Apa Itu Cash Flow/Arus Kas dan Pentingkah Bagi Perusahaan? [Pembahasan LENGKAP]
Mengembangkan dan mempercepat pertumbuhan bisnis dengan melakukan berbagai tindakan untuk mencapai tujuan adalah impian semua orang. Untuk mengurangi kesalahan yang dapat menimbulkan kerugian, penting untuk melakukan pemeriksaan dan pengawasan dari berbagai aspek. Salah satu aspek yang sangat penting untuk diperiksa dan dipantau adalah keuangan, yang dikenal sebagai arus kas atau Cash Flow.
Tidak hanya mengenai produktivitas tenaga kerja, tetapi penghitungan arus kas juga harus dilaksanakan dengan akurat. Banyak pebisnis meyakini bahwa hal ini adalah kunci utama dalam menjalankan bisnis. Alasannya jelas, arus kas memainkan peran krusial dan semua aktivitas operasional perusahaan sangat bergantung pada arus kas tersebut.
Arus kas bukan sekadar dokumen yang tercetak di atas kertas putih yang mencatat pemasukan dan pengeluaran, tetapi perusahaan perlu mengelola aliran uang masuk dan keluar dengan bijak agar tidak menghadapi kerugian yang serius. Namun, masih banyak perusahaan yang menerapkan metode pembukuan yang sangat dasar untuk menghitung arus kas mereka. Berikut adalah beberapa metode yang dapat diaplikasikan untuk mengevaluasi arus kas atau cash flow pada bisnis Anda.
Pengertian Arus Kas Atau Cash Flow
Berdasarkan PSAK No.2 (2002:5), arus kas merujuk pada aliran uang masuk dan keluar, termasuk kas atau yang setara dengan kas. Secara ringkas, laporan arus kas memberikan rincian mengenai penerimaan dan pengeluaran uang dalam suatu jangka waktu tertentu.
Cash Flow berfokus pada bagaimana bisnis menerima uang dari penjualan serta investasi, dan bagaimana bisnis tersebut membelanjakan uang untuk biaya operasional, investasi aset, pajak, dan bunga. Dapat disimpulkan bahwa arus kas lebih dari sekadar menghitung pendapatan dari penjualan langsung. Sebenarnya, pergerakan arus kas tidak hanya bersifat satu arah, namun mencakup dua arah, yang terdiri dari:
- Aliran uang yang masuk dari klien atau pelanggan yang membeli produk atau memanfaatkan layanan Anda. Apabila klien tidak langsung membayar saat transaksi, sebagian arus kas Anda akan berasal dari piutang.
- Aliran uang yang keluar dari perusahaan dalam bentuk pembayaran seperti sewa, hipotek, cicilan pinjaman bulanan, pajak, utang, dan lain-lain.
Pemaparan tentang arus kan ini cukup gampang dipahami layaknya rekening keuangan pribadi. Jika jumlah uang yang masuk lebih besar dibandingkan yang keluar, ini dikategorikan sebagai arus kas positif, yang merupakan situasi baik untuk bisnis Anda. Sebaliknya, jika pengeluaran lebih banyak daripada pemasukan, ini menjadi hal yang perlu diwaspadai. Anda perlu segera mencari sumber dana untuk menutupi kekurangan tersebut.
Pentingnya Cash Flow Dalam Bisnis
Salah satu penyebab utama kegagalan usaha adalah kekurangan modal untuk menutupi biaya yang ada dalam perusahaan. Menurut Small Business Administration, kurangnya cadangan uang tunai adalah faktor utama yang membuat banyak perusahaan baru tidak berhasil. Oleh karena itu, sangat penting untuk menghindari situasi seperti ini dalam bisnis yang Anda jalankan, dan perhitungan arus kas harus dilakukan dengan tepat.
