(0275) 2974 127
Netflix adalah perusahaan penyedia layanan streaming terbesar di dunia yang berasal dari Amerika Serikat. Di Indonesia, Netflix mendapat sambutan positif dari para penggemar film. Dikenal secara luas oleh masyarakat, Netflix menawarkan layanan streaming yang bisa diakses kapan saja dan di mana saja menggunakan berbagai perangkat seperti smartphone, laptop, televisi, dan lain-lain.
Pada tahun 2016, Netflix mengalami pemblokiran oleh Telkom Group yang memicu perdebatan di kalangan pencinta film. Namun, apa alasan di balik pemblokiran Netflix oleh Telkom Group pada saat itu? Dan apa kesepakatan yang tercapai antara kedua perusahaan sehingga akhirnya Netflix bisa kembali hadir di Indonesia? Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut, ayo kita lihat artikel berikut ini.
Sebelum membahas alasan mengapa Netflix tidak diizinkan beroperasi di Indonesia, penting untuk memahami terlebih dahulu apa itu Netflix. Netflix adalah sebuah layanan streaming yang menawarkan tontonan yang dapat diakses secara online melalui berbagai perangkat seperti ponsel, komputer, dan televisi, berlokasi di California, Amerika Serikat, didirikan pada tahun 1997 oleh Reed Hasting dan Marc Randolph di Scotts Valley. Layanan Netflix mirip dengan televisi kabel, tetapi perbedaannya adalah tidak adanya iklan dan pengguna dapat menontonnya kapan saja.
Pada awalnya, Netflix berfungsi sebagai penyedia penyewaan DVD dan Blu-ray. Namun, pada tahun 2007, yang merupakan 20 tahun setelah berdirinya, Netflix bertransformasi menjadi platform streaming digital. Meskipun beralih menjadi layanan streaming, Netflix tetap mempertahankan model bisnis awalnya yaitu penyewaan DVD dan Blu-ray. Netflix semakin aktif memperluas jangkauannya ke seluruh dunia dengan memulai ekspansi ini pada tahun 2010 di Kanada.
Sejak itu, Netflix mengalami pertumbuhan yang sangat cepat hingga pada tahun 2016, platform ini telah menjangkau lebih dari 190 negara, termasuk Indonesia. Berdasarkan data pada Juli 2018, Netflix berhasil mendapatkan 130 juta pelanggan di seluruh dunia. Untuk dapat menikmati layanan Netflix, pelanggan perlu membayar biaya berlangganan setiap bulan. Di Indonesia, Netflix menawarkan tiga jenis langganan yaitu Basic, Standart, dan Premium.
Tentu saja, layanan yang ditawarkan dalam setiap jenis langganan ini berbeda, begitu juga dengan harga yang ditawarkan. Biaya untuk menggunakan layanan Netflix berkisar antara 49 ribu hingga 169 ribu. Pembayaran untuk layanan Netflix dapat dilakukan melalui kartu kredit atau kini juga bisa menggunakan Jenius dan BTPN.
Tentu saja, layanan yang ditawarkan dalam setiap jenis langganan ini berbeda, begitu juga dengan harga
Banyak netizen sering membahas perbedaan antara Netflix dan layanan streaming lainnya di berbagai platform media sosial. Saat ini, Netflix yang mendominasi industri streaming digital sedang bersaing dengan pesaingnya seperti Iflix, Hooq, dan Prime Video. Lalu, apa saja yang membedakan mereka? Mari kita telaah satu per satu. Iflix, sebagai salah satu pesaing Netflix, kerap dianggap sebagai versi lokal Netflix. Iflix menawarkan konten yang hampir serupa dengan Netflix, termasuk film asli, serial TV, film barat, film Indonesia, dan bahkan film dari India.
Salah satu keuntungan yang bisa Anda peroleh dari menggunakan layanan streaming Iflix adalah tawaran langganan gratis bagi pengguna dari penyedia internet tertentu. Bagi kalian yang menyukai film lokal, baik yang klasik maupun terbaru, pasti sudah familiar dengan layanan streaming bernama Hooq. Hooq adalah hasil kolaborasi antara Warner Bros, Singtel, dan Sony Pictures. Selain menampilkan film lokal, Hooq juga menyediakan film orisinal, film barat, serial TV, dan film India. Pembayaran untuk berlangganan Hooq bisa dilakukan melalui kartu kredit, e-money, pulsa, atau bahkan OVO.
