Deepfake: Definisi, Cara Kerja, dan Cara Menghindari Kejahatannya
Fitri Ana2025-08-15T02:23:10+00:00Ada banyak terobosan teknologi yang telah membawa perubahan signifikan di dunia. Namun, apakah kamu menyadari jika kemajuan teknologi juga dapat menimbulkan risiko keamanan? Salah satu contohnya adalah deepfake.
Dengan menyatukan kemajuan dalam deep learning dan Artificial Intelligence (AI), deepfake menjadi salah satu ancaman siber paling serius yang bisa dimanfaatkan untuk penipuan dan pemalsuan. Untuk menghindari serangan deepfake, penting untuk memahami apa itu deepfake dan risiko-risiko yang terkait melalui artikel ini.
Definisi Deepfake
Deepfake merupakan jenis Artificial Intelligence (AI) yang mampu menghasilkan gambar, suara, serta video palsu yang tampak realistis. Istilah deepfake berasal dari kombinasi antara deep learning dan AI yang beroperasi dengan cara menyusun gambar dan suara palsu, lalu mengolahnya melalui algoritma pembelajaran mesin.
Dengan teknologi ini, deepfake bisa menciptakan individu dan peristiwa yang tidak pernah ada atau tidak benar-benar terjadi. Kemampuan tinggi yang dimiliki deepfake memfasilitasi pelaku kejahatan siber dalam menjalankan serangan seperti penipuan, rekayasa sosial, pencurian identitas, penipuan finansial, hingga kejahatan siber lainnya.
Cara Kerja Deepfake
Ada beberapa metode untuk membuat deepfake berfungsi. Salah satunya adalah melalui penggunaan Generatif Adversarial Network (GAN). Ini adalah kerangka kerja pembelajaran mesin yang dapat melatih dirinya sendiri untuk mengenali pola algoritma, sehingga mampu membuat gambar palsu. Metode lain yang digunakan dalam deepfake adalah algoritma AI yang dikenal dengan encoder. Algoritma ini umum dipakai dalam teknologi penggantian wajah dan swapping wajah.
Mulanya, dekoder akan mengambil dan mengganti wajah yang bisa “ditempatkan” dengan wajah lainnya, atau bahkan di tubuh yang berbeda. Deepfake juga memanfaatkan autoencoder, yang berfungsi untuk melakukan kompresi dan dekompresi encoder tradisional.
Ini nantinya akan membantu penjahat siber dalam menciptakan gambar yang benar-benar baru. Untuk memfungsikan deepfake, diperlukan dua autoencoder sekaligus, sehingga memungkinkan transfer gambar dan gerakan dari satu gambar ke gambar lainnya.
Jenis-Jenis Deepfake
Berikut adalah beberapa kategori deepfake yang dibedakan berdasarkan jenis konten yang dihasilkan:
-
Deepfake Teks
Teknologi deepfake yang memanfaatkan AI saat ini mampu meniru berbagai aktivitas manusia, termasuk dalam menulis. Terdapat karya di blog atau media sosial yang sebenarnya bukan dihasilkan oleh manusia, melainkan oleh mesin yang menyalin gaya penulisan manusia.
Deepfake teks banyak dimanfaatkan untuk menciptakan informasi menyesatkan di internet melalui artikel blog hingga platform media sosial. Bahkan, deepfake ini dapat menghasilkan akun media sosial fiktif serta konten yang tidak berdasar.
-
Deepfake Video
Tindak kejahatan cyber dalam bentuk deepfake video adalah yang paling umum ditemui. Pada umumnya, serangan dengan deepfake video dilakukan untuk menipu atau mendistorsi informasi kepada orang lain melalui tayangan palsu dari individu berpengaruh seperti figur bersejarah, selebriti, hingga politisi. Jenis deepfake ini lebih efektif untuk melakukan penipuan dan sangat berisiko.
-
Deepfake Audio
Penipuan dengan deepfake tidak hanya terbatas teks, gambar, dan video. Kecanggihan teknologi deepfake saat ini bahkan mampu mengkloning suara seseorang dengan sangat efisien. Untuk melakukannya, yang diperlukan hanyalah kemampuan rekaman audio dari individu tersebut. Selanjutnya, algoritma deepfake dan menganalisis data tersebut hingga dapat dihasilkan suara yang bisa mengucapkan berbagai kalimat.
Cara Menghindari Kejahatan Deepfake
Deepfake memang terlihat sangat mencemaskan dan sulit untuk diidentifikasi. Namun, berikut adalah beberapa langkah yang bisa Anda ambil untuk menghindari kejahatan deepfake:
-
Kurangi postingan di sosial media
Setiap konten yang kamu sebarkan di dunia maya akan meninggalkan jejak digital. Ini bisa berupa teks, gambar, video, atau bahkan suara. Para pelaku kejahatan siber akan memanfaatkan informasi ini untuk membuat deepfake. Oleh karena itu, sebaiknya kamu tidak terlalu sering mengunggah hal-hal semacam ini di sosial media.
-
Gunakan fitur privasi akun
Jika kamu ingin tetap terlibat di media sosial, langkah lain untuk mencegah kejahatan deepfake adalah dengan mengaktifkan pengaturan privasi. Kamu juga bisa membatasi siapa saja yang bisa berteman dengan Anda di media sosial. Pastikan hanya berinteraksi dengan individu yang dikenal dan dapat diandalkan. Jangan berhubungan dengan orang asing yang tidak dikenal, agar terhindar dari potensi penipuan.
-
Bijak Saat Menggunakan Internet
Penting untuk diingat bahwa deepfake tidak hanya bisa mencuri foto dan membuat akun palsu di dunia maya. Deepfake adalah bentuk kejahatan siber yang lebih serius dan dapat menyebabkan dampak merugikan yang sangat besar bagi korbannya. Oleh karena itu, selalu bersikap hati-hati dan gunakan kebijaksanaan saat berselancar di internet. Jangan mudah mempercayai apa pun yang kamu temui secara online.
Menghindari Risiko Deepfake
Deepfake merupakan salah satu contoh penerapan Artificial Intelligence (AI) yang mampu menipu orang banyak melalui teknologi canggih yang dimilikinya. Kunci untuk melindungi diri dari bahaya deepfake adalah selalu bersikap waspada dan tidak gampang percaya pada apa yang Anda lihat dan temukan didunia maya.
Namun, teknologi deepfake dapat juga dimanfaatkan untuk tujuan yang positif dan bermanfaat. Setelah memahami apa itu deepfake, cara kerjanya, serta langkah-langkah pencegahannya. Semoga Anda bisa selalu terlindungi dari ancaman yang mengintai.