Kenali Budaya Kerja Kunci Sukses Perusahaan dan Performa Karyawan
Setiap perusahaan tentu mempunyai budaya perusahaan atau budaya kerja yang berbeda-beda. Budaya kerja ini bertujuan untuk membantu karyawan bekerja lebih efisien, mencapai hasil kerja yang optimal, dan mempererat hubungan profesional antara karyawan dan perusahaan. Faktanya, banyak kandidat saat ini, sebelum melamar pekerjaan, memastikan bahwa perusahaan yang mereka pilih menerapkan budaya kerja yang positif.
Pengertian Budaya Kerja
Work culture, workplace culture atau budaya kerja adalah seperangkat sikap, keyakinan dan perilaku yang menciptakan suasana tertib dalam lingkungan kerja. Budaya kerja yang sehat menyelaraskan perilaku karyawan dan kebijakan perusahaan dengan tujuan perusahaan secara keseluruhan, dengan tetap mempertimbangkan kesejahteraan pribadi.
Budaya kerja menentukan seberapa baik seseorang beradaptasi dengan lingkungan kerja baru dan kemampuannya menjalin hubungan profesional dengan rekan kerja. Sikap Anda, keseimbangan kehidupan kerja, peluang pertumbuhan, dan kepuasan kerja semuanya bergantung pada budaya perusahaan Anda.
Faktor yang Mempengaruhi Budaya Kerja
Budaya kerja berkembang berdasarkan perilaku setiap orang di perusahaan, mulai dari manajemen hingga karyawan entry level. Perusahaan membangun budaya perusahaan melalui kebijakan, manfaat, dan misinya. Manajer membentuk budaya perusahaan dari praktik perekrutan mereka, di mana mereka dapat memilih kandidat yang visi pribadinya sejalan dengan budaya kerja yang sehat. Lingkungan kerja juga mempengaruhi budaya, dengan banyak kantor memilih denah terbuka, cahaya alami, dan fasilitas seperti pusat kebugaran dan area istirahat.
Budaya kerja terbentuk dan berkembang secara alami seiring berjalannya waktu berkat interaksi sebelumnya dengan karyawan. Artinya budaya kerja tidak hanya tercipta tetapi juga ada karena perusahaan telah mengalami berbagai permasalahan dan belajar cara mengatasinya. Pengalaman ini dijadikan pembelajaran bagi perusahaan dan diterapkan kepada karyawan agar dapat menyelesaikan permasalahan serupa. Mulai dari identifikasi masalah, analisis hingga pengambilan keputusan.
Sekalipun suatu perusahaan telah berdiri bertahun-tahun, namun budaya kerjanya tidak akan berubah dan akan selalu menjaga prinsip budaya organisasi yang jujur dalam bekerja. Workplace culture juga dapat dipahami sebagai pedoman bagi karyawan dan manajer mengenai perilaku dan tindakan di lingkungan kerja. Budaya kerja ini dapat berupa suasana kerja, gaya kepemimpinan, nilai-nilai, etika, harapan dan tujuan perusahaan.
Unsur Budaya Kerja yang Baik
Budaya adalah konsep kompleks yang terus berkembang di tempat kerja berdasarkan banyak faktor. Meskipun sebagian orang lebih menyukai budaya kerja yang lebih tradisional dan sebagian lainnya menginginkan sesuatu yang lebih modern dan menyenangkan, semua budaya kerja yang sehat memiliki banyak kesamaan. Carilah tanda-tanda budaya kerja yang baik ketika mempertimbangkan calon pemberi kerja. Jika Anda belum mengetahui apa itu perusahaan dengan budaya kerja positif, Anda bisa melihat ciri-ciri perusahaan berikut ini:
1. Akuntabilitas
Ketika setiap orang yang bekerja di suatu perusahaan bertanggung jawab atas perilakunya, hal itu menunjukkan lingkungan kerja yang sehat. Tempat kerja yang seimbang memungkinkan orang merasa cukup nyaman untuk mengakui ide dan kesalahan mereka. Akuntabilitas terbuka memungkinkan setiap karyawan belajar dari tantangan, bukan menghindarinya. Tanggung jawab untuk mempromosikan budaya kerja berdasarkan kerja tim, komunikasi terbuka, keandalan dan akuntabilitas.
