Pengertian, Manfaat, dan Contoh Intrapreneur
Pengertian Intrapreneur
Intrapreneur adalah pelaku utama dari kegiatan intrapreneurship, yaitu karyawan perusahaan dengan jiwa wirausaha. Seorang intrapreneur memiliki potensi untuk mengembangkan perusahaan seolah itu adalah bisnisnya sendiri. Umumnya, karyawan tersebut memiliki skill problem solving, kepemimpinan, dan manajemen bisnis yang baik.
Dengan skill tersebut, intrapreneur dapat mengembangkan ide atau mengerjakan proyek bagi kemajuan perusahaannya. Misalnya, menciptakan produk baru.
Sebagai bagian dari perusahaan, intrapreneur tentu tidak perlu menggunakan modal atau sarana sendiri dalam menjalankan proyeknya. Dengan ide yang menjanjikan, perusahaan tak akan segan mendukung intrapreneur mendapatkan produk terbaik.
Intrapreneurship adalah sistem perusahaan yang mendorong para karyawannya untuk menjadi intrapreneur. Dengan sistem tersebut, perusahaan bisa memiliki proses bisnis dan kualitas produk yang lebih baik. Selain itu, karyawan bisa lebih berkembang sesuai dengan skill yang dimilikinya.
Utamanya, cara membangun intrapreneurship adalah dengan memberikan kesempatan karyawan mengembangkan ide, mengujinya, dan menghasilkan inovasi.
Perbedaan Entrepreneur dan Intrapreneur
Ada beberapa hal yang membedakan entrepreneur dan intrapreneur, yaitu:
1. Kebebasan
Seorang intrapreneur memang bebas mengemukakan ide. Namun, perlu persetujuan perusahaan sebelum ide tersebut bisa dijalankan. Dengan kata lain, kebebasan intrapreneur tidaklah penuh.
Sementara itu, entrepreneur bisa melaksanakan gagasan apapun yang menurutnya bermanfaat bagi bisnis yang dibangun.
2. Modal
Perbedaan entrepreneur dan intrapreneur lainnya adalah pada sumber modal.
Intrapreneur tidak perlu menggunakan dana sendiri untuk menjalankan gagasan yang dimiliki. Sebab, jika idenya disetujui, perusahaan akan membiayai semua proyeknya.
Berbeda halnya untuk seorang entrepreneur. Ia harus menghimpun modal sendiri atau mencari bantuan investor untuk menjalankan berbagai ide yang dimilikinya.
3. Sumber Daya
Selain mendapatkan modal dari perusahaan, intrapreneur juga akan didukung sumber daya yang dibutuhkan untuk merealisasikan gagasannya.
Sebagai contoh, dia bisa meminta bantuan dari anggota tim lain tertentu untuk mendukung proyeknya. Atau, dia bisa memanfaatkan fasilitas perusahaan khusus untuk menjalankan proyeknya.
Kalau entrepreneur, tentunya harus menyediakan sarana untuk setiap proyek yang dijalankan, baik berupa fasilitas maupun pelaksana bagi proyek tersebut. Begitulah perbedaan entrepreneur dan intrapreneur dari segi sumber daya.
4. Risiko Kegagalan
Kegagalan bisa saja terjadi pada sebuah proyek yang dijalankan. Pun demikian, risiko yang dihadapi intrapreneur dan entrepreneur ketika inovasinya gagal akan berbeda.
Bagi seorang intrapreneur, kegagalan menjalankan proyek tidak akan menyebabkannya kehilangan uang. Bahkan, ia juga tetap dapat bekerja untuk perusahaannya tersebut sambil terus berupaya memberikan hasil yang lebih baik di proyek berikutnya.
Hal itu tidak terjadi pada seorang entrepreneur. Ketika sebuah proyek gagal dijalankan, tentunya semua kerugian finansial yang terjadi harus ditanggung sendiri. Bahkan, bisnis bisa gulung tikar jika kerugiannya terlalu besar.
Manfaat Intrapreneurship
Intrapreneurship memberikan beberapa manfaat bagi perusahaan dan karyawannya, seperti :
1. Membantu Menghadapi Tantangan Perusahaan
Salah satu manfaat intrapreneurship adalah membantu perusahaan untuk menghadapi tantangan yang tidak diperhitungkan sebelumnya. Dengan intrapreneurship, perusahaan bisa lebih cepat mendapatkan ide menghadapi tantangan bisnis tersebut. Misalnya, dengan merubah layanan perusahaan, menciptakan produk baru, atau beralih ke bisnis lain yang sedang dibutuhkan konsumen.
2. Mendukung Karyawan Memiliki Skill Kewirausahaan
Intrapreneurship dapat mengasah skill wirausaha karyawan dengan mendukung perkembangan perusahaan. Nantinya, karyawan akan semakin mahir di berbagai skill entrepreneurship berkat lingkungan yang mendukung.
Dengan begitu, baik perusahaan dan karyawan akan mendapatkan manfaat intrapreneurship. Ketika nantinya karyawan ingin terjun ke dunia bisnis sendiri, mereka sudah siap baik secara mindset maupun kemampuan. Artinya, karyawan tersebut tidak perlu lagi belajar dari nol untuk meningkatkan skill berbisnis.
