(0275) 2974 127
Gambar adalah salah satu faktor yang turut memengaruhi kecepatan dan performa website. Jika ingin meningkatkan kecepatan website, ukuran gambar adalah salah satu kuncinya. Karena semakin besar ukuran gambar, semakin lama loading website. Pada saat ini ada format gambar yang lebih ringan dibandingkan JPEG dan PNG, yaitu WebP file. Format ini memiliki size gambar yang kecil, tapi tidak menurunkan kualitas gambar itu sendiri.
WebP adalah format file yang dikembangkan oleh Google pada tahun 2010. Gambar yang dihasilkan akan di kompres sedemikian rupa, tetapi tidak menurunkan kualitasnya. WebP format menggunakan metode kompresi lossy dan lossless yang lebih canggih dibandingkan dengan dengan format PNG dan JPEG.
Kompresi lossless berarti setiap ukuran bagian data asli akan tetap sama meskipun file direkonstruksi kembali. Metode ini akan mengkompres gambar hingga 26% lebih kecil dibandingkan dengan PNG.
Sementara itu, metode lossy akan mengecilkan ukuran file yakni dengan menghapus sejumlah data asli. Metode ini menggunakan predictive coding untuk menyandikan gambar dan juga mengkompres ukuran file sebanyak 25% hingga 34%. Walaupun demikian, kualitas gambar Google WebP masih sebanding dengan JPEG.
Format gambar macam ini penting. Terutama jika website harus menampilkan banyak gambar. Misalnya, website portofolio fotografi, desain, traveling, atau food blog. Sebab, semakin kecil size gambar yang digunakan, semakin cepat loading website. Jadi bisa memiliki website cepat sekaligus menampilkan kualitas gambar yang jernih.
WebP format ini menggunakan metode yang disebut lossless dan lossy. Kedua metode ini sebenarnya merupakan metode yang dipakai pada format JPEG dan PNG.
Lossless adalah metode pengompresan yang dapat mempertahankan setiap bit data asli pada gambar. Di sini, lossless WebP mampu mengkompres gambar 26% lebih banyak dibandingkan PNG.
Sedangkan lossy adalah metode yang dapat menurunkan size gambar dengan mengurangi sejumlah data yang asli.
Selain kedua metode tadi, tim developer WebP mempunyai sistem yang disebut “predictive coding”. Predictive coding itu diartikan sebagai sebuah proses mengkodekan gambar untuk mengkompres keyframe.
Sistem ini mampu menghasilkan kompresi gambar berkualitas tinggi dalam ukuran yang lebih kecil, setara dengan JPEG. Tetapi juga sekaligus mengurangi size gambar dari 25% menjadi 34% lebih kecil.
Berikut adalah contoh perbandingan gambar JPEG dengan WebP yang di publish langsung oleh Google WebP Gallery.
Di bawah ini akan mengulas tiga diantara plugin WebP yang populer, yaitu :
ShortPixel merupakan salah satu plugin populer untuk optimasi gambar di WordPress. Salah satu fitur yang termasuk di dalamnya adalah mengkompres otomatis gambar ke WebP format. Sehingga pengunjung yang menggunakan browser pendukung WebP bisa melihat gambar-gambar yang disajikan.
ShortPixel akan mengkompres kembali gambar ke format asli apabila browser pengunjung tidak mendukung WebP file. Selain pada gambar, plugin ini juga bisa mengkompres size dokumen PDF hanya dengan satu kali klik.
Di samping menggunakan metode lossy dan lossless bisa menggunakan metode unggulan yang disebut glossy. Metode ini mampu mengkompresi format JPEG dengan hasil berkualitas tinggi dirancang khusus untuk para fotografer.
Fitur unggulan :
Harga :
Cara mengaktifkan WebP file di WordPress :
Imagify adalah plugin optimasi gambar rancangan WP Rocket (plugin caching premium) yang tidak kalah populer dengan ShortPixel. Plugin ini bisa mengkompres dan mengubah ukuran gambar yang diunggah pada WordPress. Baik dalam format JPEG, PNG, dan tentunya WebP.
Untuk soal fitur, sebenarnya Imagify mempunyai banyak kesamaan dengan fitur ShortPixel. Hanya saja dari sisi harga, Imagify menerapkan batasan pada kapasitas gambar yang dikompres. Misalnya pada paket yang Lite bisa mengkompres gambar dengan batas maksimal 1 GB. Kemudian paket Basic dengan kapasitas maksimal 2 GB dan seterusnya.
Fitur unggulan :
Harga :
Cara mengaktifkan WebP file di WordPress :
Plugin ini secara garis besar mempunyai fungsi yang sama seperti kedua plugin sebelumnya. Yaitu, mengkompres gambar ke format JPEG, PNG, WebP file, dan GIF. Hanya saja, di sini bisa mendapatkan fitur tambahan berupa optimasi gambar yang disesuaikan dari layar browser pengguna.
Misalnya, pengunjung memiliki layar smartphone lebih kecil. Maka, hasil resolusi gambar yang ditampilkan akan lebih rendah dibandingkan layar desktop. Namun, tetap dalam kualitas gambar yang tinggi.
Setelah menginstall Optimole di WordPress tidak perlu melakukan konfigurasi atau setting apapun untuk mengkompres gambar. Semuanya akan diproses otomatis. Sisanya hanya diminta untuk menentukan kualitas gambar yang diinginkan: Low, Medium, atau High.
Fitur unggulan :
Harga :
Karena format ini masih tergolong baru, ada beberapa pro dan kontra yang perlu diperhatikan jika ingin menggunakan format ini :
Terlepas dari pro dan kontra diatas WebP bisa menjadi pilihan yang bijak jika ingin mengurangi ukuran aplikasi android sebanyak 20% – 30%. Di android sendiri sudah mendukung format WebP dari versi 4.0 (ICS) keatas (Loosless & Transparance dari versi 4.2.1).
Pengertian Jaringan Komputer dan Topologi Jaringan Artikel ini akan menjelaskan apa itu jaringan komputer dan…
Jika Anda berkecimpung dalam dunia digital marketing, Anda mungkin sudah familiar dengan Google Analytics. Marketer…
Memahami Apa Itu Deface Website Sangat berbahaya jika tidak segera diperbaiki, karena dampak jangka panjang…
Perbedaan Windows dan Linux di Cloud VPS Salah satu kebingungan umum yang muncul setelah membeli…
Forum telah menjadi bagian penting dari “peradaban” dunia maya. Anda dapat berargumen bahwa forum adalah…
Beberapa Web Proxy Gratis yang Wajib Dicoba Saat ini siapapun bisa mengakses internet dari mana…