2. Ekuitas
Perusahaan yang memperlakukan seluruh karyawannya secara setara seringkali memiliki budaya kerja yang sehat. Setiap posisi di perusahaan memiliki nilai, dan menciptakan peluang bagi semua orang akan meningkatkan semangat kerja karyawan. Favoritisme di tempat kerja adalah tanda budaya kerja yang beracun dan dapat menimbulkan perasaan ketidakpercayaan dan kebencian di antara rekan kerja, sehingga menjadikan lingkungan kerja yang adil penting bagi budaya kerja.
3. Ekspresi
Orang sering kali menjadi lebih bahagia, lebih produktif, dan lebih fokus ketika mereka merasa mampu mengekspresikan diri di tempat kerja. Jika karyawan memiliki kebebasan dalam gaya pribadinya dan bagaimana mereka mendekorasi ruang kerjanya, hal itu menunjukkan betapa nyamannya budaya kerja mereka.
4. Komunikasi
Komunikasi terbuka sangat penting untuk lingkungan kerja yang produktif. Setiap orang di perusahaan perlu memahami cara memberi dan menerima umpan balik, berbagi ide, berkolaborasi, dan memecahkan masalah. Semua tim menghadapi konflik antarpribadi dari waktu ke waktu, namun budaya kerja yang efektif membantu mereka memecahkan masalah dan bekerja sebagai tim meskipun ada tantangan. Hindari perusahaan dengan budaya kerja di mana orang-orang merasa tidak mampu membicarakan konflik atau kekhawatiran karena tidak akan ada banyak peluang untuk berkembang.
5. Pengakuan
Komunikasi terbuka sangat penting untuk lingkungan kerja yang produktif. Setiap orang di perusahaan perlu memahami cara memberi dan menerima umpan balik, berbagi ide, berkolaborasi, dan memecahkan masalah. Semua tim menghadapi konflik antarpribadi dari waktu ke waktu, namun budaya kerja yang efektif membantu mereka memecahkan masalah dan bekerja sebagai tim meskipun ada tantangan. Hindari perusahaan dengan budaya kerja di mana orang-orang merasa tidak mampu membicarakan konflik atau kekhawatiran karena tidak akan ada banyak peluang untuk berkembang.
Lingkungan Kerja Produktif
Salah satu ciri perusahaan dengan budaya kerja positif adalah lingkungan kerja yang produktif. Semua pekerja merasa senang dan menikmati pekerjaan yang mereka lakukan.
1. Suasana kerja yang menyenangkan
Banyak pekerja yang merasa stres dalam bekerja karena suasana kantor yang kurang mendukung dan cenderung kaku. Jadi, perusahaan dengan budaya kerja positif seringkali memperbolehkan karyawannya untuk berinteraksi dan sesekali tertawa bersama rekan kerja saat bekerja. Budaya kerja seperti ini akan membuat karyawan lebih nyaman, tidak stres dan lebih betah dalam bekerja.
2. Komunikasi yang terbuka dan apa adanya
Selain suasana kerja, komunikasi yang terbuka dan jujur atau apa adanya juga menjadi salah satu ciri perusahaan dengan budaya kerja positif. Bayangkan jika karyawan bisa berkomunikasi secara jujur, terbuka terhadap pendapat dan feedback dari orang lain, serta saling bekerja sama dalam menyelesaikan masalah, tentu akan menciptakan budaya kerja yang positif.
