PERKEMBANGAN MOBILE GAME DAN KEUNTUNGAN MENJADI GAMERS
Mobile Game : Sekarang Lebih dari Sekedar Bermain Game
Pasti sebagian dari Anda yang membaca artikel ini pernah bermain game seluler di ponsel Anda. Keberadaan game di perangkat mobile awalnya hanya sekedar media hiburan untuk “membakar” waktu. Namun siapa yang menyangka bahwa permainan yang dulunya hampir tidak ada lagi di ponsel, kini berkembang begitu pesat hingga menjadi olahraga dan e-sports? Dari Tetris Blocks hingga Ball Boom PUBG
Game Legendaris Juga Hadir Diperangkat Seluler
Dengan jutaan orang yang menggunakan ponsel pada saat itu, Nokia tampaknya memimpin dalam pengembangan game seluler yang digabungkan dengan perangkat seluler. Anggap saja yang paling terkenal adalah ponsel gaming pertama bernama N-Gage yang bentuknya menyerupai joystick. Baru setelah diperkenalkannya ponsel dengan sistem operasi Android, perkembangan game seluler semakin cepat.
Game Seluler dengan Kemampuan Multiplayer
Tumbuh di Asia, Kemudian Menjelajah Dunia
Asia bisa dibilang sebagai New Mecca bagi perkembangan global game. Bukan hanya karena kasus para developer game Asia yang akhir-akhir ini memenangkan persaingan pasar game global. Tapi juga karena Asia adalah tanah peruntungan bagi pasar mobile game. Kemudian bukan juga karena Asia mempunyai jumlah penduduk yang paling banyak di dunia. Tetapi karena warga Asia dikenal loyal dan mempunyai jumlah pemain mobile game yang lebih besar dibandingkan ditempat lain pada bumi ini. Dan apabila dikerucutkan, Asia Timur dan Asia Tenggara merupakan lokasi yang mempunyai konsentrasi para pemain mobile game menggunakan taraf loyalitas yang relatif tinggi. Tak heran memang, para developer mobile game lalu memicingkan mata pada beberapa nama pada Asia Tenggara, contohnya Indonesia dan Filipina. Dua negara ini kini mempunyai jumlah pemain mobile game paling besar dan sasaran pasar potensial untuk mengeruk keuntungan. Dan ditahun 2021 diprediksi bahwa jumlah pemain mobile pada Asia Tenggara akan sebanyak 250 juta pemain!
Potensi kemenangan ini terlihat semakin menggiurkan setelah para pemain Asia Tenggara mulai menunjukkan perubahan perilaku. Kalau dulu para gamer di Asia Tenggara hanya ingin memainkan game yang diunduh, kini mereka rela membayar untuk fitur-fitur premium yang sebenarnya dibutuhkan pengembang. Buktinya, Filipina saat ini menjadi pasar terbesar ketiga untuk transaksi yang diproses melalui Google Play. Perkembangan ini juga didukung oleh kolaborasi antara Google Play dan berbagai pihak ketiga yang menawarkan jenis pembayaran berbeda. Mengingat jumlah penduduk di Asia Tenggara yang menggunakan kartu kredit sebagai alat pembayaran tidak sebanyak jumlah penduduk di wilayah lain di benua ini. Kemudahan ini semakin mendorong pembelian para pemain game mobile. Ada banyak situs voucher game yang menawarkan top-up game. Salah satunya adalah voucher game dan top up game Garuda Voucher
Berapa Penghasilan Gamers ?
- Manfaat Industri Mobile Game
Keistimewaan bagi game seluler dan acara esports tampaknya lebih dari sekadar keuntungan bagi pengembang game, penyelenggara acara, atau produk teknologi terkait. Namun para pemain esports juga merupakan jantung dari industri ini. Bagi anak-anak zaman sekarang, menjadi seorang gamer profesional bahkan merupakan sebuah impian baru. Esports tidak hanya menjanjikan keuntungan bagi pemain yang menang dalam kompetisi. Namun, selain pendapatan yang mereka peroleh dari kompetisi, mereka biasanya mendukung atau mengoperasikan saluran khusus di YouTube, yang tentu saja merupakan sumber pendapatan lain. Sama halnya dengan Jess No Limit, salah satu pemain e-sports Indonesia yang juga dikenal sebagai video blogger, pria bernama asli Tobias Justin ini merupakan salah satu pemain game online ternama di Indonesia. Jess No Limit merupakan YouTuber dengan subscriber hingga 4 juta yang menyajikan konten seputar mobile gaming. Pria ini secara konsisten membuat 371 video vlog. Penghasilannya dari YouTube saja diperkirakan mencapai 3,5 miliar.
- Formulir Pekerjaan Baru yang Menjanjikan