(0275) 2974 127
Metode pembelajaran merupakan salah satu aspek penting dalam dunia psikologi pendidikan. Setiap siswa dan guru mempunyai kecenderungan yang berbeda-beda dalam metode belajar dan mengajar, tergantung minat dan kepribadian masing-masing. Ada orang yang merasa nyaman dengan metode visual, auditori, dan kinestetik, dan ada pula yang merasa nyaman dengan metode konkrit dan reflektif. Berikut penjelasan lengkap mengenai metode pembelajaran.
Dalam dunia psikologi pendidikan, banyak peneliti yang tertarik dengan metode pembelajaran yang berbeda-beda. Oleh karena itu, banyak penelitian yang mengeksplorasi metode pengajaran atau metode pembelajaran, baik dari sudut pandang kognitif maupun intelektual. Secara umum metode pembelajaran adalah seperangkat cara, cara dan strategi untuk menunjang proses belajar mengajar di sekolah.
Menurut Taniredja, Faridli, dan Harmianto (2011), metode pembelajaran adalah seperangkat komponen yang dipadukan secara optimal untuk menghasilkan pembelajaran yang berkualitas. Dalam melaksanakannya, metode pembelajaran tidak lepas dari situasi dan desain pembelajaran. Metode pembelajaran yang sama dapat menimbulkan hasil belajar yang berbeda, tergantung situasi dan kondisi sekitar.
Afandi, Chamalah, dan Wardani (2013) berpendapat bahwa metode pembelajaran adalah proses atau pola yang sistematis untuk mencapai tujuan pembelajaran. Memuat berbagai strategi pembelajaran, teknik, metode, media, materi dan alat penilaian. Dengan kata lain, metode pembelajaran disebut juga metode atau langkah-langkah yang digunakan selama terjadinya interaksi antara siswa dan guru. Tujuan akhirnya adalah mencapai tujuan yang telah ditetapkan berdasarkan mekanisme dan materi pembelajaran.
Sanjaya (2008) menyatakan bahwa metode pembelajaran adalah sarana atau metode yang dapat digunakan untuk melaksanakan strategi pembelajaran. Metode merupakan upaya melaksanakan rencana yang telah disusun untuk mencapai tujuan pembelajaran. Ada juga persoalan penerapan atau pemutakhiran strategi pendidikan yang telah diidentifikasi sebelumnya.
Bukan tanpa tujuan metode pembelajaran dibentuk dan diciptakan dengan fungsi dan tujuan tertentu. Pada umumnya metode pembelajaran memiliki beberapa fungsi sebagai berikut.
Ceramah merupakan metode pembelajaran yang paling populer dalam dunia pendidikan (Taniredja dkk, 2011). Suatu bentuk interaksi melalui informasi lisan dan bercerita, dari guru ke siswa. Biasanya sebelum menggunakan metode pembelajaran lain, guru terlebih dahulu menggunakan metode presentasi sebagai pendahuluan. Dalam proses pelaksanaannya, guru dapat menggunakan alat bantu visual dan media audio visual.
Ada beberapa keuntungan, terutama penyampaian informasi yang cepat. Selain itu, dapat menyampaikan informasi dalam jumlah besar dalam waktu singkat kepada banyak siswa dalam waktu yang bersamaan. Guru dapat mengontrol seluruh arah kelas dan pengorganisasian kelas cenderung sederhana. Kekurangannya adalah cukup sulit bagi guru untuk mengetahui seberapa baik siswa memahami dan memahami materi.
AIR merupakan singkatan dari Auditory, Intellectually, dan Repetition (Budiyanto, 2016). Contoh metode pembelajaran ini mengasumsikan bahwa pembelajaran akan efektif jika memperhatikan ketiga hal tersebut. Mendengar yang dimaksud dengan mendengar adalah telinga yang digunakan dalam proses pembelajaran. Pandai mendengarkan, menyimak, berbicara, presentasi, berdebat dan mengemukakan pendapat.
Intellectually berarti kemampuan berpikir, termasuk praktek penalaran, kreativitas, pemecahan masalah, konstruksi dan penerapan. Repetition yang berarti pengulangan dimaksudkan untuk membantu siswa memahami materi secara lebih mendalam dan luas. Keunggulan metode pembelajaran AIR adalah dapat melatih siswa mempunyai keberanian dalam mengemukakan pendapat (auditory) dan menyelesaikan masalah (intellectually). Selain melatih siswa untuk mengingat konten yang telah dipelajarinya (repetition).
