Troubleshooting : Pengertian, Jenis dan Cara Kerjanya
Pernahkah anda mengalami kendala pada jaringan, software, hardware, atau komponen lainnya yang berkaitan dengan komputer? Hal ini memang cukup merepotkan dan bisa mengganggu produktivitas kerja. Dari sekian banyaknya alternatif, troubleshooting adalah salah satu pendekatan yang bisa anda lakukan untuk memecahkan masalah.
Troubleshooting memiliki jenis dan metode bervariasi tergantung sumber masalahnya. Troubleshooting akan mengidentifikasi, mengevaluasi, hingga me-review sumber error pada perangkat komputer. Oleh sebab itu, aktivitas ini sebaiknya tidak dilakukan secara sembarangan.
Pengertian Troubleshooting
Melansir TechTarget, troubleshooting adalah sebuah pendekatan sistematis yang dilakukan untuk menemukan dan memecahkan masalah. Kendala atau masalah yang dimaksud biasanya bersifat kompleks, misalnya error pada perangkat komputer, jaringan, sistem perangkat lunak, dan lain sebagainya. Aktivitas troubleshooting bertujuan untuk memastikan bahwa sistem bisa beroperasi kembali dengan normal.
Ketika melakukan troubleshooting, seorang teknisi komputer biasanya akan menerapkan pendekatan isolasi masalah. Pendekatan dilakukan dengan cara mengumpulkan informasi terkait kendala yang terjadi. Sebut saja seperti berkurangnya fungsionalitas suatu komponen atau terdapat perilaku yang tidak diinginkan.
Berdasarkan informasi yang telah dikumpulkan, teknisi akan menghilangkan atau mengeliminasi sejumlah komponen yang dicurigai menjadi penyebab error. Tujuannya yaitu untuk memastikan apakah kendala masih tetap ada atau sudah hilang. Selain itu, langkah ini juga berguna sebagai identifikasi masalah ketidakcocokkan komponen.
Metodologi troubleshooting pada dasarnya yaitu mencari penyebab masalah secara umum dan mengisolasinya sehingga dapat diperiksa. Dengan begitu, teknisi dapat mendiagnosis masalah dan menerapkan solusi yang jelas.
Jenis Troubleshooting
Secara teknis, ada dua jenis troubleshooting yang perlu anda ketahui yaitu forward dan backward. Berikut ini penjelasannya :
1. Troubleshooting forward
Sesuai namanya, troubleshooting forward merupakan teknik yang dilakukan untuk mendeteksi masalah sejak awal perakitan komputer. Troubleshooting jenis ini biasanya digunakan oleh orang yang sudah terbiasa merakit komputer. Pemeriksaan dilakukan sebelum komputer dinyalakan atau diberi aliran listrik. Misalnya, pemeriksaan power supply dan power socket, pemasangan RAM, dan sebagainya.
2. Troubleshooting backward
Troubleshooting backward merupakan teknik yang dilakukan untuk mendeteksi masalah pada komputer setelah dinyalakan. Teknik ini banyak digunakan karena memang kendala lebih sering muncul setelah perangkat dihidupkan. Misalnya, floppy disk tidak terbaca, tombol CPU tidak berfungsi, dan lain-lain.
Adapun jenis-jenis troubleshooting berdasarkan penyebab masalahnya. Diantaranya yaitu sebagai berikut :
- Kebiasaan penggunaan yang buruk
Kebiasaan buruk pengguna bisa menurunkan performa dan kinerja perangkat. Contohnya seperti membuka banyak aplikasi bersamaan atau menggunakan perangkat secara overclock. Upaya troubleshooting untuk mengatasi hal ini adalah melakukan restart atau mendiamkan komputer dalam keadaan mati selama 10 sampai 20 menit.
