Panduan Lengkap Tentang LinkedIn Ads
Alasan Menggunakan LinkedIn Ads
LinkedIn sudah memperkenalkan upgrade fitur dan usability yang cukup siginifikan. Dengan upgrade ini berhasil membangun sebuah komunitas dimana 40% penggunanya membuka LinkedIn setiap hari. Beberapa updatenya adalah :
- Mobile apps yang lebih baik.
- Tampilan desktop apps yang lebih rapi.
- Fitur konten yang semakin kaya.
- Spam management.
- Video.
Dengan user experience yang selalu ditingkatkan, semakin banyak orang menghabiskan waktu di LinkedIn. Dalam beriklan sendiri, LinkedIn menawarkan beberapa keuntungan berikut ini :
- Fitur targeting yang advanced. Bisa mengatur target audience berdasarkan job title, function, dan industry.
- Pilihan jenis ads yang bermacam-macam.
- Budget control yang fleksibel.
- Tools untuk lead generations untuk meningkatkan conversion rate.
- Tracking dan Analytics Tools untuk mengukur performance ads.
- Pilihan berbagai Bahasa.
Jenis LinkedIn Ads
Tidak peduli siapa target audience, baik executives, influencers, atau pencari kerja, LinkedIn menyediakan berbagai cara untuk beriklan di platform mereka dengan jenis iklan yang berbeda-beda.
1. LinkedIn self-serve ads
Untuk membuat sebuah iklan di LinkedIn perlu mengakses LinkedIn Campaign Manager. Campaign Manager memperbolehkan untuk menjadwalkan campaign, menargetkan audience, dan melihat industries, job functions, dan level senioritas yang mengklik iklan.
2. Konten Ads
Konten Ads pada dasarnya adalah mini website yang memungkinkan menampilkan iklan beberapa iklan dalam satu sidebar widget. Hal ini sama seperti iklan bergilir dalam billboard yang dilihat yang dapat menampilkan 3 iklan berbeda dalam satu tempat. Dapat menampilkan hingga 4 pesan iklan dalam format media yang berbeda sehingga lebih besar kemungkinan menarik perhatian audiens. Misalnya dapat menampilkan halaman Twitter pada iklan pertama, video Youtube pada halaman selanjutnya, dan konten khusus di halaman terakhir. Dapat menggabungkan konten untuk menciptakan iklan yang interaktif.
Dapat memanfaatkan Linkedin untuk menampilkan file presentasi, infografik, dokumen dan artikel. Hal ini akan lebih baik jika dapat merangkum dalam bentuk Slide Share site dan upload konten yang sama dengan mencantumkan profile Linkedin atau Ads yang ditawarkan. Slide share ini membuat mudah memahami wawasan atau pengalaman dari kalangan professional.
4. Sponsored InMail
Sponsored InMail membuat dapat mengirimkan pesan dengan relevansi tinggi terhadap target audiens. Sponsored InMail dan standard InMail berbeda, perbedaan utamanya adalah standard InMail digunakan untuk mempertahankan kontak dengan seseorang sehingga tidak ingin pesan marketing terkirim ketika mengirimkan pesan tersebut. Namun Sponsored InMail adalah pesan personal dengan kapasitas lebih luas yang merupakan bentuk copy dari co-branded landing page, unit Ads, dan CTA. InMail ini dikirimkan kepada anggota utama Linkedin dalam inbox sehingga meningkatkan visibility rate dan open rate.
5. Social Ads
Social Ads adalah cara efektif untuk mendorong anggota Linkedin berbagi pesan dan rekomendasi produk. Target Social Ads sama dengan pilihan LinkedIn Ads lainnya, namun Social Ads memberikan kebebasan untuk mengumpulkan social proof dalam komunitas LinkedIn. Endorsement dari orang yang dipercaya dapat meningkatkan kredibilitas dan impact pada pesan perusahaan. Social Ads ini membuat anggota lebih mudah untuk berbagi update dan cerita dalam komunitas serta memastikan tingkat engagement antar anggota tinggi.
6. Follow Company Ads
Ads ini merupakan satu set unik yang menampilkan Ads untuk dapat memperluas data profil anggota untuk menyampaikan pesan personal dan khusus, sehingga meningkatkan engagement dengan halaman perusahaan. Hal ini memudahkan perusahaan untuk menargetkan kalangan professional, meningkatkan awareness terhadap halaman perusahaan, dan mengkonversinya menjadi followers yang loyal.
