HOTLINE

(0275) 2974 127

CHAT WA 24/7
0859-60000-390 (Sales)
0852-8969-9009 (Support)
Blog

Apa itu Programmatic Advertising? Pengertian dan Cara Kerjanya

Programmatic advertising telah hadir di berbagai saluran digital seperti tayangan di seluler, video dan media sosial. Programmatic advertising adalah penggunaan dari artifical intelligence dan machine learning untuk beriklan secara real time dan otomatis.

Agar lebih mudah dalam memahami programmatic advertising ini, dapat mempelajari seputar programmatic advertising berikut ini :

Pengertian Programmatic Advertising

Programmatic Ads adalah metode dalam beriklan dengan menggunakan kolom space yang telah disediakan oleh publisher. Contohnya banner space, iklan baris, dan sebagainya. Programmatic ads ini dapat menjadi jembatan antara publisher dan advertiser.

Publisher adalah orang ,organisasi atau perusahaan yang memiliki suatu website atau blog yang sudah terdaftar dan disetujui oleh pihak pengelola aplikasi periklanan untuk memasang iklan AdSense di website mereka. Lalu publisher yang menayangkan iklan, misalnya iklan dari Google, berarti disebut publisher google.

Advertiser adalah orang, organisasi atau perusahaan yang memasang iklan bisnis mereka, tujuannya untuk memasarkan barang, jasa, tempat usaha, dan lain sebagainya.

Contoh media yang menyediakan tempat untuk advertiser beriklan seperti billboard, surat kabar, media online (Google Ads, Facebooks Ads), YouTube, SMS, dan lain-lain.

Cara Kerja Programmatic Ads

Seperti namanya yang jika diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia berarti iklan terprogram, seluruh transaksi antara advertiser dan publisher dilakukan melalui program atau aplikasi tertentu. Hal ini membuat kegiatan memasang iklan dan transaksi iklan dapat dilakukan secara otomatis.

Programmatic ads mengacu kepada penjualan otomatis dari sebuah ad space – proses yang dikerjakan oleh program yang berada di antara advertisers dan publishers. Teknologi tersebut dapat digunakan baik untuk mengotomatisasikan seluruh rangkaian transaksi, dengan menghilangkan kontak langsung antara advertiser dan publisher  (melalui marketplace berbasis lelang), atau untuk mengotomatisasikan cara kerja dari penjualan saat sudah terjadi kesepakatan melalui cara-cara penjualan tradisional (programmatic direct).

Misalkan ketika mengunjungi sebuah website maka publisher akan menayangkan sebuah iklan melalui berbagai space yang disediakan. Iklan dapat berbentuk banner, video, GIF dan lain sebagainya. Penayangan sebagai target audiens dilakukan berdasarkan pengumpulan data dari database yang dimiliki publisher.

Sehingga iklan tidak akan ditampilkan pada sembarang audiens namun ditampilkan kepada audiens yang paling cocok dengan produk yang diiklankan. Hal ini menimbulkan pertanyaan mengapa iklan ditampilkan pada waktu tertentu namun pada waktu yang lain iklan tidak tampil? Hal ini berkaitan dengan Real Time Bidding.

Pengertian Real Time Bidding

Real Time Bidding atau RTB adalah cara dalam membeli dan menjual iklan melalui waktu lelang terkini atau waktu pada iklan tersebut terjadi (Real Time Auctions). Artinya, perhitungan waktu transaksi yang dilakukan ketika memuat halaman website, akan dihitung dengan kisaran 100 ms.

Contohnya jika masuk ke dalam suatu website dan meminta informasi ‘ad exchange’ beserta dengan data pengunjung. Informasi tersebut kemudian dicocokkan dengan advertiser yang tersedia dan real time auction yang disesuaikan pada kriteria yang dipilih. Penempatan iklan yang ditayangkan secara langsung ini telah masuk kategori real time bidding.

Pengertian Ad Exchange

Ad exchange adalah ruang bagi publisher bertemu dengan advetiser dan menyetujui harga dalam menampilkan iklan mereka. Ad exchange ini mirip seperti ruang trading pada pasar saham, jika sebelumnya pernah melakukan investasi saham.

Tapi, ad exchange ini ditujukan untuk periklanan. Saat ini, sebagian besar ad exchange bekerja menyesuaikan dengan real time auctions. Artinya, kegiatan pembelian iklan terjadi saat bersamaan dengan keadaan pengunjung memuat halaman website tersebut.

