Mengenal Apa itu Backdoor, Cara Kerja, dan Cara Hacker Memasang Backdoor
Dalam lingkungan bisnis digital saat ini,perusahaan perlu melakukan segala yang mereka bisa untuk mencegah cybercrime yang dapat terjadi pada sistem bisnis mereka. Salah satunya adalah serangan backdoor.
Banyak orang memahami bahwa backdoor adalah portal tersembunyi pada sistem induk sehingga sistem induk tersebut dapat dengan mudah diserang oleh malware. Hal ini sesuai dengan fakta bahwa serangan dan kejahatan internet dapat datang dari hampir semua arah.
Hal tersebut tentu dapat menyulitkan pengelola website dan sistem untuk memastikan bahwa semua sisi keamanan program sudah terlindungi. Namun, backdoor juga bisa merupakan perangkat yang dipasang dengan niat baik.
Perangkat tersebut dapat dimanfaatkan oleh produsen perangkat lunak atau perangkat keras untuk mendapatkan akses ke teknologi mereka karena berbagai alasan. Jadi, apa sebenarnya backdoor itu?
Nah, pada artikel ini, Hosteko akan menjelaskan apa itu serangan backdoor, apa bahayanya, dan bagaimana cara melindungi sistem, perangkat, atau jaringan kamu.
Apa itu Backdoor?
Secara umum, serangan backdoor adalah jenis malware yang memungkinkan hacker mendapatkan akses ke sistem induk tanpa melewati persyaratan keamanan dan otentikasi jaringan.
Dengan kata lain, backdoor adalah sistem yang menciptakan “pintu masuk” alternatif ke perangkat, jaringan, atau perangkat lunak, yang memungkinkan hacker mengakses resource, seperti database atau server file dari jarak jauh.
Setelah backdoors terpasang di jaringan, biasanya hacker bisa langsung memata-matai sistem dan menyebarkan malware di seluruh jaringan tanpa terdeteksi.
Tidak seperti beberapa serangan cyber (misalnya ransomware atau phishing) yang cara kerjanya terdeteksi, backdoor dapat berupa perangkat lunak lain (kamuflase), seperti file converter, pembaruan software, atau suggested download.
Awalnya, backdoor tidak dipasang untuk tujuan jahat. Backdoor non-kriminal berguna untuk membantu pemilik sistem yang tidak dapat mengakses perangkat mereka karena adanya bug atau crash.
Cara Kerja Backdoor
Secara umum, backdoor adalah malware yang diklasifikasikan sebagai Trojan. Trojan adalah program komputer berbahaya yang berpura-pura menjadi program untuk menyebarkan malware, mencuri data, atau membuka “pintu belakang” dalam sistem.
Misalnya, penjahat cybercrime (dengan asumsi mereka adalah peretas) menyembunyikan malware backdoor di dalam file converter gratis. Namun, converter itu tidak berfungsi dengan benar. Selama proses pengunduhan converter, sistem downloader hacker dirancang khusus untuk membuka backdoor pada sistem target.
Dalam contoh lain, hacker menyembunyikan malware backdoor di tools software Adobe bajakan. Setelah mereka berhasil menyusup ke sistem melalui backdoor, merka akan beralih menggunakan rootki.
Rootkit adalah paket malware yang dirancang untuk menghindari deteksi dan menyembunyikan aktivitas internet (dari pemilik sistem target dan sistem operasi). Rootkit memberi hacker akses permanen ke sistem yang terinfeksi. Seolah-olah rootkit adalah sebuah “penahan pintu” yang membuat backdoor menjadi celah keamanan yang selalu terbuka.
Cara Hacker Memasang Backdoor
Backdoor tidak hanya memberikan akses rahasia kepada hacker, namun juga berbagai strategi penyusupan yang mudah. Berikut ini adalah teknik penyusupan yang digunakan hacker untuk mendapatkan akses ke perangkat dan sistem melalui backdoor.
-
Port Binding
Teknologi ini digunakan sebelum firewall banyak digunakan dalam sistem keamanan jaringan komputer. Port binding melibatkan konfigurasi informasi spesifik yang menunjukkan di mana dan bagaimana pesan dikirim dan disampaikan dalam jaringan.
