(0275) 2974 127
Menjaga keamanan E-commerce tentu menjadi hal penting yang tidak boleh dilewatkan dalam bisnis.Dengan selalu menjaga keamanan E- commerce, bisnis online kalian akan terhindar dari beragam masalah serius.Contoh,seperti kebocoran data privasi pengguna,hancurnya reputasi usaha dan kerugian finansial.
E-commerce menjadi target sasaran bagi para hacker,Ini dikarenakan e-commerce merupakan tempat terjadinya transaksi jual beli terbesar yang menampung banyak data penting seperti nomor rekening,informasi kartu kredit,KTP dan lain-lain.Hacker-hacker dapat meretas E-commerce kalian untuk mendapatkan data-data tersebut dan menyalahgunakannya.Maka dari itu,kalian wajib mengetahui strategi E-commerce untuk mengatasi berbagai contoh kejahatan cyber crime di 2021.Dengan mengenali apa saja ancaman keamanan e commerce tersebut, diharapkan kalian lebih mudah menyiapkan strategi perlindungan terbaik.
Pada artikel kali ini,kita akan mengupas 10 contoh kejahatan cyber crime 2021 lengkap dengan solusi untuk mencegahnya.Berikut ini penjelasannya :
Ancaman hack e-commerce datang dari bad bots alias bot-bot milik hacker.Bot adalah teknologi robot online yang memang bisa dimanfaatkan dalam bisnis e-commerce.Cukup banyak e-commerce ternama memanfaatkan bot online dalam pelayanan konsumen.Mereka ditugaskan untuk membalas pertanyaan,komplain dan saran pembeli secara otomatis.
Namu,bad bots adalah bot yang merugikan e-commerce karena bisa melakukan banyak hal merugikan.Contohnya mencuri informasi personal seperti kartu kredit,meretas akun konsumen dan menawarkan produk palsu dengan harga yang lebih rendah ke calon pembeli.Kalian wajib mewaspadai penggunaan bad bots di tahun 2021.Menurut studi dari institusi “Imperva”, jumlah penggunaan bat bots di tahun ini meningkat hingga menyentuh angka 25%.Berarti ada 1 dari 4 website e-commerce yang terpapar oleh bad bots.
Serangan sabotase keranjang e-commerce yang merugikan pembeli dan konsumen.Pada serangan ini,hacker sengaja memanipulasi keterangan produk di laman e-commerce hingga tertulis “stok produk habis”.Padahal,stok produk tersebut masih utuh dan belum terjual sama sekali.Para hacker melancarkan aksi sabotase keranjang dengan cara menyimpan produk dari penjual ke keranjang secara besar-besaran.Alhasil,produk tersebut tidak bisa dibeli oleh konsumen asli karena stok produk yang tertera adalah “habis”.
Sedangkan dari sisi penjual,sistem e-commerce mengidentifikasi produk yang dimasukkan ke keranjang tersebut sebagai “pembelian”.Jadi, penjual pun cenderung tidak sadar bahwa produk yang dijual sebenarnya sedang disabotase.Untuk melancarkan aksi jahat ini,hacker akan menggunakan IP address berbeda atau bot e-commerce untuk menyimpan produk secara otomatis ke keranjang mereka.
DDoS memang sudah bukan hal baru dalam dunia keamanan online.Meski bukan jenis serangan online baru,DDoS masih merupakan kejahatan online yang berbahaya dan patut diwaspadai.
DDoS adalah serangan yang menargetkan semua jenis website,termasuk website e-commerce.Dalam serangan ini,hacker bisa membanjiri server website kalian dengan banyak request palsu.Request ini datang dari bot serta alamat IP yang tidak bisa dideteksi.Akibatnya,server website kalian bisa down dan sulit dikembalikan seperti semula.Jika sudah begini,website e-commerce kalian tidak bisa lagi beroperasi melayani transaksi.
Merupakan kejahatan online berupa penipuan kartu kredit.Hacker bisa mengeksploitasi sistem keamanan e-commerce dan menginstal software berbahaya ke halaman pembayaran (check-out) e-commerce tersebut.Begitu software e-skimming terpasang,hacker bisa mendapat akses real-time dan mengetahui data-data penting konsumen e-commerce,seperti password akun,informasi kartu kredit,pin ATM dan data-data pribadi lainnya.Trik e-skimming berkembang dan bertambah jumlahnya di masyarakat pada tahun 2021.Berkat sistem belanja online yang semakin praktis,para hacker memiliki celah yang lebih besar untuk melakukan kejahatan ini.
