Apa Itu OOP? Pengertian, Sejarah, Kelebihan dan Kekurangannya
Pernahkah Anda mendengar tentang OOP saat mempelajari pemrograman dan kemudian bertanya-tanya mengenai apa yang dimaksud dengan OOP? Banyak orang yang baru mulai merasa bingung karena terdengar kompleks, padahal OOP merupakan konsep yang sebenarnya memudahkan pemahaman, pengorganisasian, dan kerapian kode.
Jika Anda serius ingin mendalami pemrograman atau bahkan membangun aplikasi dengan tingkat profesional, memahami OOP merupakan langkah penting yang tak boleh terlewatkan. Dalam tulisan ini, kami akan mengulas secara mendetail definisi, prinsip dasar, manfaat, serta kelemahan OOP dengan bahasa yang sederhana agar mudah dimengerti oleh siapa saja. Simak sampai selesai ya!
Definisi OOP
Object-Oriented Programming (OOP) atau pemrograman berorientasi objek adalah paradigma pemrograman yang berfokus pada penggunaan objek untuk merepresentasikan data dan fungsi dalam sebuah sistem. Setiap objek memiliki atribut (data) dan method (perilaku) yang bekerja sama untuk membentuk program yang terstruktur, modular, dan mudah dikembangkan.
Dengan OOP, pengembang dapat membuat kode yang lebih terorganisir, efisien, serta mudah dirawat dan dikembangkan ulang, sehingga konsep ini menjadi dasar utama dalam pengembangan aplikasi modern saat ini.
Mengenal Sejarah OOP
Komponen Dasar dalam OOP
Dalam OOP (Object-Oriented Programming) atau Pemrograman Berorientasi Objek, terdapat beberapa komponen utama yang menjadi dasar konsepnya. Berikut adalah penjelasan lengkapnya:
1. Class (Kelas)
Cetak biru atau template untuk membuat objek. Di dalam class terdapat atribut (data) dan method (fungsi) yang menjelaskan perilaku objek. Contoh (Python):
2. Object (Objek)
Merupakan instansiasi dari class, yaitu hasil nyata dari blueprint yang telah dibuat. Contoh:
3. Attribute (Atribut / Properties)
Variabel yang menyimpan data atau karakteristik dari objek. Dalam contoh di atas, merk dan warna adalah atribut dari class Mobil.
4. Method (Metode / Function)
Fungsi yang dimiliki oleh suatu objek untuk melakukan aksi atau perilaku tertentu.
Misalnya: jalan(), berhenti(), belok().
Konsep OOP
Secara proses teknis, OOP memiliki kaidah khusus berupa empat prinsip dasar seperti enkapsulasi, abstraksi, pewarisan, dan polimorfisme. Berikut kami uraikan empat prinsip dasar untuk membantu Anda memahami dasar-dasar program komputer OOP dan memahami kerangka kerja umum tentang cara kerjanya!
- Encapsulation
Encapsulation atau pengkapsulan adalah konsep tentang pengikatan data atau metode berbeda yang kemudian disatukan, atau istilah gampangnya “dikapsulkan”, hingga menjadi satu unit data.Ringkasnya, berbagai macam objek yang ada dalam kelas tersebut bisa berdiri sendiri tanpa terpengaruh oleh yang lain.
Programmer tidak harus mengetahui informasi yang disajikan secara rinci karena semua sudah menjadi satu kesatuan. Itulah mengapa proses enkapsulasi justru mempermudah dalam penggunaan sebuah objek dari suatu kelas, atau singkatnya, encapsulation mempermudah pembacaan kode.
- Abstraction
Abstraction dalam konsep OOP adalah menyembunyikan detail latar belakang dan hanya mewakili informasi yang diperlukan untuk dunia luar saja. Jadi, programmer cukup memerintahkan suatu fungsi, tanpa perlu memiliki pengetahuan soal bagaimana fungsi itu bekerja.
Sama seperti ketika memakai gadget, Anda cukup memberi suatu perintah, tanpa harus tahu bagaimana proses terlaksananya perintah itu. Konsep ini merupakan proses penyederhanaan konsep dunia nyata menjadi komponen yang sangat diperlukan.
- Inheritance
Inheritance merupakan kemampuan membentuk kelas baru yang mempunyai fungsi turunan atau serupa dengan fungsi yang sebelumnya sudah ada. Sistem dalam konsep ini berjenjang, sehingga semakin jauh subclass atau turunannya, semakin sedikit pula kesamaan fungsinya.
- Polymorphism
Pertanyaan “Apa itu OOP?” sebenarnya dapat dijawab dengan satu kata, yakni polymorphism, karena salah satu ciri utama OOP adalah adanya polymorphism.Suatu pemrograman tidak dapat dikatakan sebagai OOP tanpa adanya polymorphism.
Sederhananya, polymorphism dalam OOP adalah konsep di mana suatu objek yang berbeda dapat diakses melalui interface yang sama. Contoh penggunaan polymorphism dalam kehidupan sehari-hari bisa dilihat ketika Anda mempunyai fungsi untuk menghitung luas suatu benda, padahal benda itu berbentuk segitiga, lingkaran, serta persegi.
Fungsi dari polymorphism adalah ketika Anda memasukkan fungsi perhitungan luas ketiga benda tersebut, dimana setiap benda memiliki metode perhitungannya sendiri. Hal ini akan mempermudah perintah yang sama untuk beberapa class dan subclass tertentu, bukan?
Tabel Kelebihan dan Kekurangan OOP
| Kelebihan | Kekurangan |
|---|---|
| Struktur kode modular dan rapi | Lebih kompleks untuk pemula |
| Dapat digunakan ulang (reusability) | Membutuhkan memori lebih besar |
| Mudah dikembangkan dan dipelihara | Eksekusi bisa lebih lambat |
| Data lebih aman (enkapsulasi) | Desain awal lebih sulit |
| Cocok untuk proyek besar & tim | Kurang efisien untuk program kecil |
OOP di Era Modern
OOP bukan hanya sekadar teori, tetapi juga terus berkembang dan digunakan dalam pengembangan aplikasi modern. Beberapa konsep yang relevan saat ini antara lain:
- Agile Development
Metodologi agile banyak menggunakan pendekatan OOP karena mudah diorganisir, modular, dan bisa dikembangkan secara bertahap. Selengkapnya tentang metode agile ini bisa Anda pelajari disini.
- Microservices
Dalam arsitektur microservices, setiap service seringkali dirancang menggunakan pendekatan OOP agar mudah dikelola, dipelihara, dan dikembangkan secara terpisah.
- OOP + Functional Mix
Bahasa modern seperti Python, JavaScript, dan Kotlin mendukung paradigma ganda (multi-paradigm). Artinya, kita bisa menggabungkan OOP dengan konsep fungsional untuk membuat kode lebih ringkas dan powerful.