-
Connect-back
Bahkan setelah firewall dipasang di banyak jaringan, hacker tidak kehabisan akal dengan beralih menggunakan teknologi connect-back. Fungsi teknik ini dalam mengeksekusi backdoor adalah untuk menghubungkan sistem target dengan sistem server milik hacker.
Connect-back juga memungkinkan koneksi balik dari server ke platform korban melalui port yang tidak dilindungi oleh firewall.
-
Connect Availability Use
Teknik ini menggunakan beberapa sampel malware untuk menyusup ke jaringan tanpa terdeteksi dalam jangka waktu yang lama. Teknik ini meningkatkan peluang bagi hacker untuk mencuri data penting dan sensitif dari pemilik sistem target.
Malware pertama, yaitu “first-line backdoor” berfungsi sebagai platform untuk mengunduh sampel kedua, yang disebut “second-line backdoor” yang melakukan pencurian informasi sebenarnya.
-
Legitimate Platform Abuse
Menurut berbagai sumber, semakin banyak hacker yang menggunakan teknik ini karena mereka harus berusaha lebih keras untuk menghindari sistem keamanan yang semakin canggih. Peretas menerapkan teknik ini dengan mengeksploitasi platform yang valid, seperti blog dan menggunakannya sebagai penyimpanan data server.
Beberapa Hal yang Bisa Dilakukan Hacker dengan Backdoor
Adanya perkembangan berbagai metode pemasangan backdoor oleh hacker, backdoor menjadi sebuah metode yang semakin canggih, namun juga semakin rumit untuk dieksekusi. Hanya saja, backdoor masih melibatkan upaya untuk membobol perangkat, firewall, dan jaringan keamanan serupa.
Jika sistem backdoor terpasang pada sistem atau jaringan target, hacker dapat melakukan berbagai tindakan jahat, seperti:
-
Ransomware
Ransomware adalah jenis malware yang bertujuan untuk mengenkripsi file sekaligus mengunci komputer target. Ransomware menginfeksi perangkat dan mencegah pemilik sistem mengakses file pribadi kecuali jika mereka membayar sejumlah biaya. Biasanya mereka harus membayar dalam bentuk Bitcoin.
-
DDoS Attack
DDos atau Distributed Denial of Service adalah upaya jahat untuk mengganggu dan membuat website atau layanan online tidak dapat merespons permintaan website yang sebenarnya.
Cara kerja DDoS dalam jaringan yang disebabkan oleh backdoor adalah meningkatkan traffic website dalam jumlah besar sehingga server website down dan tidak dapat digunakan. Traffic website dapat terganggu karena permintaan koneksi, paket palsu, dan pesan masuk yang terjadi secara terus menerus dalam jangka panjang.
-
Spyware
Spyware adalah malware yang memantau dan menyusup ke suatu sistem atau perangkat. Spyware juga mengumpulkan hampir semua jenis data, termasuk informasi pribadi, seperti informasi rekening bank dan kredit, kebiasaan browsing internet, serta nama pengguna dan kata sandi untuk akun penting.
-
Crypto-jacking
Jenis kejahatan lain yang dapat membahayakan sistem karena backdoor adalah cryptojacking. Jenis cybercrime ini bersembunyi di komputer atau ponsel kamu dan secara diam-diam menggunakan sumber dayanya untuk menambang mata uang online dan mata uang kripto, seperti Bitcoin.
Cara Mencegah Backdoor
Dari penjelasan di atas, tentu kamu sudah mengetahui bahwa backdoor merupakan malware yang berbahaya karena didesain sulit atau tidak mungkin dideteksi dalam jangka waktu yang lama.
Meski begitu, ada beberapa langkah sederhana yang dapat kamu ambil untuk melindungi perangkat dan sistem kamu dari serangan backdoor. Berikut ini adalah beberapa langkah sederhana yang dapat kamu lakukan.