Merupakan aksi hacker yang sengaja memosisikan dirinya di antara penjual e-commerce dan konsumen asli (di tengah-tengah).Nanti selama berada di posisi tersebut,hacker bisa dengan leluasa melihat pertukaran data penting selama transaksi terjadi.Hacker dapat dengan mudah merekam nomor pin kartu kredit,e-wallet maupun password akun konsumen.Aksi Man in the Middle sering dilakukan ketika seorang konsumen menggunakan akses Wi-Fi publik gratis.Ketika kalian memakai koneksi Wi-Fi publik,seorang hacker bisa dengan mudah menyusup dan merekam semua data aktivitas transaksi kalian.
Cara lainnya,seorang hacker dengan sengaja memberikan akses Wi-Fi gratis untuk masyarakat demi mendapatkan data-data penting mereka. Lebih baik gunakan hotspot pribadi atau koneksi milik sendiri saat mengakses aplikasi dan website penting.
Phishing adalah salah satu ancaman e-commerce paling populer lainnya,meski awal kemunculannya sudah lumayan lama.Phishing adalah upaya untuk mendapatkan data-data sensitif (seperti informasi kartu kredit) atau mengacaukan sebuah bisnis online menggunakan malware dan ransomware.Begitu malware terpasang,tampilan e-commerce akan berubah.Alhasil,hacker bisa mudah menipu konsumen e-commerce untuk memasukkan informasi penting kartu kredit.
Phishing sering menyerang website-website e-commerce baru atau berskala kecil-menengah,karena serangan phising sangat mudah masuk menyerang website e-commerce yang belum memakai sistem keamanan kuat.Banyak juga website e-commerce terserang phishing karena admin pengelola web tidak tahu sama sekali terkait serangan phishing ini.
Ransomware adalah salah satu alat untuk melaksanakan kejahatan online seperti phishing.Namun serangan ransomware yang paling populer adalah aksi “mengunci” sistem komputer, aplikasi maupun sistem website kalian sehingga tidak bisa digunakan sama sekali.Contohnya mengunduh sebuah file yang ternyata berisi ransomware di dalamnya.Begitu membuka file tersebut,secara otomatis ransomware akan menyebar dan mengambil kendali atas perangkat kalian sepenuhnya.
Uniknya,para hacker akan menyediakan pesan berisi alamat e-mail atau nomor telepon untuk dihubungi.Tapi ia akan meminta bayaran besar sebagai imbalan untuk “membuka kunci” pada sistem komputer kalian.Nah,beginilah para korban dijebak.Kebanyakan korban ransomware akan memilih untuk langsung mentransfer uang tanpa pikir panjang.Namun tentu,hacker tersebut hanya akan mengambil uang kalian tanpa sungguh-sungguh mau memulihkan komputer,app atau web kalian.
Malware nampak mirip dengan ransomware dari segi nama.Malware adalah singkatan dari malicious software alias software berbahaya. Ketika diaktifkan, malware bisa menyerang menembus sistem keamanan website e-commerce kalian.Ada banyak contoh malware yang sudah kalian kenal.Misalnya virus komputer,Trojan horse,worm komputer dan adware atau iklan spam.Seringkali malware menyerang web e-commerce yang tidak pernah mengupdate tema atau plugin webnya dan memiliki banyak celah rawan.
Pengguna e-commerce yang malas mengganti password akun bisa menjadi celah serangan brute force.Masih banyak masyarakat yang malas mengganti password akun onlinenya..Brute force adalah serangan online di mana hacker berusaha untuk login ke akun kalian dengan cara menebak-nebak password.Hacker dapat membuat banyak kombinasi password untuk dipakai login ke akun kalian.
Sistem e-commerce memang memperbolehkan penggunanya untuk membuat sendiri username dan password akun.Sayangnya,sejumlah e-commerce tidak memantau kekuatan dari password yang digunakan pengguna atau menerapkan sistem verifikasi dua langkah.Alhasil,serangan brute force dapat terjadi kapan saja.
E-mail menjadi salah satu komponen penting dalam bisnis e-commerce.Namun,kalian harus waspada,sebab e-mail yang diterima bisa jadi merupakan e-mail spam.E-mail spam merupakan pesan elektronik berbahaya yang dikirimkan kontak tak dikenal.Jika dibuka,akan menemukan konten promosi palsu,link berbahaya (malware) atau virus yang bisa langsung menyebar menyerang sistem e-mail e-commerce.
