Pengertian, Penyebab dan Dampak Adanya Resesi Ekonomi
Akhir-akhir ini isu resesi tahun 2023 semakin menguat, banyak sektor yang diprediksi akan terkena dampak resesi global. Tahun depan banyak yang memprediksi dunia akan “gelap”, bahkan Presiden Indonesia sudah memberitahu masalah ini.
Tidak hanya negara Indonesia, hampir semua negara di seluruh dunia akan terdampak resesi global. Contoh di Asia yaitu negara Sri Lanka, bangkrut karena negara tidak bisa memenuhi kewajiban membayar hutang. Penyebab utamanya dari pengelolaan ekonomi yang salah dan diperparah dengan pandemi Covid-19.
Apa Itu Resesi?
Resesi adalah sebuah istilah yang digunakan untuk menggambarkan keadaan dimana perputaran ekonomi suatu negara berubah menjadi lambat atau buruk. Perputaran ekonomi yang melambat bisa berlangsung lama, karena terjadi penurunan produk domestik bruto (PDB) selama dua kuartal dan terus berlanjut.
PDB sendiri dapat diartikan sebagai aktivitas ekonomi suatu negara selama satu periode. Jadi, apabila suatu negara mengalami aktivitas ekonomi yang turun secara terus menerus selama dua periode, maka negara tersebut dapat dikatakan resesi.
Resesi bukan terjadi tanpa sebab, ada beberapa hal yang bisa menjadi penyebab munculnya resesi pada setiap negara.
Sedangkan National Bureau of Economic Research (NBER) yang terletak di Amerika Serikat, mengartikan resesi sebagai kondisi dimana negara mengalami penurunan aktivitas ekonomi secara signifikan dalam kurun waktu beberapa bulan dilihat dari PDB riil, penghasilan, tingkat pengangguran, produksi industri, penjualan grosir-ritel.
Ciri-Ciri Resesi Ekonomi
Berikut ini merupakan beberapa ciri resesi ekonomi, yaitu :
1. Pertumbuhan ekonomi yang negatif
Resesi ekonomi dapat terjadi Ketika pertumbuhan ekonomi di suatu negara berlangsung secara negatif hingga pada angka dua kuartal berturut-turut. Kondisi ini umumnya terjadi karena dipengaruhi oleh ketidakstabilan dari investasi, pendapatan nasional, konsumsi, pengeluaran, hingga ekspor-impor. Jika hal tersebut terjadi terus-menerus dalam jangka waktu yang lama, maka resesi akan sulit untuk dihindari.
2. Produksi dan konsumsi yang tidak seimbang
Jika kegiatan produksi berlebih, maka stok sebuah barang akan terus menumpuk. Sementara itu, jumlah konsumsi yang lebih banyak dengan produksi akan berpotensi mendorong impor yang besar-besaran. Kondisi produksi dan konsumsi yang tidak seimbang, maka dapat menyebabkan pengeluaran melambung tinggi dan laba perusahaan di dalam negeri semakin menipis.
3. Menurunnya lapangan kerja
Menurunnya lapangan pekerjaan membuat meningkatnya angka pengangguran dan menunjukkan lemahnya pertumbuhan ekonomi dari suatu negara. Jika hal ini terjadi, maka akan menyebabkan tingkat kriminalitas yang tinggi. Karena semakin banyak perbuatan kriminal negara, maka dapat membuat investor kehilangan kepercayaan untuk menanamkan modal dan pada akhirnya suatu negara berpeluang untuk jatuh ke jurang resesi.
Penyebab Terjadinya Resesi Ekonomi
Ada beragam faktor yang memicu terjadinya resesi pada suatu negara. Faktor-faktor penyebab terjadinya resesi adalah sebagai berikut :
-
Guncangan ekonomi yang mendadak
Pemicu lain resesi adalah guncangan ekonomi secara mendadak. Hal ini ditandai dengan menurunnya daya beli yang disebabkan kesulitan finansial serta masalah serius lainnya seperti tumpukkan hutang.
Hutang yang menumpuk akan mempengaruhi membengkaknya bunga yang perlu dibayarkan dan berujung pada ketidakmampuan untuk melunasinya atau gagal bayar.
Pertumbuhan ekonomi menurun
Efek pandemi membuat pertumbuhan ekonomi di beberapa sektor mengalami penurunan. Salah satu indikasi resesi adalah adanya penurunan pertumbuhan ekonomi selama dua kuartal berturut-turut yang dinilai dari melemahnya Produk Domestik Bruto (PDB) suatu negara.
Beberapa negara memberikan subsidi berupa uang cash untuk membuat ekonomi kembali berputar lagi.
Tingkat inflasi
Inflasi adalah kondisi naiknya harga secara terus menerus, baik itu harga barang maupun jasa. Adanya kenaikan harga ini berimbas pada melemahnya daya beli masyarakat yang nantinya diikuti juga dengan penurunan produksi barang dan jasa.
Jika dibiarkan dalam waktu lama, hal ini akan mengakibatkan tingginya angka pengangguran akibat pemutusan hubungan kerja (PHK) secara masal, kemiskinan, dan terjadi resesi.
Deflasi berlebihan
Seperti halnya inflasi, deflasi juga bisa membawa pengaruh yang buruk dan memicu terjadinya resesi. Deflasi adalah sebuah kondisi dimana harga barang dan jasa turun dari waktu ke waktu yang akhirnya berimbas pada upah yang dibayarkan mengalami penurunan.
Deflasi juga ditandai dengan adanya penundaan pembelian barang atau jasa sampai harga terendah. Hal ini tentunya sangat beresiko bagi pemilik usaha. Sebab, meskipun daya beli masyarakat kemungkinan akan naik, nyatanya pemilik usaha harus menekan biaya produksi yang berujung pada ruginya suatu bisnis.
