HOTLINE

(0275) 2974 127

CHAT WA 24/7
0859-60000-390 (Sales)
0852-8969-9009 (Support)
Blog

Apa Itu Google Colab Dan Mengapa Harus menggunakannya?

Google Colab menjadi alat yang memiliki banyak manfaat. Akan cepat mempelajari dan terbiasa menggunakan Google Colab jika sebelumnya telah mengetahui dan pernah menggunakan Jupyter Notebook. Google Colab pada dasarnya adalah Jupyter Notebook environment gratis yang sepenuhnya berjalan di cloud.

Yang terpenting, Colab tidak memerlukan tahap setup, plus notebook yang akan dibuat dapat diedit secara bersamaan oleh anggota tim dengan cara yang sama seperti mengedit dokumen di Google Docs. Keuntungan terbesarnya adalah Colab mendukung library machine learning paling populer yang dapat dimuat dengan mudah di notebook. Simak selengkapnya untuk mengetahui apa itu Google Colab.

Apa itu Google Colab?

Google Colaboratory (atau cukup disebut Colab) adalah layanan berbasis cloud Google yang mereplikasi Jupyter Notebook di cloud. Dalam banyak hal dapat menggunakan Colaboratory seperti halnya instalasi desktop Jupyter Notebook. Google Colaboratory lebih ditujukan bagi pembaca yang menggunakan sesuatu selain pengaturan desktop standar untuk mengerjakan tugas. Untuk menggunakan Colaboratory harus memiliki akun Google lalu mengakses Colaboratory menggunakan akun tersebut. Jika tidak, sebagian besar fitur Colaboratory tidak akan berfungsi.

Sama halnya dengan Jupyter Notebook dapat menggunakan Colaboratory untuk melakukan tugas tertentu dalam paradigma berorientasi sel. Jika pernah menggunakan Jupyter Notebook akan melihat kemiripan yang kuat antara Notebook dan Colaboratory. Tentu saja juga perlu melakukan jenis tugas lain, seperti membuat berbagai jenis sel dan menggunakannya untuk membuat notebook yang terlihat seperti yang dibuat menggunakan Jupyter Notebook.

Apa yang Ditawarkan Colab?

Sebagai pengembang dapat melakukan hal berikut menggunakan Google Colab :

  • Tulis dan jalankan kode dengan Python.
  • Buat/Unggah/Bagikan buku catatan.
  • Impor/Simpan buku catatan dari/ke Google Drive.
  • Impor/Terbitkan buku catatan dari GitHub.
  • Impor kumpulan data eksternal.
  • Integrasikan PyTorch, TensorFlow, Keras, OpenCV.
  • Layanan Cloud gratis dengan GPU gratis.

Manfaat Google Colab

Berikut manfaat google colab, yaitu :

1. Free GPU

Google Colab memudahkan untuk menjalankan program pada komputer dengan spek tinggi (GPU Tesla, RAM ~12GB, Disk ~300GB yang masih bisa sambung dengan Google Drive, akses internet cepat untuk download file besar) dan running dalam waktu yang lama (Google Colab mengizinkan kita untuk merunning program hingga 12 jam). Karenanya, bagi teman-teman yang ingin belajar Deep Learning tidak perlu khawatir lagi akan terhalang sulitnya mendapatkan akses komputer dengan spek tinggi.

2. Colaborate

Google Colab juga memudahkan berkolaborasi dengan orang lain dengan cara membagi kodingan secara online (mirip Google Doc). Bisa lebih mudah bereksperimen secara bersamaan, atau sekadar menggunakan fitur ini untuk mempelajari codingan orang lain yang telah rapi (karena format notebook).

3. Mudah berintegrasi

Google Colab terbilang sangat fleksibel dalam hal integrasi. Dapat dengan mudah menghubungkan Google Colab dengan jupyter notebook di komputer (local runtime), menhubungkan dengan Google Drive atau dengan Github.

4. Fleksibel

Salah satu yang difavoritkan adalah bisa dengan mudah merunning deep learning program via HP. Karena pada esensinya Google Colab hanya perlu running di browser, bisa mengawasi proses training (atau bahkan coding) via browser smartphone selama smartphone terhubung dengan Google Drive yang sama.

Mengapa Harus Menggunakan Google Colab?

Ada beberapa alasan mengapa perlu menggunakan Google Colab, antara lain :

1. Pre-install libraries yang melimpah

Distribusi Anaconda dari Jupyter Notebook akan dikirimkan dengan beberapa pustaka data pra-install, seperti NumPy, Pandas, Matplotlib. Di sisi lain, Colab menyediakan lebih banyak library machine learning yang sudah diinstall sebelumnya seperti Keras, PyTorch, dan TensorFlow.

2. Dapat disimpan di Cloud

Saat memilih untuk menggunakan Jupyter Notebook biasa sebagai development environment, semua file-nya disimpan di mesin lokal. Jika sangat mementingkan privasi, ini mungkin fitur terbaik. Namun, jika ingin notebook yang dapat diakses dari perangkat apa pun dengan log-in Google yang sederhana, Google Colab adalah pilihan terbaik. Semua notebook Google Colab disimpan di dalam akun Google Drive, sama seperti halnya file Google Docs dan Google Spreadsheet.

