Flutter merupakan salah satu framework yang bisa dipakai untuk membangun aplikasi mobile multiplatform. Kehadiran Flutter lintas platform ini banyak dipakai oleh para developer. Banyak pula perusahaan besar yang sudah memakai Flutter dalam pengembangan mobile app mereka, antara lain BMW, Ebay, Alibaba, dan masih banyak lagi.
Apa itu Flutter?
Flutter merupakan suatu framework open source yang bisa dipakai untuk pengembangan aplikasi multiplatform, seperti Android, web, iOS, Windows, MacOS, Linux, sampai Fuchsia.
Pada Mei 2017 Google mulai memperkenalkan framework ini. Melalui Flutter, para developer bisa membuat aplikasi dengan background platform yang berbeda dari basis kode yang sama. Flutter mendapat banyak dukungan dari berbagai platform, yang pada akhirnya membuat Flutter menjadi salah satu framework pengembangan aplikasi populer dan paling banyak dipakai hingga menduduki peringkat ke-4.
Flutter mempunyai dua komponen utama, yaitu Flutter SDK (Software Development Kit) dan framework UI.
- Flutter SDK (Software Development Kit) – adalah kumpulan tools dan software yang dipakai untuk pengembangan aplikasi dengan memakai Flutter yang meliputi berbagai komponen, seperti compiler, debugger, emulator, dan berbagai library yang dibutuhkan untuk mengembangkan aplikasi Flutter
- Framework UI – komponen yang dipakai untuk menciptakan antarmuka pengguna aplikasi. Antara lain, widget, tombol, navigasi, dan lainnya yang memungkinkan developer menciptakan tampilan aplikasi yang menarik dan tetap di berbagai platform.
Melalui dua komponen tersebut, Flutter bisa membantu developer dalam membuat aplikasi cross-platform dengan kinerja yang tinggi namun dengan cara memakai satu basis code
Cara Kerja Flutter
Seiring dengan pengembangannya, Dart merupakan bahasa pemrogaman yang dipakai untuk menciptakan apliklasi Flutter. Bahasa ini dirancang Google dan mempunyai sintaks yang meyerupai bahasa pemrograman lain seperti JavaScript dan Java.
Maka dari itu, Flutter mudah untuk dipelajari oleh pengembang yang sudah mempunyai pengalaman dalam bahasa-bahasa tersebut termasuk bagi pemula. Bagi anda yang ingin tahu lebih banyak, berikut ini terdapat cara kerja framework Flutter.
- Developer memakai bahasa Dart dan widget bawaan dari Flutter untuk pengembangan aplikasi.
- Di Android, kode dikompilasi dengan mesin C++ menggunakan Android NDK (Native Development Kit), sedangkan di iOS, kode dikompilasi dengan LLVM (Low-Level Virtual Machine).
- Pada platform Android, kode native lalu dikompilasi kembali dengan Dart compiler.
- Setelah proses tersebut, kode akan dicocokkan agar bisa dipakai di lintas platform.
Kelebihan Flutter
Popularitas Flutter di lingkungan para developer tidak terlepas dari iming-iming keunggulannya. Oleh sebab itu, berikut telah disajikan beberapa kelebihan Flutter yang menarik minat para developer.
- Lebih mudah dan cepat mengembangakan aplikasi
- Adanya custom user interface yang menarik
- Performa yang mirip dengan aplikasi native
- Biaya yang dikeluarkan lebih hemat
Kekurangan Flutter
Tidak hanya mempunyai keunggulan, framework Flutter juga mempunyai berbagai kekurangan. Berikut ini terdapat beberapa kekurangan Flutter yang bisa dijadikan pertimbangan jika ingin menggunakannya.
1. Library pihak ketiga yang belum banyak
Satu dari kekurangan utama Flutter yaitu terbatasnya jumlah library pihak ketiga yang tidak sebanyak platform lain. Sebab masih baru dan komunitas pengembangannya juga masih sedikit. Jadi, ketersediaan resource code atau library untuk Flutter masih terbatas.
Library ini berisi sejumlah fungsi coding yang dipakai kembali untuk memudahkan dalam pembuatan aplikasi. Namun, jumlah library yang ada untuk pengembangan aplikasi di Flutter masih terbatas. Maka dari itu, pengembang perlu membuat beberapa uji coba untuk mengatasi keterbatasan ini.
2. Aplikasi yang dihasilkan berukuran besar
Meski aplikasi yang dikembangkan dengan Flutter menyatakan kinerja yang stabil, tapi mereka cenderung mempunyai ukuran file yang besar. Sebagai contoh, aplikasi sederhana seperti “Hello World!” dalam native hanya mempunyai ukuran sekitar 500 kb, sedangkan di Flutter bisa mencapai 4 MB lebih.
Hal ini menimbulkan permasalahan bagi pemakai yang mempunyai ruang penyimpanan terbatas di perangkat mereka. Tidak hanya itu, ukuran besar juga membuat performa aplikasi berkurang, terutama di perangkat dengan koneksi internet yang lambat. Alhasil, pengguna mungkin ragu untuk memasang aplikasi dengan ukuran file yang besar.
3. Perlu untuk belajar bahasa pemrograman yang baru
Salah satu tantangan ketika menggunakan Flutter adalah harus belajar bahasa pemrograman baru, yaitu Dart. Meski popularitas Dart belum begitu dikenal dan masih berkembang, namun sudah banyak pengembang yang mulai menggunakannya.
Jika anda sudah mahir dalam bahasa pemrogaman Java atau C#, belajar tentang Dart mungkin tidak akan terlalu sulit. Tidak hanya itu, Flutter juga sudah menyediakan video tutorial di Youtube untuk membantu pengembang mempelajari Flutter secara lebih mudah.
Namun, saat ini sudah ada banyak course tentang Dart dan Flutter.
Kesimpulan
Flutter merupakan sebuah framework open-source yang dikembangkan oleh Google untuk menciptakan aplikasi yang bisa berjalan di crosss-platform seperti mobile, web, maupun dekstop. Framework tersebut memakai bahasa pemrograman Dart yang mempunyai sintaks menyerupai JavaScript dan Java.
Keberadaan Flutter membuat pengembang bisa menciptakan aplikasi single codebase yang dapat dijalankan diberbagai platform, sehingga proses pengembangan akan lebih cepat dan hemat biaya.
Dalam pembuatan aplikasi, anda dapat mengaksesnya secara online dan membutuhkan layanan hosting. Pastikan untuk selalu menggunakan hosting andalan seperti Hosteko. Yuk buat aplikasi Flutter anda bisa diakses semua orang dan jangan lewatkan artikel menarik lainnya di blog Hosteko.