Pengertian Demand Side Platform (DSP)

Demand Side Platform (DSP) adalah software yang memungkinkan advertiser untuk membeli tempat penayangan iklan pada bisnis mereka secara otomatis. DSP hadir karena kebutuhan  publisher yang menawarkan penayangan tempat untuk beriklan di website mereka secara online.

Advertiser membutuhkan cara untuk mengelola iklan pada bisnis mereka. Jadi DSP adalah tools yang digunakan untuk publisher untuk pengelolaan iklan bisnis mereka.

1. Cara Kerja Demand Side Platform

Advertiser mendaftar dengan DSP yang terhubung dengan ad exchange. Ad exchange adalah ruang dalam terjadinya pembelian dan penjualan iklan yang disesuaikan dengan stok barang yang masih tersedia.

Ketika pengunjung membuka website dan terhubung dengan ad exchange, maka sinyal auction akan dikirimkan ke ad exchange.

Lalu sistem pada ad exchange akan menanyakan kepada DSP, apakah advertiser memiliki iklan yang mungkin sesuai dengan permintaan penempatan iklannya. Jika ya, maka DSP akan mengirimkan sinyal untuk memasuki real time bidding bersamaan dengan advertiser lain untuk bersaing memperebutkan penempatan iklan.

Advertiser yang melakukan bidding atau tawaran iklan yang berhasil memenangkan perebutan tempat penayangan iklan tersebut akan mendapatkan ruang untuk menayangkan iklan bisnis mereka ke pengunjung website.

Google Ads merupakan tipe demand side platform. Tapi sistem Google sendiri memiliki batasan persediaan dalam jangkuan iklan. Meskipun jaringan Google Display Network memiliki akses ke sebagian besar website yang ada di dunia, tapi masih ada tempat-tempat yang tidak dapat dijangkau.

Peran DSP akan terasa manfaatnya karena sebagai aplikasi pihak ketiga yang dapat mengakses jangkuan iklan yang tidak dapat di jangkau oleh jaringan pada sistem Google Ads.

Contoh jangkauan yang tidak dapat di jangkau oleh sistem Google Ads adalah Facebook Display Ads. Jika menjalankan iklan melalui Google Display Network, maka iklan tersebut tidak dapat di tampilkan di Facebook.

Jika seorang advertiser, tentu  ingin memiliki akses sebanyak mungkin untuk menjangkau berbagai layanan tempat beriklan bukan? Jadi DSP dapat membantu advertiser dalam mengiklankan produk mereka dan terhubung ke berbagai tempat penayangan iklan. Agar bisa menjangkau lebih banyak orang dan meningkatkan terjadinya pembelian.

2. Apa perbedaan Demand Side Platform dengan Supply Side Platform

Demand Side Platform dan Supply Side Platform memiliki perbedaan pada sistemnya. Jika Demand Side Platform seperti yang dibahas di atas adalah tempat bagi para advertiser dalam mengatur pembelian iklan, maka Supply Side Platform adalah tempat bagi para publisher untuk menayangkan iklan dari advertiser yang telah terhubung dan di pilihkan oleh sistem ad exchange.

Untuk pembahasan lebih lengkap tentang supply side platform ada di bawah ini :

  • Supply Side Platform (SSP)

Seperti yang dijelaskan di atas, Supply side platform adalah tempat bagi para publisher untuk menayangkan iklan dari advertiser yang telah terhubung dan di pilihkan oleh sistem ad exchange.

    • Cara Kerja Supply Side Platform

SSP terhubung ke sistem ad exchange dan memberitahukan jenis iklan apa yang tersedia melalui real time bidding. Ketersediaan ruang beriklan pada real time bidding ini secara otomatis akan dilelang dengan penawar tertinggi yakni para advertiser ini.

Jika pada posisi advertiser, maka perlu menggunakan DSP dan upayakan untuk menawar iklan yang tersedia di sistem ad exchange dengan bidding semurah mungkin dari publisher.

Tapi sebaliknya jika posisi adalah publisher, maka perlu menggunakan SSP sebagai ruang beriklan bagi advertiser dengan tawaran tempat dan tayangan iklan pada harga setinggi mungkin.

  • Ad exchange vs Supply Side Platform

SSP digunakan untuk mendistribusikan ruang tempat beriklan di beberapa sistem ad exchange. Jadi, publisher terhubung ke website advertiser dan memberitahukan bahwa publisher memiliki penempatan dan format iklan yang telah di buat.

Lalu SSP terhubung ke ruang tempat beriklan tersebut pada sistem ad exchange beserta sistem ad exchange lainnya.