3. Kolaborasi

Fitur hebat lainnya yang ditawarkan Google Colab adalah fitur kolaborasi. Jika bekerja dengan beberapa developer dalam sebuah proyek, sebaiknya gunakan notebook Google Colab. Sama seperti berkolaborasi pada dokumen Google Documents, dapat membuat kode bersama dengan beberapa developer menggunakan notebook Google Colab. Selain itu juga dapat membagikan pekerjaan yang telah selesai dengan developer lain.

4. Penggunaan GPU dan TPU gratis

Tidak ada salahnya memilih Google Colab daripada Jupyter Notebook biasa. Google Research memungkinkan menggunakan GPU dan TPU khusus mereka untuk proyek machine learning pribadi. Untuk beberapa proyek, akselerasi GPU dan TPU membuat perbedaan besar bahkan untuk beberapa proyek kecil sekalipun. Karena menggunakan sumber daya Google, operasi neural network optimization tidak akan mengacaukan prosesor dan kipas pendingin komputer tidak akan menjadi panas.

Cara Kerja Google Colaboratory

Dapat menggunakan Colaboratory untuk melakukan banyak tugas, seperti menulis dan menjalankan kode, membuat dokumentasi terkait, dan menampilkan grafik, seperti yang dilakukan dengan Jupyter Notebook. Teknik yang digunakan sebenarnya mirip dengan menggunakan Jupyter Notebook, tetapi ada sedikit perbedaan di antara keduanya.

Jupyter Notebook adalah aplikasi yang telah di-install, di mana menggunakan sumber daya lokal dengannya. Berpotensi dapat menggunakan sumber lain, tetapi hal itu dapat terbukti tidak nyaman atau tidak mungkin dalam beberapa kasus. Misalnya menurut Github, file Jupyter Notebook akan muncul sebagai halaman HTML statis saat menggunakan GitHub repository. Bahkan, beberapa fitur tidak akan berfungsi sama sekali.

Google Colaboratory memungkinkan untuk sepenuhnya berinteraksi dengan file Jupyter Notebook menggunakan GitHub sebagai repositori. Faktanya, Google Colaboratory mendukung sejumlah opsi penyimpanan online sehingga dapat menganggap Colaboratory sebagai mitra online dalam membuat kode Python.

Cara Menggunakan Google Colab

Google Colab hampir serupa dengan Jupyter Notebook. Maka dari itu, jika sudah menguasai aplikasi tersebut, menggunakan Google Colaboratory seharusnya bukan tantangan baru. Pasalnya, Google Colaboratory dapat dimanfaatkan untuk melakukan tugas tertentu dalam paradigma berorientasi sel, serupa dengan Jupyter Notebook.

Tidak hanya itu, software tersebut juga dapat digunakan untuk membuat berbagai tipe sel dan menciptakan notebook, seperti halnya fitur-fitur Jupyter Notebook.

Bagi yang belum tahu cara menggunakannya, berikut dijelaskan langkah-langkahnya untukmu sesuai ujaran Education Ecosystem :

1. Membuat folder di Google Drive

Pertama-tama, untuk menggunakan Google Colab harus memiliki akun Google lalu kemudian akses fitur Colaboratory. Jika tidak memiliki akun Google, sebagian besar dari fitur Colaboratory yang perlu diakses tidak akan berfungsi.

Lalu, dikarenakan Google Colaboratory bekerja dalam Google Drive, harus menentukan folder yang akan digunakan. Beri nama folder tersebut menggunakan nama baru atau dengan judul default yang sudah disediakan Google Colaboratory.

2. Membuat notebook

Saat Google Colab sudah terintegrasi dengan folder di Drive, berarti sudah siap untuk menggunakannya. Namun harus buat file Notebook baru terlebih dahulu dengan cara klik kanan di dalam folder yang baru saja dibuat, pilih More dan lalu klik opsi Colaboratory.

Setelah itulah baru fitur-fitur yang tersedia dalam Google Colaboratory dapat dimanfaatkan.

5/5 - (2 votes)
Risa Y

Recent Posts

Apa itu IPv6? Kenali Perbedaannya dengan IPv4

Pernahkah kamu mendengar tentang IPv6? IPv6 adalah versi terbaru dari IP (Protokol Internet) dari yang…

16 hours ago

Kesulitan Membuat Aplikasi Android? Sangat Tepat, Berikut Cara Mudah 100% Berhasil!

Bagi yang merasa kesulitan dalam membuat aplikasi Android, Hosteko akan memberikan cara mudah membuat aplikasi…

19 hours ago

Amankan Website dari XSS Vulnerability dengan CSP

Ketika kamu ingin membuat website, ada beberapa hal yang perlu kamu perhatikan, khususnya tingkat keamanan…

3 days ago

Rekomendasi Website dan Aplikasi Kompres File PDF

Kompresi online file PDF ukuran 200 KB dan 500 KB atau rahasia kompresi PDF di…

3 days ago

Disclaimer: Pengertian, Jenis, dan Cara Membuatnya

Kamu pasti tahu disclaimer di blog, kan? Pasalnya, disclaimer merupakan salah satu tulisan yang sering…

4 days ago

Cara Mudah Menghapus Cache di Google Chrome

Pernahkah Anda mendengar kata cache? Jadi, apakah ada perbedaan antara cache hosting dan cache browser…

4 days ago