3. Ada penghargaan dan motivasi
Tentu saja menyenangkan bagi karyawan untuk mencapai tujuannya dan dihargai oleh atasannya. Misalnya saja dalam bentuk bonus, promosi, sertifikat, dan lain-lain. Dengan cara ini, karyawan akan merasa dihargai dan termotivasi untuk memberikan kontribusi lebih kepada perusahaan.
4. Kerja sama yang baik
Setiap karyawan mau tidak mau akan diberikan tugas yang mengharuskannya bekerja sama dengan karyawan lainnya. Budaya kerja yang baik akan mendorong pegawai untuk bekerja sama dengan baik dan berkompetisi secara sehat. Dengan demikian, hasil kerja yang dicapai akan maksimal dan berdampak positif bagi perkembangan perusahaan.
Pentingnya Budaya Kerja yang Baik
Manusia membutuhkan lingkungan yang sehat untuk berkembang, dan hal ini terutama berlaku di tempat kerja. Sikap dan perilaku orang-orang yang berinteraksi dengan Anda setiap hari akan memengaruhi perasaan Anda di tempat kerja dan di rumah. Budaya kerja yang kuat mempengaruhi setiap aspek perusahaan dan orang-orangnya.
1. Pilihan rekrutmen yang lebih baik
Manajer di perusahaan dengan budaya kerja yang sukses tahu cara menarik dan memilih karyawan baru yang memiliki visi yang sama. Kemungkinan besar Anda akan tertarik pada perusahaan yang memiliki nilai-nilai yang sama dengan Anda dan jenis budaya yang Anda rasa nyaman. Budaya kerja yang sehat memiliki para profesional yang berpikiran sama, kompatibel satu sama lain dan bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama.
2. Kebahagiaan karyawan
Kepuasan Anda terhadap budaya tempat kerja secara langsung memengaruhi tingkat kebahagiaan Anda di tempat kerja. Budaya perusahaan yang berkembang membantu orang-orang menemukan makna dan kebanggaan dalam pekerjaan mereka, sementara budaya perusahaan yang beracun dapat membuat karyawan yang paling bersemangat sekalipun tidak bahagia di tempat kerja. .
Salah satu elemen terpenting dari budaya kerja yang kuat adalah keseimbangan karier dan kehidupan, dan perusahaan dapat berkontribusi terhadap kebahagiaan karyawan dengan menghargai kehidupan mereka secara umum.
3. Retensi Karyawan
Budaya kerja yang baik memberikan stabilitas bagi karyawan berbakat dan memungkinkan mereka untuk tumbuh dalam perusahaan, bukan membatasi mereka pada peran atau tingkat kesuksesan tertentu. Karyawan yang bahagia sering kali ingin tetap bekerja, sehingga budaya kerja menjadi penting untuk mengurangi pergantian karyawan dan menghubungkan kandidat yang memenuhi syarat dengan karier jangka panjang.
4. Kualitas kinerja
Karyawan yang senang masuk kerja berkat budaya positif seringkali lebih produktif dan menghasilkan pekerjaan berkualitas tinggi. Lingkungan kerja adalah motivator hebat yang mendorong orang untuk berinvestasi dalam pekerjaan mereka, terutama karena lingkungan kerja yang berkembang mengakui dan merayakan kerja keras dan kesuksesan.
5. Reputasi
Memiliki budaya kerja yang sehat menciptakan reputasi dan kredibilitas positif bagi perusahaan dan orang-orang yang bekerja di sana. Lingkungan kerja yang menyenangkan merupakan faktor penting dalam menarik talenta.
Perusahaan dengan misi penuh semangat untuk memberdayakan karyawannya dapat menciptakan hubungan komunitas yang positif melalui mereka.
Jenis-jenis budaya kerja
1. Hierarchy culture
Hierarchical culture atau budaya hierarkis. Budaya kerja ini memaksakan struktur kepemimpinan dan formalitas dalam segala aktivitas. Melalui budaya desentralisasi, perusahaan dapat mencapai solusi jangka panjang dan hasil yang stabil di lingkungan kerja.
