Prinsip-Prinsip Desain Grafis Yang Harus Diketahui
Menjadi sebuah ilmu seni,Desain Grafis yang berkualitas tidak dapat dibuat sembarangan.Ilmu Desain Grafis sama seperti ilmu seni lainnya,di mana desain grafis memiliki cukup banyak aturan yang harus dikuasai dan dipahami oleh para desainer agar karya seni mereka menjadi indah dan menarik.Pakem-pakem desain ini juga hadir untuk membantu proses belajar dari seorang desainer grafis pemula,agar dapat menyusun berbagai elemen dalam Desain Grafis dengan baik.Sehingga,design yang dibuat pun dapat menjadi sebuah satu kesatuan seni yang unik,estetik dan mampu menarik perhatian dari setiap mata yang melihatnya.
Pakem-pakem dalam Desain Grafis ini juga bersifat tidak mutlak.Meski begitu,pemakaian prinsip-prinsip Desain Grafis ini,dapat menjadi pedoman belajar terbaik kalian untuk mengasah skill dan kemampuan dalam membuat sebuah karya Desain Grafis .
Lalu apa saja prinsip-prinsip dari Desain Grafis ? Berikut ini mari temukan jawabannya langsung pada penjelasan berikut :
Mengenal Apa Itu Prinsip Desain Grafis ?
Desain grafis merupakan sebuah karya visual dengan warna-warni serta tampilan yang estetik.Sebuah karya Desain Grafis yang baik tentu akan enak dipandang oleh siapa saja.Ada banyak bentuk implementasi dari karya seni desain grafis ini,misal pada film,pamflet,lukisan digital,animasi dan lainnya.Sebuah karya desain grafis pun dapat membawakan pesan tertentu yang ingin disampaikan oleh sang desainer kepada masyarakat umum.
Lalu apa itu prinsip-prinsip desain grafis ?
Adapun prinsip-prinsip Desain Grafis yakni serangkaian metode yang digunakan sebagai acuan untuk membuat karya desain.Setiap desainer grafis profesional pasti melibatkan prinsip-prinsip desain grafis dalam karyanya. Hal ini karena,sudut pandang dan perspektif dari seorang desainer grafis profesional akan sangat berbeda dari sudut pandang masyarakat awam.Seorang desainer grafis profesional dapat menilai baik-tidaknya sebuah karya seni menggunakan prinsip-prinsip desain grafis tersebut.
Ketidaktahuan seorang desainer terhadap prinsip-prinsip Desain Grafis juga dapat membahayakan jenjang karirnya, di mana karyanya yang dibuat bisa menjadi sangat buruk menurut dunia designer profesional.Misal Desain Grafis yang dibuat memakai 5 jenis font huruf dan warna-warni yang bertabrakan.Karya seni ini mungkin masih diterima oleh masyarakat umum,namun tidak dengan kalangan desainer profesional,Karya tersebut berpotensi mendapat kritikan.
Memahami prinsip-prinsip Desain Grafis juga membantu kalian menjadi lebih mudah menuangkan kreasi dan ide ke dalam bentuk karya.Sebab, kalian sudah mengetahui pakem-pakem dasar serta bagaimana cara terbaik untuk membuat sebuah karya desain grafis.
Prinsip-Prinsip Desain Grafis yang Harus Diketahui Designer Pemula
Terdapat 7 prinsip desain grafis yang perlu dipahami dan dikuasai oleh setiap desainer pemula.Prinsip-prinsip desain grafis tersebut mencakup keseimbangan (balance),penekanan (emphasis),pengulangan (repetition),ritme (rhythm),gerakan (movement),kesatuan (unity) dan ruang (space). Dengan memahami prinsip-prinsip ini,dapat lebih mudah menciptakan aneka desain grafis yang estetik dan penuh akan makna.
Keseimbangan (Balance)
Keseimbangan(balance) dari sebuah karya seni menjadi faktor yang mudah dinilai oleh setiap designer profesional,bahkan dalam sekali pandang,seorang desainer profesional dapat menilai apakah karya seni desain grafis kalian sudah memiliki keseimbangan yang tepat atau belum.Keseimbangan yang dimaksud,merupakan bobot dari setiap elemen dalam sebuah desain grafis.Elemen-elemen tersebut berupa warna,ukuran,tekstur dan bentuk-bentuk yang digunakan dalam karya desain grafis.Setiap elemen selalu memiliki peran dan bobotnya masing-masing dalam semua karya seni.
