keputusan penting diambil saat itu juga tanpa harus melalui birokrasi yang rumit.
3. Lean Software Development (LSD)
Lean Software Development (LSD) adalah metode Agile yang mempunyai satu tujuan: mengembangkan software dengan sumber daya sehemat mungkin. Dengan merilis produk dengan fitur terbatas yang disebut dengan Minimum Viable Product (MVP).
MVP memiliki fitur standar dan terus dikembangkan sesuai feedback konsumen. Dengan begitu, pengembangan akan menghemat sumber daya karena tak perlu menambahkan fitur yang belum tentu dibutuhkan.
4. Kanban
Kanban adalah metode Agile yang menggunakan visual dalam prosesnya. Hal ini membuat flow kerja Anda lebih jelas karena bisa memantau setiap aktivitasnya.
Visual yang digunakan metode Kanban disebut sebagai Kanban Board. Umumnya, Kanban Board dibagi menjadi tiga tahap, yaitu :
- To Do — aktivitas yang akan dikerjakan.
- In Progress — aktivitas yang sedang dikerjakan.
- Done — aktivitas yang sudah selesai.
Ketiga tahap di atas membuat semua anggota tim bisa mengetahui sampai mana proses pengembangannya dengan mudah dan cepat.
5. Extreme Programming (XP)
Extreme Programming (XP) adalah metode agile yang lebih berfokus ke aspek teknis pengembangan. Tujuannya, agar software yang dihasilkan mempunyai kualitas tinggi, sehingga kemampuan tim pengembangnya juga meningkat drastis.
Itulah kenapa metode ini disebut dengan “extreme.” Sebab, untuk mencapai tujuan tersebut, tim harus bekerja dengan extra keras dan dipaksa keluar dari zona nyaman.
Agar mendapat gambaran lebih jelas, berikut penjelasan proses XP yang harus dijalankan :
- Planning — tim developer dan konsumen bertemu untuk merencanakan apa yang akan dikerjakan di setiap iterasinya.
- Designing — mulai mendesain bentuk dasar software yang sederhana.
- Coding — dimulainya proses coding secara intensif oleh tim. Di sini, anggota tim juga saling me-review coding dari anggota tim lainnya.
- Testing — mengetes software berulang kali apakah berfungsi dengan baik (unit tests) dan sesuai kebutuhan konsumen (acceptance tests)
- Listening — berdiskusi dan mendengarkan feedback dari konsumen. Maka dari itu, konsumen harus selalu tersedia on-site dalam XP.
Dengan mengikuti proses di atas, tim tentu lebih bisa memberikan hasil maksimal.
6. Crystal Methodology
Crystal Methodology adalah metode Agile yang lebih berfokus ke kondisi tim yang mengerjakan, alih-alih ke proses atau tools-nya. Mulai dari interaksi tim, komunikasi, feedback, dokumentasi, dll. Dengan Crystal Methodology, pengembangan software akan lebih optimal karena disesuaikan dengan kondisi tim.
Crystal Methodology sendiri mempunyai tujuh prinsip utama untuk mendukung pengembangan software secara tim dengan lancar :
- Frequent Delivery
Harus sering merilis dan mengetes kode ke user. Tujuannya, agar terhindar dari menciptakan software yang tak dibutuhkan.
- Reflective Improvement
Tidak peduli bagaimana kualitas produk yang diciptakan, pasti ada aspek yang bisa ditingkatkan oleh tim.
- Osmotic Communication
Komunikasi antar anggota tim seolah mereka berada di satu ruangan yang sama. Artinya, semua anggota bisa mendengar dan mendapat informasi yang sama.
- Personal Safety
Anggota tim bisa mengungkapkan pendapat tanpa rasa takut atau mendapat ancaman. Baik itu tentang masalah atau menyampaikan ide baru.
- Focus on Work
Tiap anggota tim sebaiknya paham dan bisa melakukan pekerjaannya dengan baik. Jadi, mereka bisa fokus untuk bekerja sama mencapai tujuan.
- Easy Access to Expert Users
Anggota tim bisa dengan mudah bertanya atau meminta pendapat dari user yang ahli di bidangnya.
- Technical Tooling
Tim sebaiknya menggunakan tools pendukung seperti test otomatis, manajemen konfigurasi dan integrasi rutin. Tujuannya agar kesalahan bisa cepat dideteksi.
7. Dynamic Systems Development Method (DSDM)
Dynamic Systems Development Method (DSDM) adalah metode agile yang mengutamakan keterlibatan semua anggota tim secara berlanjut.
DSDM juga mempunyai filosofi utama yaitu, “menciptakan software yang mempunyai manfaat nyata ke bisnis”. Filosofi ini juga didukung oleh delapan prinsip yang harus dijalankan agar bisa mencapai tujuan tersebut :
- Fokus pada kebutuhan bisnis
Software yang dikerjakan haruslah mempunyai manfaat yang jelas pada bisnis.
- Selesaikan tepat waktu
Pengembangan software harus mempunyai tanggal penyelesaian yang jelas.
- Kolaborasi
Tim harus melibatkan semua stakeholder dari awal sampai akhir.
- Kualitas
Kualitas akhir software yang akan dikerjakan harus sudah disetujui sejak awal.
- Ciptakan pondasi yang kuat
Tim harus menciptakan desain awal agar paham software seperti apa yang akan dikembangkan.
- Kembangkan dengan bertahap
Harus mampu menerapkan perubahan dari feedback pada setiap iterasinya.
- Komunikasi yang jelas
Usahakan melakukan meeting yang rutin dimana setiap anggota bisa menyampaikan masalah atau kendala.
- Tunjukkan kepemimpinan
Team leader harus memastikan bahwa rencana dan informasi perkembangan bisa diakses siapapun dengan mudah.
8. Feature Driven Development (FDD)
Seperti namanya, Feature Driven Development (FDD) adalah metode Agile yang berfokus untuk menyelesaikan satu fitur.
Biasanya, sebelum pengembangan software dimulai harus menulis daftar fitur apa saja yang hendak dimasukkan. Lalu harus menyelesaikan satu fitur dari daftar tersebut di setiap iterasinya.
Lengkapnya, berikut lima langkah yang harus dijalankan saat menerapkan FDD, yaitu :
- Mengembangkan model dasar.
- Menulis daftar fitur.
- Merencanakan pengembangan setiap fiturnya.
- Mendesain fitur.
- Membangun sesuai fitur.
Kelebihan dan Kekurangan Agile
1. Kelebihan Agile
Berikut ini merupakan beberapa kelebihan dari metode Agile, yaitu :
- Kualitas software lebih baik.
- Konsumen puas dan lebih dihargai.
- Fleksibilitas tinggi.
- Software cepat selesai.
- Pengembangan yang lebih terprediksi.
2. Kekurangan Agile
Berikut ini merupakan beberapa kekurangan dari metode Agile, yaitu :
- Produk akhir yang kurang jelas.
- Bergantung pada komitmen tinggi tim.
- Dokumentasi yang kurang lengkap.