Apa itu Front End Framework? Keuntungan dan Contoh Front End Framework Terbaik
Website yang menarik dapat mengundang lebih banyak pengunjung. Ada banyak cara untuk membuat website lebih menarik, salah satunya yaitu dengan menggunakan front end framework. Lantas, apa itu front end framework? Dan apa kelebihan dan kekurangan dari macam-macam framework. Nah, penasaran? Yuk, simak penjelasannya berikut ini!
Apa itu Front End Framework?
Front end framework merupakan sebuah kerangka kerja yang membantu front end developer untuk mempermudah dalam pengembangan website. Di dalam framework terdapat beberapa aturan code khusus. Code tersebut dapat meningkatkan kinerja Anda dengan memanfaatkan beberapa fungsi dan plugin yang tersedia untuk mempersingkat dan mengoptimalkan code yang Anda buat
Keuntungan Menggunakan Front End Framework
Keuntungan utama yang bisa Anda dapatkan jika menggunakan front end framework, yaitu kemudahan untuk membuat website yang menarik. Adapun keuntungan lain yang bisa Anda dapatkan, yaitu sebagai berikut:
-
Mempercepat Pembuatan Website
Seperti yang sudah dibahas sebelumnya, jika dengan menggunakan front end framework dapat meningkatkan kinerja Anda. Sebab di dalam framework terdapat beberapa fungsi yang sudah tersedia yang bisa Anda manfaatkan dan sesuaikan dengan kebutuhan Anda.
-
Pemeliharaan Website menjadi Lebih Mudah
Dengan menggunkan front end framework maka dapat memudahkan Anda dalam memperbaiki bug atau menambahkan fitur sebab umumnya front end framework sudah menggunkan pola arsitektur yang terstruktur.
-
Kode program yang Terstruktur
Umumnya front end framework mempunyai arsitektur tersendiri untuk menuliskan kode. Sehingga struktur yang Anda buat akan terstruktur dan terlihat lebih rapi. Dengan demikian, apabila terjadi bug maka Anda bisa menemukan dan mengatasinya dengan cepat.
Contoh Front End Framework Terbaik
1) React
React adalah salah satu library javascript yang bersifat open source. Sebenarnya react bukanlah sebuah framework murni sebab masih membutuhkan bebarapa pendukung untuk menggunakannya. Namun, react bisa dibilang seperti framework sebab memiliki beberapa fitur unggulan, seperti:
Fitur Unggulan React:
- JSX atau extended javascript. Dengan adanya JSX, Anda bisa memodifikasi DOM (Document Object Model) menggunakan code HTML.
- Single way data flow. Dengan adanya aliran data pada react yang hanya satu arah dapat memudahkan Anda dalam penanganan masalah.
- Virtual DOM. Dengan menggunkan fitur virtual DOM, Anda tidak perlu susah payah untuk mereload perubahan yang Anda buat sebab Virtual DOM akan mengolah perubahan yang Anda buat dan akan di render ulang pada bagian yang diubah.
Kelebihan React:
- React mendukung adanya reusable, yaitu komponen dalam react bisa digunakan berulang tanpa harus menuliskan kode yang sama.
- Rendering react dinilai cukup cepat dan stabil sehingga mampu menangani banyak trafik untuk membangun PW.
- React native, yaitu react dapat digunakan untuk pengembangan aplikasi berbasis mobile.
Kekurangan React:
- Dokumentasi yang tidak konsisten dan berubah-ubah sebab react js adalah library open source yang memungkinkan banyak terjadi perubahan di dalamnya.
- React tidak mendukung browser dengan versi lama seperti Internet Explorer versi 8.
2) Vue Js
Vue Js adalah salah satu front end framework javascript yang dikembangkan pada tahun 213 oleh Evan You. Frontwork ini banyak digunakan oleh perusahaan-perusahaan besar, seperti Google dan Adobe. Vue Js dapat digunakan untuk mengembangkan SPA (Single Page Application).
Fitur Unggulan Vue JS:
- Virtual DOM. Sama seperti react, fitur virtual DOM pada Vue Js dapat membuat Vue Js memiliki performa yang cepat dan stabil untuk trafik yang besar.
- Komponen dalam Vue JS juga bisa digunakan berulang seperti react.
- Fitur computed properties dapat digunakan untuk melihat perubahan di dalam element tanpa harus melakukan penambahan kode.
- Event handling atau v-on berfungsi sebagai atribut yang ditambahkan ke element DOM untuk melakukan perubahan event.
Kelebihan Vue JS:
- Dokumentasi resmi dari Vue JS bisa dibilang cukup lengkap dan memuudahkan pemula untuk mempelajarinya.
- Mempunyai ukuran yang ringan yaitu sekitar 33 Kb.
- Mampu berinteraksi dua arah karena memiliki konsep MVVM (Model View View Model).
Kekurangan Vue JS:
- Komponen yang digunakan belum stabil.
- Lebih sedikit dukungan, seperti forum diskusi karena komunitas yang belum cukup besar.
3) Angular
Angular merupakan salah satu front end frame work yang dibangaun dnegan bahasa typescript dan memiliki konsep MVC (Model View Controller). Sama seperti React dan Vue JS, Angular juga bisa digunakan untuk PWA dan SPA.
Fitur Unggulan Angular:
- Memiliki konsep MVC yang memudahkan melakukan maintain dan pengolahan kode.
- Two-way Data Binding yang memudahkan sinkronisasi antara view dan model.