3. Meningkatkan Kebahagiaan Karyawan
Dengan memberikan wadah bagi karyawan untuk memberikan ide ke perusahaan, engagement karyawan bisa ditingkatkan. Bahkan, bisa cukup efektif untuk membantu meningkatkan produktivitas karyawan.
Yang paling menarik, langkah tersebut bisa mendorong pada kebahagiaan karyawan yang akan berdampak positif terhadap perusahaan.
Menurut penelitian Said Business School, karyawan yang bahagia akan menunjukkan produktivitas yang meningkat hingga 13%. Dengan demikian, semakin banyak karyawan yang bahagia karena mendapatkan wadah untuk berkreasi layaknya entrepreneur akan meningkatkan performa bisnis perusahaan.
Cara Menerapkan Intrapreneurship
Agar intrapreneurship bisa berjalan dengan baik, inilah beberapa langkah yang perlu dilakukan :
1. Pastikan Karyawan Memahami Tujuan Perusahaan
Supaya bisa memberikan ide dan membuat inovasi yang bermanfaat, karyawan harus paham tujuan perusahaan. Caranya adalah dengan menjelaskan metrik atau faktor kesuksesan di perusahaan tersebut.
Sebagai contoh, perusahaan harus bisa menjual sekian unit produk untuk mendapatkan pemasukan yang meningkat sekian persen.
Kalau sudah tahu faktor kesuksesan yang ditetapkan perusahaan, karyawan akan dapat lebih mudah mencari cara yang efisien untuk memenuhi ketentuan tersebut.
2. Mudahkan Karyawan Mengembangkan Diri
Karyawan yang hanya bekerja untuk timnya sendiri akan sulit untuk menjadi seorang intrapreneur. Pasalnya, ia hanya akan terpaku pada target timnya sehingga kurang terbiasa untuk memberikan kontribusi untuk tim lain di perusahaan.
Nah, dengan memudahkan karyawan keluar dari lingkup pekerjaannya dan bekerja sama dengan tim lainnya, ia akan mampu melihat tujuan perusahaan dari sudut pandang yang lebih luas.
Nantinya, akan semakin terbuka kemungkinan adanya ide untuk berbagai strategi baru mencapai tujuan perusahaan dengan lebih efektif.
3. Buat Kebijakan yang Mendorong Ide Kreatif
Membuat kebijakan yang mendorong karyawan memiliki ide kreatif adalah strategi intrapreneurship yang jitu.
Salah satu contoh strategi intrapreneurship adalah event hackathon milik Facebook yang telah menghasilkan fitur-fitur populer di media sosial tersebut, seperti chat dan group.
Facebook menyelenggarakan hackathon karena banyak karyawan yang bekerja larut malam untuk membuat prototipe fitur Facebook bahkan sampai tidak tidur.
Facebook kemudian menggelar Hackathon sebagai acara yang menyenangkan untuk berkumpulnya para karyawan yang memiliki ide-ide menarik. Hasil karya terbaik dari event itu nantinya ditunjukkan kepada para eksekutif Facebook.
Contoh Intrapreneurship
Berikut adalah beberapa perusahaan besar yang telah mengadopsi Intrapreneurship agar bakat wirausaha tetap utuh, dan karyawan tidak meninggalkan perusahaan.
1. SONY
Sony telah menghasilkan banyak produk; Game PlayStation adalah salah satunya. Namun, game ini dikembangkan oleh salah satu karyawan level juniornya, Ken Kutaragi.
Ketika Nintendo memutuskan kemitraannya dengan Sony; dan bersekutu dengan Philip. Sony menunjuk Ken Kutaragi untuk mengurus proyek Nintendo yang sedang dikerjakannya. Ken, bagaimanapun, melihat peluang dalam proyek permainan ‘PlayStation’ dan terus mengerjakannya dan akhirnya, meluncurkan video pada 3 Desember 1994.
2. Facebook
Facebook mengadakan kompetisi satu malam tahunan dengan nama ”hack-a-thone” di mana pemrogram dan pembuat kode mengerjakan sebuah ide untuk menghasilkan sesuatu yang baru.
Pada awal tahun 2007 mereka mendapatkan tombol “like”, lalu mereka mengembangkan prototipe tombol Facebook ”like” button dan sejak itu terus berlanjut sejak saat itu.
3. Intel
Usaha yang dilakukan pengusaha Silicon Valley untuk mendapatkan ”inisiatif bisnis baru” adalah inisiatif intrapreneurial yang diluncurkan oleh Intel pada tahun 1998, di mana karyawan diundang untuk menyampaikan ide-ide mereka jika ide-ide mereka layak, kemudian mereka menerima pendanaan dan sumber daya.
Sejak diluncurkan, lebih dari 400 ratus karyawan Intel telah mengajukan ide bisnis mereka sejauh ini. Lebih dari dua lusin karyawan telah menerima dana untuk proyek mereka.