Apa Itu Blue Ocean Strategy? Kelebihan dan Kekurangannya
Ketika memiliki minat di bidang bisnis mungkin sudah tidak asing lagi dengan istilah blue ocean strategy. Istilah ini pertama kali disebutkan oleh W. Chan Kim dan Renee Mauborgne yang menyamakan strategi bisnis dengan lautan yang luas.
Analogi samudera biru dalam bisnis menggambarkan kesempatan yang luas dan berbagai peluang tak terduga di pasar yang belum dijelajahi oleh pebisnis lain. Di tengah persaingan bisnis yang semakin ketat setiap waktunya, pebisnis haruslah bertindak lebih kreatif. Blue ocean strategy ini bisa menjadi solusi bagi yang ingin memulai bisnis dan mau mempelajarinya.
Apa Itu Blue Ocean Strategy?
Blue ocean strategy adalah konsep yang berlawanan dengan red ocean. Dalam blue ocean strategy berbisnis dengan cara menghindari persaingan yang ketat. Sementara itu, dalam konsep red ocean berfokus untuk memenangkan persaingan dan berkecimpung di pasar yang sama dengan kompetitor.
Seorang pebisnis yang menggunakan blue ocean strategy akan merancang produk dan layanan yang belum memiliki banyak pesaing. Namun, ia juga memastikan bahwa produk tersebut memiliki target pasar yang potensial dan nantinya memunculkan permintaan baru.
Karena tidak banyak kompetitor yang membuat produk atau layanan serupa, maka persaingan juga jauh lebih longgar dan tidak perlu berkecimpung di pasar yang sudah memiliki banyak pemain. Dengan blue ocean strategy menawarkan inovasi yang lebih canggih dari produk yang sudah ada. Sehingga, produk dan layanan dapat memecahkan masalah yang dihadapi oleh calon konsumen.
Menggunakan blue ocean strategy membuat tidak perlu harus bersaing secara head to head dengan bisnis lain yang memiliki produk serupa. Namun harus tetap kreatif mengembangkan produk dan mengedukasi calon konsumen tentang produk.
Tindakan Blue Ocean Strategy
Walaupun minim kompetitor tetap harus melakukan beberapa tindakan khusus dalam menjalankan blue ocean strategy. Berikut penjelasan tentang hal yang harus dilakukan agar bisnis berjalan dengan baik menggunakan strategi ini :
1. Eliminate (Menghapus)
Sebelum memulai bisnis, hendaknya pikirkan dahulu apa saja yang bisa dieliminasi dari keseluruhan bisnis. Karena terkadang sibuk berinovasi, tapi lupa mempertimbangkan apakah hal itu juga berguna bagi banyak orang atau tidak.
Eliminasi di sini bisa berarti banyak hal. Misalnya, menghapuskan fitur-fitur yang kurang berguna di aplikasi untuk membuatnya lebih ringan, atau mengurangi produk agar pembeli bisa fokus di satu produk andalan saja.
2. Reduce (Mengurangi)
Hampir mirip dengan eliminasi, tapi tidak menghapuskan sama sekali. Hanya mengurangi unsur-unsur tertentu dari produk saja. Misalnya, daripada menghapuskan produk tetapi hanya mengurangi variannya saja. Lakukan ini dengan mempertimbangkan mana varian yang kira-kira memiliki peminat paling sedikit.
Dengan mengurangi fitur atau varian dari produk, bisa menekan ongkos produksi. Ini tentunya membuat pengeluaran bisnis lebih hemat dan modal yang ada bisa digunakan untuk keperluan lainnya.
Berfokus ke produk yang lebih sedikit, bisnis akan lebih terarah dan lebih mudah pula ketika mempromosikan pada calon konsumen di tahap awal.