Dalam budaya kerja ini, kendali hierarki perusahaan berada di tangan manajer yang berpengalaman. Biasanya, aturan hierarki bersifat solid, fokus, dan mampu mencapai tujuan perusahaan. Berikut beberapa manfaat budaya hierarki:
- Karyawan akan merasa nyaman dan aman dalam bekerja. Apalagi jika gajinya dibayar tepat waktu
- Setiap promosi jabatan mempunyai reward sehingga karyawan menjadi lebih murah termotivasi
- Melalui kerja keras dan usaha yang maksimal, karyawan dapat meraih jabatan yang diinginkannya
Budaya kerja di perusahaan yang menerapkan hierarki budaya mempunyai struktur yang formal dan terstandar, termasuk dalam hal berpakaian. Contoh perusahaan dengan budaya hierarki adalah industri perbankan, restoran cepat saji, dan beberapa instansi pemerintah.
2. Clan culture
Sesuai dengan namanya, budaya kerja jenis ini menekankan pada aspek kolaboratif, dimana anggota memandang dirinya sebagai sebuah tim, kelompok, atau keluarga besar yang berpartisipasi aktif bersama. Budaya klan ini menitikberatkan pada kerja sama tim, kesepakatan bersama, dan komunikasi yang baik. Manfaat yang dapat diperoleh bila menerapkan budaya keluarga sebagai budaya kerja adalah:
- Produktivitas karyawan dan perusahaan terus meningkat.
- Adanya komunikasi dan transparansi dalam penyampaian gagasan dan pendapat.
- Pegawai dapat menerima apresiasi dan kritik yang membangun.
Salah satu perusahaan yang mengadopsi budaya kerja seperti ini adalah Tom’s of Maine, sebuah perusahaan yang mengkhususkan diri pada produk perawatan tubuh alami. Tom Chappell, sebagai pendiri, fokus membangun hubungan baik dengan karyawan, pelanggan, pemasok, dan lingkungan.
3. Advocacy culture
Tipe adhocracy culture merupakan budaya kerja yang menitikberatkan pada energi, kreativitas, dan pengambilan risiko. Perusahaan yang menerapkan budaya kerja seperti ini mendorong karyawannya untuk berinovasi, kreatif, dan berani mengambil risiko. Budaya adhokratis dapat dianggap sebagai budaya kerja yang paling optimal untuk meningkatkan produktivitas dan inovasi perusahaan. Oleh karena itu, tidak heran jika budaya kerja seperti ini banyak diterapkan oleh para startup. Ada beberapa manfaat yang dapat diperoleh dengan menerapkan adhocracy culture di lingkungan kerja, yaitu:
- Menjadi lebih kompetitif dalam menghadapi persaingan pasar
- Berbagai komitmen terhadap inovasi di berbagai level perusahaan
- Menciptakan lingkungan kerja yang siap menerima suatu ide, meskipun ide tersebut sudah terlaksana
4. Market culture
Dapat dikatakan bahwa jenis budaya perusahaan yang ketiga ini lebih kuat dibandingkan dengan jenis budaya perusahaan lainnya. Bersikap positif disini maksudnya adalah perusahaan mengedepankan aspek kompetitif antar karyawan di lingkungan kerja. Oleh karena itu, mereka harus bersaing untuk memberikan hasil terbaik bagi perusahaan. Jika berhasil maka akan diberi reward, namun jika gagal akan dikenakan hukuman oleh perusahaan.
Karyawan perusahaan dengan budaya pasar harus tangguh dan mempunyai ambisi tinggi untuk mencapai tujuan tertentu. Budaya kerja seperti ini sebenarnya dapat meningkatkan motivasi karyawan dalam bekerja, namun sayangnya banyak perusahaan yang memiliki budaya yang bersifat racun akibat penipuan dan penurunan produktivitas. Meski demikian, ada beberapa manfaat yang dapat diperoleh dengan menerapkan budaya pasar sebagai budaya kerja internal.