Jadi,kalian sebagai seorang desainer grafis pemula harus mempelajari keseimbangan suatu desain grafis.Mencari tahu bagaimana cara terbaik untuk menempatkan setiap elemen desain agar tampak seimbang ketika dikombinasikan menjadi satu.Hindari penempatan elemen-elemen seni secara sembarangan seperti menempatkan setiap elemen di satu titik saja dan mengabaikan ruang-ruang kosong yang lain.Contoh kesalahan penempatan elemen desain grafis yang sering dilakukan para desainer grafis pemula : memaksakan penempatan elemen-elemen berbobot tinggi pada satu titik ruang dalam karya desainnya.Ketika elemen-elemen berat atau berbobot tinggi ini terfokus pada satu titik dalam kanvas design,maka karya seni akan memiliki kesan yang negatif.Kesan tersebut tidak lain adalah menganggap area lain dalam desain tidak penting,sebab semua elemen berbobot tinggi dikumpulkan di suatu titik.
Catatan penting untuk kalian : prinsip keseimbangan dalam ilmu desain grafis sesungguhnya tidak bisa diukur secara pasti seperti menggunakan rumus matematika,prinsip keseimbangan ini hanya dapat dirasakan oleh para designer menggunakan jiwa seni mereka.Intinya,keseimbangan sebuah karya seni akan terwujud ketika karya seni tersebut dapat memberikan kesan kepada kalian sebagai satu kesatuan produk utuh, tidak ada ada elemen yang membebani satu sama lain dan tidak ada ruang-ruang kosong yang menimbulkan kesan diabaikan.
Ada 2 pendekatan dasar dalam prinsip keseimbangan desain grafis :
1.Keseimbangan Simetris
Merupakan sebuah rangkaian susunan elemen-elemen seni yang dimulai dari titik pusat,lalu bergerak disusun sedemikian rupa agar merata di sisi kiri dan kanan kanvas design.Prinsip keseimbangan simetris ini menekankan pada kesetaraan posisi proporsi dan peletakan elemen-elemen seni dalam desain grafis.Hasil akhir dari desain simetris ini menimbulkan keseimbangan pada karya seni,melalui peletakan elemen-elemen desain yang berbobot sama atau setara dan secara sejajar di kedua sisi serta garis tengah gambar.
2.Keseimbangan Asimetris
Di keseimbangan asimetris,elemen yang memiliki bobot sama diatur dalam cara-cara yang berbeda.Dengan menggunakan sistem keseimbangan asimetris,kalian dapat mengatur setiap elemen berbobot sama secara lebih fleksibel pada sisi-sisi halaman kanvas.Untuk menyeimbangkan karya seni desain grafis ini,bisa memakai unsur-unsur penyeimbang yakni warna,ukuran,bentuk serta tekstur desain.
Penekanan (Emphasis)
Prinsip penekanan (emphasis) mengacu pada pemberian fokus untuk satu elemen tertentu dalam sebuah desain grafis.Semisal kalian diminta untuk mendesain sebuah poster untuk sebuah acara seminar,tentunya dalam poster tersebut,kalian akan memasukkan sejumlah informasi penting supaya para pembaca poster dapat menangkap informasi-informasi esensial tentang seminar,kemudian poster tersebut dapat digunakan sebagai media untuk menarik rasa penasaran audiens.
Sebelum membuat desain grafis poster seminar itu,perlu menyusun beberapa bagian desain dalam bentuk pertanyaan terlebih dahulu seperti:
- Informasi apa yang pertama kali wajib untuk diketahui oleh orang yang melihat poster tersebut?
- Apakah judul atau topik dari seminar?
- Apakah nama pembicara dalam seminar tersebut?
- Ataukah harga tiket masuk seminar?
- Apakah prioritas Anda terletak pada manfaat yang bisa didapat oleh audience jika mengikuti seminar?
- Ataukah Anda ingin menonjolkan tempat dan waktu berlangsungnya acara seminar?
Prinsip emphasis mengarah pada hal-hal dalam desain yang perlu untuk ditekankan atau ditonjolkan.Agar pesan yang terkandung dalam desain dapat dengan mudah untuk disalurkan ke pemahaman audiens.
