Tier Data Center : Pengertian dan Tingkatannya
Bagi pengguna hosting, pasti tidak asing dengan istilah tier data center dalam spesifikasi hosting. Saat membeli layanan hosting biasanya disebutkan data center dengan Tier 1, Tier 2, Tier 3 dan Tier 4.
Jika mengetahui pemilihan tier dalam server ini sangat penting, karena ada kaitannya dengan keamanan data website yang disimpan pada server hosting. Jika sudah berurusan dengan data tidak boleh main-main, apalagi data yang disimpan bersifat penting.
Bahkan ada beberapa perusahaan yang memiliki data center sendiri untuk menjamin keamanan data pelanggannya seperti Bank, Insurance, Marketplace dan lainnya.
Pengertian Tier Data Center
Tier adalah tingkatan teknologi dan keamanan dari data center, semakin tinggi angka tiernya maka semakin bagus data center. Ibaratnya tier ini seperti hotel, semakin bagus dan lengkap fasilitas yang dimiliki maka semakin bagus pula bintangnya.
Tentunya semakin tinggi tingkatan tier maka harganya tentu lebih mahal. Klasifikasi tier ini mulai muncul pada tahun 1990an dari terminologi industri data center dalam standar global untuk validasi bagi pihak ketiga yang menyelenggarakan infrastruktur data center.
Tier ini menjadi patokan untuk membandingkan kualitas kinerja dari infrastruktur data center dengan data center lain. Uptime institute adalah pendiri sekaligus pencetus dan menjadi rujukan untuk sertifikasi data center.
Terdapat 4 tier dalam perancangan data center. Menurut TIA 942 (Tellecommunication Industry Association), tingkat availability setiap tier tentu akan berbeda, sesuai dengan kebutuhan pusat data itu sendiri. 4 tier dalam pusat data tersebut adalah :
- Tier 1: Basic Site Infrastructure.
- Tier 2: Redundant Site Infrastructure Capacity Components.
- Tier 3: Concurrently Maintenable Site Infrastructure.
- Tier 4: Fault Tolerant Site Infrastructure.
Tingkatan Tier Data Center
Tingkatan tier data center terbagi menjadi empat tingkatan meliputi maintenance, power, cooling dan fault capabilities. Setiap tingkat bersifat progresif, artinya tingkat yang lebih tinggi memiliki fitur yang dimiliki tingkat di bawahnya.
Berikut penjelasan mengenai 4 tier data center, yaitu :
1. Tier 1 – Basic Capacity
Tier 1 merupakan standar data center dengan jalur distribusi non-redundant. Artinya data center tier satu hanya dilayani oleh 1 jalur distribusi dan 1 uplink per-server. Data center tier 1 kebanyakan dimiliki oleh perusahaan yang memiliki data center sendiri. Tier ini biasa digunakan oleh perusahaan besar yang memiliki data centre-nya sendiri. Fokus kemampuan tier 1 adalah untuk dapat melayani kegiatan operasional selama jam kerja, dengan UPS sebagai back up.
Tingkat uptime dalam setahun dibatasi 99,671% atau sekitar 28,8 jam dalam satu tahun.
Persyaratan untuk data center tier 1 meliputi :
- Genset untuk antisipasi pemadaman listrik.
- Perangkat UPS.
- Peralatan pendinginan khusus seperti raised floor.
Ketersediaan genset, UPS dan raised floor ini sifatnya opsional, tetapi lebih baiknya memang ada untuk backup.
2. Tier 2 – Redundant Capacity
Tier 2 data center pada dasarnya mirip dengan tier 1, yang membedakan semuanya sudah memiliki redundant (sumber daya cadangan). Data center tier dua harus memiliki UPS, generator cadangan dan raised floor untuk pendinginan.
Tingkat uptme server tier 2 dibatasi 99,741% atau sekitar 22 jam dalam satu tahun.
Beberapa persyaratan untuk tier 2 meliputi :
- Generator listrik.
- Pendinginan dengan raised floor.
- UPS.
- Penyimpanan energi.
- Peralatan penolak panas.
- Tangki bahan bakar.
- Sel bahan bakar.
- Pompa.
Jika terjadi gangguan, tier 2 harus dilakukan shutdown sampai proses selesai.
- Semakin banyak user bertambah pada aplikasi client/server, kinerja server file tidak akan menurun dengan cepat.
- User dari berbagai lokasi dapat mengakses data yang sama dengan sedikit beban pada sebuah mesin tunggal.
- Kurangnya skalabilitas.
- Koneksi database dijaga.
- Tidak ada keterbaharuan kode.
- Tidak ada tingkat menengah untuk menangani keamanan dan transaksi
3. Tier 3 – Concurrently Maintainable
Tier 3 memiliki persyaratan seluruh data center harus memiliki lebih dari satu sumber listrik dan jaringan sehingga tidak ada shutdown. Tingkat uptime server juga dibatasi maksimal 99,982% atau sekitar 1,5 jam dalam satu tahun.
Untuk urusan uptime server antara tier 2 dan tiga terpaut perbedaan yang cukup jauh. Untuk tier 3 keatas, saat terjadi maintenance atau penggantian komponen tidak perlu dilakukan shutdown. Performa tier 3 biasanya tidak jauh berbeda dengan pusat data tier 4.
- Segala sesuatu mengenai database terinstalasikan pada sisi server, begitu pula dengan pengkonfigurasiannya. Hal ini membuat harga yang harus dibayar lebih kecil.
- Apabila terjadi kesalahan pada salah satu lapisan tidak akan menyebabkan lapisan lain ikut salah.
- Perubahan pada salah satu lapisan tidak perlu menginstalasi ulang pada lapisan yang lainnya dalam hal ini sisi server ataupun sisi client.
- Keamanan dibelakang firewall.Transfer informasi antara web server dan server database optimal.
- Komunikasi antara system-sistem tidak harus didasarkan pada standart internet, tetapi dapat menggunakan protocol komunikasi yang lebih cepat dan berada pada tingkat yang lebih rendah.
- Penggunaan middleware mendukung efisiensi query database dalam SQL di pakai untuk menangani pengambilan informasi dari database.
- Lebih susah untuk merancang.
- Lebih susah untuk mengatur.
- Lebih mahal.
4. Tier 4 – Fault Tolerant
Tier 4 data center merupakan level tier tertinggi dengan uptime server minimal 30 menit dalam satu tahun atau uptime server 99,995%.
Secara persyaratan tidak berbeda jauh dari tier 3, tetapi dari segi pendinginan, UPS dan generator cadangan memiliki jalur khusus untuk mengeluarkan udara panas. Tingkat keamanannya lebih tinggi karena dipantau 24 jam sehingga aman dari gangguan teknis dan non-teknis.
Jika berbicara masalah biaya, untuk membangun data center dengan tier 4 memiliki biaya yang paling besar dan membutuhkan waktu yang lebih lama. Untuk itu banyak para perusahaan lebih memilih menyewa provider hosting yang memiliki data center dengan tier bagus.
Memang ada beberapa perusahaan yang membangun data centernya dengan tingkatan tier yang tinggi, tetapi biasanya perusahaan yang memiliki data bersifat sensitif.
Untuk kalangan personal, pilihan terbaik adalah dengan menyewa layanan hosting daripada bingung majanemen server.