Proses pembelajaran menggunakan metode artikulasi yang melibatkan partisipasi aktif siswa melalui rangkaian pesan (Budiyanto, 2016). Padahal, apa yang dijelaskan guru, wajib disampaikan oleh siswa kepada siswa lain (teman satu kelompoknya). Inilah keunikan belajar artikulasi. Siswa harus mampu berperan sebagai penerima pesan (materi) sekaligus penyampai pesan kepada siswa lainnya.
Kelebihan metode ini adalah seluruh siswa terlibat dan mempunyai peran, sehingga dapat meningkatkan keterlibatan anak. Hal ini kemudian juga dapat menimbulkan kemauan dan kemampuan siswa dalam menyerap pemahaman orang lain. Kelemahannya adalah cara ini hanya bisa diterapkan pada objek tertentu saja. Waktu yang dibutuhkan cukup lama dan seringkali ada kelompok yang perlu diawasi secara khusus.
Tujuan dari metode pengajaran brainstorming adalah untuk membantu siswa belajar mandiri dan tampil di depan kelas (Budiyanto, 2016). Brainstorming adalah suatu metode dalam bentuk diskusi untuk mendiskusikan gagasan, pemikiran, pendapat, pengetahuan, pengalaman seluruh siswa. Berbeda dengan diskusi, dalam metode brainstorming tidak perlu menanggapi pendapat orang lain (didukung, dilengkapi, atau dikurangi).
Kelebihan yang diberikan adalah dapat merangsang seluruh siswa dalam mengemukakan ide dan pendapat. Selain itu, waktu yang dibutuhkan dapat dikontrol dan metode ini dapat diterapkan pada kelompok besar atau kecil. Sebaliknya, kelemahannya adalah siswa yang kurang perhatian dan tidak berani mengemukakan pendapatnya akan “terpaksa” menyampaikan pendapatnya. Tinjauan lebih lanjut kemudian diperlukan untuk menentukan prioritas tinjauan yang diserahkan.
Menurut Budiyanto (2016), metode buzz group sering digunakan dalam pembelajaran berbasis masalah. Biasanya kegiatan pembelajaran ini berlangsung dalam bentuk diskusi dalam kelompok kecil yang terdiri dari 3 sampai 4 siswa. Kelompok-kelompok kecil kemudian melakukan kegiatan diskusi mengenai bidang-bidang tertentu yang sebelumnya pernah ditemui oleh kelompok (kelas) yang lebih besar.
Buzz group mempunyai banyak manfaat, termasuk meningkatkan suasana diskusi yang bersahabat, hangat, dan penuh pemikiran. Siswa yang kesulitan berbicara di depan umum kemudian dapat belajar mengungkapkan pendapatnya dalam kelompok kecil. Selanjutnya kelemahannya terletak pada beberapa kelompok yang terdiri dari siswa yang tidak tahu apa-apa, sehingga kelompok ini kurang seimbang dibandingkan kelompok lainnya.
Cooperative script adalah metode pembelajaran di mana siswa bekerja berpasangan, artinya mereka mengkomunikasikan secara lisan unsur-unsur penting dari materi yang telah mereka pelajari satu sama lain. Guru meminta siswa berpasangan kemudian membagikan bahan untuk dibaca dan diringkas (Budiyanto, 2016). Pembicara menyampaikan rangkuman secara lengkap, sedangkan pendengar mendengarkan dan mengoreksi kesalahan.
Melatih keterampilan mendengarkan, ketelitian, kecermatan dan kemampuan mendeteksi kesalahan orang lain menjadi kelebihan metode ini. Di satu sisi kelemahannya adalah hanya dilakukan oleh dua orang siswa sehingga tidak melibatkan partisipasi seluruh siswa dalam kelas. Selain itu, metode ini hanya dapat digunakan pada mata pelajaran tertentu, misalnya materi hafalan.
Course review horay merupakan salah satu metode pengajaran untuk menciptakan suasana kelas yang hidup dan menyenangkan (Budiyanto, 2016). Cara menghidupkan suasana kelas dengan membuat aturan bagi siswa untuk berteriak “hore”, “horay”, atau yel-yel lainnya ketika mereka dapat menjawab pertanyaan dengan benar. Hal ini membuat siswa merasa lebih tertarik untuk mengikuti pembelajaran.
Tidak diragukan lagi, suasana kelas yang menyenangkan menjadi keunggulan utama metode ini. Siswa menjadi lebih antusias dan tertarik dalam belajar karena suasananya menyenangkan dan tidak membosankan. Suasana pembelajaran juga tidak terkesan monoton. Namun cara ini juga mempunyai beberapa kelemahan. Diantaranya ada siswa yang aktif dan pasif, nilainya akan sama.