Prinsip Penekanan (Emphasis) terdiri dari beberapa jenis,yakni :
1.Hierarki
Dapat memasukkan sejumlah unsur dalam desain menggunakan jenis penekanan hierarki,sesuai namanya,hierarki berarti jenis penekanan yang ditentukan berdasarkan urutan atau susunan.Misal pada desain poster seminar tadi,penulisan nama narasumber sebagai informasi utama dalam poster dapat dilakukan dengan memberikan warna tulisan yang berbeda atau bentuk font yang ditebalkan secara khusus.
Setiap informasi utama dalam sistem penekanan hierarki pasti akan lebih ditonjolkan dibandingkan informasi-informasi lainnya yang dirasa kurang penting.Contoh lain dari pengaplikasian metode emphasis hierarki yakni menuliskan pesan utama dalam desain poster dengan menempatkan posisinya di bagian teratas poster.kalian juga bisa memakai bingkai khusus di sekitar informasi utama tersebut. Metode penekanan hierarki ini mampu menonjolkan informasi penting dan menarik mata siapapun yang melihat poster kalian. Dengan demikian, pandangan audiens bisa langsung tertuju ke pesan utama yang telah ditandai khusus.
2.Skala dan Proporsi
Sistem basis berdasarkan skala dan proporsi.Contoh pengaplikasian metode ini yakni dengan meletakkan 2 elemen yang bobotnya saling berlawanan seperti besar dan kecil di halaman desain yang sama.Dengan metode desain penekanan skala dan proporsi ini,kalian bisa menonjolkan informasi utama dengan ukuran font yang lebih besar atau memakan space desain lebih banyak dibandingkan informasi-informasi pendukung lain.
Contoh saat memutuskan bahwa nama pemateri seminar adalah informasi terpenting untuk ditonjolkan, maka sudah pasti akan memperbesar ukuran nama sang pemateri dibandingkan informasi harga tiket masuk seminar,tanggal kegiatan atau lainnya yang menjadi di informasi pendukung poster.Inilah contoh nyata dari pengaplikasian sistem penekanan skala dan proporsi.Kalian juga bisa menonjolkan informasi penting melalui metode pengombinasian pilihan warna dalam desain.Sehingga elemen-elemen terpenting dapat terlihat menonjol.
3.Kontras
Metode penekanan menggunakan prinsip kontras sangat sering diaplikasikan oleh banyak designer grafis profesional.Hal ini dikarenakan metode kontras mudah untuk diaplikasikan.Metode penekanan desain dengan cara kontras memungkinkan kalian untuk menempatkan 2 unsur desain yang saling bertentangan satu dengan lainnya dalam satu frame design,dengan metode kontrasepsi ini,elemen desain yang saling bertentangan juga dapat tampak selaras dan menciptakan satu desain yang utuh dan baik.
Misalnya desain poster seminar kalian memakai komposisi warna gelap dan terang atau hitam dan putih,Kalian semua tahu bahwa warna-warna gelap dan terang adalah dua komponen yang kontras alias bertolak belakang.Namun penggunaan warna-warna yang kontras untuk memberikan penekanan dalam desain akan membuat pesan yang terkandung dalam desain poster lebih mudah untuk disampaikan serta ditangkap oleh audiens.
Prinsip penekanan desain melalui Metode Kontras jauh lebih memudahkan kalian untuk mengarahkan audiens melihat desain yang dipasang. Warna-warni yang kontras dapat langsung menangkap sorot pandang masyarakat ke arah desain dalam satu kali lirikan saja. Alhasil pesan yang dikandung dalam desain tersebut pun dapat tersampaikan.
Pengulangan (Repetition)
Prinsip pengulangan yakni prinsip desain grafis yang digunakan untuk memperkuat tampilan keseluruhan dari sebuah desain grafis.Prinsip pengulangan ini juga sekilas tampak mirip dengan prinsip penekanan,di mana kedua prinsip ini sama-sama bertujuan untuk memperkuat tampilan dari desain grafis ke audiens.
Bedanya,prinsip pengulangan lebih menghubungkan berbagai elemen yang berbeda dalam desain grafis kalian agar dapat terlihat teratur dan konsisten.
Terdapat 3 jenis prinsip pengulangan dalam desain grafis,yakni :
1.Regular
Merupakan pola-pola pengulangan dalam bentuk yang simetris.Ada juga yang mendefinisikan prinsip desain grafis pengurangan regular sebagai suatu pola pengulangan yang dilakukan dalam bentuk elemen dan jarak yang sama.Pengaplikasian dari pola pengulangan regular ini sering digunakan pada desain-desain bingkai foto.Itulah mengapa kita seringkali melihat desain-desain bingkai foto tampak rapi, dan memiliki pola-pola repetitif atau pengulangan yang seimbang.