- Ketika target gagal terpenuhi, maka karyawan harus mencari cara lain untuk bisa mencapainya.
- Karyawan mampu memberikan yang terbaik dan terinspirasi dari atasannya.
- Karyawan mudah beradaptasi dengan perubahan pasar.
Tips Membangun Budaya Kerja yang Baik
Perusahaan dengan budaya kerja yang baik juga mempengaruhi prestasi kerja. Sebaliknya jika budaya kerja yang diterapkan tidak efektif maka akan mempengaruhi produktivitas dan kenyamanan kerja karyawan. Misalnya, lingkungan kerja yang kreatif dimana opini sangat dihargai. Tentu saja ada keuntungannya juga bagi perusahaan, karena karyawan bisa menyumbangkan idenya tanpa khawatir mendapat review buruk. Seluruh perusahaan dapat berupaya membangun budaya kerja positif dengan cara:
1. Bangun kepercayaan
Cara pertama untuk mencapai hal ini adalah dengan membangun kepercayaan antar karyawan. Kepercayaan ini timbul dari komunikasi yang jujur dan baik. Di sini Anda perlu keberanian mengambil risiko untuk meningkatkan kepercayaan dari karyawan Anda.
2. Menetapkan tujuan perusahaan
Untuk menciptakan lingkungan kerja yang positif, Anda harus terlebih dahulu menentukan visi, misi, dan tujuan perusahaan. Cari tahu apa tujuan perusahaan Anda, lalu komunikasikan kepada semua orang di perusahaan. Pastikan mereka melakukannya dengan jujur, tanpa adanya persaingan tidak sehat di dalam perusahaan.
3. Menciptakan Keterlibatan Karyawan
Mengajak seluruh karyawan untuk berpartisipasi dalam seluruh aktivitas bisnis perusahaan. Hal ini akan membuat mereka merasa dihargai dan mampu memberikan kinerja terbaiknya. Selain itu, semakin banyak mereka berpartisipasi dalam aktivitas seperti pengambilan keputusan atau proyek bisnis besar, semakin berkembang kreativitas dan inovasi mereka.
4. Bangun perilaku positif karyawan
Membuat peraturan atau prosedur tertulis mengenai cara dan sikap yang harus dilakukan anggota perusahaan selama bekerja. Melalui itu, karyawan dapat memahami bagaimana berperilaku dan bertindak yang baik saat bekerja. Apabila seluruh karyawan dapat menerapkan peraturan tersebut maka tujuan perusahaan dapat tercapai karena sikap positif karyawan sangat mempengaruhinya.
5. Kembangkan budaya apresiasi
Setiap karyawan yang mencapai suatu tujuan keberhasilan atau keunggulan dalam pekerjaan akan menerima apresiasi atau feedback yang positif. Sebagai seorang pemimpin, Anda harus mengembangkan budaya apresiasi agar dapat diadopsi oleh karyawan di lingkungan kerja. Otomatis mereka akan saling menghargai atas prestasi dan kerja keras rekan-rekannya. Anda bisa memulai dengan sesuatu yang sederhana seperti membagikan penghargaan secara langsung atau mengakui kerja keras di forum atau rapat kantor.
6. Membuat program pengembangan karir
Setiap karyawan tentunya ingin mengembangkan karirnya, baik itu mencoba peran baru atau naik ke posisi yang lebih senior. Anda dapat mendorong impian mereka dengan memberikan program pengembangan karir atau pelatihan khusus. Dengan cara ini, karyawan akan menyadari bahwa perusahaan mendukung mereka dan membantu mereka mencapai jalur karier mereka. Secara tidak langsung hal ini akan meningkatkan loyalitas karyawan dan menurunkan turnover di perusahaan Anda.
