Mengenal Drone Dari Sejarah Perkembangannya
Bagi yang tertarik dengan gadget pastinya sudah mengetahui tentang drone. Drone merupakan sebuah alat canggih berupa pesawat kecil yang dilengkapi kamera dan dilengkapi dengan remote control sebagai pengarahnya. Awalnya drone ini hanya digunakan untuk keperluan militer sebagai “mata-mata”. Mereka menggunakan drone untuk memantau kondisi ketika tidak bisa mengirim orang ke suatu daerah.
Namun saat ini drone semakin berkembang dan dapat digunakan secara luas oleh masyarakat. Drone juga dapat digunakan untuk pengiriman dan pemetaan area. Selain itu, drone juga dapat digunakan untuk keperluan jurnalistik seperti mengambil foto dan video. Tak jarang para youtuber juga memanfaatkan drone untuk keperluan video blogging (vlogging).
Pengertian Drone
Drone juga dikenal sebagai Unmanned Aerial Vehicles (UAV). Arti dari drone adalah pesawat tanpa awak. Alat ini dikendalikan oleh seseorang yang disebut pilot drone. Pilot bertanggung jawab untuk mengendalikan drone dari jarak jauh melalui remote control yang terhubung ke drone. Secara fisik alat ini menyerupai pesawat atau helikopter karena dilengkapi baling-baling dan mampu terbang sangat tinggi.
Meski terlihat serupa, drone sebenarnya memiliki kegunaan yang sangat berbeda dibandingkan pesawat terbang atau helikopter. Alat ini dilengkapi dengan kamera yang memudahkan pengguna (pilot) memantau dan merekam dari ketinggian. Drone ini ditenagai oleh baterai yang terpasang di dalamnya. Anda tidak perlu panik jika baterai Anda habis. Cukup dengan mengisi ulang dayanya, drone sudah bisa dihidupkan dan digunakan kembali.
Sejarah Perkembangan Drone
Monash University mengklaim drone pertama kali digunakan dan dikembangkan pada tanggal 22 Agustus 1849 oleh seorang insinyur Israel yang tinggal di Amerika bernama Abraham Karem. Saat dibuat, prototipenya tidak langsung berbentuk drone yang kita lihat sekarang. Namun bentuknya terbuat dari balon yang digunakan pada masa pengepungan Venesia. Balon tersebut diisi dengan bahan peledak dan diluncurkan dari kapal Austria yang berlabuh di dekat Venesia. Setiap balon membawa 11 hingga 14 kg bom.
Mengenai penggunaannya, drone ini mulai digunakan pada tahun 1850. Bermula ketika Defense Advanced Research Projects Agency (DARPA) atau Badan Proyek Penelitian Pertahanan AS tertarik dengan penemuan Karem dan mendanai penelitian lebih lanjut terhadap prototipe yang dibuatnya. Begitu mereka berada di posisinya masing-masing, 200 bom balon dilepaskan dari balon yang membawa mereka untuk menghancurkan kota di bawahnya. Beruntung hanya satu bom yang berhasil menemukan sasarannya karena sebagian besar balon meledak akibat perubahan arah angin yang tiba-tiba. Balon udara ini menjadi prototipe pengembangan drone pertama di dunia.
Meski tidak berhasil, namun berkat ide inilah lahirlah drone yang kita kenal sekarang. Konsep dasar drone telah diteliti oleh para ahli teknologi militer lebih dari 170 tahun yang lalu. Hingga saat ini, drone tersedia untuk berbagai jenis pekerjaan dan tidak terbatas pada sektor militer. Namun, perlu dicatat bahwa pada bulan November 1898, Nicolas Tesla membuat paten untuk kendali jarak jauh untuk mengemudi jarak jauh berdasarkan karyanya, dan ini menjadi dasar pembuatan robot modern.
Periode Perang Dunia I
Nama drone sendiri dikaitkan dengan Perang Dunia I, di mana banyak senjata eksotik dikembangkan pada masa itu. Salah satunya adalah drone yang beroperasi menggunakan teknik radio kontrol dengan teknologi sederhana. Pada tahun 1916-1917, banyak sekali proyek yang mewakili teknologi drone saat itu. Dari Ruston Proctor Aerial Target, Pesawat Otomatis Hewwit-Sperry/Bom Terbang/Torpedo Udara, hingga Kettering Bug Drone.