- Faktor desain kurang baik
Selaku pengguna, anda tentu merasa kurang nyaman jika komputer yang digunakan didesain kurang baik. Misalnya penempatan port tidak biasa dan asal-asalan, dimana hal ini berpotensi menyebabkan kesalahan pemasangan kabel dan USB. Kesalahan memasukkan port akan terdeteksi oleh komputer dan memunculkan sebuah peringatan berupa dialog box.
- Kesalahan tidak disengaja
Pengguna mungkin saja melakukan kesalahan secara tidak sengaja yang mempengaruhi kinerja sistem. Misalnya menekan banyak tombol keyboard bersamaan sehingga kursor tidak bisa bergerak. Upaya troubleshooting atas masalah ini yaitu dengan melakukan restart.
- Kualitas sistem kurang baik
Kendala juga bisa terjadi akibat dari buruknya kualitas sistem itu sendiri. Setiap produk memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing, sehingga masalah yang terjadi pun bervariasi tergantung sistemnya. Untuk memecahkan masalah sebaiknya ikuti buku panduan manual bawaan dari brand bersangkutan.
Cara Kerja Troubleshooting
Cara kerja troubleshooting yang pertama adalah mengumpulkan semua informasi terkait masalah. Informasi tersebut bisa berisi tentang hilangnya kemampuan komponen tertentu atau terjadi perubahan yang tidak diinginkan. Langkah ini bertujuan untuk mengidentifikasi kendala sekaligus memahami bagaimana cara mengatasinya.
Mendeskripsikan masalah secara komprehensif akan membantu troubleshooter menemukan akar permasalahan. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan, sebut saja seperti gejala, waktu, komponen, dan kondisi ketika terjadi error. Hal ini akan mengungkap komponen mana saja yang masih aman dan mengalami kendala.
Di tahap ini, troubleshooter pada umumnya menggunakan pendekatan split-half atau mengisolasi masalah melalui proses eliminasi. Cara ini sangat efektif digunakan terutama jika perangkat memiliki sistem dengan sejumlah bagian secara seri. Setiap bagian akan dites satu per satu hingga sumber masalah ditemukan.
Setelah akar masalah sudah ditemukan, selanjutnya yaitu membuat dan mengembangkan rencana untuk mengatasi masalah tersebut. Hipotesis-hipotesis atau rencana yang dibuat kemudian diuji hingga solusi teridentifikasi. Jika semuanya gagal, troubleshooting harus dilakukan ulang dari tahap sebelumnya.
Ketika sebuah masalah berhasil dipahami dan diidentifikasi, tahap selanjutnya yakni mengimplementasikan solusi. Di tahap ini, troubleshooter harus memperbaiki, menyesuaikan, atau bahkan mengganti komponen penyebab masalah. Pengujian ulang pun diperlukan guna memastikan bahwa kendala benar-benar telah diperbaiki.
Terkadang, sebuah solusi malah menimbulkan masalah baru pada komponen lain. Analisa hasil troubleshooting merupakan bentuk antisipasi terhadap potensi terjadinya masalah baru. Oleh sebab itu, troubleshooter harus memantau dan memastikan perubahan yang dibuat tidak mempengaruhi kinerja sistem atau komponen terhubung lainnya.
Mendokumentasikan proses troubleshooting adalah langkah terakhir yang dapat diambil. Meskipun secara teknis tidak ada kaitannya dengan proses perbaikan, namun hal ini akan membantu troubleshooter lain bilamana mendapati kendala serupa.
- “
4. Adanya serangan pengguna netcut
Netcut adalah software pemotong pada koneksi internet pada saat terkoneksi dalam jaringan umum, misalnya seperti jaringan hotspot. Jadi koneksi anda bisa terputus sewaktu-waktu, penyebabnya dari aplikasi netcut yang digunakan oleh pengguna lain.
Untuk mengatasi hal ini anda bisa ganti IP anda dan gunakan software pelindung, misalnya seperti anti netcut maupun anti ARP. Dengan cara ini maka penyebab dari wi-fi komputer tidak terkoneksi bisa anda atasi dengan baik.