Jika terdapat pengeluaran yang tinggi, hal tersebut harus segera terdeteksi dan usaha dilakukan untuk menutupi kekurangan tersebut sebelum terlambat. Bagi perusahaan yang memiliki arus kas positif, jangan sampai lengah untuk senantiasa melakukan penghitungan ulang mengenai arus kas ini.
Aktivitas Yang Terjadi Pada Cash Flow
Sebelum menyusun laporan Cash Flow, penting untuk memahami aktivitas yang berhubungan dengan Cash Flow. Aktivitas ini dibagi menjadi tiga kategori, yaitu Aktivitas Operasional, Aktivitas Investasi, dan Aktivitas Pendanaan. Ketiga kategori tersebut perlu Anda ketahui dan pahami agar tidak terjadi kesalahan selama proses penyusunan laporan arus kas.
Penjelasan lebih lanjut mengenai ketiga kategori aktivitas tersebut akan dijelaskan di bawah ini :
1. Aktivitas Operasi (Operating Activities)
Definisi dari aktivitas operasional mencakup semua elemen dalam laporan Cash Flow yang berhubungan dengan kegiatan sehari-hari perusahaan. Jadi, laporan ini berasal dari aktivitas bisnis suatu perusahaan seperti penjualan produk dan jasa kepada pelanggan, pembelian inventory, pembayaran gaji karyawan, pembayaran tagihan listrik, dan lain-lain. Dengan kata lain, aktivitas operasional ini meliputi arus keluar masuk biaya yang diperlukan oleh perusahaan tersebut.
2. Aktivitas Investasi (Investing Activities)
Aktivitas ini berkaitan dengan Cash Flow yang timbul dari penjualan atau pembelian aset perusahaan. Kegiatan ini berpengaruh terhadap kas atau bank yang dialokasikan untuk investasi pada aset yang diperkirakan memiliki umur lebih dari satu tahun.
Kegiatan investasi ini tentunya sangat penting untuk keberlangsungan perusahaan. Contohnya adalah pembelian kendaraan baru untuk mendukung mobilitas karyawan atau penyewaan peralatan yang diperlukan.
3. Aktivitas Pendanaan (Financing Activities)
Kegiatan pembiayaan ini mencerminkan aliran kas yang bersumber dari dana yang diperoleh oleh suatu perusahaan, termasuk penerbitan saham, penawaran obligasi, dan lain-lain. Untuk menghitung aktivitas ini, perlu mempertimbangkan penambahan atau pengurangan kas yang berasal dari kewajiban jangka panjang serta modal pemilik.
4. Metode Pada Laporan Arus Kas
Laporan Cash Flow harus mampu memberikan gambaran mendetail mengenai aliran kas masuk dan keluar. Ada dua pendekatan yang harus diterapkan untuk menyusun laporan aliran kas, yaitu pendekatan langsung (direct cash flow) dan pendekatan tidak langsung (indirect cash flow).
5. Metode Langsung (Direct Cash Flow)
Ini adalah cara penyusunan laporan arus kas dengan mengklasifikasikan aktivitas operasional ke dalam berbagai kategori. Pendekatan ini lebih mudah dipahami dan memberikan informasi yang lebih lengkap untuk pengambilan keputusan. Contoh dalam pendekatan ini mencakup pengelompokan aktivitas operasional yang dibedakan dalam akun tersendiri, seperti akun beban penyusutan, beban amortisasi, profit dan kerugian, utang, dan lain-lain. Peralatan yang diperlukan untuk ini adalah dua jenis, yaitu buku kas bank dan buku kas kecil.
6. Metode Tidak Langsung (Indirect Cash Flow)
Pendekatan ini tidak langsung berfokus pada perbedaan antara laba bersih dan cash flow dari aktivitas operasional. Metode ini menggambarkan kaitan antara laporan laba rugi, neraca, dan laporan cash flow. Karena data yang dibutuhkan telah tersedia secara langsung, metode ini cenderung lebih ekonomis dibandingkan dengan pendekatan langsung. Aliran kas dari operasi, investasi, dan pendanaan disusun berdasarkan laporan laba rugi dan neraca.