2.Flowing (Mengalir)
Sesuai namanya,ditujukan untuk menciptakan kesan gambar yang bergerak secara dinamis dan rapi.Adapun contoh nyata dari pengaplikasian pola pengulangan flowing atau mengalir ini dapat ditemukan pada gambar garis,spiral,kurva dan bentuk-bentuk lingkaran.Bentuk-bentuk tersebut mampu memberikan kesan atau efek visual ke audiens sebagai gambar yang bergerak secara dinamis.
3.Progresif (Gradual)
Pola pengulangan progresif atau gradual yakni pola-pola repetitif dalam desain yang menyertai setiap perubahan bentuk yang terjadi dalam desain.Hasilnya pola pengulangan yang dibentuk secara progresif menjadikan karya desain tampak estetik.Dengan sistem progresif,kalian seolah-olah diajak melihat sebuah desain yang berkembang dari satu tahap ke tahap berikutnya.
Ritme (rhythm)
Prinsip ritme pada dasarnya sama seperti prinsip pengulangan.Bedanya, prinsip ritme digunakan untuk mengatur pengulangan sehingga menjadi lebih terstruktur.Sebagai hasil akhirnya, desain yang dibuat menggunakan prinsip ritme akan menjadi lebih memiliki nilai seni.
Beberapa jenis dan contoh ritme yang biasa digunakann para desainer profesional : ritme linear, ritme bergantian, ritme gradasi ataupun bentuk yang lebih rumit. Sesuai dengan nama masing-masing, ritme linear disusun secara sejajar; ritme bergantian dibuat secara berselang-seling; sedangkan ritme gradasi memberikan karya desain sebuah efek gradasi khusus saat dibuat.
Gerakan (Movement)
Adapun prinsip gerakan (movement) merupakan bentuk pengendalian elemen dalam sebuah komposisi desain grafis.Kegunaan dari komponen gerakan ini adalah menjadikan setiap orang yang melihat karya seni kalian merasa seolah-olah “diarahkan” untuk berpindah dari satu elemen seni ke elemen seni lainnya.
Dengan cara seperti ini, setiap pesan atau informasi yang ingin disampaikan lewat karya seni desain grafis dapat tersampaikan secara utuh dan lebih tepat sasaran.Hal ini dikarenakan setiap audiens menikmati karya seni desain grafis kalian secara keseluruhan.Melalui prinsip gerakan, setiap orang mendapat tuntunan lengkap untuk memahami setiap detil dari karya desain grafis kalian.
Prinsip gerakan ini juga dapat menciptakan suatu “cerita” dan “narasi” tersendiri dari karya seni desain grafis.Jadi,pesan dalam karya desain grafis kalian dapat tersampaikan dan ditangkap lebih mudah oleh audiens.
Kesatuan (Unity)
Prinsip desain kesatuan (unity) ini dapat diartikan sebagai sebuah mekanisme pengaturan beragam elemen desain secara tepat pada frame design.Prinsip unity memiliki peranan penting agar desain mampu menjadi sebuah karya utuh.Selain itu,prinsip kesatuan atau unity mampu memberi efek selaras serta keseluruhan pada desain grafis yang dibuat.
Dengan kata lain,seluruh elemen dan komponen yang berbeda bobotnya dalam karya desain grafis kalian dapat terlihat saling berhubungan, selaras dan saling mengisi satu sama lain.Selain itu prinsip kesatuan juga membantu mewujudkan kepaduan karya seni dan menguatkan tema yang diusung oleh karya tersebut.Tujuan utama dari kesatuan atau unity dalam karya seni desain grafis umumnya mencakup konsistensi,kohesi, keutuhan dan ketunggalan komposisi karya.
Ketika semua elemen karya visual design kalian saling terkait erat atau bersatu,hal tersebut membawa dampak positif dalam benak audiens yang melihat karya kalian.Mereka akan menilai karya desain grafis kalian mempunyai komposisi yang rapi,tidak membingungkan,lebih terorganisir dan berkualitas.Selain itu,pesan yang terkandung di dalam desain lebih mudah ditangkap serta dicerna oleh mereka.