Kelebihan Angular:
- Dokumentasi yang lengkap.
- Struktur dan arsitektur web dapat digunakan untuk skala besar.
- Dengan adanya Two-way Data Binding dapat memperkecil resiko error.
Kekurangan Angular:
- Cukup kompleks dan sulit untuk dipelajari oleh orang awam.
- Memiliki ukuran yang terbilang cukup besar.
- Kurang mendukung SEO.
4) Foundation
Foundation merupakan front end framework yang dibuat oleh web design company Zub. Front end framework satu ini sangat canggih dan ideal untuk membangun website yang responsif. Foundation digunakan oleh beberapa perusahaan besar seperti Ebay dan Mozilla.
Fitur Unggulan Foundation:
- GPU Acceleration yang berfungsi untuk meningkatkan kinerja aplikasi saat melakukan rendering animasi.
Kelebihan Foundation:
- Memiliki fleksibilitas yang tinggi untuk mencustom tampilan.
- Tampilan yang responsif.
Kekurangan Foundation:
- Terlalu rumit untuk pemula.
- Kurang populer sehingga susah untuk mencari sumber.
5) Materialize
Materialize merupakan salah satu front end framework CSS yang dapat mempermudah dalam pembuatan tampilan yang menarik dengan desain material yang dimiliki Google, seperti tombol, ikon, dan lain-lain.
Fitur Unggulan Materialize:
- Parallax website adalah desain fitur yang akan membuat transisi halaman saat user melakukan scrolling pada halaman.
Kelebihan Materialize:
- Memiliki banyak pilihan komponen yang dapat diimplementasikan.
- Responsif dengan segala ukuran perangkat.
Kekurangan Materialize:
- Ukuran file yang terbilang cukup besar.
- Tidak ada dukungan untuk model Flexbox.
6) Ember JS
Ember JS merupakan front end framework open source yang dibangun pada tahun 2011 oleh Yehuda Katz. Sama seperti Vue JS, Ember JS juga menggunakan model MVVM berbasis javascript.
Fitur Unggulan Ember JS
- Two-way Data Binding yang memudahkan untuk sinkronisasi antara view dan model.
- Fastboot.js Module yang bertugas untuk mempercepat rendering UI disisi server.
- Large Ecosystem yang menyediakan tools, plugin, dan template untuk meningkatkan kinerja.
Kelebihan Ember JS
- Server side rendering yang dapat mempercepat kinerja website.
- Dokumentasi yang lengkap.
Kekurangan ember.js:
- Terlalu banyak fitur.
- Komunitas yang masih sedikit.
7) Preact
Preact merupakan contoh front end framework yang dirilis pada tahun 2015 oleh Jason Miller. Sama seperti React, Pearct juga bukan framework murni, namun tetap menggunakan DOM.
Kelebihan Preact:
- Memiliki ukuran yang kecil, yaitu 3 Kb.
- Memiliki Virtual DOM sehingga memiliki kinerja yang cepat
- Kompatibel dengan hampir semua plugin pada React.
Kekurangan Preact:
- Kurang populer dan komunitas yang dibilang minim.
- Memiliki kode yang sangat kompleks.
8) Svelte
Svellte merupakan front end framework javascript evolusioner yang dapat membangun website dengan cepat dan dirilis pada bulan November 2016. Perusahaan yang menggunakan svelte di awal yaitu IBM, Apple, Philips, dan GoDaddy.
Kelebihan Svelte:
- Komponen yang mudah dipahami.
- Svelte melakukan compile secara berkala jadi tidak semua tas di load secara bersamaan di Browser.
- Penulisan kode yang lebih ringkas.
- Ideal untuk pemula.
Kekurangan Svelte yaitu:
- Belum banyak resource karena tergolong sangat baru.
- Belum terintegrasi dengan IDE yang umum digunakan.
9) Bootstrap
Bootstrap merupakan front end framework yang dirilis pada tahun 2011 oleh Mark Otto dan Jacob Thornton. Bootstrap merupakan salah satu front end framework CSS yang digunakan untuk membuat desain visual dari suatu website dan bersifat open source. Framework ini berbentuk template HTML dan CSS untuk kebutuhan seperti tombol, tipografi, dan komponen yang lainnya. Selain itu, bootstrap juga memiliki fitur library javascript.
Kelebihan Bootstrap:
- Desain yang responsif sehingga bisa diakses oleh beragam perangkat.
- Memiliki dukungan javascript sehingga desain yang dibuat lebih interaktif.
- Fleksibel karena setiap penggunaannya bisa menggunakan frame sehingga lebih cepat.
Kekurangan Bootstrap:
- Jumlah HTML yang berlebihan bisa membuat code berantakan.
- Tidak support dengan semua browser.
10) Formantic-UI
Kelebihan Fomantic-UI:
- Mudah dipelajari.
- Memiliki elemen yang bisa dimodifikasi sesuai kebutuhan.
- Ukuran file yang kecil sehingga waktu load yang dibutuhkan rendah karena kamu bisa memilih komponen yang akan kamu render.
Kekurangan Fomantic-UI:
- Ukuran package yang terbilang sangat besar dibandingkan Foundation dan Bootstrap
- Kurang cocok untuk kamu yang membutuhkan desain website yang kompleks.
Nah, itulah beberapa contoh front end framework terbaik yang bisa Anda coba untuk memudahkan dalam pengembangan website. Semoga bermanfaat!