(0275) 2974 127
Istilah cyber crime tentu sudah dikenal oleh Anda yang sering scrolling di dunia maya. Jika Anda merupakan pengguna aktif internet, terutama di media sosial, maka Anda berisiko menghadapi ancaman cyber crime ini. Selain media sosial, ternyata server dan seluruh informasi yang ada di internet juga rentan terhadap serangan ini.
Apakah Anda mengerti tentang cyber crime? Jenis-jenis cyber crime apa saja yang ada? Apa saja konsekuensi dari cyber crime ini? Untuk menjawab semua pertanyaan tersebut, Anda telah menemukan artikel yang tepat! Karena Hosteko akan menjelaskan semua pertanyaan ini. Sudah siap? Mari kita mulai pembahasannya.
Cyber crime merujuk pada tindakan kriminal yang dilakukan melalui internet atau secara daring. Tindak kejahatan ini bisa menyerang siapa saja tanpa terkecuali, baik individu, institusi, maupun negara. Alasan di balik cyber crime juga bervariasi, bisa jadi hanya iseng, mencuri data, atau bahkan ingin merugikan korban dari berbagai aspek, terutama dalam hal keuangan. Oleh karena itu, penting untuk tetap waspada! Apakah Anda tahu siapa yang melakukan tindakan kriminal ini?
Aksi kejahatan ini umumnya dilakukan oleh sekelompok orang yang ahli dalam hacking, dan mereka bisa melaksanakan serangan baik secara bersama-sama maupun sendirian. Salah satu contoh adalah serangan terhadap situs web negara kita, yang pernah terjadi sekitar tahun 2020, ketika website DPR RI tiba-tiba tidak dapat diakses dan namanya pun berubah. Setelah penyelidikan lebih dalam, diketahui bahwa serangan tersebut adalah akibat dari DDoS. Apa itu DDoS? Kita akan bahas lebih lanjut nanti.
Ternyata, terdapat banyak tipe cyber crime, loh Sobat Teko. Di sini, akan kami uraikan beberapa jenis cyber crime yang sering muncul. Apa saja? Yuk, simak penjelasannya di bawah ini.
Dari namanya, jelas bahwa tipe cyber crime ini berorientasi pada pencurian identitas individu. Identitas yang dicuri ini bisa jadi dijual kepada pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab atau biasanya akan dipasarkan di dark web. Namun, dari mana identitas ini dapat dicuri? Ada sejumlah metode yang dapat digunakan oleh pelaku kejahatan tersebut.
Mereka dapat meretas situs web yang mengumpulkan data identitas pengguna untuk keperluan transaksi, seperti pada platform e-commerce. Selain itu, pelaku juga dapat menipu korbannya melalui tawaran online yang mengharuskan individu untuk memasukkan informasi pribadi, padahal sebenarnya tawaran tersebut tidak ada dan hanya bermaksud untuk melakukan kejahatan.
Cyber espionage merupakan bentuk cyber crime yang memanfaatkan internet untuk mengakses sistem jaringan komputer target guna mengawasi semua aktivitas yang berlangsung. Umumnya, cyber espionage ini ditujukan kepada pesaing, musuh politik, atau pejabat pemerintah yang menyimpan dokumen penting di dalam sistem mereka.
Kegiatan cyber espionage sering kali dilakukan dengan menggunakan spyware, yaitu perangkat lunak yang diinstal secara sembunyi-sembunyi oleh peretas untuk mengawasi korban di dunia maya. Dengan cara ini, semua kegiatan dan data berharga dapat diakses tanpa diketahui.
Apa yang dimaksud dengan carding? Carding merupakan sebuah bentuk kejahatan siber yang bertujuan untuk mencuri informasi mengenai kartu kredit. Selanjutnya, informasi ini akan dimanfaatkan oleh pelaku untuk melakukan transaksi atau bahkan menarik saldo limit kartu ke rekening milik korban. Carding dibagi menjadi dua kategori, yaitu card present dan card not present.
Card present adalah metode pencurian informasi yang dilakukan memakai alat skimmer kartu pada mesin EDC yang terdapat di kasir atau lokasi bisnis. Sedangkan card not present adalah pencurian data yang dilakukan melalui internet, biasanya dengan menggunakan email atau peretasan untuk memperoleh informasi korban.