7. Featured Company Ads
Fitur ini hampir mirip dengan Follow company Ads, namun yang membedakannya adalah Featured Company diasosiasikan dengan halaman perusahaan dan dapat menampilkan link terhadap halaman produk dan pekerjaan dalam halaman perusahaan. Ini merupakan organic tools untuk menghasilkan kesadaran dan interaksi dalam halaman perusahaan. Hal ini meningkatkan engagement dari unit Ads dan memperluas networking untuk meningkatkan ketertarikan, sedangkan Follow Company hanya membiarkan viewer untuk klik link dari Follow Company.
8. Linkedin Group Ads
Ads ini lebih targeted, personal dan relevan terhadap grup spesifik, untuk membantu promosi dan meningkatkan keanggotaan terhadap komunitas grup tertentu. Ads ini menampilkan audience yang lebih spesifik mulai dari informasi sosial grafik untuk membangun pesan lebih personal, menyampaikan rekomendasi grup and membangun kepercayaan melalui co-branded template yang digunakan dalam Linkedin endorsement.
9. Spotlight Ads
Ads khusus yang dapat memperluas gambar profil anggota namun dapat dihubungkan dengan landing page Ads. Ads ini seperti konten dalam halaman dan tidak menggunakan format tradisional. Karena Ads ini menyatu dengan konten sehingga orang tidak akan sadar bahwa itu adalah sebuah Ads.
Kesalahan Fatal Bermain LinkedIn
Berikut kesalahan fatal yang harus dihindari di LinkedIn :
1. Foto Anak vs foto seksi
Sikap sayang anak dari pengguna internet seringkali diungkapkan dengan cara memposting foto buah hati di situs jejaring. Jika hal itu dilakukan di Facebook, namun sebaiknya tidak dilakukan di LinkedIn.
Sebab, apa yang terlihat ‘lucu’ di Facebook tentunya tidak cocok untuk dunia kerja. Hal ini harusnya sudah bisa disadari pengguna LinkedIn, namun tetap saja, seperti dilansir Huffington Post dan dikutip detikINET, Senin (25/6/2012), foto anak di LinkedIn masih suka ditemui.
Foto yang sebaiknya tidak di posting di LinkedIn termasuk di antaranya foto yang terlalu seksi, menggunakan animasi, atau yang tidak mencerminkan diri dengan baik.
2. Oversharing
Mengintegrasikan berbagai jejaring sosial yang diikuti dengan LinkedIn, memang bisa menjadi pilihan. Namun harus dilihat juga apa dan seberapa banyak yang di posting. Jangan malah akun LinkedIn menjadi oversharing alias berlebihan. Sebaiknya pisahkan mana yang urusan profesional di LinkedIn dan bersenang-senang di jejaring sosial lain.
3. Menyerang User Lain
LinkedIn seringkali digunakan oleh para pemburu karyawan. Tentu untuk melirik calon karyawan, banyak poin yang menjadi pertimbangan, salah satunya adalah sikap.
Bagaimana jika user LinkedIn yang di lirik, namun memiliki sikap tidak terpuji. Seperti suka ‘menyerang’ atau melakukan tindakan kekerasan tertulis kepada user lain.
Pastinya sikap negatif itu akan menjadi pertimbangan tersendiri bagi perekrut. Terlebih, para perekrut kerap menelaah lebih mendalam apa yang ditampilkan di LinkedIn.
4. Banyak Koneksi, Apa Anda Kenal Semua?
Jika memiliki banyak koneksi (pengguna yang terhubung) di LinkedIn. Hanya saja jika terlalu banyak dan tidak memberikan manfaat, malah akan jadi bumerang.
Bahkan sejatinya, diimbau untuk berhati-hati dengan siapapun yang terkoneksi dengan akun LinkedIn. Siapa tahu ‘teman’ memiliki riwayat yang tidak bagus di dunia kerja. Jadi ketika ia dilihat ada di daftar koneksi, bisa-bisa image negatif tersebut juga ikut terseret.
5. Profil Harus Jelas
Informasi yang dituliskan di akun itu ibarat CV digital yang disodorkan ke perusahaan. Jadi jika ‘CV’ tersebut tidak menampilkan data-data dengan jelas, tentu ini akan menjadi kerugian tersendiri.
Salah satu poin yang kerap terlewati adalah informasi tempat bekerja sebelumnya. Tidak cukup rasanya cuma menulis nama mantan perusahaan tempat bekerja tersebut, tulis pula posisi dan tanggung jawab yang dilakukan di sana.
Lebih bagus lagi jika dapat menyebutkan pernah terlibat dalam proyek apa di perusahaan terdahulu. Ini penting karena akan masuk dalam pertimbangan perekrut.