Bahasa Pemrograman dan Tools Native App
Bahasa Pemrograman pada Aplikasi Native
Untuk mengembangkan aplikasi native, berikut ini bahasa pemrograman untuk perangkat tertentu, yaitu :
1. Java
Java merupakan bahasa pemrograman aplikasi native khusus untuk Android. Java juga telah menjadi bahasa pemrograman utama Android sejak pertama kali diluncurkan di tahun 2007.
Java dikembangkan oleh James Gosling pada tahun 1995 saat mengerjakan “The Green Project”. Awalnya, proyek ini bertujuan untuk membuat perangkat pintar. Namun, bahasa pemrograman C++ dan C yang populer digunakan saat itu, ternyata hasilnya kurang memuaskan. Akhirnya kedua bahasa tersebut dikembangkan lagi dan lahirlah bahasa pemrograman yang lebih canggih, yaitu Java.
Penggunaan Java di kalangan developer mobile app juga cukup populer. Tercatat ada 12 juta developer yang menggunakan Java untuk pengembangan aplikasi. Hal ini karena kemudahan dan penulisan coding yang jauh lebih sederhana dibanding bahasa pemrograman lainnya.
2. Kotlin
Bahasa pemrograman lainnya untuk pengembangan aplikasi native adalah Kotlin. Jika ingin mengembangkan aplikasi native Android, juga bisa menggunakan bahasa pemrograman ini.
Kotlin pertama kali dirilis tahun 2011 oleh perusahaan software, JetBrains. Kotlin kini telah banyak digunakan untuk pembuatan aplikasi yang modern. Dibanding Java, Kotlin menawarkan penulisan kode yang lebih sederhana dan fleksibel.
Beberapa aplikasi native Android yang menggunakan Kotlin misalnya Trello, Basecamp, dan masih banyak lagi.
3. Swift
Swift merupakan bahasa pemrograman resmi dari Apple untuk pengembangan aplikasi iOS. Swift ini merupakan pengembangan dari Objective-C yang sebelumnya menjadi bahasa pemrograman iOS.
Dibanding Objective-C, pengembangan menggunakan Swift dikenal lebih cepat dan minim terjadi error. Tidak heran, kini semakin banyak developer yang mulai menggunakan Swift untuk mengembangkan aplikasi berbasis iOS.
4. C#
Bahasa pemrograman lain yang bisa digunakan untuk pengembangan aplikasi native adalah C#. C# merupakan bahasa pemrograman untuk aplikasi Android yang sering digunakan untuk pengembangan game Android Unity3D Engine.
C# awalnya dirancang oleh Microsoft untuk mengembangkan aplikasi yang bisa dijalankan di platform Windows. Namun, kini C# memungkinkan pada developer membangun aplikasi di berbagai platform.
Keunggulan lainnya, C# ternyata juga bisa digunakan untuk membangun aplikasi iOS dan Android dengan bantuan tool Xamarin.
Tools untuk Mengembangkan Aplikasi Native
Jika ingin membangun aplikasi native juga perlu mengetahui tools yang akan membantu dalam pengembangan. Berikut ini beberapa tools native app yang bisa dipakai, yaitu :
1. Xamarin
Xamarin adalah tools aplikasi native yang dari Microsoft yang cukup populer. Sekitar 1,4 juta developer telah menggunakan Xamarin untuk mengembangkan aplikasi. Tool ini dapat digunakan untuk membangun aplikasi mobile, baik di platform Android, iOS dan Windows.
Bahasa pemrograman yang digunakan di tool ini adalah C#. Selain itu, berbasis framework .NET yang membuat developer bisa lebih cepat dalam menuliskan kode. Selain itu, Xamarin memiliki fitur shared code yang bisa digunakan untuk membuat aplikasi untuk sistem operasi lain. Dengan fitur ini bisa lebih cepat membuat aplikasi native berbagai platform.
Keunggulan :
- Dapat digunakan untuk mengembangkan aplikasi native berbagai platform.
- Performa aplikasi baik.
- Komponen UI yang disediakan menarik sesuai platformnya.
- Dukungan API setiap platform yang memudahkan pengembangan.
Kekurangan :
- Terbatasnya library open source.
- Komunitas pengembang masih sedikit.
2. Android Studio
Jika ingin membangun aplikasi native khusus Android, bisa menggunakan tool Android Studio. Tool ini dibangun oleh Google dengan segala kemudahannya bagi developer.
Android Studio menawarkan fitur Visual Layout Editor yang bisa digunakan untuk memudahkan membuat aplikasi yang responsive di segala perangkat. Selain itu, tool ini juga menyediakan fitur Intelligent Code Editor. Dengan fitur tersebut, bisa menulis kode lebih cepat. Bahasa pemrograman yang bisa dipakai pun beragam, seperti Java, Kotlin, C/C++ dan JavaScript.
Keunggulan :
- Menggunakan instant run supaya program berjalan lebih cepat.