Periode antara Perang Dunia I dan Perang Dunia II
Pasca Perang Dunia I (PDI), banyak pihak yang antusias memproduksi drone militer lainnya dengan persenjataan lengkap yang bisa dikendalikan dari jarak jauh. Salah satunya adalah militer AS. Penciptaan drone Kettering Bug pada tahun 1917 sukses besar meskipun drone belum bisa digunakan karena perang telah berakhir. Tiga biplan E-1 standar juga diubah menjadi UAV (Unmanned Aerial Vehichels). Pada saat yang sama, Angkatan Laut Inggris sedang menguji desain torpedo udara seperti RAE Larynx atau ketapel yang ditembakkan dari kapal perusak HMS Stronghold untuk diluncurkan secara autopilot pada tahun 1927 dan 1929.
Periode Perang Dunia II
Selama periode tersebut, sebenarnya ada proyek dengan kode nama “DH.82B Queen Bee”. Nama tersebut berasal dari pesawat latih biplan De Havilland Tiger Moth dan diadaptasi menggunakan teknologi radio baru. Banyak orang yang percaya bahwa “Queen Bee” adalah cikal bakal dari nama umum “drone”. Dimana istilah ini mengacu pada target udara yang dikendalikan oleh gelombang radio.
Pada masa Perang Dunia II, penggunaan drone dan pesawat yang dikendalikan dari jarak jauh mulai diproduksi secara besar-besaran untuk pertama kalinya. Drone ini dibuat oleh Reginald Denny, seorang aktor film yang memiliki passion terhadap model pesawat terbang yang dikendalikan radio pada tahun 1930. Aktivitas Denny berlanjut hingga ia meninggal, memproduksi sekitar 15. 000 drone untuk militer selama Perang Dunia II.
Periode Perang Vietnam
Perkembangan Drone di Indonesia
Meski sebagian besar drone yang beredar di Indonesia merupakan produk buatan luar negeri, namun Indonesia sudah memproduksi drone atau UAV sejak tahun 1978. Pada tahun itu, PT. Chandra Dirgantara bekerja sama dengan Badan Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) yang dipimpin oleh tim teknik Soeharto membangun drone dengan kode nama XTG-1. Drone ini dirancang untuk misi pengintaian dan penembakan. Menggunakan mesin tunggal dengan muatan kamera yang dikontrol melalui saluran Futaba 6 RC yang dimodifikasi.
Sayangnya, pada saat itu teknologi tersebut belum semaksimal mungkin seperti saat ini. Uji coba penembakan dari udara tidak berjalan baik, tidak fokus, dan tidak tepat sasaran seperti yang diharapkan. Sedangkan drone untuk keperluan syuting, fotografi, dokumen dan kebutuhan lainnya mulai masuk ke Indonesia pada tahun 2000-an dan dibentuklah sekelompok asosiasi antara lain PT Dirgantara Indonesia, LAPAN, BPPT dan Lembaga Elektronika Negara untuk mengembangkan drone jenis ini. Penggunaan drone juga diatur dengan undang-undang dengan menerbitkan izin penerbangan drone dan pemberian izin di lokasi tertentu untuk menerbangkan drone. Hingga saat ini, selain untuk keperluan pribadi, drone juga sering digunakan pada proyek-proyek besar khususnya pemetaan.
Istilah Umum Drone
Sama halnya dengan perangkat lainnya, drone tentunya memiliki istilah teknis. Berikut ini merupakan istilah umum drone yang perlu Anda pahami.
- Multirotor adalah rotor atau dinamo pengerak dari motor yang memiliki jumlah lebih dari satu yang biasa dipakai untuk mengerakan drone itu sendiri.
- GPS adalah singkatan dari Global Positioning System, sistem navigasi satelit yang dikembangkan oleh Departemen Pertahanan Amerika Serikat. Satelit berjumlah ribuan dan itu tergantung penggunaan masing-masing satelit. Singkatnya GPS digunakan untuk menampilkan lokasi alat yang kita gunakan
- GLONASS Global Navigation Satellite System (GLONASS) adalah sistem navigasi satelit yang dioperasikan dan digunakan oleh Rusia. Pada dasarnya GPS dan GLONASS ibarat alat navigasi atau sensor lokasi.
- Satelit Jumlah satelit yang terlihat pada device pengontrol yang jumlahnya menunjukkan berapa satelit yang melakukan kuncian pada drone yang berhubungan dengan system GPS
- Inertial measurement unit (IMU) merupakan komponen utama pada drone yang berfungsi sebagai alat ukur dan memberikan informasi kekuatan medan magnet untuk mengatur posisi drone agar stabil. IMU berisi akselerometer dan giroskop yang merupakan sensor yang biasa digunakan untuk menentukan jenis gerakan dan posisi sudut. Oleh karena itu, informasi yang diperoleh IMU akan memberikan informasi mengenai lokasi drone tersebut.