Pertanyaan mengenai pemblokiran Netflix ini sempat viral pada tahun 2016 ketika Netflix dibatasi aksesnya oleh Telkom Group. Akibat pemblokiran ini, pelanggan Telkom Group yang menggunakan layanan Telkomsel, wifi. id, dan IndiHome tidak dapat menikmati Netflix. Lalu, apa sebenarnya alasan di balik pemblokiran Netflix oleh Telkom Group di Indonesia? Penyebab utama pemblokiran Netflix di Indonesia adalah adanya dugaan konten pornografi yang terdapat di dalamnya.
Tentu saja, hal ini bertentangan dengan undang-undang yang ditetapkan oleh pemerintah Indonesia. Pada saat awal pemblokiran Netflix di tahun 2016, Ririek Adriansyah, yang menjabat sebagai Direktur Utama Telkom Group, menyatakan bahwa konten di Netflix dianggap tidak sesuai dengan norma budaya masyarakat Indonesia. Inilah yang menyebabkan Netflix diblokir oleh Telkom. Pemblokiran ini memicu berbagai reaksi di kalangan pengguna layanan Telkom di Indonesia. Banyak yang mengungkapkan kekecewaannya melalui media sosial.
Salah satu yang mendapat perhatian adalah tweet dari pelanggan Telkom yang menunjukkan ketidakpuasan terhadap pemblokiran Netflix. Ada anggapan yang mengatakan bahwa pemblokiran Netflix ini tidak hanya berkaitan dengan isi kontennya, tetapi juga skema bisnis yang terlibat. Danny Buldansyah, Wakil Presiden Direktur Tri Indonesia, menjelaskan berbagai skema bisnis yang diterapkan oleh penyedia layanan streaming dengan penyedia internet.
Salah satu contohnya adalah pembagian keuntungan, di mana jika harga yang ditetapkan untuk pelanggan sebesar Rp100. 000, maka penyedia layanan streaming akan mendapatkan sekitar 60% dan operator seluler akan menerima 40%. Umumnya, skema ini menguntungkan penyedia layanan streaming. Namun, terdapat pula skema yang dapat menguntungkan operator seluler, yaitu dengan harapan penggunaan data meningkat karena konsumsi layanan streaming. Dengan model skema ini, Telkomsel sebagai penguasa operator seluler di Indonesia tentu akan meraih keuntungan yang signifikan.
Walaupun Netflix tidak menyerah begitu saja dalam usaha untuk menguasai pasar streaming di Indonesia, usaha mereka tetap terlihat. Hal ini terbukti dengan upaya Netflix yang aktif menjalin kerjasama dengan Telkom Group untuk memperoleh izin penayangan di Indonesia. Hubungan antara kedua pihak ini terus terjalin, dan diberitakan bahwa mereka sedang melakukan pembicaraan meskipun belum mencapai kesepakatan.
Beberapa bulan kemudian, di bulan Juni, Direktur Utama Telkom, Ririek Adriansyah, menyatakan bahwa kedua pihak masih dalam proses diskusi untuk mencapai kesepakatan yang diinginkan. Ririek menjelaskan bahwa isu utama Netflix ada pada kebijakan mereka mengenai penghapusan konten. Ia juga menambahkan bahwa ada peluang bagi Netflix untuk kembali dapat diakses oleh pelanggan Telkom.
Setelah menunggu dalam waktu yang cukup lama, akhirnya dibuka kembali oleh Telkom Group. Dengan demikian, pelanggan kini dapat menikmati layanan streaming dari perusahaan asal Amerika Serikat tersebut. Namun, akses terhadap Netflix ini masih diberikan secara bertahap. Hal ini disampaikan oleh Wakil Presiden Komunikasi Korporat Telkom, Arif Prabowo.
Beberapa pengguna Telkom Group di Twitter mengungkapkan kekecewaan karena mereka masih belum bisa menggunakan layanan Netflix. Akhirnya, pengguna Telkomsel di Indonesia bisa menikmati Netflix meskipun harus bersabar karena pembukaan akses dilakukan secara bertahap. Demikian informasi mengenai akses Netflix yang dibuka oleh Telkom Group, sekarang sudah bisa diakses secara normal di Indonesia.
Beberapa aplikasi dan situs web menyediakan pengguna mereka dengan tambahan dari sebuah program atau layanan.…
Halo Sobat Teko! Sedang bingung memilih teknologi untuk big data? Di era digital saat ini,…
Kegiatan bernegosiasi dalam dunia bisnis merupakan hal yang biasa dan sangat membantu dalam mencapai suatu kesepakatan.…
Technopreneruship adalah istilah yang muncul di zaman digital ini. Istilah ini berasal dari dua kata,…
Hai Sobat Teko! Apakah Anda pernah berpikir tentang bagaimana cara jurnal ilmiah dipublikasikan dan dikelola?…
Di bulan tertentu biasanya akan ada banyak pesta dan membutuhkan undangan dengan berbagai desain. Ini…