Memahami Tentang Red Ocean Strategy dan Contohnya
Bagi yang berkecimpung di dunia bisnis dan startup pasti sudah tak asing dengan istilah red ocean strategy. Istilah ini merujuk pada salah satu strategi bisnis saat perusahaan berusaha bersaing di pasar dengan para kompetitor.
Jika sekilas dilihat, memiliki bisnis yang menggunakan taktik ini sangat beresiko. Karena harus bersaing secara head to head dengan kompetitor, pasti butuh usaha yang lebih keras. Namun, sebenarnya ada beberapa taktik ini banyak dilakukan karena memiliki calon pembeli yang sangat banyak dari berbagai kalangan.
Pengertian Red Ocean Strategy
Red Ocean Strategy adalah istilah yang pertama kali dicetuskan oleh W. Chan Kim dan Renee Mauborgne dan merupakan konsep yang berlawanan dengan Blue Ocean Strategy. Dalam red ocean strategy, perusahaan berusaha bersaing secara langsung dengan kompetitor agar dapat masuk ke pasar yang lebih besar.
Kebanyakan bisnis yang ada di dunia menerapkan strategi yang satu ini. Setiap perusahaan bersaing satu dengan yang lainnya dengan menjajakan produk yang sama. Namun, perbedaan satu brand dengan brand lainnya juga banyak. Mulai dari kualitas produk yang lebih baik, distribusi lebih cepat, dan lain-lain.
Red ocean strategy biasanya dilakukan di industri yang sudah stabil dan matang, serta memiliki pangsa pasar yang luas. Walaupun saling bersaing, tiap pelaku industri harus melakukannya secara sehat dan tidak bertentangan dengan hukum yang berlaku di negara tersebut.
Karakteristik red ocean strategy
Bisnis yang menggunakan red ocean strategy memiliki sejumlah karakteristik atau ciri-ciri khusus. Karakteristik tersebut berkaitan dengan keputusan bisnis yang diambil, di antaranya meliputi :
- Fokus berkompetisi di pasar yang sudah ada.
- Mengalahkan pesaing adalah fokus utama.
- Fokus pada pertukaran nilai/biaya (perusahaan memiliki pilihan antara menciptakan produk bernilai tinggi dengan biaya lebih tinggi atau produk bernilai sewajarnya dengan biaya lebih rendah)
- Berambisi untuk mengeksploitasi permintaan yang ada.
- Fokus pada eksekusi (marketing yang lebih baik, basis biaya lebih rendah, dan lainnya).
Sejarah Red Ocean Strategy
Red ocean strategy adalah istilah yang pertama kali muncul dalam buku Blue Ocean Strategy. Buku ini terbit pada tahun 2004 dan ditulis oleh Renee Mauborgne dan W. Chan Kim. Kedua penulis ini menyebut red ocean sebagai taktik bisnis yang paling banyak digunakan sejak dulu.
Kim dan Mauborgne menggambarkan red ocean sebagai kondisi pasar yang sangat kompetitif, tapi memiliki banyak konsumen potensial. Dalam konsep red ocean, semua bisnis saling bersaing satu sama lain untuk mengungguli kompetitor dan merebut konsumen yang ada.
Kondisi pasar yang sangat kompetitif ini membuat pertumbuhan bisnis lebih sulit dan potensi profit jadi lebih kecil. Terutama bagi perusahaan-perusahaan baru yang berskala kecil, tentunya akan melemah dengan pemain lama yang sudah memiliki brand recognition yang baik.
Nama red ocean dipilih karena persaingan head to head antar pebisnis ini menghasilkan kompetisi berdarah yang sengit. Dalam buku tersebut, mereka mengajukan blue ocean sebagai alternatif taktik bisnis yang dapat dilakukan. Namun, sebenarnya kedua strategi ini sama-sama memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing.
Penerapkan Red Ocean Strategy
Perusahaan umumnya memiliki dua pilihan dalam mengimplementasikan red ocean strategy. Strategi ini diterapkan agar produk atau layanan yang ditawarkan perusahaan semakin dapat diterima oleh pasar. Akhirnya, perusahaan akan mampu bertahan dan bersaing di tengah red ocean.
- Diferensiasi Produk (Product Differentiation)
Product differentiation adalah proses menginovasikan suatu produk atau jasa untuk menjadikannya lebih menarik. Tujuan utama diferensiasi produk adalah membunuh kebosanan masyarakat dan memenangkan pasar. Diferensiasi produk terlihat mudah tetapi sesungguhnya cukup kompleks. Diferensiasi produk harus menyesuaikan dengan selera pasar dan kebutuhan konsumen. Artinya, terdapat kesulitan dalam memprediksi pasar sehingga diferensiasi produk seringkali bersifat subjektif.
