(0275) 2974 127
Berarti ilmu kognitif (dalam bahasa Indonesia), cognitive science secara umum adalah studi tentang bagaimana pikiran bekerja, berfungsi, dan berperilaku.
Menurut sumber simpulan yang mengutip dari Situs Stanford, cognitive science merupakan studi interdisipliner tentang pikiran dan kecerdasan, yang mencakup filsafat, psikologi, kecerdasan buatan, ilmu saraf, linguistik, dan antropologi.
Asal intelektualnya dari ilmu kognitif ini adalah pada pertengahan tahun 1950-an (akan dibahas lebih lanjut dalam subbagian sejarahnya) ketika para peneliti di beberapa bidang mulai mengembangkan teori pikiran berdasarkan representasi kompleks dan prosedur komputasi.
Seperti yang sudah dilihat di atas, istilah ini lebih dikenal dengan sebutan cognitive science, khususnya jika berbicara terkait bidang Artificial Intelligence (AI).
Ilmu kognitif adalah studi interdisipliner tentang pikiran dan sifat kecerdasan. Ilmuwan kognitif (cognitive researcher) pada umumnya berasal dari berbagai latar belakang berbeda termasuk antropologi, biologi, ilmu komputer, pendidikan, filsafat, psikologi, matematika, ilmu saraf, dan lain-lain.
Para pakar, ahli, (sarjana, magister dan doktor) di bidang ini berbagi tujuan bersama untuk memahami kognisi dengan lebih baik. Sebagai bidang studi ilmiah, ilmu kognitif membutuhkan penerapan beberapa disiplin ilmu yang ada seperti filsafat, ilmu saraf, atau kecerdasan buatan untuk memahami bagaimana otak membuat keputusan atau melakukan tugasnya.
Ilmu jenis berusaha memahami kecerdasan dan perilaku yang dapat membantu manusia dalam banyak hal seperti mengembangkan program pendidikan atau membangun perangkat yang lebih cerdas.
Untuk lebih mengerti dalam membahas pengertian dari cognitive science, tentunya juga harus mengetahui paling tidak sedikit hal terkait sejarah awal nya.
Sejak awal-awal dimulainya, manusia telah mencoba memahami pikirannya sendiri. Beberapa penulis paling awal berbicara tentang keajaiban pemikiran dan kebodohan, serta kebijaksanaan yang mampu dilakukan umat manusia, di mana itu seringkali dalam ukuran yang sama.
Seorang pakar atau ahli bernama Aristoteles, yang merupakan salah satu filsuf Yunani awal juga berbicara tentang otak dan banyak fungsinya dan khususnya, pengetahuan manusia (human wisdom).
Namun, baru pada tahun 1800-an, ilmu psikologi benar-benar mulai berkembang dan khususnya bidang psikologi eksperimental.
Pada saat inilah para ilmuwan mengadopsi teori behaviorisme, yang maksudnya adalah gagasan bahwa perilaku tertentu diprogram dan akan terjadi sebagai reaksi biologis terhadap rangsangan.
Pada tahun 1879, pakar atau ahli lainnya yang bernama Wilhelm Wundt mendirikan laboratorium psikologinya. Beberapa saat kemudian, pakar lainnya yang bernama Sigmund Freud melakukan serangkaian studi kasus untuk mendukung teori dan idenya.
Pada 1950-an, Revolusi Kognitif dimulai ketika sejumlah peneliti dari berbagai bidang mulai mengembangkan teori berbasis pikiran berdasarkan prosedur komputasi dan representasi kompleks (Miller, Broadbent, Chomsky, Newell, Shaw, Simon).
Lalu, di tahun 1960-an, psikologi kognitif menjadi dominan (Tulving, Sperling), dan sejak tahun 1970-an, lebih dari 60 (enam puluh) universitas di Eropa dan Amerika Utara telah mendirikan program ilmu kognitif sampai sekarang di tahun 2021-2022 ini juga sudah merambah ke dunia IT (Information Technology).
Agar lebih memahami maksud dari istilah cognitive science, maka kita juga harus mengetahui apa tujuan digunakan dan diterapkannya ilmu kognitif.