- Calibrasi compas Kalibrasi kompas merupakan prosedur keselamatan setiap drone yang mempunyai metode tersendiri. Tujuannya adalah untuk mendapatkan posisi yang tepat sehingga drone dapat melacak pergerakan pengendali jarak jauh dan menjalankan perintah secara akurat, seperti perintah pulang ke rumah, dan lain-lain.
- Return to Home (RTH) merupakan fitur pada drone yang memungkinkan drone untuk kembali ke home base atau rumah yang telah ditentukan dari awal.
- Pilot drone adalah sebutan untuk orang yang bertanggungjawab untuk mengendalikan drone dari jarak jauh.
- Safety prosedur Istilah Safety prosedur ini mengacu pada prosedur keselamatan yang harus dipatuhi saat menerbangkan drone.
- First person view (FPV) merupakan fitur yang menampilkan sudut pandang pilot atau first-person perspective. Fitur ini digunakan dengan Google atau kacamata khusus untuk menonton langsung.
- Ready to fly (RTF) adalah posisi ketika sebuah drone sudah siap untuk diterbangkan.
- Electronic speed controller (ESC) adalah alat yang digunakan untuk mengontrol kecepatan drone.
- Flight controller (FC) mengendalikan drone sehingga dapat bergerak sesuai dengan perintah.
- Vision positioning system (VPS) adalah sistem sensor yang memungkinkan pengukuran ketinggian atau posisi drone.
Jenis Drone di Masa Kini
1. Drone Militer
Sejarah menunjukkan, drone pertama kali digunakan untuk keperluan militer sebelum digunakan oleh warga sipil. Drone militer masih digunakan hingga saat ini dan beroperasi untuk keperluan militer untuk memantau suatu wilayah. Jenis drone yang paling populer adalah drone Predator dan Reaper.
2. Photography Drone
Seperti namanya, drone jenis ini banyak digunakan untuk keperluan fotografi dan videografi. Oleh karena itu, tidak mengherankan jika drone fotografi sering kali memiliki kamera beresolusi tinggi dan stabilisator yang baik untuk meminimalkan guncangan pengambilan gambar. Drone jenis ini dirancang untuk melayang dalam posisi stabil.
Biasanya drone jenis ini dilengkapi dengan tombol khusus yang terhubung dengan shutter kamera. Dapat terbang menggunakan Wi-Fi dan banyak digunakan dalam industri film. Ada dua jenis fotografi drone. Tipe yang biasa digunakan oleh masyarakat awam atau profesional seperti DJI Mavic 2 Pro, DJI Inspire 2, Freefly Alta 8 atau DJI Phantom 4 RTK.
3. Drone Pertanian
Drone ini diproduksi oleh salah satu brand drone ternama yaitu DJI, memperkenalkan DJI Agras yang dilengkapi dengan sistem spray untuk menyemprotkan pupuk dan pelet secara masif dan merata. Dengan cara ini, pengguna juga akan dapat menjangkau tempat-tempat yang sulit dijangkau atau bahkan area yang sangat luas dengan lebih mudah. Drone pertanian juga dilengkapi dengan radar digital segala arah untuk melakukan penyemprotan di berbagai kondisi area. Selain itu, drone juga dapat digunakan untuk memetakan dan memantau kondisi fasilitas dengan lebih mudah dan efektif.
4. Drone Industrial
Drone industri adalah pesawat tanpa awak yang digunakan untuk berbagai proyek industri seperti pemetaan, pertambangan, minyak dan gas, pemantauan proyek jalan. Kebanyakan drone industri digunakan untuk proyek-proyek besar dalam skala perusahaan besar. Seperti namanya, sebagian besar drone industri memiliki harga yang cukup mahal.
5. Delivery Drone
Seperti namanya, drone yang digunakan untuk mengantarkan barang tertentu ini awalnya dirancang oleh perusahaan retail online Amazon untuk mengirimkan barang pesanan. Desainnya dirancang untuk memudahkan pengguna dalam menempatkan dan menyimpan barang. Drone ini mampu mengangkut barang dengan berat sekitar 8 hingga 13 kg dalam sekali angkut. Saat ini model transportasi drone banyak digunakan oleh militer untuk membawa logistik ke lokasi yang sulit dijangkau. Begitu pula dengan penyediaan layanan logistik ke daerah-daerah yang terkena bencana alam.
Drone sudah mulai digunakan dalam proyek pemetaan dan survei. Penggunaan drone dapat mengoptimalkan hasil survei dan pemetaan udara dalam satu kali penerbangan. Gambar, topografi, tekstur tanah, dan banyak jenis data lainnya yang sangat detail dapat dihasilkan untuk memberikan informasi dan solusi untuk penyelidikan atau proyek yang sedang berlangsung.