Cara Membuat Laporan Cash Flow Yang Efektif
Sebelum menyusun laporan arus kas yang berkualitas, penting untuk memahami beberapa teknik yang bisa diterapkan. Selain perbedaan antara metode langsung dan tidak langsung, biasanya terdapat lima langkah dalam menyusun arus kas. Metode ini bisa dilakukan oleh Anda yang baru pertama kali menyusun laporan kas.
1. Menghitung Kenaikan atau Penurunan Kas
Langkah awal dalam menyusun arus kas adalah menentukan apakah terdapat peningkatan atau penurunan pada kas perusahaan. Untuk melakukan penghitungan ini, Anda dapat merujuk pada laporan arus kas dan neraca terkait akun kas. Selain itu, Anda juga bisa menghitung perubahan kas dengan merujuk pada catatan buku kas bank dan buku kas kecil.
2. Menghitung & Melaporkan Kas Bersih yang Digunakan pada Aktivitas Operasional
Seiring berjalannya waktu, kas digunakan untuk beragam aktivitas. Pada langkah kedua ini, Anda perlu memisah-misahkan kas yang khusus digunakan untuk kegiatan operasional. Setelah itu, lakukan perhitungan totalnya dan susun laporan kas bersih yang digunakan dalam aktivitas operasional tersebut.
3. Menghitung & Melaporkan Kas Bersih yang Digunakan pada Aktivitas Investasi.
Langkah ketiga ini memiliki kesamaan dengan langkah kedua, namun fokusnya adalah pada kegiatan investasi. Investasi dapat berupa pembelian atau penjualan aktiva tetap serta investasi jangka panjang lainnya. Perhatikan semua aktivitas investasi yang terjadi selama periode tersebut dan hitung total kas bersih yang telah digunakan.
4. Menghitung & Melaporkan Kas Bersih yang Digunakan pada Aktivitas Pendanaan
Konsepnya tetap serupa dengan langkah-langkah sebelumnya. Untuk menghitungnya, Anda harus memperhitungkan nilai tambahan atau pengurangan kas yang berasal dari kewajiban jangka panjang serta ekuitas pemilik.
5. Hitung & Jumlahkan Kas Bersih dari Ketiga Aktivitas
Langkah terakhir adalah menghitung penerimaan dan penggunaan kas bersih dari aktivitas operasional, investasi, dan pendanaan. Dengan menyelesaikan langkah 2, 3, dan 4, Anda akan lebih mudah dalam menyusun langkah terakhir ini. Anda hanya perlu menyusun laporannya. Jangan lupa untuk menetapkan saldo kas awal periode dalam perhitungan Anda.
Analisa Cash Flow Berdasarkan Rasio
Semakin banyak korporasi yang menyertakan laporan arus kas dalam laporan keuangan tahunan, penggunaan informasi dari laporan arus kas sebagai alat untuk menganalisis performa perusahaan semakin meningkat. Evaluasi laporan arus kas menggunakan elemen dari laporan tersebut, serta neraca dan laporan laba rugi sebagai alat untuk analisis rasio.
1. Rasio Arus Kas Operasi (AKO)
Rasio ini didapat dengan membagi arus kas operasi dengan kewajiban lancar.
AKO = Jumlah Arus Kas Operasi / Kewajiban Lancar
Jika rasio arus kas operasional kurang dari satu, hal ini menunjukkan ada kemungkinan perusahaan tidak mampu memenuhi kewajiban jangka pendek tanpa memanfaatkan arus kas dari aktivitas lainnya.
2. Rasio Cakupan Arus Dana (CAD)
Rasio ini digunakan untuk menilai kapasitas perusahaan dalam menghasilkan kas guna melunasi kewajiban-kewajibannya (bunga, pajak, dan dividen preferen).