- Pengurangan Biaya (Cost Reduction)
Cost reduction adalah usaha untuk memanajemen aktivitas yang berkaitan dengan proses produksi melalui proses eliminasi biaya yang seharusnya tidak diperlukan agar biaya produksi dapat dikurangi. Tujuan utamanya adalah mengurangi biaya secara bertahap di bawah standar untuk mencapai efisiensi usaha. Alhasil, biaya produksi yang dikeluarkan mencapai angka minimum dan laba diperoleh maksimal. Pengurangan biaya ini tidak akan menurunkan kualitas produk ataupun memengaruhi penjualan produk.
Perusahaan hanya dapat memilih salah satu dari strategi di atas. Pemilihan strategi harus mempertimbangkan kondisi perusahaan dan menyelaraskan semua kegiatan menuju satu arahan strategis. Strategi manapun yang dipilih, red ocean strategy pada akhirnya mengarahkan pada bagaimana memenangkan kompetisi sebagai bagian dari pengembangan strategi.
Contoh Red Ocean Strategy
Setelah mengetahui pengertian dan sejarahnya, tentu penasaran apa saja perusahaan yang sukses dengan penerapan red ocean strategy? Berikut penjelasannya :
1. Samsung
Samsung adalah perusahaan teknologi asal Korea Selatan yang mendunia. Produk mereka beragam, mulai dari smartphone, laptop, hingga televisi. Dalam setiap produknya, Samsung bukanlah pemain pertama yang ada di pasar. Namun, mereka berhasil mengungguli banyak kompetitor dan akhirnya memiliki jutaan konsumen yang loyal.
Contohnya adalah produk Samsung TV yang sebenarnya termasuk pemain baru. Ada banyak perusahaan yang memproduksi televisi sebelumnya, seperti LG, Panasonic, SONY, dan lain-lain.
Hal yang membuat Samsung dapat bersaing dengan meningkatkan kualitas produk mereka. Contohnya, dengan menjual TV beresolui 4K UHD dan desain flat yang modern. Televisi produksi Samsung juga dilengkapi dengan fitur-fitur canggih dan harga yang relatif terjangkau. Dengan terus meningkatkan kualitas, Samsung dapat bertahan di pasar yang kompetitif dengan red ocean strategy.
2. Burger King
Burger King adalah restoran fast food asal amerika yang sudah memiliki cabang di banyak negara, termasuk Indonesia. Perusahaan ini menjadi franchise fast food sejak tahun 1972 dan semakin berkembang hingga saat ini. Burger King adalah contoh perusahaan yang menerapkan red ocean strategy, karena sebelumnya sudah ada banyak restoran fast food yang ada.
Di Amerika saja, orang-orang sudah lebih dahulu mengenal White Castle, Chick-fil-A, KFC, A&W, dan lain-lain. Namun, Burger King muncul sebagai restoran fast food dengan burger sebagai signature menu mereka. Ini memberikan Burger King nilai tersendiri di mata konsumen dan membuat mereka mampu bertahan di tengah persaingan yang ketat.
Perbedaan Blue Ocean dan Red Ocean
Salah satu perbedaan utama dan yang paling mencolok dari red ocean strategy dengan blue ocean strategy adalah keadaan kompetisi yang dimiliki oleh kedua pasar. Redocean strategy merupakan strategi di mana perusahaan berusaha untuk lebih unggul dibanding pesaing bisnisnya.
Sementara, blue ocean strategy merupakan strategi di mana perusahaan membuat industri baru di mana tidak ada kompetisi di dalamnya.
Kim, W. C., dan Mauborgne, R. menjelaskan secara gamblang mengenai perbedaan kedua strategi bisnis ini. Berikut adalah alih bahasa dari perbedaan red ocean strategy dengan blue ocean strategy menurut Kim, W. C., dan Mauborgne, R.
Strategi bisnis red dan blue ocean merupakan dua istilah dalam bisnis yang cukup baru dan sangat cocok dengan perkembangan bisnis masa kini. Dewasa ini, banyak sekali bisnis rintisan (startup) yang menggunakan strategi blue ocean strategy.
Walaupun begitu, istilah red ocean blue merupakan strategi yang cenderung sering sekali ditemui dalam suatu bisnis, yakni usaha untuk lebih baik dibanding kompetitor.