- Lebih cepat menulis kode Android dengan dukungan fitur Intelligent Code Editor.
- Aplikasi dibuat untuk berbagai jenis perangkat, seperti smartphone, smart TV, smart watch, dll.
Kekurangan :
- Penerapan yang cukup rumit.
- Sulit menemukan bug apabila terjadi error.
3. Xcode
Tools lain untuk membuat aplikasi native adalah Xcode. Tool ini digunakan untuk membangun aplikasi berbasis iOS.
Xcode memiliki banyak fitur untuk proses pengembangan aplikasi, seperti fitur Team Comments Inline. Fitur tersebut dapat digunakan untuk memudahkan dan rekan tim saling mengoreksi coding dengan memberikan komentar.
Selain itu juga bisa mengaktifkan fitur debug untuk melakukan perbaikan error yang ditemukan pada proses pengembangan aplikasi. Bisa melihat lagi hasil debug, untuk melihat apakah bug telah teratasi atau belum. Jadi, aplikasi native yang dihasilkan minim error.
Keunggulan :
- Dapat menyisipkan komentar untuk bekerja secara tim.
- Terdapat fitur debug, untuk memudahkan perbaikan error.
- Terdapat fitur simulator untuk memeriksa hasil aplikasi secara realtime.
Kekurangan :
- Hanya bisa dijalankan di macOS.
4. Android NDK
Android NDK (Native Developer Kit) merupakan assets yang menawarkan penggunaan library yang memungkinkan pengguna memanfaatkan bahasa C dan C# untuk mengembangkan aplikasi android. Kelebihan dari tools ini adalah memungkinkan pengembang dalam menyusun ulang kode program dan dapat diperbarui untuk proses pembuatan aplikasi.
Selain itu, tujuan dari tools ini adalah untuk meningkatkan jumlah developer android yang menggunakan bahasa C dan C#. Android NDK juga dapat diintegrasikan dengan Eclipse IDE dan Visual Studio.
5. Eclipse
Eclipse juga merupakan IDE sama dengan Android Studio. Fungsi utama dari penggunaan Eclipse sendiri adalah untuk mengembangkan aplikasi dengan menggunakan bahasa pemrograman Java. Dalam Eclipse sendiri juga terdapat banyak sekali jenis plugin untuk mengembangkan aplikasi dengan bahasa pemrograman yang lain.
IDE ini juga berfungsi untuk membuat aplikasi android dengan menggunakan Java. Banyak developer di seluruh dunia yang telah mengenal konsep OOP (Object Oriented Programming). Konsep tersebut sangat berhubungan dengan bahasa pemrograman Java sendiri.
6. Visual Studio Code
Siapa yang tidak mengenal IDE yang satu ini. Banyak sekali kelebihan yang dimiliki oleh visual studio code. Tampilan UI yang mempermudah developer dalam menyusun kode program dengan variasi warna yang diberikan pada setiap kode. Selain itu Visual Studio juga terbilang software yang memiliki spesifikasi rendah dan bersifat open source.
Kekurangan dari software ini adalah saat anda ingin menggunakan bahasa pemrograman harus menginstall terlebih dahulu plugin dan assets dari setiap bahasa. Selain itu, proses penyimpanan pada IDE ini dan update yang dilakukan membutuhkan koneksi internet yang stabil agar program dapat tersimpan dengan baik.
7. Longrange
Tool aplikasi android selanjutnya adalah Longrange. Longrange adalah native mobile app development tool yang memiliki berbagai komponen. Komponen tersebut meliputi tab, navigasi, form dan commands. Semua komponen tersebut membutuhkan instalasi dari LongRange server.
Fitur yang dimiliki oleh tools ini adalah tidak membutuhkan pengembangan aplikasi dengan bahasa JavaScript, HTML, atau CSS. Namun, hanya menggunakan bahasa pemrograman tingkat tinggi seperti Java, C, dll.
8. App Inventor
App Inventor merupakan tools yang digunakan untuk membuat aplikasi android oleh developer. Pemilik dari tools ini adalah MIT yang sebelumnya hanya dipakai oleh developer pemula. Banyak sekali tutorial mengenai tool ini dan diharuskan telah mengenal lebih dalam mengenai algoritma dan struktur data.
Aplikasi ini memungkinkan pengguna dalam drag and drop untuk membuat objek visual pada aplikasi android. Oleh karena itu, tools ini juga disebut dengan visual block programming.
9. Buddy
Buddy merupakan tools yang digunakan tidak hanya untuk pengembangan aplikasi android, akan tetapi juga dapat diintegrasikan dengan website. Para pengembang GIT juga dapat membangun dan menyebarkan situs web dengan bantuan GitHub, GitLab dan BitBucket.
Buddy juga terintegrasi dengan AWS (Amazon Web Service), Google, Azure dan WordPress. Selain itu, kelebihan yang lain adalah memiliki tampilan UI/UX yang intuitif dan menarik. Mendukung berbagai bahasa pemrograman populer.