Semua orang tahu bahwa debat memberikan kontribusi penting dalam kehidupan demokrasi, termasuk dalam dunia pendidikan (Budiyanto, 2016). Berdebat dapat meningkatkan kemampuan berpikir siswa sehingga dapat mengemukakan pendapat yang mungkin bertentangan dengan pendapatnya. Debat aktif adalah metode yang membantu anak mengkomunikasikan pemikiran, ide, dan pendapatnya.
Tentu saja keuntungan dari debat aktif adalah siswa dapat menganalisis masalah dengan baik. Selain itu, siswa memeriksa fakta-fakta yang dapat mereka laporkan selama sesi debat. Kelemahannya adalah keinginan siswa untuk menang bisa terlalu tinggi dan terkadang tidak memperhatikan pendapat orang lain. Dalam beberapa kasus, perdebatan bisa menjadi begitu panas dan memanas hingga terkadang melibatkan emosi para pesertanya.
Group investigation merupakan metode pembelajaran kolaboratif yang berfokus pada melibatkan siswa (dalam kelompok) untuk secara aktif mengeksplorasi materi pembelajaran sendiri. Biasanya bahan pembelajaran dapat dengan mudah diperoleh dari buku teks atau internet. Selain komunikasi edukatif, metode ini juga melatih keterampilan siswa dalam proses dan dinamika kegiatan belajar kelompok.
Selain meningkatkan prestasi belajar siswa, kelebihan metode ini adalah menciptakan suasana kerjasama dan interaksi siswa dalam kelompok. Secara tidak langsung hal ini akan mengajarkan anak untuk memiliki kemampuan komunikasi yang baik dan berani mengemukakan pendapat. Kekurangan metode ini adalah cukup rumit dan sulit diterapkan dalam pembelajaran kooperatif. Selain itu, cara ini memerlukan waktu pengerjaan yang cukup lama.
Tentu kata inquiry sudah tidak asing lagi di telinga kita. Inquiry merupakan suatu metode yang menekankan pada kemampuan siswa dalam menyelidiki secara logis, kritis, sistematis, dan analitis. Tujuan utamanya adalah untuk melibatkan siswa dalam meneliti dan menemukan jawaban mereka sendiri terhadap suatu masalah. Proses refleksi seringkali didorong oleh proses tanya jawab oleh guru dan siswa yang berpartisipasi (Budiyanto, 2016).
Keunggulan utama metode ini adalah pengembangan aspek kognitif, emosional, dan psikomotorik. Selain itu, memberikan kesempatan belajar yang tinggi bagi siswa yang berkemampuan di atas rata-rata (tidak terhalang oleh siswa yang mengalami kesulitan belajar). Kekurangannya adalah terkadang memerlukan waktu yang lama dan cukup sulit untuk melacak aktivitas dan keberhasilan siswa.
Jigsaw merupakan metode pembelajaran yang dirancang untuk meningkatkan rasa tanggung jawab siswa terhadap diri sendiri dan orang lain. Siswa tidak hanya harus mempelajari materi yang diberikan, tetapi juga harus mempersiapkan diri untuk menyampaikan dan mengajarkan materi tersebut kepada siswa lain atau kelompoknya. Dalam metode ini keaktifan setiap siswa sangat diperlukan. Biasanya mencakup kelompok kecil yang terdiri dari 3 sampai 5 anggota.
Kelebihan metode ini adalah memudahkan guru dalam mengajar dan melatih siswa agar lebih proaktif dalam berbicara dan mengemukakan pendapat. Namun sisi negatifnya adalah siswa yang aktif akan mengontrol dan mendominasi diskusi. Pada saat itu, siswa yang kemampuan membaca dan berpikirnya buruk akan mengalami kesulitan. Siswa yang cerdas cenderung bosan.
Mind mapping merupakan salah satu contoh metode pembelajaran yang umum diterapkan di sekolah. Secara khusus siswa diminta membuat mind mapping dalam bentuk peta pikiran. Gunakan teks, simbol, dan gambar berwarna agar tulisan menjadi menarik dan tidak membosankan. Individu menjadi lebih kreatif dengan menyajikan materi dalam bentuk yang ringkas dan menarik. Diketahui bahwa mind mapping dapat meningkatkan daya ingat hingga 78% (Budiyanto, 2016).