CAD = EBIT / Bunga + Penyesuaian Pajak + Dividen Preferen
Rasio ini didapatkan dengan laba sebelum pajak dan bunga (EBIT) dibagi bunga , penyesuaian pajak dan dividen preferen.
3. Rasio Cakupan Arus Kas Terhadap Bunga (CKB)
Rasio ini digunakan untuk mengevaluasi kapasitas perusahaan dalam membayar bunga dari utang yang telah ada. .
CKB = Arus Kas Operasi + Bunga + Pajak / Bunga
Rasio ini didapat dengan arus kas dari operasi tambah pembayaran bunga dan pembayaran pajak dibagi pembayaran bunga.
4. Rasio Cakupan Kas terhadap Hutang Lancar (CKHL)
Rasio ini menilai kemampuan perusahaan dalam membayar hutang lancar berdasarkan arus kas operasi bersih. Rasio ini didapat dengan arus kas operasi ditambah dividen kas dibagi dengan hutang lancar.
CKHL = Arus Kas Operasi + Dividen Kas / Hutang Lancar
Rasio yang rendah menunjukan kemampuan yang rendah dari arus kas operasi dalam menutup hutang lancar.
5. Rasio Pengeluaran Modal (PM)
Rasio ini diterapkan untuk menilai ketersediaan modal untuk investasi dan pelunasan utang yang ada.
PM = Arus Kas Operasi / Pengeluaran Modal
Rasio yang tinggi menunjukkan bahwa arus kas memiliki kapasitas yang baik untuk mendukung pengeluaran modal.
4. Rasio Total Hutang (TH)
Rasio ini menggambarkan waktu yang diperlukan untuk melunasi utang oleh perusahaan, dengan asumsi semua arus kas operasional digunakan untuk membayar utang. Dengan mengetahui rasio ini, kita dapat menganalisis berapa lama perusahaan mampu melunasi utang menggunakan arus kas yang dihasilkan dari operasi normal.
Total Hutang = Arus Kas Operasi / Total Hutang
Rasio yang relatif rendah menunjukkan bahwa perusahaan memiliki kapasitas yang kurang baik untuk memenuhi semua kewajibannya melalui arus kas dari aktivitas operasionalnya.
5. Rasio Kecukupan Arus Kas (KAK)
Rasio Kecukupan Arus Kas (Cash Flow) adalah rasio yang mengukur kemampuan perusahaan dalam menyediakan kas untuk memenuhi kewajibannya dalam rentang 5 tahun mendatang.
KAK = EBIT – Bunga – Pajak – Penge. Modal / Rata-rata Hutang Lancar selama 5 tahun
Rasio yang rendah menandakan bahwa perusahaan memiliki kapasitas yang rendah dalam menyediakan kas untuk memenuhi kewajibannya dalam lima tahun ke depan.
Kesimpulan
Dalam menjalankan sebuah usaha, ada banyak aspek yang perlu dikelola. Fokusnya bukan hanya pada seberapa produktif karyawan di dalam sebuah organisasi. Beberapa elemen penting yang perlu diperhatikan lebih mendalam adalah terkait dengan manajemen keuangan, khususnya laporan arus kas. Penyusunan laporan arus kas harus dilakukan dengan teliti dan terbuka. Ada sejumlah metode yang perlu diterapkan sebelum merumuskan laporan keuangan.
Penjelasan di atas memberikan gambaran singkat mengenai cara membuat laporan arus kas yang akurat. Bacalah dengan saksama dan komprehensif agar Anda memperoleh manfaat serta tambahan wawasan dalam penyusunan cash flow. Sebenarnya ada cara cepat untuk menghitung cash flow, tetapi itu memerlukan investasi yang cukup besar. Namun, menggunakan metode perhitungan cash flow secara manual pasti akan lebih efisien dalam mengurangi biaya operasional. Anda yang bertugas menyusun laporan cash flow juga harus dapat mengoptimalkan kinerja agar tidak merugikan perusahaan di mana Anda bekerja.