7. Menerapkan work life balance
Untuk menciptakan lingkungan kerja yang positif, Anda dapat menerapkan work-life balance pada karyawan Anda. Sepulang kerja, setiap karyawan ingin memanfaatkan waktu luangnya untuk bersantai, bertemu keluarga atau mengembangkan keterampilan. Jika Anda memberi mereka kesempatan ini, mereka akan merasa nyaman dan mengurangi stres di tempat kerja. Mulailah dengan beberapa tindakan sederhana, seperti tidak mengirimkan pesan terkait pekerjaan di luar jam kerja, tidak menawarkan pekerjaan di luar kantor ketenagakerjaan, dan lain-lain.
8. Melakukan evaluasi kinerja
Cara menciptakan budaya kerja positif selanjutnya adalah dengan melakukan review kinerja secara berkala. Dengan cara ini, Anda bisa mengetahui karyawan mana yang berkinerja maksimal dan mana yang tidak. Cari tahu apa yang menghambat mereka untuk bekerja maksimal dan temukan solusinya. Jika perlu, ajaklah karyawan untuk menyelesaikan performance review setiap bulannya agar Anda dapat melihat secara detail bagaimana perkembangan kinerjanya.
9. Mengutamakan kesehatan karyawan
Pegawai yang sehat jasmani, rohani, dan emosi akan lebih mudah bekerja secara maksimal. Dengan kondisi kesehatan yang baik, mereka bisa lebih semangat menciptakan budaya kerja positif. Oleh karena itu, penting bagi Anda untuk memprioritaskan kesehatan dan keselamatan mereka di tempat kerja. Menyediakan fasilitas kesehatan, kesempatan pemeriksaan kesehatan tahunan dan asuransi kesehatan terbaik bagi karyawan.
10. Dapatkan talenta terbaik bagi perusahaan
Budaya kerja yang positif dapat terbentuk jika karyawan turut serta dan menerapkannya di lingkungan kerja. Untuk mencapai hal tersebut, Anda harus selektif dalam merekrut karyawan baru. Pilihlah seseorang yang gaya, karakteristik, dan cara kerjanya sesuai dengan budaya perusahaan. Dengan cara ini, Anda tidak akan kesulitan menciptakan lingkungan kerja yang nyaman bagi karyawan Anda.
Work culture (budaya kerja) dan workplace culture (budaya tempat kerja) merupakan dua konsep yang umum digunakan dalam dunia kerja. Meski terlihat mirip, namun keduanya sebenarnya memiliki perbedaan yang cukup signifikan. Work culture (budaya kerja) mengacu pada nilai, norma, dan praktik yang digunakan dalam organisasi atau bisnis. Budaya kerja mencakup faktor-faktor seperti etika kerja, kebijakan, tujuan, sarana komunikasi, metode kerja, dan lain-lain. Budaya kerja dapat mempengaruhi cara kerja dilakukan dan hasil akhir yang dicapai.
Sedangkan workplace culture (budaya tempat kerja) mengacu pada lingkungan fisik dan sosial tempat kerja. Budaya tempat kerja mencakup hal-hal seperti desain interior, fasilitas, lingkungan kerja, hubungan interpersonal antar karyawan, dan banyak lagi. Workplace culture dapat mempengaruhi kebahagiaan dan produktivitas karyawan.
Dalam hal ini work culture dan workplace culture mempunyai hubungan yang saling bergantung dan saling mempengaruhi. Budaya kerja mempengaruhi cara karyawan berinteraksi di tempat kerja, dan budaya tempat kerja dapat mempengaruhi bagaimana budaya kerja diterapkan. Keduanya sama-sama penting dalam menciptakan lingkungan kerja yang sehat dan produktif. Meskipun mungkin ada perbedaan dalam arti sebenarnya dari istilah-istilah ini antar budaya atau konteks, secara umum, “workplace culture” dan “work culture” dapat dianggap sinonim.