-
Gunakan Antivirus
Sofware antivirus yang canggih dapat membantu mendeteksi dan mencegah berbagai jenis malware, seperti trojan, crypto hackers, spyware, dan rootkit, yang sering digunakan hacker untuk menyebarkan serangan backdoor.
Antivirus yang baik mencakup alat dan fitur, seperti monitoring Wi-Fi, firewall canggih, perlindung web, dan pemantauan privasi mikrofon dan webcam untuk menjaga keamanan aktivitas online kamu.
Dengan menggunakan antivirus terbaik, kamu dapat dengan mudah mendeteksi dan menutup akses backdoor sebelum ia dapat menginfeksi sistem atau perangkat kamu.
-
Berhati-hati dalam Download File atau Software
Saat mengunduh software, file, atau aplikasi, pastikan tersedia permintaan izin untuk menginstal aplikasi gratis. Ini adalah tindakan pencegahan terhadap PUA (Potentially Unwanted Application) atau software, file, dan aplikasi gratis yang berisi malware yang terlihat aman namun sebenarnya ilegal, termasuk backdoor.
Oleh karena itu, tindakan pencegahan termudah untuk menghindari backdoor adalah dengan mempertimbangkan pemasangan sofware keamanan online dengan alat pendeteksi malware real-time.
Selain itu, selalu unduh sofware, file, dan aplikasi dari website resmi dan jangan pernah mengklik situs download third-party untuk aplikasi apapun.
-
Manfaatkan Firewalls
Sebagian besar software antivirus dilengkapi dengan firewall yang dapat melindungi dari backdoor dan serangan lainnya. Firewall dirancang untuk memantau semua traffic masuk dan keluar di jaringan sehingga perangkat atau sistem dapat menyaring kejahatan cybercrime.
Misalnya, firewall dapat mendeteksi ketika pengguna lain mencoba mengakses jaringan atau perangkat kamu. Dengan cara ini, firewall secara otomatis mencegah pengguna lain memasuki sistem kamu.
Firewall juga dapat dikonfigurasi untuk memblokir aplikasi apapun pada perangkat kamu yang mencoba mengirimkan data sensitif dan pribadi kamu ke lokasi jaringan yang tidak dikenal.
-
Gunakan Password Manager
Password manager memungkinkan kamu membuat dan menyimpan data login semua akun kamu sehingga kamu dapat masuk ke sistem secara otomatis. Password manager menggunakan kata sandi utama untuk mengenkripsi database kata sandi kamu.
Oleh karena itu, kamu tidak perlu memasukkan kata sandi, alamat email, atau nama pengguna setiap kali kamu login. Dengan demikian, strategi pencegahan backdoor yang efektif adalah dengan menyimpan kata sandi di password manager dan membuat kata sandi utama (master password).
-
Selalu Perbarui Sistem Keamanan
Hacker selalu mengeksploitasi kelemahan perangkat lunak yang disebabkan oleh kurangnya aktivitas pembaruan. Untungnya, para software developer sering kali merilis pembaruan fitur untuk mengatasi kerentanan perangkat lunak, serta pengaturan pembaruan otomatis dan pemberitahuan pembaruan rutin.
Oleh karena itu, aktifkan fitur auto-update karena penting untuk selalu memperbarui sistem operasi kamu.
-
Manfaatkan Multi-Factor Authentications (MFA)
Multi-Factor Authentications (MFA) dimaksudkan untuk meningkatkan keamanan perangkat atau sistem dengan mencegah upaya tidak sah untuk mengakses resource. MFA mengharuskan kamu untuk mengkonfirmasi identitas dengan lebih dari satu cara saat mengakses aplikasi, website, atau software.
MFA menggunakan tiga elemen penting untuk membuktikan identitas kamu sebagai pemilik resmi, yaitu kata sandi atau PIN, sidik jari, dan bahkan suara kamu. Misalnya, saat kamu masuk ke akun menggunakan kata sandi, kamu akan menerima pemberitahuan di ponsel yang meminta kamu untuk menyetujui permintaan tersebut.
Nah, itulah apa yang dimaksud dengan backdoor, cara kerja, hingga cara mencegahnya. Semoga bermanfaat!