Ada 4 jenis prinsip dalam unsur kesatuan atau unity, yakni :
1.Kedekatan (Closure)
Prinsip desain kedekatan atau closure dapat membantu menciptakan hubungan yang kuat antara unsur-unsur desain yang serupa,sekaligus saling berkaitan,kalian tidak perlu repot melakukan pengelompokan khusus bagi unsur-unsur desain yang tampak serupa ini.Cukup dengan menerapkan prinsip kedekatan saja, maka sudah bisa mengaitkan unsur-unsur desain yang sama sehingga saling bersinergi.
Contoh pengaplikasian prinsip kedekatan yakni menghubungkan setiap unsur desain memakai jenis font,warna dan ukuran yang serupa.Alhasil desain kalian pun dapat tampak sebagai satu kesatuan visual yang utuh.
2.Kesinambungan (Continuity)
Untuk menciptakan sebuah karya desain grafis yang saling berkesinambungan,kalian harus mengarahkan mata audiens ke bagian tertentu dalam desain grafis kalian sebelum ke bagian yang lain.Jadi, saat mendesain,tidak akan sekadar membuat sebuah karya dengan mengandalkan gambar latar belakang kemudian menyelaraskan semua elemen lain ke elemen pusat.Cara desain ini dinilai tidak efektif dan menjadikan karya seni agak susah untuk dipahami audiens.
3.Kesamaan (Similarity)
Sebuah karya desain grafis bisa memiliki unsur-unsur yang serupa atau sama,baik dari segi proporsi,bentuk,warna dan lainnya.Kesamaan bentuk proporsi,warna serta font yang dipakai dalam desain dapat menciptakan kesan tampilan gambar yang menyatu serta harmonis.Selain itu, tampilan desain menjadi lebih enak untuk dilihat.Jika kalian sempat mengamati karya-karya desain grafis profesional,tentunya akan sangat mudah untuk mengenali karakteristik yang satu ini.Pengaplikasian prinsip kesamaan atau similarity dapat menguatkan nuansa serta tema yang diusung oleh karya seni desain tersebut.
4.Perataan (Alignment)
Adapun prinsip desain kesatuan ini mempunyai peranan penting guna menciptakan tampilan visual yang utuh serta saling terkait dengan setiap elemen dalam desain.Selain itu,prinsip desain perataan berguna untuk menjadikan tampilan desain yang kalian buat tampak lebih terstruktur dan rapi.
Ruang (Space)
Prinsip desain grafis ini tak lain berarti sebagai sebuah ruang kosong dalam karya seni desain.Adapun “ruang kosong” yang dimaksud merujuk pada jarak dan area tertentu dalam sebuah komposisi desain.
Ada 4 bagian ruang kosong dalam karya seni desain grafis,yaitu :
a. Ruang Negatif (Negative Space)
Merupakan area kosong dalam desain,biasanya mengelilingi subjek dalam sebuah desain grafis.Oleh sebab itu,prinsip desain ruang kosong selalu lebih pasif dibandingkan ruang-ruang lainnya.Ada juga yang yang mendefinisikan ruang negatif dalam desain grafis sebagai tepi dari ruang positif. Tepi tersebut terdapat di sekitar ruang kosong negatif itu sendiri.
b. Ruang Positif (Positif Space)
Merupakan sebuah area yang menjadi lokasi titik fokus bagi subjek utama dalam sebuah komposisi desain. Kehadiran ruang positif ini pun turut membangun desain yang utuh.
c. Ruang Tiga Dimensi (3D)
Merupakan area bagi subjek dalam desain grafis untuk mendapat sentuhan kedalaman secara khusus, sehingga subjek seolah-olah memiliki volumenya tersendiri.Adapun sentuhan yang dimaksud berupa warna-warna terang atau gelap yang dikhususkan untuk mempertajam subjek. Semisal kalian memberikan arsiran warna-warna terang dan gelap untuk menciptakan kesan subjek 3 dimensi,sekaligus menonjolkan posisi subjek dalam desain.
d. Ruang Dua Dimensi (2D)
Merupakan area khusus di mana subjek visual desain tampak datar,tidak memiliki kedalaman khusus seperti ruang kosong tiga dimensi.Jadi para audiens hanya dapat melihat subjek desain dalam versi panjang dan lebarnya saja
Nah itulah pembahasan terkait prinsip-prinsip utama dalam desain grafis,tentunya prinsip-prinsip di atas tidak bersifat mutlak atau kaku saat diimplementasikan.Selamat mencoba bereksplorasi desain grafis menggunakan prinsip yang telah kami jelaskan di atas,sekian artikel kali ini semoga dapat bermanfaat untuk kalian semuanya 🙂