Ilmu kognitif pada dasarnya bertujuan untuk memahami prinsip-prinsip proses dasar kognisi, sering kali mencerminkan lingkungan informasi sederhana di mana otak beradaptasi. Sebagai manusia, meskipun otak diadaptasi untuk lingkungan yang sederhana, hidup di era di mana memiliki akses ke lebih banyak informasi dan dikelilingi oleh banyak gangguan yang bersaing untuk mendapatkan perhatian. Perhatian terkait ini telah mendefinisikan ulang pertanyaan kritis dalam ilmu kognitif. Karya cognitive science juga harus diterjemahkan ke dalam lingkungan yang ada saat ini.
Cognition (kognisi) yang terbagi dan bagaimana ilmu kognitif dapat membantu kita memahami apa yang salah ditawarkan, dengan pandangan ke masa depan untuk memeriksa bagaimana teknologi yang mendasari ekonomi perhatian dapat membantu meningkatkan fungsi kognitif.
Dalam membahas mengenai pengertian cognitive science, dalam subbagian ini juga akan menjelaskan beberapa jenis macam teori terkait serta metode yang ada dalam ilmu kognitif.
Ada banyak teori cognitive science yang mewakili bagaimana pikiran bekerja, yakni sebagai berikut :
Semua teori ini tentunya juga memiliki pola penjelasan masing-masingnya. Sebagai contoh misalnya, dalam hal konsep, orang memiliki seperangkat konsep yang membentuk hierarki bagian dan jenis serta asosiasi lainnya.
Kemudian, terkait metode yang ada di dalam cognitive science, perlu kalian ketahui bahwa para lmuwan kognitif saat ini akan sering terlibat dalam pemodelan komputasi (computing modelling) dan teori dalam pencarian mereka untuk memahami pikiran dan kecerdasan.
Ini biasanya akan melibatkan eksperimen dengan subyek manusia yang bersedia.
Sebagai contoh misalnya, mahasiswa akan sering mengambil bagian dalam eksperimen laboratorium yang melibatkan berbagai jenis pemikiran yang dipelajari di bawah kondisi yang terkendali.
Eksperimen ini sering melibatkan penalaran deduktif di mana subjek perlu membentuk dan menerapkan ide ke berbagai masalah yang berbeda. Adapun untuk salah satu eksperimen kognitif yang terkenal dikenal sebagai tes Stroop, di mana pesertanya diperlihatkan kata-kata di layar dalam berbagai warna berbeda dan mengatakan apa warna kata tersebut.
Masalahnya adalah tes cognitive science ini dirancang untuk membingungkan otak, sehingga kata “merah” sebenarnya ditampilkan dalam font berwarna kuning. Tes ini dirancang untuk mengukur pemikiran logis dan juga menilai seberapa cepat otak mengalami stres ketika mendapat jawaban yang salah.
Pelatihan dalam ilmu kognitif mempersiapkan siswa, mahasiswa atau murid dengan sangat baik untuk karir di bidang akademis dan penelitian serta berbagai bidang utama lainnya di abad kedua puluh satu, termasuk seperti pemrograman komputer, telekomunikasi, pemrosesan informasi, analisis medis, pengambilan data, interaksi manusia-komputer, dan pendidikan.
Memang, pada tingkat yang paling dasar, ilmu kognitif mencari pemahaman yang lebih baik tentang pikiran, proses dan alat pengajaran dan pembelajaran, kemampuan mental, dan pengembangan perangkat cerdas yang dapat meningkatkan kemampuan manusia dengan cara yang konstruktif.
Di bawah ini adalah beberapa contoh karir bidang studi kognitif atau cognitive science yang perlu diketahui :
Pengertian Jaringan Komputer dan Topologi Jaringan Artikel ini akan menjelaskan apa itu jaringan komputer dan…
Jika Anda berkecimpung dalam dunia digital marketing, Anda mungkin sudah familiar dengan Google Analytics. Marketer…
Memahami Apa Itu Deface Website Sangat berbahaya jika tidak segera diperbaiki, karena dampak jangka panjang…
Perbedaan Windows dan Linux di Cloud VPS Salah satu kebingungan umum yang muncul setelah membeli…
Forum telah menjadi bagian penting dari “peradaban” dunia maya. Anda dapat berargumen bahwa forum adalah…
Beberapa Web Proxy Gratis yang Wajib Dicoba Saat ini siapapun bisa mengakses internet dari mana…