Namun kecanggihan teknologi di tahun 2021 ini tidak hanya memungkinkan e-mail spam untuk muncul di inbox e-mail saja,Akan tetapi juga bisa mendapat spam link berbahaya di kolom komentar produk atau chatroom e-commerce.Apabila link tersebut kalian tekan,dalam sekejap akan langsung menjadi korban serangan hack seperti akun diretas.
Mengenali bentuk-bentuk serangan hacker baru langkah pertama dalam upaya meningkatkan keamanan bisnis e-commerce kalian.Sekarang,kita melihat berbagai strategi e-commerce untuk melindungi diri dari ancaman hacker.
Dengan melakukan monitor segala aktivitas di e-commerce.Maka kalian dapat memperhatikan apakah ada upaya login gagal berkali-kali yang mencurigakan.Bisa jadi,itu paya hacker dalam melakukan brute force.Selain itu,kalian wajib mengamati laju dan aktivitas traffic e-commerce. Perhatikan apakah ada sumber traffic yang mencurigakan.Bisa jadi itu awal dari serangan DDoS.Jika menemukan akses yang mencurigakan atau IP tak terdeteksi, jangan ragu untuk segera memblokir IP tersebut.
Mengamankan admin panel dan server e-commerce kalian yakni gunakan beragam tipe password yang rumit dan sering menggantinya secara berkala.Kalian juga bisa mengaktifkan fitur notifikasi dari panel ketika ada alamat IP asing yang mencoba untuk login ke server.
Biasanya penyebab terjadinya kejahatan phishing,malware dan spam juga karena kelalaian pengguna saat menemukan link asing.Orang-orang justru merasa penasaran dengan link yang diberikan dan klik tanpa pikir panjang.Hasilnya,e-commerce kalian terkena phishing,malware dan spam dengan mudah.
Maka,luangkan waktu untuk mengedukasi tim kerja e-commerce kalian,terkait kejahatan hacker dan cara-cara untuk mencegahnya.Selalu ingatkan karyawan untuk tidak sembarangan download file,klik link atau mengakses website dan berhati-hati saat memakai Wi-Fi publik.
Selalu mengupdate software e-commerce kalian,karena dengan mengupdate software secara berkala bermanfaat untuk meningkatkan kecanggihan dan sistem proteksi website atau aplikasi e-commerce.Dengan begitu,hacker akan susah menembus pertahanan e-commerce kalian sebab toko online tersebut sudah dilindungi dengan sistem keamanan terbaru.
Selalu memastikan protokol HTTPs dan sertifikat SSL website kalian selalu aktif.Kedua elemen ini melindungi data-data sensitif dari pengguna e-commerce sekaligus mendongkrak posisi e-commerce kalian di halaman pertama Google.Dengan adanya perlindungan HTTPs dan SSL,kalian tidak perlu khawatir ada hacker yang menyelinap di antara sisi kalian dan konsumen.HTTPs dan SSL bisa melindungi proses transfer data penting semisal input pin dan password.
Cara terakhir menggunakan layanan sistem pembayaran ketiga seperti e-wallet dan PayPal.Dengan adanya e-wallet khusus,konsumen tidak perlu menyimpan informasi data kartu kredit di e-commerce.
Demikian pembahasan artikel kali ini seputar keamanan e-commerce 2021.Jangan lupa untuk selalu waspada saat berbisnis agar kalian tidak menjadi korban hack 🙂
Pengertian Jaringan Komputer dan Topologi Jaringan Artikel ini akan menjelaskan apa itu jaringan komputer dan…
Jika Anda berkecimpung dalam dunia digital marketing, Anda mungkin sudah familiar dengan Google Analytics. Marketer…
Memahami Apa Itu Deface Website Sangat berbahaya jika tidak segera diperbaiki, karena dampak jangka panjang…
Perbedaan Windows dan Linux di Cloud VPS Salah satu kebingungan umum yang muncul setelah membeli…
Forum telah menjadi bagian penting dari “peradaban” dunia maya. Anda dapat berargumen bahwa forum adalah…
Beberapa Web Proxy Gratis yang Wajib Dicoba Saat ini siapapun bisa mengakses internet dari mana…