Jika jenis cyber crime ini serupa dengan pencurian identitas, perbedaannya adalah bahwa pencurian data perusahaan menyasar organisasi. Penjahat akan melakukan tindakan untuk mencuri informasi penting dari perusahaan dengan berbagai maksud, salah satunya adalah untuk mendapatkan akses ke situs atau basis data secara ilegal. Data yang dicuri biasanya dimanfaatkan untuk kepentingan individu atau bisa juga dijual.
Mungkin tipe cyber crime yang satu ini masih terdengar asing. Namun, tahukah Anda bahwa jenis kejahatan siber ini sudah terjadi pada beberapa perusahaan besar seperti Nokia dan Domino? Seperti apa kejahatan ini berlangsung? Pelaku akan menyisipkan malware yang dapat mengendalikan sistem milik target, sehingga sistem dan data yang ada di dalamnya menjadi tidak bisa diakses, kecuali dengan kata sandi yang dibuat oleh pelaku.
Akibatnya, pelaku akan meminta sejumlah uang tebusan untuk mengembalikan akses sistem kepada korban. Bahkan dalam kasus Domino, pelaku meminta tebusan sebesar 30.000 Euro agar data pelanggan Domino tidak disebarluaskan.
Di dunia digital ini, sudah ada beberapa contoh cyber security yang pernah terjadi. Apakah Anda ingin tahu lebih lanjut? Mari kita telusuri contoh-contoh cyber security yang telah terjadi!
Contoh pertama dari cyber crime adalah phising. Phising merupakan suatu jenis cyber crime yang bertujuan untuk mengambil informasi pribadi melalui email, telepon, pesan teks, atau link palsu yang menyamar sebagai lembaga atau individu tertentu. Salah satu contoh dari cyber crime phising terjadi pada pengguna Paypal. Dalam situasi ini, korban akan menerima sebuah email yang ternyata palsu, yang meminta korban untuk mengklik tautan yang terdapat dalam email tersebut, seolah-olah email itu asli.
Setelah mengklik link tersebut, korban akan dibawa ke situs palsu yang mengharuskan mereka untuk mengisi berbagai informasi pribadi seperti nama, email, kata sandi, alamat, bahkan bisa juga nomor kartu kredit. Dalam tahap ini, korban biasanya belum merasakan keanehan karena email dan situs tersebut sering kali dibuat sangat mirip dengan aslinya, walaupun sebenarnya mereka sudah terjerat dalam penipuan. Oleh karena itu, jika kamu menerima email yang mencurigakan, terutama yang terdiri dari kombinasi huruf dan angka, kamu sebaiknya berhati-hati terhadap email tersebut!
Karena mungkin saja Anda sudah menjadi target dari cyber crime! Selain melalui email, phising juga bisa terjadi lewat telepon, seperti yang dialami beberapa pengguna Kredivo yang dijanjikan dengan promo, bonus, atau hadiah. Tak lama setelah itu, yang terjadi adalah para korban justru menerima tagihan besar akibat pembelian barang melalui e-commerce Bukalapak.
Contoh cyber crime berikutnya adalah cyber terrorism. Cyber terrorism merupakan suatu kategori cyber crime yang dapat merugikan negara, bahkan dapat membahayakan keselamatan seluruh penduduk dan juga pejabat pemerintah. Aktivitas cyber terrorism ini berkaitan dengan serangan terhadap komputer, jaringan, dan sistem informasi dengan maksud untuk menakut-nakuti, menekan pemerintah, atau mencapai tujuan politik tertentu.
Salah satu contoh dari cyber terrorism adalah serangan virus ILoveYou yang terjadi pada tahun 1999 dan pertama kali ditemukan di Filipina. Virus ini diperkirakan merusak sebanyak 10 juta komputer dan menyebabkan kerugian keuangan yang signifikan di jaringan komputer di Malaysia, Jerman, Belgia, Prancis, Belanda, Swedia, Hongkong, Inggris, dan Amerika Serikat.
DDoS atau Distributed Denial of Service adalah salah satu contoh cyber crime yang membuat lalu lintas server mengalami peningkatan beban yang menyebabkan ketidakmampuan untuk melayani koneksi dari pengguna lain, seringkali disebut dengan overload. Serangan ini cukup banyak dilakukan oleh peretas dengan cara mengirimkan permintaan ke server tanpa henti dengan volume data yang tinggi.
Pendekatan untuk menyerang DDoS umumnya dilakukan melalui berbagai metode, seperti menggunakan virus dan sekelompok bot yang tertanam dalam malware yang dikenal sebagai botnet. DDoS menjadi salah satu bentuk kejahatan siber yang populer karena dianggap mudah diimplementasikan namun mampu mendegradasi performa targetnya.