Beberapa manfaat yang dibawa oleh mind mapping adalah proses pembuatan mind mapping (diagram) dapat menghasilkan ide-ide baru. Hal ini juga dapat meningkatkan kreativitas siswa dalam mensintesis dokumen. Kelemahannya hanya siswa aktif yang dapat berpartisipasi, sehingga tidak semua siswa belajar secara maksimal.
Otentik merupakan salah satu contoh pendekatan pembelajaran yang menggunakan permasalahan nyata dan nyata untuk dieksplorasi dan didiskusikan selama proses pembelajaran. Termasuk dalam kategori pembelajaran konstruktivis, pengajaran otentik membuat siswa merasa “nyata” dalam kehidupan mereka. Mereka tidak hanya belajar secara otentik, tetapi mereka juga perlu bertanya dan memanfaatkan pengalaman masa lalu (Budiyanto, 2016).
Kelebihan metode autentik adalah siswa tidak bosan karena proses pembelajaran dapat dilakukan dimana saja. Siswa juga akan memperoleh keterampilan dalam menganalisis wacana dan realitas sosial. Kekurangannya adalah tidak semua mata pelajaran menerapkan metode ini, karena mata pelajaran ilmu sosial hanya cocok.
CTL merupakan salah satu contoh pendekatan pembelajaran yang menekankan keterlibatan siswa untuk menghubungkan materi pembelajaran dengan situasi kehidupan nyata. Dengan menggunakan berbagai permasalahan matematika dengan konteks yang berbeda-beda, siswa akan menggunakan pengetahuan dan kemampuannya untuk menyelesaikan masalah tersebut. Penting untuk mendorong siswa agar mampu menghubungkan pengetahuan dengan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.
Beberapa kelebihan CTL adalah siswa dapat mengeksplorasi konsep sendiri dan kemudian menerapkan apa yang telah dipelajarinya dalam kehidupan sehari-hari. Dengan terlibat secara aktif dalam pemecahan masalah, siswa dapat melihat peningkatan kognitif. Namun hal ini memerlukan banyak waktu dan guru hanya dapat berperan sebagai pendukung. Terkadang materi tidak dibahas secara lengkap dan tidak semua materi dapat diterapkan pada CTL.
Demonstrasi merupakan suatu metode pengajaran yang menunjukkan suatu peristiwa, objek, aturan, atau urutan dalam melakukan sesuatu (Budiyanto, 2016). Baik secara langsung maupun dengan menggunakan media yang berkaitan dengan materi yang akan dijelaskan. Dengan menggunakan alat peraga (terlihat secara real time) akan membantu siswa lebih memahami materi.
Berbagai manfaat yang diberikan adalah siswa lebih memahami materi, cara kerja suatu proses, atau cara kerja suatu benda. Kesalahan yang muncul selama proses pembelajaran dapat diperbaiki melalui observasi visual yang sebenarnya. Namun tidak semua objek dan peristiwa dapat dibuktikan. Beberapa siswa juga kesulitan melihat objek dengan jelas.
Pair check adalah contoh pembelajaran berpasangan yang sangat umum (biasanya bangku yang terdiri dari dua siswa). Terapkan metode pembelajaran berpasangan yang memerlukan kemandirian dan kemampuan pemecahan masalah. Hal ini juga dapat melatih siswa dalam kolaborasi, kesadaran sosial dan kemampuan membuat penilaian.
Tentu saja, keuntungan dari metode PC adalah meningkatkan kemandirian dan partisipasi siswa. Hal ini menghemat waktu karena pengelompokan lebih cepat dan sederhana, yaitu siswa berpasangan dengan teman sekelas. Kelemahannya adalah melatih kecepatan berpikir siswa relatif sulit karena memerlukan penguasaan konsep-konsep mata pelajaran.
Picture & Picture merupakan metode pengajaran yang menggunakan gambar-gambar, kemudian gambar-gambar tersebut dipasangkan atau disusun dalam urutan yang logis. Mengandalkan gambar untuk menunjang proses pembelajaran, metode PP menggunakan gambar sebagai unsur utamanya. Oleh karena itu, sebelum memulai proses pembelajaran, guru harus menyiapkan gambar display (biasanya berupa kartu).
Keuntungannya adalah materi yang diajarkan lebih terfokus dan meningkatkan kemampuan penalaran dan berpikir siswa (Budiyanto, 2016). Proses pembelajaran juga akan lebih berkesan karena siswa dapat melihat langsung gambar-gambar yang diberikan oleh guru. Namun terkadang guru kesulitan menemukan gambar yang sesuai dengan tingkat keterampilan materi. Juga tidak ada “dana khusus” untuk menyediakan gambar yang diinginkan.