3. Raise (Meningkatkan)
Setelah menghapuskan dan mengurangi fitur dan varian yang kurang bermanfaat atau sedikit peminat, apa yang harus dilakukan setelahnya? Dapat berfokus pada produk, fitur, atau varian yang dirasa potensial dan akan disukai calon konsumen. Tingkatkan kualitasnya dan terus kembangkan agar produk tersebut memiliki banyak keunggulan. Dengan begitu akan lebih mudah memberikan nilai pada bisnis yang membuatnya berbeda dari para kompetitor.
4. Create (Menciptakan)
Ciptakan produk dan layanan yang belum banyak dijual orang. Lakukan terobosan baru untuk menjawab setiap permasalahan yang dihadapi oleh konsumen dan menjadikan produk sebagai solusinya. Selain itu juga harus mengedukasi konsumen tentang kegunaan produk. Aktif melakukan promosi di berbagai channel tentunya juga tidak boleh luput dari perhatian. Dengan begitu, bisnis akan lebih mudah pula diterima oleh masyarakat luas.
Kelebihan dan Kekurangan Blue Ocean Strategy
Suatu pilihan dalam hidup mungkin hampir semuanya memiliki kelebihan kekurangan. Sama halnya dengan blue ocean strategy ini. Apa saja kelebihan dan kekurangan blue ocean strategy? Simak berikut ini penjelasannya :
1. Kelebihan Blue Ocean Strategy
Manfaat atau kelebihan yang dimiliki oleh pelaku bisnis yang melakukan blue ocean strategy kurang lebih sama halnya dengan kelebihan ketika suatu bisnis merupakan first mover (penggerak pertama dalam industri). Gamble, J., Thompson Jr, A., & Peteraf, M. (2019) menjelaskan bahwa beberapa kelebihan dari perusahaan yang menjadi first mover adalah sebagai berikut :
- Menjadi perusahaan perintis dalam suatu industri akan membangun citra dan reputasi perusahaan. Pada misalnya ketika Gojek berdiri ia selalu digadang-gadang memiliki image sebagai pendiri pertama dari industri transportasi online di Indonesia.
- Perusahaan yang menjadi perintis biasanya telah memiliki channel distribusi, inovasi teknologi, dan aset-aset penting lainnya sehingga dapat menjadi suatu keuntungan untuk mengungguli rival (yang mungkin akan datang). Perusahaan pesaing mungkin saja masih mencari-cari bahkan mungkin memiliki pengeluaran yang begitu besar untuk modal mereka. Saat itulah, perusahaan rintisan dapat dengan mudah mengatur harga pasar.
- Konsumen dari perusahaan rintisan akan cenderung loyal pada perusahaan dan akan melakukan pembelian kembali.
- Menjadi perintis merupakan suatu tindak ofensif pendahuluan, sehingga perusahaan mampu membuat produk yang tidak mudah diimitasi atau bahkan tidak mungkin ditiru.
2. Kekurangan Blue Ocean Strategy
Kekurangan yang dimiliki oleh pelaku bisnis yang melakukan blue ocean strategy secara umum terjadi ketika perusahaan memiliki produk maupun aksi yang mudah disalin atau ditiru oleh perusahaan lain. Ketika perusahaan ditiru oleh kompetitor, dalam waktu singkat, perusahaan perintis dapat dengan mudah disingkirkan oleh pesaing. Dengan begitu, perusahaan yang menerapkan blue ocean strategy perlu untuk mengamankan competitive advantage-nya untuk tetap dapat bertahan pada industri.
Blue ocean strategy merupakan strategi yang cukup sulit dilakukan karena pelaku bisnis perlu melihat peluang dari adanya target pasar baru. Perusahaan yang menerapkan blue ocean strategy memiliki risiko yang cukup tinggi juga karena perusahaan akan menjadi perusahaan first mover di mana mereka menjadi penggerak pertama. Walaupun begitu, blue ocean strategy akan memiliki potensi yang sangat besar karena dalam industri belum ada kompetisi yang berarti.