Salah satu contoh serangan DDoS yang pernah terjadi adalah serangan terhadap server Dyn, yang digunakan oleh banyak perusahaan besar seperti Twitter, Spotify, PayPal, Reddit, Yammer, GitHub, AirBnb, serta beberapa situs berita seperti New York Times, Mashable, dan The Guardian. Akibat serangan ini, beberapa situs tersebut tidak dapat diakses, mengakibatkan kerugian yang cukup signifikan.
OTP atau One Time-Password adalah kode yang berfungsi seperti kata sandi yang hanya dapat digunakan sekali dan bersifat sementara. Banyak sistem yang menggunakan OTP agar pengguna bisa mengakses kembali sistem tersebut. Popularitasnya menarik perhatian para penjahat yang berusaha melakukan kejahatan terkait OTP.
Kode OTP tersebut sebaiknya tidak diberikan kepada orang lain dalam keadaan apapun. Kebocoran kode OTP dapat dimanfaatkan untuk meretas akun transaksi online atau akun komunikasi yang Anda miliki. Contoh cyber crime ini sering kali terjadi pada beberapa pengguna platform e-commerce seperti Tokopedia dan Shopee dengan cara yang demikian.
Injeksi SQL merupakan metode untuk menyalahgunakan celah keamanan dalam database. Teknik ini dilakukan dengan mengubah perintah SQL dalam formulir input aplikasi, sehingga peretas dapat mengirimkan instruksi ke database aplikasi. Dengan cara ini, mereka dapat mengakses data yang seharusnya tidak mereka lihat, serta menghapus dan mengubah data sehingga sistem mengalami perubahan.
Peristiwa peretasan ini pernah terjadi pada salah satu situs e-commerce di Australia, dimulai dengan pencurian data dari SQL Server milik e-commerce tersebut melalui SQL Injection. Prosesnya diawali dengan pemindaian SQL Server; jika sistem keamanannya lemah, pelaku akan berhasil memperoleh data yang dapat dimanfaatkan. Total kerugian dari insiden ini mencapai sekitar AUS$20 ribu, yang setara dengan Rp215 juta.
Contoh dari cyber crime yang mungkin sudah tidak asing lagi adalah hacking. Hacking merupakan tindakan kriminal yang bertujuan untuk meretas situs web atau media sosial milik individu, organisasi, atau bahkan pemerintahan. Hacker adalah seseorang yang mempunyai ketertarikan mendalam pada komputer, mampu membuat serta memahami program tertentu, dan berobsesi untuk mengawasi sistem keamanannya. Menariknya, hacker dapat dibedakan menjadi dua kategori, yaitu hacker yang berperan dalam menguji keamanan suatu situs dan memberitahukan pemilik situs mengenai celah yang dapat dimanfaatkan.
Di sisi lain, terdapat pula hacker yang tidak bertanggung jawab, yang hanya berambisi merusak dan mencuri data. Salah satu contoh cyber crime yang pernah terjadi adalah pada kasus Tiket.com. Tiket.com mengalami kerugian sekitar 4 miliar rupiah, sementara Citilink mengalami kehilangan sebesar 2 miliar rupiah. Di sisi lainnya, hacker tersebut bahkan telah mendapatkan keuntungan hingga 1 miliar rupiah. Metode hacking yang digunakan ternyata bukanlah teknik yang sangat rumit, hanya dengan mencuri kode pemesanan tiket penerbangan, lalu menjualnya melalui Facebook dengan potongan harga 30-40%, sehingga menarik banyak pembeli. Sangat menyeramkan, bukan!
Pemalsuan data adalah kegiatan menciptakan dokumen palsu yang disimpan sebagai dokumen tanpa naskah di internet. Dokumen-dokumen ini biasanya dimiliki oleh organisasi atau lembaga yang mempunyai situs web berbasis basis data.
Aktivitas pemalsuan data umumnya mengarah pada dokumen perdagangan elektronik dengan cara menimbulkan kesan terjadinya “kesalahan pengetikan”, yang pada akhirnya menguntungkan pelaku karena korban akan memberikan informasi pribadi dan nomor kartu kredit yang bisa disalahgunakan.
Cracking merupakan salah satu bentuk cyber crime yang bertujuan untuk secara ilegal mengakses sistem komputer dengan cara merusak keamanan perangkat lunak atau sistem komputer, yang dapat mengarah pada tindakan kriminal. Para pelaku cracking melakukan berbagai tindakan untuk mencuri, mengakses, memodifikasi data, serta menyebarkan malware.