Apa itu Data Management Platform (DMP)?

Data management platform (DMP) adalah platform untuk mengelola data yang digunakan untuk mengumpulkan, menyimpan, dan menyortir informasi. DMP paling sering digunakan dalam kombinasi dengan platform DSP atau demand side platform pada sisi advertiser atau supply side platform pada sisi publisher. Untuk menrargetkan iklan dengan benar kepada spesifik pengunjung tertentu, DMP diperlukan untuk menyortir  dan mengelompokkan data cookie pengunjung yang masuk ke website.

1. Demand Side Platform VS Data Management Platform

Supaya mendapatkan banyak keuntungan dari programmatic advertisingDemand Side Platform perlu terhubung dengan data management platform. DSP menangani pembelian ruang iklan, sedangkan DMP digunakan untuk menyortir data dan mendorong keputusan dalam pembelian iklan.

Jika dianalogikan, DMP ini seperti lemari dengan data-data yang memiliki informasi tentang pengguna atau user. Jadi jika tidak terhubung ke DSP, maka tidak akan mendapatkan akses ke DMP untuk mendapatkan data-data pengguna.

Demikian juga pada DSP, jika tidak terhubung ke DMP maka tidak dapat membuat keputusan untuk membeli ruang untuk beriklan.

2. Apa saja kriteria Programmatic supaya tertarget?

Ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk menargetkan iklan dengan programmatic advertising agar dapat mencapai hasil yang akurat dan lebih baik. Berikut adalah cara agar advertiser dalam menargetkan iklan :

  • Contextual Targeting

Contextual targeting yaitu penargetan secara kontekstual bertujuan untuk menampilkan iklan berdasarkan konteks pada website. Contohnya brand fashion akan terasa lebih baik jika menargetkan ke website majalah dengan tema fashion daripada menargetkan ke website otomotif.

  • Keyword Targeting

Keyword targeting yaitu jenis penargetan secara kontekstual yang berfokus pada penayangan iklan berdasarkan keyword tertentu. Contohnya jika menjual spare part sepeda, dapat melisting daftar kata kunci berdasarkan subyek kata tersebut.

  • Audience Targeting

Audience targeting yaitu iklan dapat di tampilkan berdasarkan data audiens yang tersimpan pada cookie website. Maksudnya adalah mentarget dari data audiens atau user yang sebelumnya telah mengunjungi website setelah tertarik dengan iklan yang ditayangkan di website publisher.

  • Location Targeting

Brand menggunakan penargetan geografis untuk menjangkau pelanggan yang sesuai dengan lokasi atau tempat brand bisnis mereka. Jika mempunyai restoran di jogja saja, maka akan lebih baik menargetkan orang-orang yang ada di sekitaran wilayah jogja, bukan di daerah paris atau antartika.

  • Retargeting

Retargeting adalah jenis penargetan iklan dengan cara menarget orang-orang yang sebelumnya pernah mengunjungi website tapi tidak melakukan pembelian. Jadi, contoh terdapat 2 % pengunjung yang melakukan di website maka perlu melakukan iklan retargeting sebesar 98 % dari orang yang tidak melakukan pembelian di website.

5/5 - (2 votes)
Risa Y

Recent Posts

5+ Blog Pendidikan Untuk Media Belajar Siswa

Keberadaan blog saat ini sangat bermanfaat dalam berbagai bidang, termasuk pendidikan. Blog sendiri adalah sebuah…

19 hours ago

Programmer Bisa Kenali Github Lebih Dalam!

Pengertian Github Github adalah platform pengembangan software online yang digunakan untuk menyimpan, melacak, dan berkolaborasi…

2 days ago

Kamu Harus Tahu! Begini Cara Cek Pemilik Domain

Tentu saja, jika kamu ingin membuat website, kamu harus mendaftarkan nama domain terlebih dahulu. Namun,…

3 days ago

Penasaran Apa Saja Perangkat pada Komputer? Simak Di Sini ya

Seperti yang Anda ketahui, komputer tidak dapat bekerja tanpa tiga komponen utamanya yaitu hardware, software,…

3 days ago

Kenali Apa itu Pop Up, Fungsi hingga Cara Membuatnya

Kamu mungkin pernah mendengar istilah "Pop Up"  dalam beberapa penjelasan artikel. Lalu, apa si Pop…

5 days ago

Begini Cara Setting SSL di Cloudflare!

Setting SSL Cloudflare – Saat ini, HTTPS adalah salah satu upaya yang dilakukan banyak pemilik…

5 days ago