Jika masyarakat atau unit bisnis berhenti untuk melakukan aktivitas ekonomi seperti membelanjakan uangnya, bukan tidak mungkin kondisi ekonomi yang ada akan rusak.
Tingginya suku bunga
Angka inflasi yang tinggi membuat bank sentral menaikkan suku bunga. Masalahnya daya beli masyarakat mengalami penurunan sehingga mempercepat terjadinya resesi ekonomi.
Perkembangan teknologi
Resesi adalah kemerosotan ekonomi yang tidak hanya disebabkan dari aktivitas ekonomi itu sendiri. Perkembangan teknologi turut menjadi faktor adanya resesi.
Hal ini bisa terjadi karena adanya penurunan lapangan pekerjaan yang banyak digantikan oleh teknologi terkemuka seperti Artificial Intelligence (AI) dan robot. Alhasil, lapangan pekerjaan akan menurun drastis dan membuat angka pengangguran meningkat.
Tingginya tingkat pengangguran
Tingginya angka pengangguran suatu negara bisa mengindikasikan negara tersebut mengalami resesi. Sebab, tenaga kerja memiliki peran penting dalam perputaran perekonomian suatu negara.
Apabila angka pengangguran meningkat secara terus menerus, hal ini akan mengakibatkan terjadinya tingkat kriminalitas yang ikut naik.
Secara garis besar, resesi adalah situasi yang muncul karena berbagai faktor. Misalnya krisis keuangan, salah mengambil keputusan perekonomian, adanya disrupsi rantai pasokan, disrupsi perdagangan eksternal, pecahnya gelembung ekonomi, sampai dengan faktor yang ada di luar kuasa manusia seperti bencana alam ataupun pandemi.
Dampak Adanya Resesi Ekonomi
Dampak resesi adalah akibat yang muncul dan mempengaruhi beberapa pihak antara membawa dampak pada pemerintahan, perusahaan, dan para pekerja.
1. Dampak resesi ekonomi terhadap pemerintahan
Resesi ekonomi membawa dampak yang cukup berat bagi pemerintah. Saat kondisi ini terjadi tentunya angka pengangguran akan meningkat dan pemerintah dituntut untuk membuka lapangan kerja sebanyak-banyaknya. Alhasil, pinjaman pada bank asing kian meroket.
Adanya resesi juga membuat pendapatan pajak dan non pajak menjadi rendah. Ini dikarenakan kondisi finansial masyarakat yang memburuk dan harga properti yang ikut turun. Sehingga, jumlah PPN (Pajak Pertambahan Nilai) yang masuk ke kas negara menjadi lebih sedikit.
Di sisi lain, pemerintah juga terus didorong untuk melakukan pembangunan di sektor pemerintahan. Salah satunya yaitu menjamin kesejahteraan masyarakat. Dengan adanya semua tuntutan yang ada serta menurunnya pemasukan pendapatan pajak, membuat negara mengalami defisit anggaran dan utang pemerintah menjadi lebih tinggi.
2. Dampak resesi ekonomi terhadap perusahaan
Resesi adalah kondisi perekonomian yang mampu membuat perusahaan jatuh bangkrut. Hal Ini diakibatkan menurunnya daya beli masyarakat yang berimbas pada penurunan pendapatan perusahaan dan mengancam arus kas.
Pada akhirnya, perusahaan akan memangkas biaya operasional dan menutup area bisnis yang kurang menguntungkan, sampai dengan mengambil keputusan berat untuk melakukan efisiensi pegawai (PHK).
3. Dampak resesi ekonomi terhadap para pekerja
Adanya dampak resesi adalah dampak yang tidak hanya dirasakan oleh pemerintah dan perusahaan, akan tetapi para pekerja turut terkena imbasnya.
Area bisnis yang ditutup serta efisiensi pegawai yang dilakukan untuk menekan biaya operasional membuat banyak orang kehilangan pekerjaan akibat adanya PHK. Pekerja yang tidak terkena PHK pun ikut dirugikan dengan pemotongan upah yang didapat.
Hal ini menjadi pendorong adanya ketidakstabilan sosial, kesenjangan yang semakin menjamur dimana-mana, dan tingkat kriminalitas yang tinggi.
Cara Pencegahan Resesi
Resesi adalah keadaan yang cukup mengancam banyak sektor. Namun, bukan berarti resesi ekonomi tidak dapat dicegah. Berikut ini cara pencegahan resesi :
-
Belanja besar-besaran oleh pemerintah
Belanja secara besar-besaran harus dilakukan pemerintah, hal ini merupakan langkah pertama dalam mengantisipasi adanya resesi. Karena nantinya permintaan dalam negeri akan meningkat dan membuat aktivitas usaha berjalan, hal ini membuat guncangan ekonomi karena efek domino akibat kondisi tertentu bisa dicegah dengan sangat baik.
-
Bantuan UMKM
Sektor ini menjadi pihak paling terdampak, seperti salah satunya saat pandemi Covid-19 melanda dunia. Berbagai program bantuan agar UMKM tetap hidup harus dilakukan pemerintah, semata-mata agar kegiatan ekonomi yang dilakukan di sektor ini tidak terhenti atau bahkan mati karena tergerus kondisi.
Dengan menyalurkan bantuan terhadap UMKM berupa UMKM produktif dan kredit bunga rendah, diharapkan roda perputaran ekonomi dapat berjalan dengan baik.
-
Menarik kepercayaan investor
Selain kedua hal di atas, cara pencegahan resesi adalah dengan membuat kebijakan yang efektif dan diharapkan mampu menarik para investor untuk menanamkan modalnya di Indonesia. Sehingga, nantinya bisa tercipta perputaran ekonomi yang lebih baik lagi.