Terdapat berbagai macam bentuk cracking yang dapat terjadi, seperti password cracking, software cracking, dan network cracking. Anda dapat menghindari berbagai jenis serangan cracking dengan cara membuat kombinasi password yang unik, menggunakan VPN, mengunjungi situs yang sudah memiliki HTTPS, serta tidak mengklik tautan atau iklan yang ada di internet.
Cyber Crime memiliki pengaruh yang signifikan, termasuk kerugian keuangan. Lantas, apa saja konsekuensi yang akan dialami oleh para korban? Mari kita bahas!
Seperti yang telah kita diskusikan sebelumnya, salah satu konsekuensi dari cyber crime adalah hilangnya informasi penting. Ini dapat terjadi baik pada individu maupun organisasi. Oleh karena itu, Anda perlu lebih berhati-hati, terutama terhadap informasi penting yang Anda miliki seperti nama, alamat, nomor kartu kredit, email, dan password.
Informasi sensitif ini dapat dicuri dan disalahgunakan untuk tindakan kriminal lainnya. Contoh yang sering terjadi saat ini adalah penggunaan data pribadi untuk pengajuan pinjaman online. Sangat menakutkan jika tiba-tiba Anda menerima berbagai tagihan meskipun kamu tidak pernah mengajukannya.
Salah satu konsekuensi dari cyber crime adalah kerugian finansial. Kerugian ini dapat terjadi akibat berbagai situasi seperti penyalahgunaan kartu kredit serta tindakan cyber crime yang mengakibatkan kerugian, misalnya dalam kasus penjualan tiket di Tiket.com. Di Indonesia, pada tahun 2018, dampak dari kejahatan siber ini dapat mencapai jumlah Rp 478,8 triliun. Dampak ini juga dapat mengenai siapa saja yang menjadi korban.
Dampak dari cyber crime yang berikutnya adalah reputasi online. Bayangkan jika Anda seorang pemilik e-commerce, lalu e-commerce-mu terkena serangan cyber crime dan hal itu diketahui banyak orang termasuk pelanggannya. Mereka mungkin akan beralih ke e-commerce yang lain karena merasa kurang aman untuk bertransaksi di tokomu. Tentu saja ini bisa sangat merugikan, bukan? Oleh karena itu, tetaplah waspada!
Sangat penting bagimu untuk senantiasa menjaga keamanan sistem yang Anda miliki, karena jika sistemmu hanya sekali menjadi lemah, maka cyber crime akan mengancammu. Konsekuensi dari cyber crime juga cukup serius seperti kerusakan pada sistem yang Anda gunakan. Salah satu contohnya adalah serangan Ransomware yang menargetkan berbagai situs pemerintah, sehingga menyebabkan kerusakan pada sistem mereka.
Cyber crime mencakup semua tindakan akses ilegal terhadap transmisi data, yang berarti semua aktivitas yang tidak sah dalam sistem komputer termasuk dalam kategori kejahatan. Perhatian terhadap keamanan perangkat harus menjadi prioritas dan tidak boleh dianggap remeh. Jika Anda sedikit saja lengah, berbagai jenis cyber crime dapat mengancam sistem yang Anda miliki.
Dari artikel ini, Anda akan mendapatkan pemahaman lebih mendalam tentang cyber crime, jadi pastikan Anda tidak menjadi korban berikutnya! Beruntungnya, ada langkah-langkah pencegahan yang dapat diambil seperti rutin memperbarui software, memilih penyedia hosting yang terpercaya, menggunakan perangkat lunak antivirus, dan membatasi penggunaan jaringan yang tidak aman. Lindungi semua perangkat dan data pribadi Anda dengan baik! Semoga informasi ini berguna!
Situs web sekolah pendidikan sangat penting untuk menciptakan impresi awal yang positif. Sebelum orang tua…
Memahami Apa Itu Pengangguran Orang yang tidak memiliki pekerjaan dan belum mencari pekerjaan dikenal sebagai…
Karya ilmiah memiliki keterkaitan yang erat dengan pendidikan tingkat menengah dan tinggi, sehingga bagi para…
Apakah Anda sudah familiar dengan istilah OpenStack? Secara sederhana, OpenStack adalah sekumpulan skrip yang dikemas…
Mencari informasi atau menjelajah sesuatu di dunia maya adalah kegiatan yang dilakukan oleh banyak individu…
Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) adalah kartu yang harus dimiliki oleh setiap individu di Indonesia,…