Role-playing melibatkan bermain peran (Budiyanto, 2016). Secara khusus, metode pengajarannya berpusat pada siswa, menekankan pada sifat sosial dan menguji perilaku kooperatif siswa pada tingkat sosial dan kognitif. RP menciptakan suasana pembelajaran yang kreatif, positif dan tidak membosankan karena proses yang menyenangkan. Kuncinya terletak pada keterlibatan emosional dan pengamatan panca indera saat mengamati situasi.
Kelebihannya adalah mengesankan dan sangat menarik bagi siswa. Dapat meningkatkan rasa percaya diri, keramahan dan optimisme siswa. Siswa mempunyai kesempatan untuk berpartisipasi secara langsung dalam pementasan sesuatu. Kelemahannya adalah bermain peran membutuhkan banyak waktu. Jika siswa tidak serius dan suasana kelas tidak mendukung, maka RP tidak akan mencapai tingkat optimal.
Time token merupakan metode pengajaran kolaboratif yang melibatkan aktivitas kolaboratif dan saling mendukung dalam memahami materi pelajaran. Pada saat diskusi diterapkan time token agar siswa aktif bertanya. Dengan memberikan batasan waktu, misalnya 30 detik, diharapkan siswa mempunyai kesempatan yang adil dalam mengekspresikan diri. Adalah tepat untuk secara tekun menghindari membiarkan siswa tertentu mendominasi pembicaraan (Taniredja dkk., 2011).
Bahkan, kelebihannya adalah mendorong siswa untuk mampu berpartisipasi dan berinisiatif. Bahkan ketika siswa menjadi aktif, kami selalu memastikan bahwa ada siswa yang tidak mendominasi atau diam sama sekali. Melatih siswa dalam kebiasaan mendengarkan orang lain. Kelemahannya hanya bisa diterapkan pada objek tertentu saja. Dan kurang cocok digunakan pada kelas yang jumlah siswanya relatif banyak.
Snowball throwing merupakan metode pengajaran yang menuntut seluruh siswa untuk aktif (Budiyanto, 2016). Pembelajaran ini melatih siswa untuk bereaksi lebih cepat dalam menerima pesan dan menyampaikan pesan tersebut kepada orang lain. Secara umum ST dilakukan dengan cara yaitu menggunakan kertas yang berisi soal kemudian kertas tersebut diremas (dibentuk seperti bola) dan dilemparkan ke siswa lain. Siswa yang mengambil bola harus menjawab pertanyaan tersebut.
ST mempunyai dua keunggulan, yang pertama melatih kesiapan dan respon cepat siswa. Kedua, siswa akan saling berbagi ilmu. Sedangkan kelemahannya adalah memerlukan waktu yang lama. Selanjutnya proses ini mencakup pengetahuan yang tidak terlalu luas, cenderung terfokus pada pengetahuan dasar yang ada di sekitar siswa.
Untuk memilih metode pembelajaran yang tepat, penting bagi pendidik untuk mempertimbangkan kebutuhan peserta didik, tujuan pembelajaran, dan karakteristik mata pelajaran yang akan diajarkan. Fleksibilitas dan variasi dalam penggunaan metode pembelajaran juga dapat meningkatkan efisiensi pembelajaran dan mengakomodasi siswa dengan gaya belajar dan preferensi metode yang berbeda.
Secara keseluruhan, pemahaman tentang pendekatan pembelajaran yang beragam memungkinkan pendidik merancang dan menyampaikan pembelajaran yang lebih efektif, menarik, dan lebih memenuhi kebutuhan siswa. Dengan menggunakan metode pembelajaran yang tepat, siswa dapat lebih terlibat dalam proses pembelajaran dan mencapai hasil belajar yang optimal.
3 Skill Business Intelligence Yang Harus di Ketahui Menjadi seorang Business Intelligence tidak semudah yang…
Cara Menggunakan Google Webmaster Tools Google menyediakan alat untuk mempermudah pengindeksan situs web Anda yang…
Fungsi dan Pengertian RAM Pada Web Hosting Banyaknya pengusaha dan masyarakat yang beralih ke platform…
Perbedaan Website Statis dan Website Dinamis Untuk memahami website statis dan website dinamis ini tidak…
Seiring berkembangnya teknologi digital dan tumbuhnya e-commerce di Indonesia, banyak bermunculan aplikasi-aplikasi baru. Platform e-commerce…
Pahami Cara Membuat Website E-commerce Pada artikel ini Anda akan mendapatkan penjelasan tentang apa itu…