Contoh Bisnis Blue Ocean Strategy
Setelah memahami serba-serbi blue ocean strategy tentu ingin tahu apa saja bisnis yang sukses dengan cara ini. Berikut contoh-contohnya :
- Netflix
Netflix merupakan salah satu perusahaan yang menerapkan strategi bisnis blue ocean. Perusahaan layanan penyedia film dan series ini tidak berusaha untuk menjalankan kompetisi dengan toko-toko rental film. Namun, Netflix memilih untuk memberikan model layanan terbaru. Awal bisnis Netflix, perusahaan ini memberi layanan sewa film menggunakan mail, kemudian baru mereka menjadi platform pertama yang mengenalkan layanan streaming film maupun video berbayar dengan sistem user subscription. Seperti halnya Gojek yang pada akhirnya memiliki pesaing bisnis, Netflix sekarang memiliki banyak kompetitor seperti Disney Plus+, Vidio, IQIYI, dan lain sebagainya.
- Starbucks
Starbucks adalah contoh yang sangat baik dari sebuah perusahaan yang telah berhasil menerapkan Blue Ocean Strategy. Banyak kafe yang sudah berdiri ketika Starbucks diluncurkan.
Alih-alih berfokus pada kopi mereka, mereka telah mengembangkan merek Starbucks sebagai sesuatu yang berbeda, sebuah strategi yang masih belum dijelajahi di sektor ini. Starbucks telah memilih untuk mengembangkan berbagai macam minuman: kopi, tetapi juga teh, smoothie dan “Frappuccino”.
Dengan menyediakan koran dan jaringan wifi gratis, Starbucks mendorong para pecinta kopi untuk tinggal dan mengobrol. Hal ini telah memungkinkan Starbucks menjadi tempat sosial dan memiliki brand recognition yang kuat hingga sekarang.
- Gojek
Gojek atau yang sebelumnya ditulis sebagai GO-JEK merupakan perusahaan pertama yang menghadirkan aplikasi ojek online pertama di Indonesia sebelum akhirnya muncul pesaing-pesaing baru. Perusahaan ini pertama kali dirintis pada tahun 2011, namun kepopuleran transportasi online baru merebak di tahun 2015.
Gojek menawarkan suatu aplikasi ojek online pertama kali di Indonesia, sehingga mereka dapat membuat suatu permintaan masyarakat yang baru yakni kemudahan transportasi online. Dengan kemudahan serta tarif yang terjangkau menjadikan Gojek sukses dengan strateginya. Jika dilakukan analisis, ketika awal rilis, bisnis Gojek tidak memiliki industri yang khusus, bahkan pemegang kuasa mungkin bingung akan memasukkan Gojek ke industri teknologi atau transportasi.
Pada saat itu, Gojek pun belum memiliki kompetitor sama sekali di Indonesia sampai akhirnya masuk Grab serta Uber. Hal tersebut sesuai dengan karakteristik blue ocean strategy yang mana mereka membuat industri dengan target market baru dan pasar yang ada belum memiliki kompetitor sama sekali. Blue ocean strategy tidak dapat menjamin kesuksesan perusahaan dalam jangka panjang.
Seperti contohnya pada Gojek, setelah masuknya kompetitor, industri transportasi online tidak lagi industri yang tidak memiliki kompetisi. Dengan begitu, perusahaan tidak lagi berada dalam blue ocean market melainkan red ocean. Dengan adanya kompetitor, pangsa pasar perusahaan akan terbagi.
Tidak ada jaminan apakah Gojek akan terus bertahan, bahkan ada kompetitornya yang telah meninggalkan pasar karena gempuran persaingan bisnis. Uber perusahaan layanan transportasi online asal Amerika Serikat harus meninggalkan pasar Indonesia di tahun 2018. Seluruh mitra pengemudi Uber akhirnya pindah ke platform Grab, pun ada yang pindah ke Gojek.